"Arrggg, Ara, kenapa kau begitu tega meninggalkanku, apa salah ku, apa kesalahan yang sudah aku perbuat sehingga kau pergi meninggalkan ku, di saat saat seperti ini,"teriak barra.
"Barra tenang lah nak, kenapa kamu harus bersedih karena wanita itu hah?, justru sekarang kau harus sadar, kau harus sadar jika wanita itu tak sepenuhnya mencintai mu, dia hanya menginginkan uangmu saja,"ucap sang ibu.
"Diam ibu,"teriak barra.
"Aku tau Ara tidak seperti itu, aku akan mencari tau nya sendiri, jika ibu terlibat dalam kepergian Ara, maka aku pasti kan, aku tidak akan memaafkan ibu,"ucap barra pergi dari hadapan sang ibu.
"Barra, kau mau ke mana, kau baru saja keluar dari rumah sakit, kau harus istirahat nak,"teriak sang ibu.
"Ada apa Tante, apa kak barra marah lagi,"lirih seorang gadis.
"iya, dia lagi lagi tak pernah percaya dengan apa yang aku katakan, ini semua karena gadis sialan itu,"
"Yah, kau benar Tante, Ara memang gadis yang licik, dia selalu saja meracuni pikiran semua lelaki dengan gaya polos nya,"
"Eh tapi lupakan saja Tante, mungkin aku memang tak pantas bersanding dengan kak barra,"ucap gadis itu lagi dengan wajah memelas nya.
"Jangan berfikir seperti itu sayang, Tante akan berusaha sekuat mungkin untuk menyatukan kalian, kau adalah gadis yang baik, dan Tante ingin kau menjadi menantu keluarga yunanda.
Gadis itu mengangguk pelan sambil mengeluarkan wajah sedihnya.
"Jangan cemberut begitu sayang, sebentar lagi kamu bakal menikah dengan barra, Tante yakin itu,"
....
"Kerahkan semua nya untuk mencari keberadaan Ara,Aku tidak mau tau, aku ingin ara secepat nya bisa di temukan, jika kalian tidak bisa menemukan nya, maka aku pasti kan pekerjaan kalian akan hilang,"ucap barra.
"Siap tuan, saya akan mencari keberadaan nona Ara,"untuk sang asisten.
Kini pria itu duduk termenung di atas kursi kebesaran nya, dia terus memijit pelipisnya yang benar benar terasa pusing.
"Ara, kau sudah berjanji untuk tidak meninggalkan ku, kenapa kau malah pergi dari hidupku, bukan nya kita sepakat akan menikah bulan depan, kita sudah melakukan nya malam itu, dan aku harap kau mengandung benih ku,"batin nya.
"Aku yakin, benih ku akan tumbuh di rahim mu, aku tidak akan membiarkan mu membesar kan anak kita seorang diri, aku pasti akan menemukan mu,"batin nya lagi.
Waktu pun terus berjalan dan tak ada tanda tanda Ara di temukan, pria itu benar benar gelisah, dia seperti ingin mati karena kepergian Ara.
sedangkan di sisi lain.
Tepat nya di sebuah rumah Kontrakan kecil di pedesaan.
"Segera hubungi barra dan katakan kau tidak akan lagi kembali di hidup nya, dan katakan bahwa kau lebih memilih uang 100jt yang aku berikan dari pada dirinya,"ucap seorang wanita tua."
"Bukan nya anda meminta saya untuk tidak menghubungi putra anda lagi?, kenapa anda harus kembali lagi?"ucap Ara.
kini mata nya sudah mulai berembun.
"Kau berani melawan ku? Hah?. Ini adalah untuk yang terkahir kali nya kau menghubungi nya, agar dia percaya bahwa kau memang benar benar tak mencintai nya,"ucap wanita itu lagi.
"Dasar wanita gatal dan menjijikan, aku tau kau pasti ada rencana untuk kembali ke hidup putra ku walaupun kau sudah menerima uang dari ku. Dasar murahan,"
"Stop,"teriak Ara.
