*** Saat Di Dunia Modern***
Pada suatu hari di Jepang yang dijuluki dengan negeri sakura terdapat seorang tuan muda tampan yang berkulit seputih susu dan memiliki hidung sedikit mancung bernama Luke Alvarez Laventez, dia adalah anak dari sepasang suami istri yang memiliki gelar terhormat, bersekolah di kampus ternama yaitu Tokyo University, Dia sangat menyayangi adik perempuannya itu yang masih duduk dibangku SMP bernama Mora Axlyna Lavantez.
Meskipun Luke terbilang masi sangatlah muda dia sudah memiliki perusahaan yang tidak ada satu orang pun yang tau yaitu AL Company, dan dia juga dijuluki sebagai king of world, Jika bersama orang terdekatnya Luke memiliki sifat yang baik, jahil sama adiknya, penyayang, ramah, dan jika ia bersama orang asing memiliki sifat dingin, cuek, sulit untuk ditaklukan, tak kenal ampun, dan licik.
"Hoam... tidak terasa ternyata sudah pagi saja" kata Luke yang sedang meregangkan otot-ototnya sambil melihat ke sekeliling kamarnya
"Lebih baik aku segera bersiap untuk pergi ke kampus" kata Luke sambil melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi
Setelah selesai mandi Luke dengan cepatnya langsung memakai pakaiannya dan dia pun langsung saja melangkahkan kakinya mengarah ke depan cermin, saat Luke sedang menatap dirinya di hadapan cermin ia memiliki perasaan yang tidak mengenakan, tapi Luke tidak ambil pusing dia langsung saja bersiap untuk pergi ke kampus sambil menuruni tangga dengan santainya
"Sebelum ke kampus aku harus berpenampilan sempurna" kata Luke yang masih setia didepan cermin sambil berputar-putar
"Tapi kenapa perasaanku menjadi tak enak seperti ini?" kata Luke lagi yang terus-menerus memikirkan hal yang belum tentu terjadi
Kemudian tanpa menunggu waktu lama lagi dia pun telah selesai bersiap dan dengan perasaan senangnya langsung saja keluar dari kamarnya melangkahkan kakinya ke ruang makan yang ternyata sudah ada daddy dan adiknya itu
"Pagi semuanya" Kata Luke yang datang dengan perasaan senangnya itu
"Hey bang...kenapa lama sekali?, aku sudah sangat lapar" Kata Mora yng memasang wajah cemberutnya itu
"Maaf ya Mora, abang tadi lagi siap-siap" Kata Luke yang tersenyum sambil mencoba membujuk adiknya itu agar tidak cemberut lagi
"Baiklah lebih baik kalian berdua cepatlah sarapan sebelum terlambat" Kata lelaki tersebut yang mencoba melerai kakak beradik itu
"Oh ya daddy dimana mommy aku tidak melihatnya sejak tadi?" Kata Luke yang melihat ke sekeliling untuk mencari keberadaan sang mommy
"Mommymu Itu ada di dapur" Kata sang daddy sambil memakan sarapannya itu
"Hey bang, apa kamu mencari mommy?" Kata wanita tersebut yang masih mengenakan celemek sambil menata makanan
"Lebih baik cepat habiskan sarapannya sebelum kalian terlambat" Kata wanita tersebut sambil menarik kursinya perlahan
"Baik" Kata semua orang yang berada di ruang makan dengan serentak
"Daddy mommy Luke berangkat dulu ke kampus, hey ayo cepatlah Mora sebelum kita terlambat" Kata Luke yang sedikit menahan kesalnya dan langsung saja akan bangkit dari tempat duduknya itu
"Sabar dong bang Mora belum selesai sarapannya" Kata Mora yang terus saja memakan sarapannya dengan perlahan
"Mora kamu ini lama sekali cepatlah atau abang tidak akan mengantarmu ke sekolah" Kata Luke yang sudah mulai merasa sangat kesal dengan sang adik
"Huh... Baiklah daddy mommy Mora juga sudah selesai dan ingin langsung berangkat ke sekolah" Kata Mora yang menunjukan wajah kesalnya itu sambil bangkit dari kursinya
"Kalian berdua hati-hati dijalan" Kata wanita tersebut dengan sedikit berteriak sambil tersenyum ke arah mereka
"Dan kamu bang saat diperjalanan membawa mobilnya jangan ngebut" Kata lelaki tersebut dengan tatapan yang serius
"Maaf Dad Luke tidak janji" Kata Luke yang langsung saja melangkahkan kedua kakinya itu ke arah pintu
