NovelToon NovelToon

Senja

Eps. 1 Hari Pertama Kuliah

Kring... Kring...

Seorang gadis mengulurkan tangannya dan mematikan alarm. Dia mencoba untuk tidur dan disaat yang sama seseorang menarik selimutnya.

"Ayo bangun! Nanti telat loh."

"Sebentar ma, Senja masih ngantuk."

"Habisin sarapannya, terus berangkat," kata mama.

"Iya ma," kata Senja. "Oh iya, Senja berangkat sama papa atau bang Dion?."

"Sama bang Dion," kata mama.

Pukul 07.30, Senja dan Dion berangkat ke kampus. Hari ini adalah hari pertama Senja masuk kuliah. 20 menit kemudian, mereka sampai di kampus. Senja turun dari motor, pamit kepada abangnya dan pergi menuju kelas.

Sesampainya dikelas, Senja melihat sekeliling dan menemukan bangku kosong di barisan kedua. Diapun duduk dibangku tersebut. Disebelahnya ada seorang gadis yang tengah memeriksa dirinya di cermin kecil dan memakai lipstik.

"Aku Senja," kata Senja sambil mengulurkan tangannya.

"Aku Lisa," katanya sambil membalas uluran tangan Senja.

Dosen mata kuliah pertama pun masuk. Dia memperkenalkan diri kepada mahasiswa dan meminta mereka untuk memperkenalkan diri juga.

"Namaku Senja Ayu Wibowo, panggil saja Senja," kata Senja memperkenalkan dirinya.

Satu persatu teman bertanya kepada nya, terkecuali seorang lelaki yang duduk di sudut kelas. Dia menatap kedepan namun pandangannya kosong dan sekarang giliran lelaki tersebut untuk memperkenalkan diri.

"Namaku Aldi Anggara," katanya dan setelah itu dia langsung duduk kembali.

Para mahasiswa sedikit ribut dan membicarakan dirinya, ada yang berkata bahwa dia sombong dan tidak ingin berteman dengan mereka. Senja melihat sekilas kebelakang, "Aneh," gumamnya.

Sekarang adalah waktu istirahat, Senja dan beberapa temannya pergi ke kantin. Mereka memesan makanan dan minuman, lalu duduk di salah satu bangku di kantin. Senja memesan bakso dan minuman dingin, dia melihat ke sekeliling. Dia bernafas lega ketika melihat bahwa bang Dion tidak ada dikantin.

"Sesekali makan bakso gak apa apalah ya," kata Senja.

Selesai makan, mereka kembali ke kelas. Kemudian beberapa dari mereka membicarakan Aldi, anak lelaki misterius yang saat itu sedang tidur.

"Tapi aku penasaran kenapa dia seperti itu, seperti ada yang disembunyikan," kata Lisa.

"Lelaki kayak Aldi itu menakutkan," kata Yola.

Tiba-tiba Andin berteriak dengan heboh, "Kalian harus lihat ini," katanya sambil meletakkan hpnya di hadapan teman-temannya.

"Aldi Anggara mencuri HP teman sekelasnya. Aldi Anggara terlibat dalam kasus perampokan di sebuah toko emas dan perampokan di salah satu bank," baca Lisa.

Mereka terkejut dan langsung melihat ke arah Aldi yang ternyata sudah bangun dan ke melihat ke arah mereka. Mereka langsung mengalihkan pandangan dan berbicara dengan suara berbisik.

"Kalau berita ini benar, berarti kita dalam bahaya," kata Lisa.

"Tapi berita itukan belum tentu kebenarannya," kata Senja.

"Senja, lihat ini. Ini foto nya Aldi. Gak mungkin beritanya salah kan," kata Andin.

Senja melirik ke arah Aldi, "Masa sih dia melakukan hal seperti itu?" gumamnya.

 

Mata kuliah hari ini sudah selesai, sebagian mahasiswa sudah keluar dari kelas. Senja berdiri dan menyandang tasnya.

"Jalan-jalan yuk," ajak Lisa.

Andin dan Yola mengangguk.

"Aku gak ikut ya. Belum izin ke mama," kata Senja.

"Nanti saja izinnya, mumpung kitabelum sibuk dengan perkuliahan," kata Lisa.

"Dek, ayo pulang." Tiba-tiba Dion sudah ada di depan pintu kelas.

"Lain kali ya," kata Senja kemudian menghampiri Dion.

"Itu abangnya Senja ya?" tanya Lisa kepada Andin dan Yola.

"Kayaknya sih iya. Ganteng ya," kata Andin.

