NovelToon NovelToon

SEKRETARIS CULUN MILIK CEO TAMPAN

01

Seorang pria yang sedang mengagahi wanitanya , nampak menggerutu kesal lantaran suara ponselnya yang sedari tadi berdering mengganggu aktifitasnya.

"Sialan... Siapa sih yang telepon malam malam?" kesal Kevin Aldrian seorang Ceo disebuah perusahaan perhiasan terbesar dinegaranya.

"Sayang kok nggak jadi dilanjutin?" tanya seorang wanita dibawah Kevin yang sudah memerah ingin segera dituntaskan.

"Apa kamu tuli?" bentak Kevin dingin kemudian berjalan mendekati benda sialan yang menganggu nya kali ini.

"Ahh gadis ini." geram Kevin nampak menyentuh tombol hijau tanda ia menerima panggilan teleponnya.

"Sial.. Apa yang kau inginkan malam malam begini hah!" bentak Kevin kesal.

"Maaf Pak, hanya menginggatkan bahwa Bapak tidak melupakan agenda meeting kita besok pagi." jelas Wanita dalam telepon.

"Sial ! Aku menginggatnya, sangat menginggatnya lalu apa lagi mau Mu?" tanya Kevin nampak kesal.

"Bapak melupakan satu berkas yang harus ditanda tangani untuk besok pagi." wanita didalam telepon tampak santai mengatakan apapun pada Kevin.

"Apakah tidak bisa besok dan haruskah kamu mengangguku malam malam begini?" tanya Kevin masih kesal sebab ucapan wanita didalam telepon terdengar santai hingga membuatnya muak.

"Jika bisa besok mungkin saya tidak akan menganggu bapak malam malam begini, ini sangat penting Pak, penting sekali!"

"Baiklah jika itu sangat penting, bawalah berkas itu kemari." Kevin mulai menetralkan suaranya.

"Bapak sekarang ada dimana?" tanya wanita itu.

"Hotel mawar nomer 307, waktumu hanya 15 menit jika tidak datang jangan harap aku membukakan pintu untukmu!" jelas Kevin kemudian mematikan panggilanya dan melempar ponselnya asal.

Sedangkan itu seorang gadis berkaca mata tampak menghela nafas lelah melihat panggilanya diputuskan sepihak ,Helenna key nama Gadis itu yang bekerja sebagai sekertaris diperusahaan perhiasan atau bisa dibilang dia adalah sekertaris seorang Kevin Aldrian, Pria super tampan yang dikagumi banyak wanita dengan mata elangnya dan wajah dinginya membuat dirinya terlihat wibawa dan sangat cool bagi para wanita yang hanya melihat Kevin namun tak mengenal pria itu, hanya Hellen lah yang tau bagaimana menyebalkannnya pria itu.

Sungguh jika para pengaggum Kevin tau seperti apa Pria itu pasti tak ada yang menyukainya .

Hellen melajukan montor scoopy kesayangan nya menuju ke alamat yang baru saja bos Kevin berikan. Ia melaju dengan kecepatan tinggi karena waktunya hanya 15 menit dan jarak rumah Hellen dengan  hotel yang dimaksud cukup jauh.

Hellen sampai dihotel yang dimaksud dan dia harus menaiki lift menuju lantai 10 karena kamar 309 berada dilantai 10.

Hellen keluar dari lift dan segera mencari kamar nomer 309 dan benar saja kini ia sudah berada didepan kamar yang dimaksud bos Kevin.

Segera Hellen memencet bel yang ada disamping kamar dan Hellen memencet berkali kali agar Bos Kevin segera keluar. Rasanya senang sekali bisa mengerjai Kevin seperti ini.

"Sial... Bisakah kau sabar sedikit?" Tanya Kevin yang kini sudah diambang pintu dengan raut kesal. Sementara Hellen malah terkejut melihat Kevin hanya mengenakan Boxer dan bertelanjang dada.

Dasar Pria sinting tak punya malu batin Hellen.

Kevin sendiri sedikit menggelengkan kepalanya melihat penampilan Hellen yang hanya mengenakan celana training, kaos berwarna putih dan jaket rajut tak ketinggalan kaca mata kuda serta rambut yang selalu ia kepang, membosankan sekali sungguh tak kesan seksi yang melekat pada Wanita ini.

Kevin membubuhkan tanda tangannya dan memberikan pada Hellen yang menerima dengan senyuman.