**Beberapa saat kemudian**
"kita sudah sampai cepet lah kamu bergegas masuk ke kelas sebelum bel berbunyi" Kata Luke yang melirik ke arah Mora sambil membuka sedikit kaca mobilnya itu
"Baiklah bang Mora masuk ke kelas dulu" Kata Mora yang berpamitan ke abangnya dan langsung saja dia masuk ke halaman sekolah dengan sedikit berlari
Setelah itu Luke pun segera menancapkan gasnya bergegas ke kampus dan setelah beberapa lama di perjalanan akhirnya dia sampai. Lalu Luke pun mulai turun dari mobilnya dengan wajah yang dingin dan datar, sampai-sampai seluruh penghuni kampus menjadi heboh
"Hey apakah dia itu murid baru"
"kayanya seperti itu, tapi dia terlihat lebih tampan daripada ketua BEM kita"
"Aku setuju dia akan menjadi orang pertama yang mengalahkannya*
"Tapi aku rasa wajahnya lebih ke cantik gak sih"
"Kyaa... aku akan menjadi fans pertamanya, dia memiliki wajah tampan dan juga cantik diwaktu yang bersamaan"
"kali ini aku setuju denganmu"
"Setelah sekian lama akhirnya aku bisa merasakan kembali yang namanya kuliah, jadi tidak selalu fokus dengan berkas yang selalu menumpuk" Kata Luke dengan wajah yang berbinar dengn sedikit wajah yang dingin
"Oh ya bagaimana keadaan markas ya, sudahlah nanti saja dipikirkan lebih baik aku segera menyelesaikannya dan langsung masuk saja ke kelas, tidak dimana-mana kaum wanita itu terlalu berisik sekali" Kata Luke yang segera bergegas pergi ke kelasnya sambil melangkahkan kakinya yang panjang itu dengan wajah yang dingin
BRAKK
"Hey siapa yang menendang pintu?" Kata lelaki tua tersebut yang dengan muka kesalnya
"Aku yang menendangnya memangnya ada masalah" Kata Luke sambil mengeluarkan aura intimidasinya
Glukk
"Ah...ternyata itu anda tuan muda, jadi silahkan memperkenalkan diri" Kata lelaki tersebut yang memberanikan diri sambil mencoba tersenyum
''Shut... kenapa ya pak dosen yang terkenal galak takut sama mahasiswa baru itu?'' kata salah satu mahasiswi tersebut yang sedang berbisik-bisik
"Ya aku juga penasaran, tapi dia ganteng banget dan cantik diwaktu yang bersamaan" kata teman sebangkunya sambil menatap Luke dengan kedua matanya yang berbinar
"Alah kamu ke setiap cowo seperti itu, tapi kalo untuk cantik aku setuju denganmu" kata mahasiswi yang berambut pendek tersebut
"Ish... jangan menggangu khayalanku, dan akhirnya kau juga setuju" kata teman sebangkunya itu yang memasang wajah dengan kesalnya
"Nama aku Luke" Kata Luke dengan nada yang dingin dan membuat suasana kelas menjadi sunyi
'Dia cantik sekali, aku harus mendapatkannya' (kata pria yang sedang tertidur dikelas tersebut tersenyum sambil mengunci batinnya itu)
"Apa ada yang ingin bertanya?" Kata lelaki yang sedikit tua tersebut
"Saya pak" Kata mahasiswi yang tadi berbisik ke teman sebelahnya mencoba memberanikan diri untuk bertanya
"Baiklah silahkan" Kata lelaki tersebut sambil membenarkan kacamatanya itu
"Siapa nama lengkap kamu?" kata mahasiswi tersebut yang mencoba untuk tenang
"Rahasia" Jawab Luke dengan singkat sambil menunjukan wajah datarnya
Kemudiaan saat Luke sedang memperkenalkan dirinya kepada mahasiswa yang ada dikelas tanpa dia sadari ada seorang lelaki yang diam-diam terus tersenyum ke arahnya tanpa henti
"Jadi pak, apa aku sudah bisa duduk?" Kata Luke lagi yang sangat dingin
"Baiklah tuan muda silahkan anda bisa duduk disebelah lelaki yang sedang tertidur itu dan Rey meskipun kamu mahasiswa terpintar setidaknya berhenti tidur dijam mata kuliah saya" Kata lelaki tersebut sambil melihat ke arah Rey dengan tatapan yang sangatlah tajam
"Ck mengganggu sekali" Kata Rey yang sedang meregangkan kedua tangannya
KRINGG
Kemudian bel istirahat pun mulai berbunyi dan semua orang berada di kelas keluar dengan berbondong-bondong. Lalu sejak tadi ada yang selalu memperhatikan Luke sambil tersenyum ke arahnya dan orang itu adalah Rey Wilson Seorang tuan muda dan pewaris dari keluarga terkaya No. 1 di dunia dan juga mafia yang sangat misterius
