"Besok Violet akan resmi menjadi istri ayah secara hukum, dia akan menggantikan mamah. lalu untuk apa kakak mau menemuinya? besok dia akan resmi menjadi ibu tiri kita hahaha.... sangat lucu bukan?" Ucap Racel pada Axel yang mematung dengan sepasang bola mata yang memerah dan berkaca.
"Besok Violet akan menikah dengan ayah?" Tanya Axel, suara pria itu bergetar seolah menahan amarah.
"Iya." Sahut Racel.
Mendengar jawaban Racel, Axel memutar tubuh sambil menggertakan giginya, wajahnya memerah bahkan urat-urat di wajahnya nampak sangat jelas.
"Aku tidak akan membiarkanmu menikah dengan ayah Violet, kau adalah milikku. milik Axel Zayn." Batin Axel.
Axel keluar dari mansion di ikuti Racel yang terus memanggil dan memintanya untuk berhenti. namun Axel seolah menjadi tuli, ia tidak menghentikan langkahnya dan masuk kedalam mobil.
Racel berusaha membuka pintu sambil ia memukuli jendela mobil mewahnya berharap Axel akan membuka pintunya.
"Kakak!!" Panggilnya saat mobil yang di kendarai Axel mulai menjauh dan menghilang dari pandanganya.
Disepanjang jalan Axel Zayn mengendarai mobilnya dengan pandangan kosong, ke empat roda mobilnya melesat sangat cepat memecah jalanan ibukota.
"Besok? mana mungkin aku akan sampai di kota Seoul besok!"
Bug!!
Axel Zayn sungguh sangat frustasi, ia memukul kemudi mobil dengan kepalan tanganya. ia telah sadar jika jaraknya saat ini masih sangat jauh untuk bisa sampai ke kota Seoul malam ini juga. itu tidak akan mungkin!
Pria muda itu lantas menginjak gas nya semakin dalam, tentu saja agar mobil mewahnya semakin cepat mengantarkanya menuju kediaman Zayn Keenan.
🍁
Malam itu tidak hanya Axel Zayn seorang yang merasa sangat gelisah, di sebuah kamar mewah bahkan seorang wanita terus menangisi kenyataan akan besok adalah hari pernikahanya bersama Zayn Keenan.
Wanita itu duduk bersandar memeluk lutut di atas tempat tidurnya, ia terus menatap jam mewah yang melekat di dinding. menatap sangat dalam betapa jarum panjang jam itu terus berdetak tiada henti mengantarkanya menyambut mentari yang akan hadir di pagi hari.
Wanita itu kini tertunduk menenggelamkan wajahnya, ia mengepalkan sepasang telapak tanganya dan berteriak sekuat tenaga.
"Aku tidak mau menikah denganmu Zayn Keenan!" Ucapnya.
Hu..hu..hu..hu.....
Suara tangisnya kian terdengar, air mata bahkan tak kunjung habis. Zayn Keenan yang saat ini sedang berada di dalam kamar mandi. ia terdiam menopang tubuh dengan menggunakan sepasang tanganya di hadapan wastafel dengan air yang terus menetes dari wajahnya.
Zayn lantas membasuh wajahnya lagi dengan air yang terus mengalir dari keran wastafel itu saat ia mendengar teriakan Violet.
"Kita tetap akan menikah.." Ucap Zayn Keenan, ia menatap cermin sangat tajam menatap sepasang bola mata mengerikan pria yang saat ini ada di hadapanya, pria itu adalah dirinya sendiri.
Zayn Keenan lantas menarik satu sudut bibirnya, ia menoreh senyum sangat mengerikan di wajahnya dan hahahaha.... ia tertawa sangat bahagia di atas tangis wanitanya.
Mendengar prianya tertawa di dalam kamar mandi, Violet lantas meraih gelas yang telah kosong yang ada di atas meja, ia menatap sangat mengerikan pintu kamar mandi yang ada di dalam kamarnya dan...