"Tutup mulut anda nyonya Melia, tutup mulut anda itu, saya tidak seperti wanita yang anda pikirkan itu, saya akan menghubungi putra anda, saya akan pergi jauh dari kehidupan putra anda dan tidak akan menggangu nya lagi,"ucap Ara mengambil ponselnya.
Ara pun mulai mengetik sesuatu dalam ponsel nya dan mengirim nya pada barra, setelah itu wanita itu memblokir nomor ponsel barra
"Apa anda puas,"ucap Ara memperlihatkan pesan nya pada barra.
Wanita tua itu tersenyum puas,
"Ambil uang ini dan pergi lah"ucap nya kembali melempar semua uang itu pada wajah Ara.
Gadis itu menitihkan air mata nya, sehina itu kah dirinya di mata ibu kekasih nya.
"Maaf kan aku barra, aku mencintaimu, tapi aku tak sanggup menerima semua perkataan menyakitkan yang keluar dari mulut ibumu, cinta kita tak mendapat kan restu dari nya, aku harap kau mendapatkan wanita yang lebih baik dariku,"batin Ara.
Ting..
Ponsel yang baru saja menerima pesanan dari sang kekasih langsung di buka tanpa pikir panjang.
Duaaaarrrrr. Hati nya remuk, hati nya sakit membaca isi pesan dari sang kekasih.
Pesan Ara: barra, kita akhiri hubungan ini, tolong jangan mencari ku lagi, aku sudah pergi jauh dari hidup mu, aku lebih memilih uang 100jt dari ibu mu, di banding dirimu, aku butuh uang, aku hanya menginginkan uang, sebenarnya aku tidak mencintaimu.
"Ternyata benar yang di katakan ibu, dia hanya menginginkan uang saja, tapi tunggu dulu, untuk apa ibu menawarkan uang pada nya?"batin barra lagi.
Tanpa pikir panjang, pria itu segera meninggalkan perusahaan nya dan mengendarai mobil nya kembali ke mansion.
dia mencari sang ibu di setiap sudut mansion, tapi dia tak menemukan keberadaan sang ibu.
"Bibi Lusi, di mana ibu,"ucap barra.
"nyonya lagi ke supermarket tuan, dia sedang membeli kebutuhan dapur,"ucap Lusi sang maid kepercayaan keluarga yunanda.
"Apa sudah lama,"ucap barra lagi.
"Iya tuan, mungkin sebentar lagi akan pulang,"ucap Lusi.
Tepat pada saat itu, nyonya Melia pun pulang,"Ada apa barra,"ucap sang ibu.
"Ibu aku ingin mengatakan sesuatu padamu,"ucap barra.
"Baiklah, tapi ibu mandi dulu, setelah mandi baru ibu ke kamar mu,"ucap nya , yang di angguki oleh barra.
Setelah mengatakan itu barra pun melangkah kan kaki nya menuju kamar nya, setelah itu dia menelfon sang asisten untuk menghentikan pencari Ara.
Sejam kemudian sang ibu pun masuk ke dalam kamar barra, wanita itu mendekati putra nya dan memegang pundak nya.
"Barra, kau ingin mengatakan apa?"ucap sang ibu.
"Ibu, untuk apa ibu memberikan uang 100jt pada Ara,"ucap barra.
nyonya Melia terdiam, dia berusaha tenang di hadapan putra nya
"Barra, sebenarnya ibu ingin menguji nya, ibu ingin tau seberapa besar dia mencintai mu, jadi ibu menawarkan dia uang 100jt atau tetap bertahan di sisi mu, tapi dia malah memilih uang itu,"ucap nyonya Melia
"Apa ibu berbohong,"ucap barra.
"Ibu tidak berbohong nak, percaya lah pada ibu nak, tidak ada seorang ibu yang ingin anak nya menderita, jadi ibu melakukan ini semua demi kebaikan,"ucap nyonya Melia.
10 bulan pun berlalu.