"Akhirnya bisa istirahat juga" Kata Luke dengan senangnya dan tidak sabar sejak tadi ada yang sedang memperhatikannya
"Kamu lucu juga" Kata Rey yang sedikit tersenyum ke arah Luke
"Ck orang gila" Kata Luke yang langsung keluar kelas dengan perasaan kesal sambil menghentakan kakinya
'kamu hanya miliku yaitu Rey Wilson seorang dan orang lain tidak boleh memiliki dirimu' (kata Rey langsung saja mengunci batinnya)
"Hey bisa tidak melihatku seperti itu secara terus-menerus membuatku risih saja" Kata Luke yang sejak tadi sudah kesal dan risih dengan kehadiran Rey
"Tentu saja jawabannya tidak, karena kamu sudah menjadi milik seorang Rey Wilson" kata Rey dengan tersenyum bangga
"Ck mengganggu sekali, dan aku ini masih normal" kata Luke yang sangat kesal dengan lelaki yang di hadapannya itu
"Aku akan membuat dirimu mencintai diriku" Kata Rey yang terus tersenyum ke arah Luke sambil menggandeng tangannya
"Terserah kamu saja" Kata Luke yang langsung berjalan meninggalkan Rey yang masih tersenyum
"Hey Rey bisa tidak kamu melepas genggaman tanganmu itu" Kata Luke yang mencoba untuk tenang
"Tidak bisa aku suka seperti ini" Kata Rey dengan lantangnya dan membuat semua orang yang ada disana menatap ke arah Luke dengan tidak suka
''Shut... bukannya dia itu mahasiswa baru dikelasmu?''
''Dia memang mahasiswa baru dikelasku''
''Lihatlah dia seperti tidak tau malu sekali''
''Ya bener itu''
''Apa dia tidak normal?''
''Aku juga tidak tau''
''Lihatlah bukannya mereka berdua sangatlah serasi''
''Ya aku orang pertama yang akan menjadi penggemar mereka''
''Lihatlah yang satu tampan dan yang satu lagi cantik''
''Benar sekali, aku saja yang perempuan merasa inseciure sekali''
''Aku setuju denganmu''
''Jadi nama yang cocok apa ya untuk mereka?''
''Bagaimana kalau The Couple Of Domination?''
''kami setuju jadi sudah diresmikan mulai hari ini juga''
"Tapi sepertinya penggemarmu tidak menyukainya" kata Luke yang mencoba untuk santai
"Jangan pikirkan tentang mereka, jadi kita akan duduk dimana?" Kata Rey yang masih saja tersenyum bodoh
"Kita duduk dipojok saja" Kata Luke dengan singkatnya sambil memutar matanya malas
"Baiklah sayang mari kita duduk dan aku yang akan pesan kan makanan untukmu" Kata Rey yang langsung saja pergi tanpa menunggu jawaban darinya itu
"Ck menyebalkan sekali" Kata Luke yang terus bergumam tidak jelas
Lalu Rey dan Luke duduk di pojok dan dia merasa selalu ditatap seperti ada yang ingin memakannya, meskipun Luke bisa saja membunuh mereka semua ditempat tapi dia mengurungkan niatnya itu. Lalu saat Luke sedang berguman tidak jelas tiba-tiba ada seorang perempuan yang menyiramnya dengan air panas
"Ups maaf tadi tanganku licin sekali, jadi tidak sengaja mengenaimu" Kata perempuan tersebut dengan santai sambil tersenyum mengejek
"Shutt... bukannya itu Bella ya" Kata mahasiswi yang sedang berbisik-bisik
"Benar dia itu bukannya dikenal sebagai Queen bullying" Kata mahasiswi tersebut yang berbisik bisik sambil melihat ke arah meja milik Luke
"Mahasiswa baru itu sangatlah sial sekali bertemu dengannya" Kata mahasiswi yang berada di bangku sebelah Luke sambil menggelengkan kepalanya
"Hey jika kamu belok jangan bersama pacarku" Kata Bella sambil menarik rambutnya Luke
"Ck dasar hama penggangu" Kata Luke dengan kesalnya sambil mematahkan lengan Bella
"Apa yang kamu katakan?" Kata Bella yang mulai marah dengan apa yang dikatakan oleh Luke
"Aku hanya mengatakan kebenarannya saja" Kata Luke yang tersenyum tipis ke arah Bella
"Hoh... Jadi siapa pacarmu itu?" Tanya Luke yang tersenyum ke arahnya sambil mengeluarkan aura miliknya
Kemudian Rey pun kembali ke meja miliknya dan Luke sambil tergesa-gesa dan memasangan wajah yang khawatir
'kenapa aku merasakan ada yang mengeluarkan aura membunuh hampir sama dengan milikku' kata Rey yang memasang wajah bingung sambil berbalik ke arah keributan
