"siang bu guru" ucap murid murid menyapa seorang gadis yang cantik mengikat rambutnya gaya ekor kuda.
"Siang juga anak-anak, apa kalian sudah selesai belajar" jawab gadis tersebut kepada anak-anak dengan tersenyum manis.
"Iya, kami sedang istirahat siang" kata salah satu anak lalu mereka melanjutkan bermain dengan yang lain.
Sedangkan gadis itu juga melanjutkan aktivitas nya, sebagainya guru dia harus disiplin dan menunjukkan kepada muridnya sikap yang baik.
Dia adalah Aurel Apriliani seorang guru olahraga yang jaga karate dan taekwondo, dia mengajarkan karate dan taekwondo di sekolah tersebut, dia tetap ramah dan mudah bergaul, dia juga tegas pada tempat yang tepat.
Hari ini dia berencana membeli makan di supermarket yang dekat di sekolahnya, dengan berjalan kaki supermarket hanya 10 jaraknya antara di sekolahnya.
Saat perjalanan ke supermarket ia tidak sengaja menginjak kulit pisang, entah siapa yang membuang sampah sembarang dan membuat orang bisa kecelakaan. Orang itu adalah dirinya sendiri.
"Aaaaaaa siapa yang membuang sampah sembarangan" kata Aurel saat dia terjatuh masih sempat mengomel.
Brruuuuk .... Bunyi bendanya ternyata kepala Aurel yang terbentur di beton dekat jalan tersebut, semua orang melihat dan menghampiri tempat Aurel.
"Cepat panggil ambulans itu guru Aurel, cepat" kata seorang wanita paruh baya menyuruh yang membawa ponsel untuk memanggil ambulan dan dia langsung menghampiri Aurel.
"Bu Aurel apakah kamu bisa mendengarkan ku" kata wanita itu langsung memapah Aurel di pangkuan nya, dia adalah penduduk asli sana, saat istirahat Aurel sering ngobrol dengan penduduk dekat sekolah itu.
"Bu.. wa..ti terimakasih, aku senang mengobrol dengan mu selama ini, mungkin ini kali kita mengobrol" kata Aurel masih tersenyum dan mengucapkan terimakasih kepada bu wati karena masih peduli padanya saat masih sekarat.
"Kamu pasti sembuh, sebentar lagi ambulan datang untuk membawamu kerumah sakit" kata Bu Wati kepada Aurel.
Tetapi Aurel hanya diam matanya sudah tertutup sambil tersenyum.
Tidak lama setelah itu mobil ambulan datang, tapi sudah terlambat Aurel sudah pergi selamanya.
"Kenapa kalian semua baru datang," kata bu wati kepada semuanya.
"Maaf bu jarak rumah sakit ke arah sini sangat jauh" kata perawat laki-laki yang membawa ambulan.
"Apa ibu keluarga" katanya lagi kepada ibu wati, karena pasien sudah meninggal.
"Tidak, dia yatim piatu aku tidak tahu dimana rumahnya, dia mengajarkan disekolah ini" kata bu wati lagi.
***
Sedangkan di tempat lain yang sangat jauh terdapat seorang gadis yang tertidur, gadis itu cantik tapi kecantikannya tertutupi dengan wajah kurusnya dan kulit putihnya yang pucat, badannya sangatlah kurus dan lemah..
Kemudian gadis itu membuka matanya karena mendengar suara berisik di luar kamarnya.
"Ishh dimana aku, tempat apa ini kumuh sekali" gumam Aurel sambil melihat sekeliling nya terdapat ruangan kecil hanya untuk tidur walaupun terlihat kumuh tapi tempat tidurnya rapi dan bersih dari kayu.
Tidak sengaja Aurel melihat tangannya yang kurus tetapi juga ada gelang disana, itu adalah gelangnya dia memakai gelang itu saat ia terjatuh oleh kulit pisang.
"Kenapa aku kurus sekali" gumam Aurel sambil memeriksa keadaan mengusap-usap wajahnya yang kurus.