"Arrgggggghhhh, sakitt",
"sedikit lagi buk, berkuat lah,"ucap sang dokter.
oeeekkk
Oeeekkkk
Oeekkkkk
"Alhamdulillah,bayi nya laki laki, selamat yah Bu,"ucap sang dokter.
Wanita yang terbaring di brangkar itu tersenyum bahagia, dia akhirnya berhasil melahirkan bayi nya seorang diri, tapi perjuangan nya belum selesai, dia masih harus berjuang untuk kehidupan anak nya di masa yang akan datang.
"kita berjuang yah nak, ibu akan berusaha untuk membuat mu selalu bahagia,"lirih nya.
"Selamat Bu Ara atas kelahiran bayi nya, ngomong ngomong di mana suami anda? Putra anda harus di adzan ni,"ucap sang perawat.
"Suami saya sudah meninggal dok, apa saya bisa meminta perawatan laki laki yang ada di rumah sakit ini untuk mengadzani putra saya,"lirih Ara.
"Maaf kan saya Bu, saya tidak bermaksud membuat anda bersedih,"ucap sang perawat
"Tidak apa-apa,"lirih Ara.
Yah wanita itu adalah Ara, mantan kekasih dari barra.
Setelah memutuskan untuk pergi dari kehidupan barra. Ara menjalani kehidupan nya yang begitu keras di kampung orang, dia berjuang mati Matian untuk mencukupi kebutuhan hidup nya, apalagi saat dia mengetahui diri nya sedang mengandung anak dari mantan kekasih nya itu.
flashback on.
"Tidak, aku tidak mungkin hamil, kami baru melakukan nya sekali, tidak mungkin aku bisa hamil secepat ini,"lirih Ara menitihkan air mata nya.
"Andai aku tau takdir ku seperti ini, mungkin aku tidak akan melakukan nya dengan barra, aku memang wanita yang bodoh,"lirih nya.
"Andai saja orang tua barra merestui hubungan kami, aku pasti tidak akan seperti ini, kami pasti akan hidup bahagia,"lirih nya kembali.
"Tapi aku tidak boleh putus asa, aku akan menerima tanggung jawab yang besar ini, aku tidak boleh menggugur kan nya, walau bagaimanapun ini adalah cinta ku bersama barra , biarkan dia menjadi satu satu nya kenangan ku bersama nya,"batin Ara lagi.
Flashback off.
"Bu Ara, putra anda benar benar sangat tampan,"ucap sang perawat mendorong brangkar bayi mendekati Ara.
Ara mulai menggendong tubuh bayi nya, dan menatap wajah tampan nya itu.
"Dia sungguh mirip dengan barra, setidaknya dia bisa menghilangkan rasa rindu ku pada pria itu.
"Setelah ini bantu ibu berjuang yah sayang, ibu tidak punya siapa-siapa di dunia ini, ibu hanya seorang diri ,tapi ibu bangga kau hadir dalam hidup ibu,"
lagi lagi wanita itu menitihkan air mata nya, dan mencium seluruh wajah putra nya.
.....
"Ibu berapa kali harus ku katakan, aku tidak mau menikah dengan nya,"ucap barra.
"Kenapa?, kenapa kamu tidak mau menikah dengan Isabel, dia adalah gadis yang baik barra,"ucap nyonya Melia.
"Bahkan status kita setara dengan nya di banding kan wanita sialan itu yang hanya menginginkan uangmu,"ucap sang ibu.
"Ibu jangan membahas Ara lagi, aku tidak mau ibu terus menghina nya,"ucap barra.
"Kenapa? Apa kau masih memikirkan nya, apa kau masih berharap dia kembali,"ucap nyonya Melia marah.
"Barra yang benar dan pusing mendengar ocehan sang ibu pun pergi dari hadapan nya.
"Barra, mau ke mana kamu hah? Ibu belum selesai ngomong, pokok nya kamu harus menikah dengan Isabel, ibu secepat nya akan mengatur pesta pernikahan kalian,"teriak sang ibu.