"Hey ada apa ini?" Kata Rey sambil melihat ke arah tempat kejadian tersebut
"T-tentu saja pacarku itu tuan muda Wilson" Kata Bella yang tersenyum bangga sambil memberanikan diri menyentuh Rey
"Oh ya Rey apa hama ini pacarmu?" Kata Luke yang menarik auranya lagi
"Sayang lihatlah tadi lelaki yang belok ini mau merebutmu dariku" Kata Bella sambil bergelayut manja di tangan Rey
"Hey memangnya kamu siapa aku tidak kenal?" Kata Rey dengan sarkasnya sambil mencoba melepaskan tangan Bella
"Dengar ini baik-baik pacarku itu cuma satu yaitu Luke Alvarez Laventez" Kata Rey dengan lantangnya
"Kenapa kamu bisa tau?" Kata Luke yang terkejut dengan lelaki dihadapannya ini
"Tentu saja sayang aku tau semuanya tentang dirimu" Kata Rey yang tersenyum tipis ke arah Luke sambil mengusap kepalanya
"Jangan sembarangan mengatakan sayang kepadaku" Kata Luke yang mencoba untuk menahan agar tidak merona dihadapan Rey
"Hey apa tadi aku tidak salah dengar?" Kata mahasiswi tersebut sambil berbisik-bisik ke arah temannya tapi masih bisa didengar oleh Rey dan Luke
"Tentu saja kamu tidak salah dengar, seorang Ketua BEM dan Ketua basket yang dijuluki Pangeran Es itu benar-benar menyukai mahasiswa baru" Kata temannya mahasiswi tersebut
"Dan yang paling membuat aku terkejut adalah ternyata mahasiwa baru itu adalah tuan muda keluarga terkaya No 2" Kata temannya yang mulai ricuh
'Ck apa-apaan sih dia mengaku jadi pacarku dan julukan pangeran es itu tidak cocok dengannya' kata Luke dengan kesal dengan sedikit terkejut dan menahan agar tidak salah tingkah sambil mengunci batinnya
"Jadi sudah dengar bukan" Kata Luke yang menyunggingkan bibirnya sambil melihat ke arah Bella
Setelah kejadian itu Bella pun mulai meninggalkan kantin dengan perasaan malu, kesal, dan benci sambil menghentakan kakinya meninggalkan kantin yang berangsur-angsur menjadi sepi
"Awas aja kamu Luke tunggu pembalasanku" Kata Bella yang berlari meninggalkan kantin
"Heh akan aku layani semuanya" Kata Luke dengan santainya sambil melirik ke arah Rey yang menatapnya dengan tersenyum bodoh
"Apa yang kamu lihat?" Kata Luke yang melihat kearah pakaiannya
"Hehe... Maafkan aku yang melihatmu seperti itu dan maaf juga telah mengatakan hal yang membuatmu tidak nyaman" Kata Rey yang tersenyum tulus ke arah Luke
"Perkataanmu yang mana?" Kata Luke yang berpura-pura tidak tau
"Tapi aku serius ingin menjadikanmu itu miliku dan aku akan mengantarkanmu ke ruang ganti" Kata Rey dengan wajah yang serius
"Tentang ini kamu bisa melupakannya, dan soal perkataanmu itu aku akan memikirkannya, baiklah terima kasih" Kata Luke yang tersenyum paksa ke arah Rey
"Jadi kamu tidak mau menjadi milikku?" Kata Rey yang menundukan kepalanya dengan wajah yang masam
"Huh... bukan seperti itu, aku hanya ingin membutuhkan sedikit waktu saja untuk memikirkannya" Kata Luke yang mencoba sedikit menghibur Rey
"Baiklah aku mengerti" Kata Rey yang memaksakan untuk tersenyum
"Aku hanya membutuhkan waktu seminggu" Kata Luke yang membalas senyumannya dengan tulus
"Tapi itu terlalu lama bagiku" Kata Rey yang merengek sambil memegang tangannya Luke
"Huh baiklah aku akan memberikan jawaban saat di halaman kampus" Kata Luke yang menunjukan senyum terpaksa ke arah Rey
"Baiklah aku tunggu jawabanmu itu sayang" Kata Rey yang mencium pipi Luke dan langsung lari ke arah kelas dengan tersenyum seperti orang gila
"Dasar orang aneh" Kata Luke yang tanpa sadar tersenyum lembut dengan tingkah Rey
Setelah itu tanpa Luke sadari ada seseorang memperhatikannya sejak tadi dan dia memiliki niat yang jahat, perempuan itu adalah Bella
"Heh liat aja Luke apa yang akan aku lakukan kepadamu?" Kata Bella yang menatap Luke dengan rasa penuh kebencian
'Ternyata ada tikus yang ingin bermain-main denganku' kata Luke sambil tersenyum tipis
KRINGG