#bersambung

Eps. 2 Sapaan Pertama

Senja dan Dion sedang dalam perjalanan pulang ke rumah. Namun, tiba-tiba Dion berhenti di sebuah toko buku. Mereka berdua masuk ke toko tersebut.

"Cari buku apa bang?" tanya Senja.

"Biasa, komik," jawab Dion.

"Jangan komik terus yang dibaca, nih baca buku ini," kata Senja sambil menyerahkan beberapa buku Matematika.

"Abang kan jurusan Matematika bukannya jurusan baca komik."

"Bawel," kata Dion sambil mencubit hidung Senja.

"Baca komik itu bisa menghilangkan stres, capek tahu ketemu sama angka-angka terus."

"Yang nyuruh abang masuk jurusan Matematika siapa? Bukannya abang sendiri yang milih," kata Senja.

Mendengar perkataan Senja, Dion hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Percuma berdebat sama adik satu-satunya ini, gak akan pernah menang.

"Kok lama pulangnya," tanya mama yang menyambut kedua anaknya di depan pintu rumah.

"Mampir ke toko buku dulu ma," jawab Dion.

"Bang Dion baca komik ma," kata Senja.

"Senja!!!" kata Dion kesal. Senja pun langsung berlari menuju kamarnya.

"Kalian berdua, sudah dewasa masih saja suka berantem," kata mama.

"Senja! Dion! Mama tunggu ya, biar kita makan siang bareng."

"Papa mana ma?" tanya Senja sambil duduk di kursi.

"Papa ada rapat di perusahaan, kayaknya pulang malam lagi," jawab mama.

"Papa sibuk banget ya ma?.

"Ya begitulah. Sudah ayo makan," kata mama sambil menyerahkan piring yang sudah di isi nasi. "Dion! Ayo makan!".

"Iya ma," kata Dion yang menghampiri meja makan. Makan siang bersama keluarga yang nikmat.

Sore harinya, Senja dan Dion pergi ke taman hiburan. Mereka membeli tiket untuk beberapa permainan. Saat itu, mata Senja melihat seseorang yang wajahnya tidak asing. Setelah di lihat lagi, itu Aldi, teman sekelasnya dikampus.

Senja menghampiri Aldi, "Hai, kamu sedang apa disini?."

"Kamu siapa ya?" tanya Aldi.

" Ah, aku Senja. Kita teman sekelas dikampus," kata Senja.

"Oh, aku gak kenal kamu," kata Aldi.

"Kalau begitu ayo kenalan, biar kamu kenal aku dan aku kenal kamu," kata Senja sambil tersenyum.

"Aku gak mau buang waktuku dengan yang namanya kenalan apalagi teman, jadi gak usah sok dekat denganku. Aku gak butuh," kata Aldi tegas dan pergi meninggalkan Senja.

Senja hanya bisa terdiam sampai Dion menepuk pundaknya. Senja nampak terkejut atas perkataan Aldi.

"Siapa dia dek?" tanya Dion.

"Teman sekelas dikampus bang," jawab Senja.

"Tapi kok kayaknya dia kesal sama kamu," kata Dion. Senja hanya menggelengkan kepalanya. Kemudian, mereka berdua menikmati permainan di taman hiburan itu.

"Apa sikapnya memang kasar seperti itu ya? Seperti ada yang di sembunyikannya. Apa ada hubungannya dengan kasusnya dulu?" gumam Senja.

"Ahh, kenapa aku malah mikirin dia sih? Tidur Senja! Besok harus kuliah. Jangan mikirin yang gak penting." Masih terpikirkan Aldi, Senja pun tertidur.

Tiba-tiba....

Senja berada di sebuah tempat yang tak dikenalinya. Ada sebuah toko emas dan bank di sana. " Apa yang terjadi?" tanya Senja pada dirinya sendiri.

Dari dalam toko emas terdengar suara ribut, kemudian seorang lelaki dewasa keluar dari sana, tangan kanannya memegang satu tas besar dan tangan kirinya memegang tangan seorang anak lelaki. Dan anak lelaki itu mirip Aldi! Kejadian yang sama terjadi di bank. Senja semakin bingung dengan keadaan disini. Dirinya berusaha bergerak tapi rasanya dia seperti terikat. Setelah berusaha, akhirnya dia bisa lepas dari ikatan tersebut dan dia terbangun. Nafasnya terengah-engah.

"Apa karena aku terlalu mikirin Aldi makanya sampai terbawa mimpi? Tapi apa maksud dari mimpi tadi?" gumam Senja.

Dia melihat jam yang menunjukkan pukul 01.00 dini hari.