"Ma kenapa pagi pagi harus teriak teriak sih,"ucap sang suami, tuan Yunan.
"Mas aku tuh pusing melihat putra mu yang pembangkang itu, dia terus saja menolak untuk menikah dengan Isabel, dia masih saja mengingat wanita miskin itu,"ucap nyonya Melia.
"Ma, biarkan barra memilih pasangan nya sendiri, jangan terus mengekang nya dengan permintaan mu itu,"ucap sang suami
"Ahhh sudah lah, kamu sama saja seperti diri nya"ucap nyonya Melia dengan marah, dan pergi dari hadapan suami nya.
Di perusahaan barra.
Pria itu terus saja termenung, setumpuk berkas di hadapan nya tak dia sentuh sedikit pun, sang asisten benar benar merasa iba pada bos nya itu.
Padahal saat Ara masih ada di samping nya, sang bos terus saja ceria tanpa henti.
"Tuan, berkas ini harus segera di tanda tangani, sebentar lagi klien kita akan datang membahas kontrak kerja kita,"ucap sang asisten.
"Aris, batal kan pertemuan hari ini, aku sedang tidak ingin bertemu dengan siapapun,"ucap barra.
"Tapi tuan,"lirih Aris terhenti saat barra melayangkan tatapan tajam pada nya,"
"Apa sekarang kau sudah berani membantah ku?,"ucap barra
"Tidak tuan, maaf kan saya, saya akan menghubungi klien untuk membatalkan pertemuan hari ini,"ucap Aris.
Setelah mengatakan itu aris pun pergi dari hadapan barra.
"Ara, aku benar benar belum bisa melupakan mu, di mana kau berada saat ini? Apa kebutuhan mu tercukupi di sana,"batin barra.
"Aku rasa nya tak percaya dengan pesan terakhir yang kau kirim kan, pasti ada yang mengancam mu kan, sehingga kau pergi dari hidupku,"
Tok
Tok
Tok
"Masuk,"ucap barra.
"Kak barra,"ucap Isabel.
"Eh maaf mengangguk mu kak, ini aku bawa makan siang untuk mu, kau tidak boleh telat makan, kalau telat kakak bisa sakit nanti,"ucap Isabel.
"Eh aku tau makan siang ini terlalu cepat, tapi lebih cepat lebih baik,"ucap Isabel membuka rantang yang dia bawa.
"Bawa semua pergi makanan yang kau bawa,"ucap barra.
"Tapi kan kak barra belum memakan nya,"ucap Isabel.
"Atau begini saja, kakak makan sedikit saja yang penting perut kakak terisi, soal nya Tante bilang kakak tak sempat sarapan pagi tadi,"ucap Isabel.
"Singkirkan semua makanan itu dari hadapan ku," teriak barra.
"kak, kenapa kau harus marah? Padahal aku cuma tak mau melihat mu sakit karena telat makan,"lirih Isabel.
Pranggg
Pranggg
Semua rantang yang berisi makanan itu terhempas dari meja barra, makanan berserakan di mana mana.
Isabel benar benar terkejut melihat kelakuanku barra yang benar benar keterlaluan.
"Aku tidak butuh perhatian mu, aku tidak butuh makanan dari mu, aku bisa menjaga diriku, pergi,!!!" teriak barra.
Isabel yang sudah ketakutan pun segera keluar dari ruangan barra.
"Arrgggh sial, kenapa sampai saat ini kak barra terus saja seperti itu padaku, padahal aku sudah berdandan begitu cantik dan seksi di hadapan nya, tapi kenapa dia sama sekali tak tertarik padaku,"ucap Isabel kesal.
----------------
"Halo Aris, panggil OB untuk membersihkan ruangan ku,"ucap barra.
"baik tuan,"ucap Aris.
"Kau benar benar membuat ku gila Ara, kau sudah membuat ku gila,"ucap barra kesal setengah mati
Seminggu pun berlalu. Kini Ara terus mencari pekerjaan ke sana kemari bersama sang putra, bayi itu tertidur begitu pulsa dalam gendongan sang ibu, hingga Ara melihat sebuah kertas yang bertuliskan lowongan pekerjaan sebagai maid, dia pun segera menghubungi nomor yang tertera.