Kemudian bel pun mulai berbunyi mahasiswa yang berada dikantin satu persatu kembali ke kelasnya masing-masing dan suasana kantin yang awalnya Ricuh berubah menjadi sunyi
BRAKK
"Siapa lagi yang masuk sambil menendang pintu?" Kata dosen killer tersebut sambil menatap tajam ke arah pintu
"M-maaf tuan muda saya tidak tau jika itu anda" Kata dosen killer tersebut yang tersenyum kikuk
'Heh Luke kamu akan hancur ditanganku' Kata Bella dengan percaya dirinya
'Hoh aku ingin tau apa yang ingin dilakukan seekor tikus' Kata Luke yang tersenyum ke arah Bella
'Ternyata ada yang ingin mencari masalah dengan kesayanganku ini' kata Rey yang tersenyum melihat Luke yang masih tertidur sambil mengunci batinnya
"Bu lihat Luke tidur saat pelajaran berlangsung" Kata Bella dengan lantangnya dan membuat isi kelas menatap ke arah meja milik Luke
"Ck berisik mau tidur aja rasanya sulit sekali" Kata Luke sambil membenarkan posisi tidurnya itu
"Biarkan saja mungkin tuan muda sedang kelelahan" Kata dosen killer tersebut sambil tersenyum tipis ke arah Luke
"Bu kenapa tidak adil sekali?" Kata Bella sambil sedikit merengek
"Hey Bella lebih baik kamu diam atau mau saya hukum" Kata dosen killer tersebut sambil menatap tajam ke arah Bella
"Baik bu" Kata Bella yang ketakutan sambil menundukan kepalanya
"Shut... lihat deh, kenapa dia masih saja berani kepada Luke?"
"Benar aku saja tidak berani"
"Memang benar gelarnya itu Queen Bullying dan suka nyari masalah"
"Aku setuju denganmu"
"Hey kalian mulai berani denganku" Kata Bella yang sejak tadi menahan emosinya
"Tentu saja" Jawab perempuan tersebut dengan cepat dan tanpa ada rasa takut
"Hey apa kamu yakin mengatakan itu?" kata temen sebangkunya itu
"Tentu saja berani" kata perempuan tersebut dengan sangat lantang
"Hey jangan menatap orang yang ada dikelas ini seperti itu" Kata Luke yag mulai angkat bicara sambil mengeluarkan aura intimidasi
"Ternyata aura ini dari kesayanganku" Kata Rey yang tersenyum menatap ke arah Luke
"Jangan mengaturku" Kata Bella yang sejak tadi sudah ketakutan tapi mencoba untuk memberanikan diri melawan Luke
"Bagi semua mahasiswa di kelas ini jangan takut dengan ancamannya lagi, dan laporkan saja kepadaku jika dia menindas kalian" Kata Luke dengan lantangnya
"Baik" kata semua mahasiswa dikelas tersebut dengan tegasnya dan merasa bahagia di waktu bersamaan
"Oh ya Luke aku adalah penggemarmu" kata lelaki imut yang menghampiri Luke dengan sedikit melompat
"Aku juga" kata perempuan tersebut dengan bersamaan
"Hey kalian semua jangan berisik, dan kamu Bella jangan menyesal telah melawan tuan muda" Kata dosen killer tersebut sambil menatap tajam
"B-baik bu" Kata Bella yang menundukan kepalanya
"Baiklah sekarang kita lanjutkan pelajarannya" Kata dosen killer tersebut dengan tegasnya
"Bu saya ijin ke toilet" Kata Bella sambil mengangkat tangannya
"Baik silahkan tapi cepat" Kata dosen killer tersebut tanpa melihat ke arah Bella
Saat sejak kejadian itu Bella tidak akan pernah berhenti untuk terus mengusik ketenangan Luke, dan dia berjanji akan melakukan apapun meskipun harus sampai mengotori tangannya
"Heh... aku lelah selalu kalah dari Luke" Kata Bella sambil menyandarkan dirinya kedinding
"Lebih baik aku kembali saja kekelas daripada nanti diomeli oleh dosen killer itu" Kata Bella yang sambil melangkahkan kakinya kembali kekelas
KRINGG
Kemudian bel pun berbunyi menandakan waktu pulang, lalu Luke seger bergegas membereskan barangnya agar cepat-cepat pulang. Saat Luke sedang membereskan barang tiba-tiba aja seseorang yang menarik lengannya, lalu Luke melihat siapa yang menariknya ternyata itu adalah Rey Wilson
"Luke jangan lupa dengan janjimu itu" Kata Rey yang masih menggenggam tangannya Luke dan menarik ke pelukannya
"Hey Rey apa yang kamu lakukan dan apa janji yang aku buat kepadamu?" Kata Luke yang pura-pura melupakannya
"Hey Luke ini tidak lucu jangan seperti ini" Kata Rey sambil mengerucutkan bibirnya sambil merengek seperti anak berumur lima tahun