"Jika besok kau berani menganggu malamku lagi, akan kubuat kau mengantikan wanita yang ada didalam kamar ini!" gertak Kevin sebelum Hellen pergi.

"Maafkan saya Pak karena berani menganggu malam indah Bapak, saya permisi." kata Hellen tersenyum tanpa dosa.

Hellen turun dari hotel berbintang itu dengan perasaan senang, sebab pekerjaannya hari ini telah selesai. Sungguh melelahkan disaat ia harusnya sudah beristirahat dirumah masih harus pergi menemui Kevin hanya untuk meminta tanda tangan namun mau bagaimana lagi, tanda tangan ini sangat penting demi kemajuan perusahaan dan pekerjaan dirinya.

Montor Hellen berhenti disebuah rumah mungil. Hellen memarkirkan montor kesayanganya didepan rumahnya tak lupa ia mengunci pagar rumahnya, Ia tak mau Bibi mengomel lagi jika sampai tau jika Hellen lupa mengunci pagar rumahnya lagi.

Hellen memang hanya tinggal dengan Bibi saja karena kedua orang tuanya sudah lama meninggal. Sebelum meninggal kedua orang tua Hellen menitipkan Hellen pada adik Mama Hellen yang bernama May.

"Darimana saja kamu Hellen?" tanya Bibi May galak.

"Abis kerja!" ucap Hellen ketus.

"Kenapa baru pulang?" tanya Bibi May marah melihat Hellen pulang sedikit larut dari biasanya.

"Bibi belum selesai bicara Hellen!" seru Bibi May kesal karena Hellen sudah memasuki kamarnya.

Hellen hanya cuek mendengar celotehan Bibi May, sungguh Ia sudah merasa sangat lelah dan hanya ingin berbaring.

Bukan berarti Hellen tak menghormati Bibi May, Hellen hanya sedang malas berdebat.

Rasanya sudah lelah seharian bekerja dengan Ceo yang menyebalkan dan mengapa pula ia pulang kerumah juga harus mendengarkan ocehan menyebalkan Bibinya juga.

Sungguh kadang hidup tak adil untuk Hellen.

Hellen melirik jam dinding sudah pukul 11 malam, ia harus buru buru tidur agar besok pagi ia tak kesiangan karena besok pagi Kevin dan Hellen harus meeting dengan investor penting. Tak terasa kantuknya menyerang dan matanya mulai menutup. Hellen tidur.

Paginya....

Hellen mengerjapkan matanya, membuka matanya karena Ia merasa terik matahari sudah memasuki kamarnya lewat celah jendela.

Jam berapa sekarang? batin Hellen terlihat menguap dan melirik arah jam dinding bergambar hello kitty miliknya.

Mata Hellen mendadak melotot melihat jarum pendek jam dinding yang menunjukan pukul 7 pagi. Sekali lagi mata Hellen mencoba melihat jam lagi takut jika salah dan memang benar sudah jam 7.

"Meeting jam setengah 8 dan sekarang sudah jam 7?" Hellen malah tertawa rasanya seperti mimpi kemudian Ia mendengar ponselnya bergetar sedari tadi.

Bosss gila calling...

"Gila!!! beneran udah jam 7." teriak Hellen sadar membuatnya panik dan akhirnya ia tak menjawab panggilan Kevin. Hellen sudah sibuk bersiap.

15 menit Hellen selesai dengan penampilan ala kadarnya, tak peduli dengan penampilannya sekarang, yang terpenting Ia harus segera berangkat sebelum bos Kevin mengamuk karena Hellen juga mengabaikan panggilan tak terjawab Kevin yang sudah ada 30 kali panggilan.

Hellen keluar kamar dan berteriak..

"Bibi..... Hellen berangkat." ucap Hellen berteriak karena Ia tak melihat Bibi May didapur.

Hellen menaiki montor kesayanganya dan segera menancap gass menuju kantornya dengan kecepatan tinggi.

Beruntung bagi Hellen jalanan tak macet jadi dia bisa sampai kantor dengan cepat.

Segera Hellen berlari menuju lift, memencet lantai 15. Sesampainya dilantai 15 Hellen berlari menuju ruangan Kevin namun sayang Kevin sudah tak ada diruangan. Segera Hellen menuju ruang meeting dengan tas ransel besar berisi banyak berkas.

Hellen sudah berada didepan ruang meeting, Ia menarik nafas dalam dalam kemudian mengetuk pintu dan membuka pintu.