"Halo assalamualaikum Bu, apa anda masih membutuhkan asisten rumah tangga, saya siap Bu, saya sangat membutuhkan pekerjaan ini,"lirih Ara.
"Eh baik Bu saya akan ke sana sekarang juga,"ucap Ara.
wanita itu bergegas memesan ojek online menuju alamat rumah yang tertera, setelah tiba ara melangkah kan kaki nya mendekati sebuah gerbang yang menjulang tinggi di hadapan nya.
"Maaf nona, anda mencari siapa,"ucap sang security.
"Eh saya yang ingin bekerja pak, saya sudah menghubungi kepala pelayan yang ada di dalam, dan dia meminta saya untuk datang ke sini,"ucap Ara.
"Baiklah, tunggu sebentar,"ucap sang security masuk ke dalam pos nya dan menghubungi seseorang.
Tak lama menunggu Ara pun di persilahkan masuk.
Lagi lagi ara tercengang melihat keindahan rumah itu, dia benar benar takjub dengan desain rumah itu.
"Apa kamu yang ingin bekerja,"ucap seseorang di balik pintu.
Ara mendekati nya dan menunduk kan kepala nya
"Iya Bu, saya sangat butuh pekerjaan ini,"lirih Ara.
"Tapi kau membawa bayi? Di sini kami tidak bisa mempekerjakan seseorang jika membawa bayi,"ucap wanita tua itu.
"Bu saya mohon, berikan saya kesempatan, saya pastikan bayi saya tidak akan merepotkan, dia akan menjadi anak yang penurut,"lirih Ara terus memohon.
"Maaf kan saya, saya tidak bisa menerima mu,"
"Bu saya mohon, plisss, saya akan bekerja dengan sangat baik, anak saya tidak akan menggangu pekerjaan saya,"ucap Ara.
"Mbok Mey, ada apa,"ucap seorang pria keluar dari pintu mansion itu.
"Eh tuan, ini ada yang ingin bekerja, tapi dia membawa seorang bayi, saya takut dia tak becus dalam bekerja saat sedang membawa bayi,"
"Tuan, tolong saya, berikan saya kesempatan, saya janji putra saya tidak akan merepotkan saya, saya akan membagi waktu saya dengan baik,"lirih Ara
" Mbok siap kan kamar untuk nya, biarkan dia bekerja,"ucap pria itu dan pergi dari hadapan kedua wanita itu.
"Terima kasih tuan, terimakasih,"ucap Ara tersenyum bahagia.
"Kamu beruntung nak, semoga kamu bisa bekerja dengan baik,"ucap mbok Mey.
"Tentu mbok, saya akan bekerja sungguh-sungguh.
Mbok Mey pun membawa Ara masuk ke dalam kamar para maid, terlihat begitu banyak teman tidur di dalam kamar itu.
"Perkenalkan semua nya, dia adalah Ara, maid baru di mansion ini,"ucap mbok Mey.
"Saya harap kalian bisa berteman dengan baik,"ucap mbok Mey lagi.
Para maid lain mengangguk dan tersenyum ke arah Ara.
"Kau punya bayi? Kenapa kamu bekerja, di mana suami mu,"ucap salah satu maid mendekati Ara.
"Eh suami saya sudah tidak ada,"lirih nya.
"Eh Ara maaf kan aku,"lirih nya.
"tidak apa-apa, tidak usah di pikirkan,"ucap Ara.
Para maid pun segera membantu Ara menyusun pakaian nya di dalam lemari bahkan ada beberapa yang menjaga putra nya.
Ara benar benar bahagia karena di pertemukan dengan orang orang baik seperti mereka.
"Ara, aku sedang istirahat kali ini, biar aku yang menjaga putra mu, kamu bisa keluar dan temui mbok Mey, dia akan memberitahukan apa saja pekerjaan mu,"
"Baiklah kak, maaf karena harus merepotkan mu,"ucap Ara, keluar dari kamar itu.