Craaannngggg!!!!
Zayn Keenan menoleh ke arah kanan, ia melihat gelas itu hancur berkeping-keping di dekatnya. Zayn lantas menoleh ke arah Violet yang saat ini menatapnya penuh kebencian dan amarah.
Zayn Keenan pun melangkah menghampirinya, wanita yang melemparkan gelas dengan niat untuk melukainya saat ia keluar dari dalam kamar mandi.
Kini sepasang bola mata tajam keduanya saling menatap. Violet lantas menoleh ke sebelah kanan dan ia meraih sebuah vas bunga yang ada di atas meja.
"Matilah kau Zayn Keenan!!" Teriaknya.
Craaannngg!!!
Zayn kembali menoleh menatap sebuah vas bunga bernilai ratusan juta itu hancur berkeping-keping di lantai saat ia menghindar dan pada akhirnya vas itu menghantam diding kamarnya.
Sepasang mata tajam bagaikan elang seorang Zayn Keenan kini menatap kembali wanitanya yang terus menerus menangis. ia mengayunkan lagi sepasang kaki jenjangnya untuk menghampiri Violet Grizelle.
"Sayang.. sikapmu semakin lama semakin manis, aku semakin menyukaimu." Ucap Zayn Keenan, ia bicara bagaikan pesikopat gila.
Iya! Zayn Keenan memang telah gila di buatnya, ia jatuh cinta padanya namun wanita itu tidak kunjung memebrinya secercah harapan untuk bisa mencintainya meski hanya sedikit saja.
"Aku membencimu tuan Zayn! aku sangat membencimu!" Ucap Violet, ia menyeret tubuhnya ke belakang saat ia melihat pria mengerikan itu terus melangkah dan semakin dekat ke arahnya.
Zayn Keenan kembali tersenyum sambil ia menaikan satu kaikinya ke atas tempat tidur, pria itu melihat wanitanya hendak mengambil vas bunga yang ada di atas meja lagi dan Zayn meyakini jika wanita itu masih belum menyerah untuk bisa melukainya.
"Kamu sangat gigih sayang.. sudah sangat lama aku menunggu, kamu bahkan masih menolakku? hahahaha...." Ucap Zayn Keenan, ia sangat erat menggenggam pergelangan tangan Violet untuk menghentikan niat buruknya.
Zayn Keenan mendekatkan wajahnya ke wajah cantik wanitanya dan mengatakan...
"Sayang... semakin hari aku di dekatmu, aku semakin jatuh cinta padamu."
Mendengar ucapan pria itu, Violet semakin deras menjatuhkan air matanya. sungguh setiap kalimat yang keluar dari mulut pria gila itu selalu membuatnya merasa sangat takut. Violet lantas tertunduk tidak berdaya, ia sungguh sangat putus asa dan telah lelah menanti sesuatu yang tidak kunjung datang.
"Tuan Axel Zayn, Joe Nathan... siapapun, tolong jemput aku. demi tuhan aku tidak mau menikah denganya, aku takut padanya.. aku sangat takut!" Batin Violet.
Violet terkejut saat pria itu tiba-tiba menggendong tubuhnya dan membawanya menuju kamar mandi, "Apa yang akan ada lakukan tuan Zayn?!" Tanyanya.
"Kamu bilang mau mandi bukan? biar aku membantumu mandi sayang, hahahaha....." Sahut Zayn Keenan seraya ia tertawa sangat mengerikan.
"Tidak! turunkan aku tuan Zayn!" Pintanya seraya ia terus memukuli dada kekar Zayn Keenan yang bahkan tidak menggubris permintaanya.
Zayn bersama dengan wanitanya masuk kedalam kamar mandi dan ia menurunkan Violet di bathtub, Violet lantas langsung bangkit dari duduk hendak pergi namun Zayn Keenan menahanya, pria itu melepaskan dasi dari lehernya dan menyatukan sepasang tangan Violet sambil ia mengacungkan dasi itu di depan mata wanitanya.