"Ini bukan tubuhku, kurus sekali dan lemah" gumamnya lagi sambil berpikir dimana dia sekarang bukankah dia sudah mati.
Tiba-tiba kepalanya sakit ia mengernyitkan keningnya karena merasakan sakit lama kelamaan bertambah sakit, ia memegang kepalanya.
"Argh, sakit sekali apa yang terjadi denganku" gumamnya lagi sambil memegang kepalanya erat-erat.
Kemudian dia melihat ingatan-ingatan tentang kehidupan gadis ini, saat dia kecil dan sampai sekarang.
"Ternyata aku telah terlempar ketubuh gadis ini, kasihan sekali gadis ini, sudah jadi pembantu dirumahnya sendiri, di paska menikah pula" kata Aurel kasihan kepada gadis itu sekarang menjadi dirinya.
Karena gadis itu meninggal karena kelelahan juga kelaparan dan banyak pikiran, karena ia mendengar pembicaraan bibinya bersama sepupunya, untuk menikah kan dirinya dengan tunangannya sepupunya sendiri.
Pertunangan ini dilakukan sejak kecil, karena kedua orang tua mereka berteman dengan kepala desa sekarang, juga berteman dengan ayah Aurel.
Sebenarnya pertunangan ini diajukan kepada ayah Aurel tetapi Aurel waktu itu belum lahir masih dalam kandungan, kakak ipar ayahnya sudah melahirkan gadis cantik sudah berumur dua tahun dan seumuran dengan anak kepala desa sekarang.
Jadi pertunangan dilakukan dilakukan kepada sepupunya yang sekarang.
Hari berjalan menjadi bulan dan menjadi tahun, beberapa tahun kemudian anak kepala desa mengalami kecelakaan jatuh dari tebing saat berburu ke gunung menyebabkan ia lumpuh tidak bisa berjalan.
Karena itu sepupunya Aurel menyerah kepada anak kepala desa, tidak mau menikah dengannya karena dia mencari pria yang sempurna.
"Aku sungguh tidak beruntung, kenapa aku kesini bukannya ke surga, apa karena gelang ini ya" kata Aurel sambil mengambil gelangnya, karena saat dia memakai gelang ini ia langsung masuk kesini.
"Kenapa gelang ini mengikuti kesini, dan gelangnya sudah pecah lagi" kata Aurel lagi sambil melihat gelang yang retak.
"Mungkin saat aku jatuh juga terbentur" kata Aurel lagi sambil menggesek-gesekkan jarinya kesana.
"Iiss benar sana gelang ini membuatku tidak beruntung, sekarang dia membuatku luka" kata Aurel kesal hampir saja dia melempar gelang itu ke lantai untuk menghancurkannya.
Tiba-tiba darah dari di jarinya meresap kedalam gelang itu, kemudian cahaya menyilaukan mata sehingga aurel menutupi matanya karena perih oleh cahaya itu. Kemudian cahaya itu menyelimuti seluruh tubuh Aurel dalam sekejap Aurel menghilang dari sana, dan tiba di tempat asing lagi yang tidak di kenali oleh Aurel.
Aurel tiba di tempat yang luas tanah yang subur yang begitu luas, lalu Aurel menyelusuri tempat itu.
"Tempat apa ini dimana aku, ya tuhan" kata Aurel takut kenapa dia tidak mati saja, mengapa juga harus terlempar sana sini.
"Gelang ini, memang sial sudah membawa aku kemana-mana, sekarang kemana lagi dia membawaku, tidak ada kehidupan disini" kata Aurel lagi.
Saat dia merasa lelah berjalan terlalu jauh, lalu matanya berbinar karena dia melihat rumah dua lantai, Aurel bersemangat menuju kerumah itu, untuk mencari petunjuk juga bertanya kepada penghuni rumah.
"Akhirnya ketemu juga rumah penduduk, eh, tapi kenapa hanya satu" kata Aurel bingung karena hanya melihat satu rumah saja.
"Hallo apa ada orang didalam, aku mau bertanya tempat apa ini"kata Aurel sambil mengetuk-ngetuk pintu, tiba-tiba pintunya terbuka sendiri.