"Maaf pak saya terlambat." ucap Hellen dan semua mata tertuju Hellena Key membuat Hellen mati kutu.

Bersambung...

Jangan lupa like vote dan komen...

02

Hellen mati kutu melihat semua orang yang berada diruangan meeting menatapnya tajam tak terkecuali Kevin yang kini menatapnya dengan tatapan ingin memakan dirinya hidup hidup membuat Hellen bergidik ngeri.

"Maafkan saya atas keterlambatan saya." sesal Hellen.

"Masuklah.. Meeting segera dimulai dan segera bawa berkas berkas itu kemari." perintah Kevin dengan suara sedikit tinggi.

Hellen menurut, Ia memasuki ruangan dan duduk didekat Kevin, segera ia mengeluarkan berkas berkas yang sudah ia kerjakan kemarin.

Meeting sudah selesai, Hellen bersyukur bisa melewati meeting pagi ini dengan selamat tanpa kesalahan, meskipun Hellen tadi terlambat namun meetingnya berjalan lancar.

"Setelah ini keruangan saya!" suara Kevin terdengar dingin.

"Baik pak." Hellen Hanya mendesah pelan.

Oke.. Bersiaplah mendapatkan sarapanmu pagi ini Hellen.

Dengan langkah berat, Hellen berjalan menuju ruangan Kevin.

Hellen mengetuk pintu sebelum akhirnya memasuki ruangan Kevin.

Kevin duduk dikursi kebesaranya, sorot mata tajam nampak mengintrupsi saat melihat Hellen memasuki ruangan Kevin.

"Maaf Pak... ada apa bapak memanggil saya?" tanya Hellen tenang  seperti tanpa dosa.

"Kamu dengan santainya masih bilang ada apa?  Kamu sadar nggak sama kesalahan kamu?" tanya Kevin sangat kesal dengan sekertarisnya itu karena pura pura tak mengerti.

"Tau pak... saya terlambat datang ke meeting." nada bicara Hellen masih terdengar santai.

"Bagus... Dan kamu nggak merasa bersalah sama sekali bahkan kamu tak menjawab panggilan telepon saya!" Kevin sedikit membentak.

"Jika tadi saya masih harus menjawab panggilan telepon Bapak mungkin saya bisa lebih terlambat Pak, itulah sebabnya saya tidak menjawab telepon Bapak! lagipula saya hanya terlambat 5 menit saja, bahkan acaranya belum dimulai dan saya bisa menyelesaikan meeting pagi ini dengan lancar, lalu dimana salah saya Pak?" tanya Hellen masih dengan nada santainya.

Sungguh sial... Benar benar sial mimpi apa Kevin hingga memiliki sekertaris seperti ini. Sekertaris culun dengan baju dan rok yang kedodoran , sepatu flatshoes warna hitam dan rambut selalu dikepang, jangan lupakan kaca mata kuda serta gaya bicaranya yang terlampau santai membuat Kevin muak. Namun mau bagaimana lagi Hellen termasuk sekertaris yang pintar dan bisa diandalkan jadi Ia memang harus sedikit mengalah.

"Jadi kamu merasa tak bersalah yaa?" tanya Kevin mencoba menutupi kegeramannya.

"Saya tidak mengatakan tidak bersalah pak, saya bahkan bertanya pada bapak apa kesalahan saya?" Hellen benar benar membuat kesabaran pria yang didepanya itu habis. melihatnya seperti hendak membungkus Hellen ke dalam koper kemudian membuangnya kelaut.

"Kesalahan kamu, karena kamu terlambat Hellen!" ucap Kevin.

"Saya hanya terlambat 5 menit saja pak, bahkan belum dimulai meetingnya." sanggah Hellen.

"Ah baiklah, bisa gila saya mendengar ucapan kamu. Lupakan! Dan apa jadwal saya hari ini?" tanya Kevin dengan suara lelahnya.

"Maaf pak, saya bahkan belum mengecek di komputer saya dan lagi bolehkah saya minta waktu untuk sarapan sebelum lanjut bekerja?" tanya Hellen.

"Apa kamu bilang? Waktu buat sarapan?" tanya Kevin yang sudah habis kesabarannya.

"Ya pak, bukanya jam kerja seharusnya pukul 8 pagi dan saya jam setengah 8 sudah mulai bekerja jadi Bapak hutang jam pada saya setengah jam untuk saya sarapan."