"Patuh atau aku akan mengikat kedua tanganmu lagi." Ucap Zayn Keenan.
"Ak... aku akan mandi sendiri tuan Zayn." Sahut Violet dengan suaranya yang gemetar, nafas wanita itu bahkan terpenggal-penggal karena terus menerus menangis.
Mendengarnya, Zayn Keenan lantas melepaskan tanganya dan ia meletakan dasinya di lantai, pria yang saat ini jongkok di dekat bathtub itu kini meraih keran air untuk mengisi bathtub wanitanya dengan air hangat.
Violet tentu langsung tertunduk menatap sepasang kakinya kini mulai tenggelam oleh air yang terus mengalir, ia gemetaran. Zayn Keenan masih berada di sampingnya, menatapnya dengan tatapan matanya yang sangat mengerikan.
"Aku takut ayaaahh, kenapa kalian semua meninggalkan aku bersama denganya." Batin Violet.
Zayn Keenan pun meraih kerah pakaian Violet dan sraaakkk!!! ia merobeknya dengan tangan kosong.
"Jangan tuan Zayn!" Pinta Violet, ia menggenggam kedua pergelangan tangan Zayn Keenan sangat erat dengan sepasang tanganya yang gemetar hebat.
Zayn pun terhenti saat ia melihat sepasang tangan wanita itu bahkan seluruh tubuhnya gemetar. sungguh! Violet sangat ketakutan!
Zayn Keenan lantas bangkit dan duduk di atas closet yang tertutup, ia memperhatikan wanitanya yang saat ini memeluk tubuhnya sendiri, tertunduk dengan air yang mulai mengalir keluar dari dalam bathtub karena telah penuh dan tak kunjung di matikan. di dalam kamar mandi itu tersisa suara tangisnya dan suara gemericik air yang menyertainya.
"Mandi sendiri atau aku yang akan memandikanmu." Ucap Zayn Keenan, ia menatap wanitanya sangat dalam.
Violet tertegun dan perlahan menoleh. Zayn memperhatikanya, wanita dengan air mata yang membasahi pipi, rambut panjang yang berantakan terlihat sangat menyedihkan.
Zayn Keenan kembali menghampirinya saat ia melihat wanitanya kembali tertunduk, pria itu menekuk lutut dan jongkok di dekatnya di samping bathtub, ia meraih dagu Violet dan mengatakan...
"Bisakah kamu berhenti menangis? kamu tau? aku sangat sakit saat melihatmu seperti ini."
Violet hanya diam, Zayn Keenan lantas memeluknya sangat erat. "Jangan takut padaku sayang, percayalah aku sangat menyayangimu." Ucapnya sambil mengelus hingga membelai rambut panjang Violet.
Di tempat itu Zayn memeluknya sangat lama, ia terus menemani wanitanya yang saat ini mulai membersihkan diri di hadapanya, Violet tidak melepaskan pakaianya dan tidak akan melepaskanya di hadapan calon suami yang saat ini kembali duduk di atas closet yang tertutup memandangi dirinya.
"Aku tidak bisa mandi jika anda terus di sini tuan Zayn." Ucap Violet, ia bicara bahkan tidak menoleh padanya.
"10 menit. aku akan kembali setelah 10 menit." Sahut Zayn Keenan, ia bangkit dari duduk.
Violet mendengarnya, ia lantas menganggukan kepala perlahan dan Zayn Keenan pun pergi meninggalkanya sendirian.
Melihat Zayn Keenan menghilang di balik pintu, Violet lantas bersandar dan merebahkan kepala, ia terdiam menatap langit-langit kamar mandi yang sangat mewah. perlahan ia merosot dan semakin merosot hingga kepalanya mulai tenggelam masuk kedalam air.
"I Love You Joe, I Love you Axel Zayn. Aku sangat mencintai kalian."
"Selamanya..." Batin Violet.