"Baiklah aku tadi hanya bercanda saja, dan kamu terlihat lucu sekali seperti bayi" Kata Luke yang tersenyum ke arah Rey sambil mengelus kepalanya
"Ini kejadian langka sekali"
"Benar itu, kapan lagi seorang pangeran es bertingkah menggemaskan seperti itu"
"Aku setuju yang bisa membuat pangeran es ini mencair adalah seorang tuan muda Luke saja"
"Hey apa kamu tidak malu merengek seperti itu?" Kata Luke yang menatap teduh dan tersenyum hangat ke arah Rey
"Aku tidak peduli" Kata Rey dengan singkatnya yang masih merengek di hadapan Luke
"Baiklah aku menjawab disini saja" Kata Luke yang tersenyum dengan manisnya
"Jadi apa jawabanmu?" Kata Rey yang sudah tidak sabar
"Aku mau" Kata Luke dengan singkatnya
"Baiklah sekarang kita resmi berpacaran" Kata Rey yang senang sambil menunjukan gigi putihnya itu sambil merentangkan kedua tangannya
"Apa yang ingin kamu lakukan?" Kata Luke yang mencoba untuk pura-pura tidak tahu
"Aku hanya ingin memelukmu saja" Kata Rey yang masih saja tersenyum ke arah Luke
"Baiklah" Kata Luke dengan singkatnya sambil membalas pelukan dari Rey
Kemudian saat mereka sedang merasa senang sambil berpelukan tiba-tiba Luke merasakan perasaannya menjadi sedikit gelisah, dan dia melihat siluet bayangan seseorang yang sedari tadi sedang mengawasi
"Hey sayang kenapa kamu seperti sedang gelisah?" Kata Rey yang ikut khawatir
"Aku juga tidak tau rasanya seperti ada yang sedang mengawasi kita" Kata Luke yang masih saja merasa gelisah
"Apa hanya itu saja?" Kata Rey sambil mencoba untuk tidak khawatir
"Tidak hanya itu saja aku juga merasakan perasaan sesuatu akan terjadi" Kata Luke yang terus saja merasa khawatir
"Tenanglah sayang mungkin itu hanya perasaanmu saja lebih baik kita pulang" Kata Rey yang mencoba untuk menenangkan Luke sambil mengelus kepalanya
Saat mereka sedang berjalan kearah parkiran tiba-tiba saja ada yang ingin menembak ke arah Rey dan dengan refleknya Luke mendorongnya ke samping sambil tersenyum
DORRR
"Hey sayang bertahanlah kenapa kamu melakukan itu?" Kata Rey yang berlinang air mata sambil menggenggam erat tangannya
"Aku hanya ingin melindungi seseorang yang sangat berharga" Kata Luke yang tersenyum lembut ke arah Rey
"Tapi sayang kamu tidak perlu melakukan ini" Kata Rey yang mulai menangis dengan derasnya
"Hey masa pangeran es menangis malu-maluin aja, dan maaf aku sudah tidak tahan lagi, jaga diri baik-baik ya sayang" Kata Luke yang pandangannya sudah menjadi rabun dan akhirnya menutup mata
"Sayang jangan tinggalkan aku sendiri" Kata Rey yang menangis sambil berteriak dengan histeris
PROKK...PROKK...PROKK
Kemudian saat Rey sedang berkabung ia mendengar suara dan langsung saja mencari asal suara tersebut sambil mengeluarkan aura miliknya
"Sangat ironi sekali seseorang yang baru saja menjalin hubungan tiba-tiba mati tertembak dan meregang nyawa" Kata lelaki tersebut sambil tersenyum miring
"Apa ini adalah perbuatanmu?" Kata Rey yang mulai menatap tajam ke arah lelaki tersebut
"Benar sekali" Kata lelaki tersebut yang masih tersenyum miring
"Beraninya kamu melakukan hal itu kepada kekasihku" Kata Rey dengan marahnya sambil mengeluarkan senjata kesayangannya
"Tentu saja aku berani" Kata lelaki tersebut dengan singkatnya
"Mati saja aku tidak akan memaafkanmu" Kata Rey sambil menekan pelatuknya
"Akh... beraninya kamu menembakku" Kata lelaki tersebut sambil memegang bagian yang tertembak
"Itu sangat cocok dengan apa yang sudah kamu perbuat dan lebih baik aku menyusulmu saja sayang" Kata Rey yang menatap ke arah langit sambil tersenyum
Kemudian Luke mulai tersadar disebuah ruangan yang sangat gelap gulita, lalu dia berjalan sangat lama sekali dan tidak menemukan titik ujung dari ruangan tersebut. Saat Luke mulai mengingatnya sambil tersenyum
"Apa tempat ini seperti yang aku bayangkan?"
