Cinta berlari tergesa-gesa di sebuah lorong rumah sakit. Setelah menerima telepon dari bos ayahnya. Ia mengabarkan bahwa saat ini ayahnya tertembak. Seharusnya tembakan itu tertuju untuk bosnya. Namun, ayahnya Cinta yang bernama Ferdi mengorbankan dirinya untuk bos sekaligus sahabatnya itu.
Cinta yang saat ini berpenampilan asal, di iringi isakan tangisnya, segera menghampiri pintu ruang operasi. Bos ayahnya yang bernama Ryan langsung menghampiri dan memeluk Cinta.
"Ayah, gimana om?" Tanya Cinta pada Ryan dengan terus menangis.
"Tenang Cinta, ayah kamu sedang di tangani, om minta maaf ini semua gara gara om." Suara Ryan bergetar dan meneteskan airmata.
Ferdi benar benar sahabat dan seperti saudara baginya, ia juga kaki tangan diperusahaannya.
Tanpa Cinta sadari di belakang Ryan ada dua pasang mata lelaki yang menatapnya. Ya, dia adalah Reynaldi Fernandez putra Ryan satu-satunya yang selalu di dampingi Andre asisten pribadinya. Rey sedari tadi menatap kedatangan Cinta dari ujung lorong yang berlari dari kejauhan hingga benar benar mendekat kearahnya.
"Papi pulang aja, biar Rey yang menunggu disini. papi masih shock, istirahatlah dirumah pi, Andre akan mengantarkan papi." Kata Rey sambil menepuk ayahnya dari belakang.
Ryan mengangguk dan berkata, "temani Cinta ya Rey sampai Ferdi dipindahkan keruangan."
"Iya pi," jawab Rey.
"Gue tinggal ga apa-apa bro?" tanya Andre.
"Iya ga apa-apa Ndre, yang penting bokap gw aman."
"Thanks ya," sambung Rey lagi.
"Okeh kalau gitu gw duluan!" Andre menepuk punggung Rey yang berada persis di sampingnya.
"Cinta sabar ya, pak Ferdi ga akan kenapa-napa, beliau lelaki tangguh." Sapa Andre pada Cinta.
"Iya kak, aamiin... Terima kasih," jawab Cinta.
"Cinta, ditemani Rey ya, ini Rey anak om Ryan, rekan kerja ayahmu juga dikantor," ucap Ryan.
"Iya om, terima kasih," jawab Cinta sambil menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat.
Sejak Ferdi bersahabat dengan Ryan, keluarga Ryan memang penuh dengan konflik. Saudara-saudara Ryan banyak yang menginginkan perusahaan keluarga milik ayahnya. Namun, di dalam silsilah generasi saat ini hanya keturunan Ryanlah yang memiliki anak laki-laki dari istri sah, sedangkan kakak Ryan yang bernama Roy memiliki anak laki-laki dari istri sirinya.
Roy anak sulung, tetapi kelakuannya yang suka main perempuan dan tidak bertanggungjawab membuat dirinya di nilai tidak layak memimpin perusahaan oleh ayahnya sehingga jadilah Ryan yang saat ini memegang penuh kepemimpinan tersebut.
Sebelum Ryan dan Andre hendak meninggalkan Cinta dan Rey, tiba-tiba tiga gadis muda berlari menghampiri Cinta.
Mereka berempat berpelukan saling menangis.
"Om Ferdi kuat ta, lo juga harus kuat." Inka berkata sambil memeluk Cinta erat.
"Om Ferdi akan segera pulih." Melly berusah menenangkan Cinta.
"Iya Ta, om Ferdi ga akan kenapa-napa. Percaya deh!" Kini giliran Jessy yang bersuara.
Inka, Mely dan Jessy adalah sahabat Cinta sejak SMA, kemudian ketika ke perguruan tinggi mereka terpisah. Cinta dan Mely yang masih bersama karena mereka lolos masuk Universitas Indonesia dengan fakultas yang sama yaitu psikologi, sedangkan Inka memgambil jurusan fashion design dan Jessy dengan jurusan manajemen bisnis di universitas swasta terkenal. Namun, mereka masih eksis berkomunikasi dan bertemu.
"Gue gak apa-apa Mel, Inka, Jessy. ini udah malem banget, kalian pulang aja. besok kan masih pada kuliah." Kata Cinta di sela-sela keheningan mereka sambil menunggu pintu ruang operasi itu terbuka.
"Lo disini sama siapa Ta," ucap Inka.
"Gue ditemenin sama anaknya bos bokap gw, ini." Cinta menunjukkan ibu jarinya ke arah Rey, "namanya Kak Rey, insyaAllah gw aman, kalian tenang aja."