Zayn Keenan pun kembali masuk dan ia segera meraih kerah pakaian Violet yang saat ini menenggelamkan dirinya sendiri di dalam bathtub.
"Haaahhh~" Engah Violet, ia terkejut saat Zayn Keenan menariknya keluar dari dalam air, pria itu memeluknya dan meraih pinggangnya, ia bangkit dan mengangkat tubuh wanitanya keluar dari dalam bathtub.
Zayn Keenan lantas mencengkram leher belakang Violet untuk membuatnya mendongak dan menatap matanya.
"Inilah alasan kenapa aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian!!" Ucap Zayn Keenan, ia sangat marah hingga wajahnya sangat merah dan urat-uratnya nampak sangat jelas, sepasang bola mata pria itu pun mulai berkaca.
Zayn Keenan lantas meraih lenganya, ia menariknya keluar dari dalam kamar mandi.
"Ganti pakaianmu!" Perintahnya seraya ia menghempaskan tubuh Violet di dalam ruang ganti.
Violet terhuyung dan meraih meja untuk menopang tubuhnya, ia lantas berdiri seimbang dan mendekati lemari pakaian.
"Firasatku tidak pernah salah!" Ucap Zayn Keenan, sepasang bola mata pria itu sangat tajam menatap wanita yang saat ini sedang meraih satu stel pakaianya.
Violet masih diam di tempatnya berdiri, ia memeluk pakaian berharap Zayn Keenan keluar dari ruang ganti untuk meninggalkanya.
"Kamu mau aku pergi lagi?! aku tidak akan pergi sebeluk kamu mengganti pakaianmu!" Ucap Zayn Keenan, ia menggertakan giginya.
Violet pun hanya diam, ia tidak mengganti pakaianya, mana mungkin ia mau melepaskan pakaian basahnya dan bertelanjang di hadapan prianya.
"Tidak mau mengganti pakaianmu? mau aku yang memakaikanya?!" Tanya Zayn Keenan, ia mendekati Violet.
"Kamu pasti akan mengulangi perbuatan bodohmu lagi jika aku pergi bukan?" Tanyanya.
Zayn berhenti di hadapan Violet dan Violet meraih sepasang pergelangan tanganya hingga Zayn terdiam dengan tatapan heran. Violet meletakan sepasang tangan pria itu di lehernya tanpa mengucap sepatah katapun, ia memejamkan mata seolah menanti prianya segara mengakhiri semua ini.
Zayn Keenan membatu di buatnya, sungguh terbuat dari apa isi kepala wanita itu hingga ia bahkan masih belum menyerah.
Alih-alih berharap Zayn Keenan segera mengakhiri hidupnya, pria itu malah semakin mendekat dan mencium bibirnya. menciumnya sangat lembut penuh perasaan, Zayn memeluknya sangat erat seraya ia terus berusaha menenangkan wanitanya dengan ciuman manis darinya.
Zayn pun menarik diri, ia meraih kedua sisi pipi Violet dan mengusapnya lembut, "Sudah malam, ayo kita tidur." Ucapnya mulai bersikap tenang.
Meski Zayn mengatakan jika ia tidak akan keluar dari dalam ruang ganti sebelum Violet mengganti pakaianya, nyatanya pria itu tetap keluar dari ruang ganti untuk memeberi waktu pada Violet agara segera melepaskan pakaianya yang basah kuyup.
Violet pun segera mengganti pakaianya sebelum 5 menit prianya akan kembali lagi dan benar saja Zayn kembali masuk kedalam ruangan setelah 5 menit, ia meraih pinggang Violet dan membawanya menuju tempat tidur.
"Tidur!" Perintahnya.
Violet yang sejak tadi hanya diam, ia pun patuh dan naik ke atas tempat tidur, ia berbaring di sana dan Zayn pun merebahkan tubuh di dekatnya, ia memeluk tubuh wanitanya hingga lelah menguasai mereka dan pada akhirnya sepasang kelopak mata pasangan itu terpejam bersama menanti mentari yang akan hadir di pagi hari, tentu untuk menyambut hari besar mereka berdua.