"Lebih baik aku mencobanya saja"
"Aku ingin ramen"
"Benar saja ternyata ini adalah tempat yang dinamakan kehampaan"
"Jika aku ingat kembali siapapun tidak bisa masuk kesini secara sembarangan termasuk Dewa sekalipun"
"Dan hanya aku yang bisa masuk ke dalam dunia kehampaan ini"
"Baiklah sekarang aku harus serius"
"Aku ingin sebuah sistem yang sudah memiliki segalanya"
[DING...selamat tuan rumah telah menciptakan sistem Mahakuasa]
"Apa maksud kamu sistem?" Kata Luke dengan wajah yang terkejut
[DING... Anda telah menciptakan sistem dari esensi milik tuan rumah]
"Jadi maksudnya kamu tercipta dari energiku dan kehampaan" Kata Luke yang bertanya kembali sambil menarik turunkan alisnya untuk memastikannya
[DING... Anda memanglah pintar tuan rumah]
"Hey sistem berhentilah memanggilku tuan rumah dan apa kamu memiliki nama?" Kata Luke dengan tatapan seriusnya
[Ding... Sistem tidak memiliki nama tuan rumah]
"Baiklah aku akan memberikanmu sebuah nama dan hilangkan kata ding itu" Kata Luke yang melihat ke arah atas sambil mengetuk-ngetukan jarinya
"Bagaimana jika nama kamu Roy saja dan panggil saja aku Luke?" kata Luke dengan tegasnya
[Ding Menghilangkan kata ding dan memproses nama Roy 0%...20%...40%...60%...80%...100%]
[Ding Pembaharuan telah selesai, apa begini sudah cukup Luke]
"Ya jika begini sudah lebih baik" kata Luke dengan wajah datarnya itu
"Oh ya Roy apa kegunaanmu itu sama seperti sistem yang ada di novel-novel?" Kata Luke sambil memejamkan kedua matanya
[Anda benar Luke, tapi Roy ini adalah sebuah sistem yang dapat melakukan apa saja yang anda inginkan tanpa batas]
"Aku sudah mengerti dan Roy bagaimana aku bisa keluar dari tempat ini?" Kata Roy yang menaikan sebelah alisnya
[Luke hanya harus berjalan saja ke arah cahaya, tapi apa Luke tidak ingin ada permintaan?]
"Memangnya bisa aku meminta apapun itu" Kata Luke yang masih saja menutup matanya
[Tentu saja anda bisa dan apa yang anda minta itu unlimited karena saya ini adalah sistem milik anda]
"Hm...jika begitu baiklah aku ingin harta milikku didunia sebelumnya terbawa ke duniaku berikutnya, aku ingin abadi dan memiliki tubuh yang tidak dapat terkena racun ataupun sihir apapun, aku ingin memiliki ras terkuat, aku ingin memahami pengetahuan apapun dengan instan, aku ingin semua jurus yang ada di anime Naruto, dan aku ingin memiliki keluarga" Kata Luke yang tersenyum tipis
[Luke hampir saja Roy melupakan hal ini, anda ingin kedunia mana?]
"Aku ingin kedunia tensura saja" Kata Luke yang menampilkan senyumannya yang lebar
[Baiklah semoga saja perjalanan anda disana lancar dan bisa hidup dengan bahagia, dan Roy telah menambahkan sesuatu karena anda telah menciptakanku]
Kemudian Luke melihat ada sebuah cahaya yang sangat menyilaukan mata dan dia pun langsung saja melangkahkan kakinya ke arah cahaya tersebut, lalu tanpa Luke sadari dia sudah berada di sebuah padang rumput yang sangatlah luas
"Aku berada dimana ini?" Kata Luke yang terheran-heran
[Sekarang anda sedang berada di padang rumput di dekat gua]
"Roy jadi maksudmu itu aku berada di padang rumput didekat gua tempat Veldora di kurung" Kata Luke yang membulatkan kedua matanya karena perkataan dari Roy
[Luke anda benar sekali]
"Jadi Roy bisa kamu buka statusku"
[Bisa Luke]
"Baiklah buka statusku"
Nama: Luke Alvarez Laventez
Usia: ∞
Ras: Dewa Kegelapan
BloodLine: Absolut Demon Gods
Tubuh: Abadi
Level: 1
Job: -
Title: Reincarnation, Pangeran Mahkota Kegelapan
Pasangan : -
STR : Unlimited
AGL : Unlimited
LCK : Unlimited
MP : Unlimited
HP : Unlimited
INT : Unlimited
VIT : Unlimited
Skill :
- Regenerasi Super
- Memory
- Mangekyeo Saringgan
- Saringgan
- Tomoe
- Rinenggan
- Kagebunshin
- Gluthonny
- Teleportasi
- Resistensi racun dan sihir
Skill Bawaan
- Sihir Ruang dan waktu
- Domain Demon
- Manipulasi Energi Kegelapan
Element: Api, Air, Angin, Tanah, Cahaya, Tanaman, Kegelapan
Penyimpanan: Pedang Kegelapan
Kekayaan: Unlimited
Sistem 01
"Hey Roy apa ini tidak terlalu berlebihan?" Kata Luke yang sangat terkejut saat melihat status miliknya itu sambil membelalakan kedua matanya
[Tentu tidak karena itu juga salah satu hadiah dari Roy]
"Baiklah aku tidak akan bertanya lagi"
"Jadi Roy apakah aku dapat merubah alur ceritannya?"