"Apa aku terlalu kuat mengetuknya tidak juga tapi karena sudah terbuka lebih baik aku mengintip saja" gumam Aurel lalu ia masuk kedalam dengan jalan pelan-pelan seperti maling.
*******
Saat sampai di dalam rumah juga tidak ada orang, rumah itu terlihat bersih, dan rapi sama seperti rumah modern di kehidupannya sebelumnya.
Aurel menyelusuri seluruh ruangan tapi tidak menemukan seorang pun, lalu ia masuk ke ruangan pustaka di sana ada meja dan juga tempat duduk, dan buku-buku bersejajar disana memenuhi ruangan tersebut dengan berbagai macam buku, Aurel sangat takjub melihat buku sebanyak itu.
Lalu Aurel duduk di kursi yang ada mejanya, ia sudah lelah menyelusuri rumah tersebut karena badannya lemah, mata nya tidak sengaja melihat sebuah catatan di atas meja, Aurel mengambil dan membacanya.
"Selamat diruang dimensi bulan, jika kamu mendapatkan catatan ini berarti kamu yang beruntung mendapatkan ruang Dimensi bulan ini, ruangan ini bisa menanam apapun, juga bisa berternak. Kamu juga cukup mengerjakan nya dengan pikiranmu saja.
Dan didalam ruangan ini ada sumur air spiritual ajaib bisa dinamakan dengan air suci, air ini tidak pernah habis, kamu bisa mengunakan untuk tanaman juga diminum oleh manusia, bisa menambah energi berkuat tubuh, juga menyembuhkan penyakit dengan meneteskan satu tetes air suci kedalam minuman orang yang akan di obati.
Dan juga ada gudang penyimpanan di samping rumah ini, untuk menyimpang hasil panen, atau penyimpangan yang lain. Gudang ini luasnya tiada batas, jadi jangan takut kalau penuh karena gudang ini tidak pernah penuh
Makan disini selalu segar beberapa pun lamanya, tidak pernah busuk, dan tanaman disini bertumbuh dengan cepat.
Karena waktu disini berjalan dengan cepat, 1:30 di dunia luar, artinya satu jam di luar satu bulan disini.
Di lantai atas juga ada gudang penyimpanan perhiasan sesuai dengan kebutuhan pemilik, karena aku sudah menyimpan semuanya kamu boleh mengambilnya.
Salam kenal pemilik lama"
Aurel tertawa sangat riang setelah membaca surat itu, dia sangat bahagia ternyata dia mendapatkan ruang Dimensi Bulan, seperti di novel.
Hahahaha hahaha
"Terimakasih tuhan, tenyata gelang ini adalah gelang keberuntungan aku tarik lagi kata-kata yang lalu" ucap Aurel dengan lantang dan gembira.
"Badan ku masih lemah, lebih baik aku minum air suci" kata Aurel dia memikirkan tempat air spiritual atau air suci seperti yang ada dalam surat, dalam sekejap dia sudah berada dekat sumur tersebut.
Semurnya penuh dengan air suci jadi Aurel langsung mengambil nya, kemudian langsung meminumnya.
"Huf segar semua rasa lelahku hilang dan berenergi, sekarang hanya tinggal Menaik berat badan ku, supaya menjadi ideal" gumam Aurel lalu ia keluar dari ruang dimensi menuju kamarnya lagi.
"Kemana gelangnya" gumam Aurel saat sampai di kamarnya ia tidak melihat gelangnya lagi, lalu ia mencari-cari nya tidak ketemu, dan memeriksa lengan apa menghilang kedalamnya. Dia hanya melihat tanda bulan kecil lengannya terletak di urat nadinya.
"Jangan-jangan gelang itu berubah menjadi tanda bulan, karena ruangku adalah ruang Dimensi bulan" gumam Aurel sambil menggosok-gosok tanda itu lalu ia masuk kedalam ruangnya kembali.
"Ternyata besar ini adalah ruang ku" kata Aurel lagi dengan senang ternyata gelangnya tidak hilang, sudah menjadi dengan tanda bulan.