Inka, Melly dan Jessy bersalaman dengan Rey.
"Jagain temen kita ya kak." Kata Mely.
"Tolong perhatiin makannya." Kata Inka.
"Jangan diet ya Ta, lo harus banyak makan supaya tetep sehat." Kata Jessy.
Sahabat-sahabat Cinta memberi banyak pesan pada Rey. Rey pun tersenyum, seraya menganggukkan kepalanya.
Masih dirumah sakit milik Ryan, Ferdi sudah selesai operasi dan dipindahkan keruangan VVIP. sebelumnya Rey tidak pernah tau dan kenal anaknya Ferdi, padahal dalam hal pekerjaan mereka sangat intens dikantor.
"Cinta, kamu istirahat aja dulu di sofa, biar saya yang jaga om Ferdi."
"Ngga apa kak, aku masih belom ngantuk, tadi udah sempet tidur dulu dirumah sebelum dapet telepon dari om Ryan. kak Rey aja yang tidur disofa."
"Yaudah klo gtu aku istirahat disini ya," sambil menunjuk sofa panjang yang ada diruangan tersebut dan diangguki oleh Cinta.
Setelah 30menit berlalu, Cinta masih memandangi dan mengelus kening ayahnya yang terbaring lemah dan belum sadarkan diri.
Waktu sudah menunjukkan pukul 2.30 malam, dia menoleh kearah sofa ternyata Rey sudah memejamkan mata.
Cinta ke kamar mandi yang ada diruangan itu untuk mengambil air wudhu. Dia melakukan sholat tahajud dengan khusuk sambil menangis ketika berdiri dan sujudnya. Isakan kecilnya membuat Rey terbangun sambil memperhatikan apa yang dilakukan Cinta, dan itu semua tanpa disadari Cinta.
Setelah sholat, Cinta berdoa,
"*Ya Allah bagi-Mu-lah segala puji, Engkaulah yang mengurus langit dan bumi serta semua makhluk yang ada pada keduanya. Dan bagi-Mu segala puji, Engkau Raja langit dan bumi beserta semua makhluk yang ada pada keduanya. Dan bagi-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi beserta semua makluk yang ada pada keduanya. Dan bagi-Mu segala puji, Engkau Maha benar, janji-Mu adalah benar, pertemuan dengan-Mu adalah benar, ucapan-Mu adalah benar, surga adalah benar, neraka adalah benar, para nabi adalah benar dan Nabi Muhammad Saw adalah benar serta hari kiamat adalah benar.”
"Ya Allah hanya kepada-Mu aku berserah diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakal, hanya kepada-Mu aku kembali (bertaubat), kepada-Mu aku mengadu, dan kepada-Mu aku meminta keputusan, maka ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu dan yang kemudian serta apa yang kusembunyikan dan yang kulakukan dengan terang-terangan dan apa yang lebih Engkau ketahui dariku, Engkau yang mendahulukan dan yang mengakhirkan, tiada Tuhan selain Engkau, dan tiada daya (untuk menghindar dari kemaksiatan) dan tiada kekuatan (untuk melakukan ibadah) kecuali dengan pertolongan Allah*.”
"Terimakasih karena Engkau menjadikanku anak ayah ibuku karena melalui mereka, hamba mengenalMu, mengenal kitabMu dan mengenal RosulMu. Sungguh hamba bersaksi merekalah orangtua terbaik yang engkau berikan untukku. selamatkan dia ya Allah, selamatkan ayahku, tetapkanlah ia selalu disisiku untuk mengingatkanku ketika lupa dan menegurku ketika salah, bahagiakanlah dia selalu ya Robb" sambil terisak dan sangat terisak tangisan Cinta hingga terasa sesak dan berat.
semua doa Cinta terdengar jelas oleh Rey "aku ingin di doakan seperti itu" batin Rey seraya menunjukkan betapa kagum dirinya pada Cinta. Gadis lembut yang mungkin memang langka dilingkungannya. Rey anak metropolis yang kuliah di Inggris hingga magister, meski kedua orangtuanya muslim yang baik namun karena bertahun-tahun di luar negeri membuat sifat ketimurannya hilang.
Setelah selesai, Cinta membaca Alquran sambil duduk dekat ayahnya yang terbaring. Walaupun gadis itu bukan dari pesantren namun bacaannya sangat bagus. Ferdi memang mendidik anaknya dengan sangat baik, hingga Cinta tertidur diranjang ayahnya sambil berpangku tangan.
"Loh, mengapa aku ada di sofa?" Tanya Cinta pada dirinya sendiri.
"Kamu sudah bangun nak," suara ayah dari ranjang tidurnya berbaring.