"Baiklah baiklah... Pergi dari sini dan habiskan sarapanmu itu!" Kevin memijat kepalanya yang serasa mau pecah mendengarkan suara gadis culun didepannya yang banyak protes dan membuatnya sangat geram.

Seharusnya Kevin memarahi gadis itu habis habisan tapi mengapa malah jadi dirinya yang kena skakmat seperti ini.

"Baiklah Pak... Terimakasih." kata Hellen yang kini keluar dari ruangan Kevin dengan senyuman semangat, Ia harus sarapan karena perutnya akan mengamuk jika belum diberi makanan.

....

Seperti biasa pagi ini dikantin kantor Hellen hanya sarapan nasi goreng serta teh hangat saja karena menu di kantin ini hanya itulah yang paling murah.

Meskipun gajinya terbilang besar Hellen harus tetap berhemat karena biaya hidupnya tidak sedikt, dirinya harus membayar sewa rumah setiap bulannya dan memenuhi kebutuhan dapur untuk dirinya dan Bibi May, belum lagi jika Bibi May rewel minta dibelikan ini dan itu ah sungguh membuat kepala Hellen bisa pecah jika tak menuruti keinginan Bibi May yang cerewet itu.

Hellen sedang menikmati sarapan nya sendirian tiba tiba didepannya kini ada seseorang yang baru saja duduk.

"Nggak apa apa kan aku duduk disini ???" tanya Siska Wanita cantik dan modis salah satu karyawan tercantik dikantor ini.

"Duduk saja. lagipula aku sudah selesai." Hellen terlihat sedikit cuek kemudian meninggalkan Siska sendirian disana.

Bukan berarti Hellen sombong, Ia hanya tak menyukai Siska gadis yang jadi idaman para lelaki dikantor ini, nyatanya Hellen pernah memergoki Siska berduaan dengan Kevin bosnya dan Hellen tau alasan Siska mendekatinya hanya ingin memanfaatkan untuk berbagi informasi tentang Kevin bos mereka.

Perut Hellen sudah kenyang, kini ia nampak sibuk melihat jadwal Kevin hari ini.

selesai meringkas, Hellen segera menuju ruangan Kevin yang berada didepan nya.

"Permisi pak." ucap Hellen kala memasuki ruangan Kevin dan melihat Kevin sedang sibuk menatap layar laptopnya.

"Apakah kamu sudah kenyang sekarang?" tanya Kevin dengan nada menyindir.

"Tentu saja pak, dan saya menggunakan waktu yang bapak berikan sebaik mungkin, tidak saya kurangi dan saya tambahi, tepat 30 menit waktunya." Hellen menjelaskan karena Ia tak ingin dituduh korupsi waktu.

"Baiklah baiklah terserah kau saja!" Kevin terdengar malas.

"Ini Daftar jadwal Anda hari ini pak." Hellen nampak menyodorkan sebuah ringkasan yang baru saja Ia buat.

"Bacakan!"

"Pukul satu siang Bapak harus meeting dengan pihak Adijaya, pukul tiga sore Bapak harus meeting dengan pak Surya dan pukul enam petang ada jadwal dengan Nona Tiara." Hellen selesai membacakan.

"Ah aku paling menyukai yang terakhir, dan sekedar peringatan lagi jangan pernah mengangguku di malam hari seperti semalam!" perintah Kevin tegas.

"Saya tidak akan menganggu bapak jika memang keadaannya memungkinkan Pak, tapi jika genting saya akan tetap menganggu bapak!"

"Ya sudah terserah kau saja."

"Kalau begitu saya permisi pak." ucap  Hellen

"tunggu sebentar." perintah Kevin, "Bisakah aku meminta satu permintaan?" tanya Kevin.

"Apa yang bisa saya bantu Pak ???" tanya Helen penasaran.

"Bisakah kamu mengganti model pakaian mu atau rambutmu?" tanya Kevin.

"Maaf maksud bapak?" tanya Hellen masih binggung.

"Gantilah model pakaianmu, jangan selalu memakai pakaian yang kebesaran seperti itu." Kata Kevin.

"Maaf pak bukannya diperaturan perusahaan memperbolehkan memakai pakaian model apapun selama itu bisa membuat nyaman karyawan?" tanya Hellen, "Padahal yang membuat peraturan juga bapak sendiri." tambah Hellen lagi, skakmat untuk Kevin.

"Ya sudah percuma saya ngomong sama kamu." Kevin nampak kesal sedangkan hellen hanya tersenyum.