Lalu ia keluar lagi dari ruang dimensi, saat sampai di luar masih tercengar suara ribut, membahas tentang pernikahan.
"Kapan aku menyingkirkan keluarga ini, mereka sama saja dengan benalu," gumam Aurel lalu ia mengingat kenangan Aurel tubuh asli.
"Tubuh ini juga bernama Aurel sama dengan ku, dia mempunyai adik sekarang menjadi adikku" gumam Aurel lagi.
"Kamu tenang saja Aurel, sekarang tubuh sudah menjadi milikku, sekarang sekarang kamu adalah aku, semoga kamu tenang sana bertemu dengan ibu kita, aku akan adik kita, aku juga akan membalas dendam mu" kata Aurel dengan sungguh-sungguh, kemudian dia merasakan hangat di tubuhnya, pertanda Aurel asli benar-benar pergi dari tubuhnya dan menjadi tubuh Aurel pendatang.
"Terimakasih, aku pasti akan menjaga adik juga membalas dendam, tapi bukan sekarang karena sekarang aku belum kuat" katanya lagi.
"Pertama, aku menyetujui pernikahan ini, dengan ada air suci aku bisa menyembuhkan anak kepala desa, karena aku menyembuhkan nya dia akan balas budi saat itu aku menjadikannya sekutu ku, " guman Aurel sambil memikir rencananya lalu ia menulisnya di buku.
"Kedua aku harus mencari sertifikat rumah ini, dan menjualnya setelah aku menikah" gumam Aurel lagi sambil mencatat.
"Ketiga, aku minta kepada kepala desa untuk membawa adikku dengan ku saat aku aku menikah" gumam Aurel lagi.
Aurel menulis semua rencananya kedalam buku catatannya. Setelah selesai ia menyimpan buku catatan kedalam ruang nya.
"Dulu ayah pernah mengingatkan kan aku tentang ruangan rahasia dikamarnya, aku harus selidiki" gumamnya lagi.
"Aku harus menyelidiki saat rumah kosong" gumamnya lagi.
"Untung saja aku datang kesini malam hari, mereka semua tidak menggangu ku malam ini"
Lalu Aurel masuk lagi kedalam ruang dimensi untuk menyelusuri seluruh ruan nya, dia harus melihat lantai dua, karena lantai satu sudah ia lihat.
Di lantai dua ada ruangan perhiasan ia masuk kedalamnya, di sana ada macam-macam perhiasan gelang cincin kalung emas maupun peral, juga ada batu giok dan emas batangan di dalam peti-peti.
"Kalau begini aku kaya" kata Aurel lagi dengan gembira lalu ia menyusuri ruangan berikutnya yaitu tempat tidur, setelah itu ruangan ganti didalam nya ada berbagai macam pakaian yang indah sesuai zaman. Juga ada sepatu dan sandal plat juga heels semua ada, dia tidak perlu lagi membeli baju.
Hanya ada tiga ruangan di lantai atas, lalu ia turun kelantai satu ia masuk keruangan pengobatan, disana ada macam-macam obat-obatan baik zaman ini maupun obatan cina.
Lalu ia melihat ada bubuk tidur disana, Aurel mengambil nya.
"Keberuntungan masih ada padaku dengan obat ini, malam ini aku bisa beraksi mengambil sertifikat rumah juga tanah" gumam Aurel lalu ia menyimpan kedalam sakunya.
Kemudian aurel masuk ke dapur disana sudah lengkap dengan alat masak juga ada kompor juga ruangan makan.
Setelah itu Aurel masuk kedalam ruangan selanjutnya, yaitu ruangan senjata lengkap, ada pedang, pisau, belati, dan juga ada senjata api, dia tidak membutuhkan ini saat ini tapi tidak tahu untuk kedapannya.
Lantai bawah juga memiliki tiga ruangan, karena rumahnya hanya sederhana yang berlantai dua tidaklah terlalu besar, tapi Aurel tetap bersyukur dengan semua itu ia sudah bisa hidup bertahun-tahun.
Kemudian ia meriksa gudang yang berada samping rumah, yang dikatakan dalam surat gudang tanpa batas.