Setelah menemui mbok Mey Ara pun mulai mengerjakan pekerjaan nya.
"Apa kamu pembantu baru di sini,"ucap seorang wanita tua yang begitu cantik.
"eh iya nyonya,"ucap Ara menunduk kan kepala nya
"Di mana bayi mu? Bukan nya kau membawa bayi,"ucap nya lagi.
"Dia sedang di kamar nyonya, ada maid lain nya yang sedang istirahat dan dia membantu saya untuk menjaga putra saya,"ucap Ara.
"Bagus lah kalau begitu, jika tidak ada yang menjaga nya kamu bisa berikan padaku, kebetulan aku suka dengan anak kecil," ucap wanita tua itu.
"Nyonya ini tas anda,"ucap mbok Mey.
"May, kamu harus berikan dia makanan yang sehat yah, agar nutrisi bayi nya juga bagus,"Ucap wanita tua itu.
"Tentu nyonya,"ucap mbok Mey.
"Terima kasih nyonya,"ucap Ara.
Setelah kepergian wanita tua itu, Ara menoleh ke arah mbok may
"Dia adalah ibu dari tuan muda tadi pagi, dia nyonya besar di rumah ini, dia memang orang yang sangat baik, dia juga adalah seorang dokter, tapi sudah pensiun,"ucap mbok Mey memberitahukan Ara.
"Kamu bersyukur karena bisa bekerja di sini, mbok hanya ingin berpesan, agar kamu bisa bekerja dengan baik,"ucap mbok Mey, yang di angguki oleh Ara.
3 jam pun berlalu dan kini giliran Ara untuk beristirahat,
"Kak Fika, terima kasih telah menjaga putra ku,"ucap Ara.
"Tidak apa-apa Ara, aku suka kok menjaga nya, dia anteng heheh,"ucap Fika.
"Baiklah Ara, kalau gitu aku keluar dulu yah, aku mau melanjutkan pekerjaan ku,"ucap Fika yang di angguki oleh ara.
Tak terasa malam pun tiba.
"Ara, ayo bersiap, malam ini kita ada acara makan bersama tuan rumah,"ucap Fika.
"Hah? Makan malam bersama tuan rumah,"ucap Ara
"Iya Ara, di sini memang ada peraturan sebulan sekali akan mengadakan makan malam bersama, untuk membuat hubungan antara majikan dan parah bawahan nya semakin dekat, nyonya rumah ini memang sengaja membuat peraturan seperti ini, agar kami yang bekerja tidak merasa terlalu tertekan, dan nyaman bekerja di sini,"ucap Fika.
"Ayo bersiap lah, biar bayi mu aku yang jaga lagi,"ucap Fika, yang di angguki oleh Ara.
Setelah selesai bersiap mereka semua pun berkumpul di taman belakang, para maid dan beberapa pekerjaan lain nya pun juga sudah berkumpul.
Semua orang menyambut kedatangan Ara dengan sangat baik.
"Ara, bayi mu sangat lucu, apa aku bisa menggendong nya,"ucap nyonya Kinan.
"Eh tentu saya nyonya,"ucap Ara.
"Brian, liat lah bayi ini, apa kamu tidak gemas melihat nya hah? Segera lah menikah dah beri ibu cucu,"ucap nyonya Kinan.
"Ibu, bukan nya kak Albert sudah memberikan ibu cucu, apa masih kurang,"ucap Brian.
"Ish kamu ini, "ucap nyonya Kinan kesal.
"Ara, siapa nama bayimu,"ucap nyonya Kinan.
"Nama nya Bilal arabian,"ucap Ara.
"Bilal, woww nama yang bagus, kamu benar benar pandai memberi nya nama,"ucap nyonya Kinan.
"Nyonya makanan pesanan anda sudah tiba,"ucap mbok Mey.
"oh yasudah ayo kita makan sama sama,"ucap nyonya Kinan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!