Bersambung...

Jangan lupa like vote dan komen...

03

Hellen keluar dari kantornya, kini sudah pukul 6 sore waktunya Hellen pulang dan mengistirahatkan otak serta badan nya yang sudah terkuras habis hari ini.

Segera Hellen melajukan motor matic kesayanganya menyusuri jalanan kota yang ramai dengan kerlap kerlip lampu.

Sesampainya dipekarangan rumahnya hellen sedikit heran karena rumahnya nampak gelap dan belum ada lampu yang menyala.

Kemana Bibi May? Batin Hellen.

Segera Hellen memasuki rumahnya yang terlihat sepi sekali.

"Bibi... Apa bibi pergi?" tanya Hellen saat memasuki rumah.

Tak ada sahutan, akhirnya Hellen menyalakan lampunya dan betapa terkejutnya Hellen melihat Bibi May sudah tersungkur dilantai dalam keadaan mata terpejam.

"BIBI MAYYYY....!!!!!" teriak Hellen histeris melihat keadaan Bibi May karena hanya Bibi may satu satunya keluarga yang Hellen punya sekarang.

"Apa yang terjadi Bibi? Bangun bii..." Kata Hellen yang tanpa ia sadari sudah menangis sambil terus menggoyang goyangkan tubuh Bibi May.

Segera Hellen menghubungi rumah sakit terdekat untuk mengirimkan ambulance ke rumah nya.

Hanya membutuhkan waktu 20 menit para petugas rumah sakit dan ambulance datang dan segera membawa Bibi May ke rumah sakit diikuti oleh Hellen dibelakangnya dengan perasaan cemas.

Setelah sampai dirumah sakit, Bibi May dibawa ke ruang UGD dan sedang diperiksa oleh Dokter, sedangkan Hellen menunggu diluar.

"Tuhan... Aku mohon selamatkan lah Bibi May." batin Hellen sambil menangis.

Sekalipun setiap hari Ia dan Bibi May selalu bertengkar tapi dari lubuk hati yang paling dalam ia sangat menyayanggi Bibi May , apalagi setelah kepergian kedua orang tuanya, Bibi May lah yang merawat dan bekerja keras untuk membesarkannya seorang diri karena memang Bibi May masih lajang sampai sekarang belum pernah menikah sekalipun.

Cukup lama Hellen duduk dibangku hingga ia dikejutkan oleh pintu UGD yang terbuka segera Hellen mendekati Dokter pria yang memeriksa Bibi May.

"Dokter bagaimana keadaaan Bibi may ?" tanya Hellen.

"Jadi dia Bibi mu ?" tanya Dokter itu dan Hellen merasa sepertinya Ia mengenal siapa Dokter yang baru saja keluar ini.

"Iya ... Bagaimana keadaan nya ??" tanya Hellen lagi sambil menelisik wajah Dokter yang masih mengenakan masker itu.

"Bibimu hanya kelelahan hingga membuatnya pingsan, tapi Ia perlu dirawat beberapa hari disini " ucap Dokter itu dan terlihat wajah lega dari Hellen.

"Bagaimana kabarmu Hellen?" Tanya dokter itu sambil melepaskan maskernya membuat Hellen terkejut karena ia mengenal ssosok dokter didepan nya itu.

"Kak Diegoo." seru Hellen terkejut dan sangat merasa senang bisa bertemu kakak kelasnya sewaktu Sma itu.

Hellen ingat sewaktu sekolah dulu ia sering menjadi bahan bullyan karena gayanya yang memang culun, namun berkat Kak Diego, dia sudah tak pernah diganggu oleh para teman nya ataupun kakak kelasnya dan sejak itu Hellen mulai menyukai Kak Diego namun sayangnya waktu itu Kak Diego sudah memiliki kekasih dan terang terangan mengatakan jika Ia hanya menganggap Hellen sebagai Adik membuat Hellen kecewa dan berusaha melupakan pria itu.

Namun sekarang, Setelah sekian lama akhirnya Ia kembali dipertemukan oleh kak Diegonya lagi.

"Kok malah ngalamun?" tanya Diego yang kini terlihat lebih dewasa dan lebih tampan dari Diego yang dulu.

"Maaf kak, aku kaget aja bisa ketemu kakak.." ucap Hellen malu malu.

"Ya aku memang bekerja disini" ucap Diego.