Saat sampai di dalamnya hanya ada beberapa peti didalam, Aurel melihat semua kotak, didalamnya terdapat benih.
.
.
.
Benih buah apel, jeruk manis, pear, buah persik, strawberry, Cherry, blueberry, anggur hijau, anggur unggu, anggur merah, alpukat, pisang, melon, semangka, jagung, padi, gandum dll.
Setelah itu aurel membuka peti berikutnya terdapat didalamnya juga benih macam-macam sayuran dan bumbu, bayam, kangkung, bawang merah, bawang putih, seledri, ketumbar, cengkeh, tomat, jahe, kunyit, lengkuas, cabai rawit, cabe keriting, labu, lobak, kol/kubis, brokoli, wortel, jeruk nipis, dll.
Setelah memeriksa semuanya Aurel pergi ketempat air suci karena ia sudah lelah, setelah minum air suci tenaga pulih kembali, ia kembali lagi kedalam gudang.
Setelah sampai di gudang Aurel mengambil benih apel dan jeruk, ia berencana menanam buah itu malam ini karena waktu berjalan cepat di dalam, ia bisa tenang bekerja.
Setelah ia sampai di hamparan yang luas ia memikirkan membuat lubang untuk menanam benih, setelah tanah sudah berlubang seluas satu hektar, ia lelah dan berhenti untuk memulihkan tenaga nya.
"Tubuh ini terlalu lemah, aku harus berolahraga dan berlatih kembali" gumam Aurel berencana melatih dirinya lagi.
Ia minum air suci kembali " segar... Memang air suci sesuai namanya, tenagaku kembali lagi" gembira Aurel lalu ia kembali bekerja untuk menanam benih.
Ia memikirkan memasukkan semua benih apel kedalam lubang yang telah yang telah ia gali, semua benih masuk kedalam lubang tersebut dengan rapi.
Aurel menyiram semuanya yang sudah di tanam dengan air suci, setelah semuanya selesai. Aurel melanjutkan mengemburkan tanah selanjutnya untuk menanam jeruk, ia juga membuat lubang seperti menanam apel. Setelah itu ia juga menyiram dengan air suci.
Setelah semuanya selesai ia berolahraga setelah itu untuk menguatkan tubuhnya, baru ia keluar dari ruang Dimensi. Kemudian dia tertidur dikamarnya dengan lelap dia kira ia tidak akan nyenyak tidur diatas papan ini ternyata tidurnya nyenyak.
Esok paginya Aurel terbangun dengan kokokan ayam kampung, yang saling bersautan, mata nya tidak mengantuk lagi.
"Ternyata aku beneran bertransmigrasi ke dunia ini, sampai sekarang aku masih disini" gumam Aurel dengan linglung, dia masih berharap kembali ke dunia.
Lalu ia melihat tangannya ternyata masih ada tanda bulan, lalu ia menghela nafas lega, ruangnya masih ada berarti itu bukan mimpi.
Hari masih gelap, Aurel pergi ke dapur untuk merebus ubi singkong, dan ubi jalar karena makanan di desa ini masih ubi karena harga beras mahal disini.
Desa ini tidak menanam padi, karena benih padi susah tumbuh di desa ini, dan membeli benihnya juga mahal, siapa yang sanggup membeli benih mahal
Hanya orang yang banyak duit yang dapat makan nasi dari beras, dulu saat ayahnya masih hidup mereka sekeluarga sering makan nasi.
Setelah sampai di dapur, sesuai ingatan Aurel ia mencari tempat ubi di simpan, ia mengupas semua kulitnya setelah itu memotong-motong semua ubi yang telah di kupas, lalu Aurel membersihkan semua ubi tersebut dan memasukkan kedalam panci yang sudah ia suci.
Lalu ia menghidupkan api dari ranting, dan memasukkan kedalam tungku, setelah apinya hidup ia meletakkan panci di atas tungku.
Didesa ini memasak masih menggunakan tungku batu tidak menggunakan kompor karena harganya mahal, hanya ada di kota.