[Tentu saja Luke karena keberadaan anda itu sudah merubah cerita]
"Jadi begitu baiklah Roy apa aku bisa ke tempat yang bukan termasuk dunia sihir?"
[Bisa Luke hanya merubah mana sesuai dengan tempatnya]
"Baiklah Roy sekarang aku ingin berlatih dulu" kata Luke menutup matanya sambil duduk sikap lotus
Kemudian Luke pun mulai memejamkan kedua matanya agar dapat fokus dan munculah berbagai cahaya yang sangat indah mengelilinginya, saat Luke sedang berlatih dia mendengar ada yang memanggilnya dirinya
GRUOAHHHH
"Pantas saja aku merasakan ada orang ternyata hanya anak kecil saja" kata sosok yang berada di balik tempat penyegelan
....
"Oy anak kecil jangan mengabaikan diriku yang kuat ini" kata sodok tersebut yang mulai kesal
....
"Hey anak kecil aku bilang jangan mengabaikan atau kamu akan tau akibatnya" kata sosok yang besar tersebut yang sejak tadi
Kemudian Luke pun membuka kedua matanya perlahan untuk membiasakan tubuhnya dengan sekitarnya sambil berdecak
"Ck... Siapa tadi yang menggangu diriku yang sedang berlatih?" kata Luke yang tidak suka sambil mengeluarkan sedikit auranya itu
"Menyebalkan sekali" kata Luke yang sejak tadi berbicara sendiri tanpa ada yang menimpalinya
Setelah itu saat Luke sedang melangkahkan kedua kaki mungilnya untuk mencari sumber suara tersebut, lalu ia pun mulai terhenti di sebuah penjara yang bentuknya sangat aneh dan langsung saja ia merasakan sebuah energi yang semakin lama semakin menipis.
"Apakah asal suara tadi berasal dari sini?" kata Luke sambil meletakan telapak tangannya di sebuah penjara yang aneh
"Oy kenapa bisa ada anak kecil di tempat seperti ini?" kata sosok besar tersebut
''Hey kadal jangan panggil aku anak kecil" kata Luke dengan wajahnya datarnya itu
"Oy anak kecil siapa yang kamu panggil kadal" kata sosok besar tersebut dengan marahnya
"Kamulah memangnya siapa lagi" kata Luke dengan santainya sambil tersenyum tipis ke arah sosok tersebut
"Hey anak kecil aku ini bukanlah kadal, tapi aku ini Veldora sang naga badai makhluk yang sangat kuat" kata Sosok tersebut dengan percaya dirinya
....
"Hey anak kecil apa kamu mendengarkan ku?" Kata Veldora yang merasa jengkel
"Berisik sekali kadal satu ini" kata Luke dengan wajah datarnya itu
"Sudah aku bilang bukan kadal tapi Veldora sang naga badai yang terkuat" kata Veldora sambil mengeluarkan aura miliknya itu
"Hoh kadal satu ini sangat berani sekali" kata Luke dengan tersenyum tipis sambil mengeluarkan sedikit auranya
"Glupp... Aura ini seperti milik orang itu" kata Veldora yang ketakutan sambil kesulitan menelan ludah
"Hey maksudmu apa milik orang itu?" kata Luke dengan santai sambil berwajah datarnya
"Apa kamu anak dari makhluk terkuat itu ya?" kata Veldora yang menaikan sebelah alisnya kebingungan
"Ya aku adalah anak sekaligus pewarisnya" kata Luke dengan datarnya
GRUOAHHHH
"Luar biasa walaupun tidak bertemu dengannya tapi aku bisa bertemu dengan penerusnya" kata Veldora yang sangat senang sampai meraung dengan keras
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!