"Kamu sama sekali tak berubah Hellen masih sama seperti yang dulu " ucap Diego dan entah mengapa Hellen sedikit tersentil dengan ucapan Diego itu.

"Ya.. Kakak yang udah berubah jauh yaa " puji Hellen.

"kamu juga masih terlihat imut di usiamu yang sekarang." ucap Diego yang membuat pipi Hellen merona.

"Ya sudah kamu boleh masuk untuk menemui Bibimu, sebentar lagi pasti sudah Sadar." ucap Diego.

"Terimakasih dokter Diego." kata Hellen yang membuat Diego terkekeh.

Hellen memasuki ruangan dimana disana ia melihat Bibi May terbaring diranjang dengan mata yang terpejam.

"Bibi....." panggil Hellen lirih, sedih sekali melihat Bibinya yang biasanya mengomel kini harus terbaring lemah seperti ini.

Untung saja besok hari libur jadi Ia bisa lebih leluansa merawat Bibi nya tanpa perlu ijin tidak masuk kantor.

"Permisi Nona, pasien akan di pindahkan ke ruang rawat inap harap segera memilih kamar rawat dan menyesaikan biaya di ruang administrasi." Kata Seorang suster yang baru saja memasuki ruangan.

"Baiklah suster.." Hellen berjalan meninggalkan Bibi May dan pergi keruang Administrasi.

"Ini daftar ruangan beserta biayanya silahkan dipilih lebih dahulu." kata wanita cantik yang berada di kantor administrasi memberikan satu lembar kertas pada Hellen.

"Saya pilih nomer 2 mbak." kata Hellen mantak setelah melihat isi kertas itu.

"Baiklah .. Untuk biaya awal nya satu juta dan sisanya bisa dibayar saat pulang."

"Anu... Mbak boleh nggak saya nitip dulu 500ribu nanti saya balik lagi soalnya saya mau ambil uang dulu di atm." kata Hellen mengingat uang cash nya hanya ada 500ribu saja.

"Baik silahkan.. Dan setelah ini pasien akan segera dipindahkan keruang inapnya." jelasnya lagi dan Hellen hanya mengangguk.

Hellen berjalan menuju atm terdekat yang berada tak jauh dari rumah sakit.

Terpaksa Hellen harus mengambil uang tabungan nya karena keadaanya seperti ini tapi tak apa demi kesembuhan Bibi May ia harus berkorban karena selama ini yang ia punya hanya Bibi May.

Selesai mengambil uang, Hellen melihat seorang pria yang hendak mencopet seorang wanita lantas Hellen berteriak membuat copet itu terkejut dan berlari secepat mungkin karena kondisi tempat yang ramai , mungkin copet itu tak ingin jadi amukan massa.

"Makasih ya dek ... Untung ada kamu." kata Wanita itu yang masih terlihat cantik diusianya yang mungkin sudah kepala 4.

"Sama sama bu, besok lagi hati hati bu kalau bawa tas." kata Hellen.

"Iya dek, sekali lagi makasih." kata Wanita itu tersenyum bangga melihat Hellen.

Hellen mengangguk dan segera berjalan memasuki rumah sakit menyelesaikan biaya administrasi kemudiam masuk keruang inap Bibi May.

..

Seorang wanita nampak memasuki Mansion dan terkejut melihat putranya duduk disofa dengan malas.

"Tumben anak mama pulang..ada apa ini???" tanya wanita yang bernama Hera.

"Ck .. Mama, tau anak pulang ditumbenin kalau nggak pulang dicariin" jawab pria itu malas.

Kini Hera sudah duduk disamping putranya itu.

"Tadi mama hampir kecopetan." cerita Hera.

"Kasih aja mah .. Lagian uang mama kan banyak nanti kalau habis aku kasih lagi." kata pria tadi dengan sombongnya.

"Kamu itu mentang mentang udah jadi Ceo udah punya perusahaan kayak gitu" kata Mamanya gemas dan mencubit pinggang putranya itu.

"Sakit mah." pria itu terdengar manja.

"Kalau aja tadi nggak ada cewek berani tadi yang bantuin Mama mungkin semuanya bakalan ilang."

"Emang siapa Ma yang nolongin, mama kenal ???" tanya pria itu.

"Mama sampai lupa mau ngajak kenalan, dia itu berani banget." Hera terdengat memuji.

Pria tadi hanya menggeleng geleng kemudian melanjutkann fokus pada ponselnya.

Bersambung ..

Jangan lupa like vote dan komen...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!