"Aku bena-benar seperti pembantu di rumahku sendiri" gumam Aurel sambil membersihkan dapur, sudah beberapa menit ubinya sudah matang.
Aurel memindahkan semua ubi ke dalam mangkuk dan meletakkan di atas meja makan, ia menyisih untuk adiknya juga dirinya sendiri dan menyimpan nya di ruang.
Lalu ia membangun kan adiknya pergi ke gudang karena adiknya tidur disana, semua kamar sudah diambil oleh paman dan bibinya juga anak-anak nya.
************
Paman nya bernama Antoni dan bibinya bernama Lina mereka mempunyai tiga anak satu perempuan dua laki-laki.
Anak perempuan bernama siska putri berumur 20 tahun dua tahun lebih tua dari Aurel, ia memiliki sifat sombong dan angkuh ingin memang sendiri ia memiliki wajah yang cantik, karena keturunan dari kakek Aurel memiliki wajah tampan dan cantik, jadi anak-anak dan cucunya memiliki kecantikan mereka.
Karena kecantikan ia angkuh dan sombong banyak pemuda di desa yang menyukai, bertambah sombong lah dia,
Sebenarnya Aurel juga cantik bahkan lebih cantik dari siska kalau ia tidak kekurangan gizi karena ia kedua orang tuanya memiliki wajah tampan dan cantik.
Berbeda dengan siska, ibu nya hanya memiliki wajah biasa-biasa, untung ia lebih mirip dengan ayahnya kalau tidak dia tidak secantik itu.
Dulu siska selalu mengejar anak kepala desa William, tetapi william selalu menghindar darinya, saat dia sekolah di kota kecil dia tidak pernah pulang, hanya sekali bila rindu orang tuanya, dia hanya untuk menghindari tunangannya itu. Kalau dibatalkan kedua belah pihak sudah membuat perjanjian, ia termasuk anak yang berbakti kepada orang tua, jadi ia menerima saja.
Sejak umur delapan belas tahun William mengalami kecelakaan, di gunung menyebabkan kakinya lumpuh tidak bisa berjalan laki.
Siska me jauh dari William dan mencari pria yang lebih kaya dari desanya yaitu anak juragan tanah didesa itu ia tidak terlalu tampan seperti William tapi uangnya banyak.
Siska berencana menikah tahun ini, karena ia memiliki kontrak tunangan, ia menjadi cemas meminta orang tuanya untuk mengganti dirinya dengan Aurel sepupunya.
Kedua orang tuanya setuju, daripada menikahi orang cacat lebih baik berikan saja kepada ponakannya, jadi ia tidak melanggar janji,
Pembicaraan mereka di dengar oleh Aurel asli karena itu ia panik, dan meninggal karena fisik lemah sering lapar banyak pikiran dan digantikan oleh Aurel sekarang.
Sedangkan anak kedua adalah Fajri Putra berumur 16 tahun, ia juga termasuk sombong dan angkuh karena tinggal dirumah bata sering mengaku-ngaku bahwa itu rumahnya.
Sedangkan anak ketiga baru berumur 10 tahun, sedikit angkuh karena masih kecil tapi ia tetap saja sering menyuruh adik Aurel bekerja untuknya, karena buah jauh jatuhnya, jika orangtuanya sifatnya seperti itu anak mungkin juga.
Sebenarnya paman Aurel baik tapi semenjak menikah ia takut istri dan sifatnya berubah lama kelamaan, tidak mengingat lagi ajaran orang tuanya.
Sedangkan Aurel sendiri baru berumur 18 tahun, ia lemah dan sering ditindas oleh keluarga pamannya, sebenarnya orang desa sering melihat kehidupan Aurel dan adiknya tidak baik bersama pamannya, tapi mereka tidak bisa ikut campur keluarga mereka juga susah.
Tetangga yang baik hati hanya bisa memberi makanan secara diam-diam jika ada makanan dirumah mereka.
Aurel memiliki satu adik laki-laki bernama Bram Aprilio baru berumur 9 tahun, karena kekurangan gizi Bram seperti anak berumur tujuh tahun.
***********
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!