#bersambung

 

Eps. 3 Dua Masalah

Setelah bermimpi seperti itu, Senja tidak bisa tidur lagi. Mimpi itu terus terbayang yang membuat dia semakin penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Siapa laki-laki yang bersama dengan Aldi di mimpinya itu. Untuk menenangkan pikiran, Senja pergi ke dapur untuk mengambil minum. Dia melihat lampu kamar mamanya masih hidup.

"Apa mama belum tidur ya?" gumamnya.

Dia berjalan menghampiri kamar mamanya dan tepat saat dia hendak membuka pintu, dia mendengar suara orang menangis.

Dia terdiam di depan pintu, "Kenapa mama menangis?." Kemudian, Senja kembali ke kamarnya, tadinya dia ingin membangunkan Dion tapi setelah di pikir-pikir lagi, dia memutuskan untuk tidak memberitahu abangnya.

Pagi telah tiba. Cuaca pagi ini sangat cerah, udaranya sejuk dan menyegarkan. Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil dari luar. Senja yang sudah rapi dan siap berangkat ke kampus melihat ada mobil papanya di halaman. Dia bergegas keluar rumah. Begitu papanya keluar dari mobil, dia langsung memeluknya. "Senja rindu papa. Kenapa papa baru pulang?."

"Maaf ya, urusan papa di kantor lagi banyak. Setiap saat harus rapat dengan klien," kata papa.

"Papa sudah pulang?" tanya mama yang keluar untuk menyambut papa.

"Iya nih, tapi cuma sebentar soalnya nanti jam 9 ada rapat lagi," kata papa.

"Yasudah ayo masuk. Senja, kamu sarapan dulu sebelum berangkat,"kata mama.

"Dion mana?" tanya papa.

"Dion lagi mandi, sebentar lagi juga selesai," jawab mama.

Senja mengikuti kedua orang tuanya masuk kerumah. Setelah Dion datang, mereka pun menikmati sarapan bersama. Tapi entah mengapa, rasanya ada yang berbeda. Senja melihat ke arah papa dan mamanya, mereka berdua lebih banyak diam. Padahal biasanya setiap makan, mereka pasti selalu bercerita. Papa dan mama hanya sibuk dengan makanan mereka masing-masing.

"Senja," panggil papa. "Bagaimana kuliah kamu."

"Lancar pa. Kayaknya hari ini baru mulai belajar. Kemarin cuma perkenalan saja," jawab Senja.

Papa menggangguk kemudian melanjutkan makannya.

Senja terus kepikiran dengan masalah Aldi di mimpinya dan suasana aneh orang tuanya. Dia ingin memberitahu Dion tapi Dion pasti menanggapinya dengan, "Perasaan kamu saja." Bahkan Senja tidak bisa fokus belajar.

"Kenapa malah jadi banyak masalah sih?" gumam Senja. Dia menghela nafas dan berusaha untuk fokus belajar.

"Kamu sakit ya?" tanya Lisa saat mata kuliah pertama selesai.

"Enggak kok," jawab Senja.

" Benar gak sakit? Soalnya kamu dari tadi aku lihat gak bisa fokus terus agak gelisah, selalu memijit keningmu," kata Lisa.

"Kamu merhatiin Senja sampai segitunya ya," kata Andin.

"Kebetulan pas aku lihat dia lagi begitu," kata Lisa.

"Tapi kamu benaran gak apa-apa?" tanya Yola.

"Benar," jawab Senja.

"Kalau ada masalah bilang sama kita, mungkin kita bisa bantu," kata Yola.

Senja hanya menggangguk. Apa yang akan terjadi kalau dia terus menerus kepikiran hal itu. Jadi gak fokus belajar terus kalau kayak gini. Senja menoleh kebelakang, melihat Aldi yang sibuk dengan hp nya. "Kalau aku tanya hal itu, dia marah gak ya? Tapi kalau aku gak tanya, aku bakalan penasaran terus."

Mata kuliah hari ini sudah selesai. Senja melihat keluar. Ada bang Dion diluar. Senja menghampiri abangnya.

"Dek, hari ini kamu pulang sendiri bisa?" tanya Dion.

"Bisa. Memangnya abang gak pulang?" tanya Senja.

"Ada satu mata kuliah lagi. Daripada kamu nunggu lama, pulang saja duluan," jawab Dion. " Beranikan pulang sendiri?."

Senja memukul pelan tangan abangnya, "Memangnya aku anak kecil? Yasudah, Senja pulang duluan ya. Nanti abang langsung pulang ke rumah. Jangan mampir baca komik lagi," kata Senja.

"Iya bawel. Hati-hati," kata Dion.

#bersambung

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!