"Ayaaahhhh," teriak Cinta langsung bangun dan menghamburkan pelukannya. "Alhamdulillah, ayah dari kapan siuman? kenapa ga bangunin Cinta? dari semalam Cinta ga tidur karena nunggu ayah bangun." Cinta meneteskan airmatanya.
"Rey tadi sudah bangun ketika ayah terjaga dan dia melarang suster membangunkanmu karena katanya kamu baru tidur setelah subuh."
"Terus sekarang orangnya kemana yah?"
"Setengah jam yang lalu dia pamit untuk kekantor, dan dia meninggalkan coklat hangat juga bubur ayam kesukaanmu di meja."
"Wah, hmmmm..," sambil menghampiri dan mengendus makanan yang ayahnya sebutkan tadi.
"Apa dia selalu perhatian kaya gini sama perempuan yah?" tanya Cinta.
"Sepertinya ngga, mungkin karena kamu anak ayah." Canda Ferdi sambil tersenyum.
"Hmmm senangnya bisa melihat senyum ayah lagi," jawab cinta dan merekapun saling berpelukan.
****
Dikantor RC Company, Rey dan Andre mencoba mencari siapa dalang tragedi semalam. Andre yang langsung gerak cepat sudah menyewa detektif untuk penyelidikan.
Rey, Andre dan Mario teman sejak SMA sampai kuliah bersama di LN. Andre yang lebih dekat dengan Rey dibiayai kuliahnya oleh Ryan sebagai teman sekaligus penjaga hingga sekarang menjadi asisten pribadinya dan Andre tidak keberatan untuk itu malah sangat bersyukur. Mario yang mempunyai perusahaan teknologi dan telekomunikasi memudahkan Rey dalam proses penyelidikan.
dret.. dret.. dret... ponsel Rey berbunyi.
"Iya pih."
"....."
"Sudah mengerucut pih, pelakunya sudah dibekukan namun dia tidak mau buka suara pih, dia tidak mau bilang siapa yang menyuruhnya."
"....."
"Iya pi, oke"
Tut... tut.. tut....
"Ndre, gw mau ke TKP, gw mau ketemu pelaku. hari ini gw udah ga ada pertemuan dengan klien kan?" Tanya Rey.
"Ngga ada Rey, oke nanti gw anter," jawab Andre.
Sesampainya dikantor polisi, Rey dan Andre menyaksikan bagaimana pelaku dipaksa untuk mengaku. Namun sayang pembunuh bayaran itu memang tidak melihat persis wajah dari pesuruhnya, dia hanya mengingat postur tubuh dan penampilannya saja.
Sedangkan yang diduga Rey adalah Diana istri siri Roy, ibu dari Rasya anak laki-laki Roy. Tetapi postur tubuh Diana dan Shinta istri sahnya Roy itu sama, karena memang mereka tipe tipe Roy. "Huuuuh... melelahkan" sela Rey seampainya mereka dimobil hendak pulang bersama Andre.
"Terus kemana kita Rey?" tanya Andre didalam mobil.
"Ke rumah sakit aja Ndre," jawab Rey.
"Lo ga capek, istirahat aja dulu dirumah, biar gue yang jagain pak Ferdi."
"Ngga apa Ndre, gue bertanggungjawab atas apa yang dialami om Ferdy."
"Lo bertanggungjawab sama om Ferdy, apa mau deket sama anaknya, hahahahahaha."
"Sialan lo, tapi ada benernya juga sih. Seneng aja gw liat dia, teduh banget." Rey membayangkan wajah Cinta sambil senyum senyum.
"Suka lo?" Tanya Andre dari bangku kemudi.
"Hmmm... suka liat wajahnya yang adem dan penampilannya yang jarang gw temuin di wanita wanita gw sebelumnya," jawab Rey.
"Ya iyalah, tipe lo kan yang sexy sexy gitu, kaya Dara."
"Enggalah, tipe kaya gitu mah cuma asyik buat main aja Ndre, klo buat istri sepertinya Cinta cocok."
"Dasar lo... hahahahahhaa." Merekapun tertawa bersama.
"Eh berenti disini ndre." Pinta Rey tepat berada di restoran seafood, kemudian beralih ke boutiqe.
"Ini semua buat Cinta? perhatian banget lo," ucap Andre.
"Kata om Ferdi, Cinta suka nasi goreng seafood, dan ini buat baju ganti ndre, mungkin dia perlu," jawab Rey.
"Iya iya.. suka suka lo lah hahahahaha." Canda Andre sambil menggelengkan kepalanya dan tersenyum, pasalnya jarang jarang sahabatnya itu perhatian dengan perempuan, bukan jarang lagi malah ga pernah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!