Waktu terus berputar tiada henti, langit hitam kembali terang dengan kicau burung yang beterbangan berpindah dari satu pohon ke pohon lainya. pagi ini sangat sejuk bahkan jendela besar di dalam kamar mewah Zayn Keenan masih berselimut embun. seekor burung berwarna indah pun mendarat di depan jendela kamar mewah itu, burung cantik itu terus menerus mengetuk-ngetuk kaca jendela dengan menggunakan paruhnya.
Violet membuka jendelanya seraya burung cantik itu terbang tinggi dengan bebasnya, wanita itu tersenyum sendu. ia pun memutar tubuh dan berdiri di depan cermin menatap gambaran diri yang telah cantik di pagi hari dengan gaun pengantin mewah berlapis berlian, hari ini adalah hari pernikahanya.
"Nona Violet mau memakai kalung yang mana?" Tanya penata rias, ia menghampiri Violet dengan membawa beberap pilihan kalung berlian.
"Tuan Zayn Keenan membelikan ini semua untuk anda dan meminta anda memilih sendiri mana yang paling anda sukai." Ucap penata rias itu lagi.
Tanpa banyak bicara Violet mulai mengulurkan tanganya, ia meraih satu kalung berlian bermata hitam. iya! warna yang sangat tepat untuk menggambarkan isi hatinya saat ini.
Violet lantas menyerahkan kalung itu pada penata rias yang terlihat heran saat ia melihat Violet memilih warna hitam sedangkan masih ada warna cerah lainya, ini hari pernikahan, hari bahagia yang seharusnya di hiasi warna cerah nan indah.
Tapi.. penata rias itu tidak berhak untuk berkomentar, ia hanya tersenyum menatap pengantin wanita yang sangat cantik itu kini kembali memutar tubuh dan menatap cermin lagi.
Penata rias lantas mendekatinya dan mulai membuka pengaitnya, ia memakaikan kalung bermata hitam itu di leher Violet Grizelle.
"Sangat cantik." Ucapnya menatap cermin memuji Violet yang cantik meski tidak ada senyum di wajahnya.
"Terimakasih." Sahutnya lirih.
Tok.. tok...
Seseorang mengetuk pintu dan masuk, penata rias lantas merunduk sopan dengan sepasang telapak tangan yang menyatu di sisi perut bagian bawahnya. ia keluar dari kamar saat melihat pria berjas putih itu memberinya aba-aba.
Di dalam kamar mewah itu tersisa mempelai wanita dan prianya. Zayn Keenan tersenyum hangat saat ia meliahat wanitanya sangat cantik berdiri di depan cermin membelakanginya. wanita yang bahkan tidak menoleh padanya meski ia tau jika dirinya hadir di tempat itu.
Zayn Keenan menghampirnya dan memeluknya dari belakang, kini keduanya menatap cermin bersama dengan senyum yang menghiasi wajah Zayn Keenan dan kesedihan yang mengiasi wajah Violet.
"Sayang.. kamu sangat cantik, kamu pengantin wanita yang paling cantik di dunia ini." Pujinya.
Zayn lantas menarik diri, ia meraih kedua sisi lengan Violet untuk memutar tubuhnya. kini wanita itu telah berhadapan denganya namun ia hanya tertunduk, tertunduk semakin dalam.
"Sayang.." Panggil Zayn Keenan, ia meraih dagu Violet untuk menatap wajahnya.
Violet lantas mendongak dan Zayn pun terdiam, ia melihat kesedihan begitu pekat terpancar dari kedua bola mata wanita itu. Zayn lantas meraihnya untuk ia mendekapnya di dalam pelukan.
Keduanya hanya diam, satu sisi Zayn tidak bisa melihatnya terus bersedih namun di sisi lain ia sangat mencintainya. demi apapun Zayn Keenan sangat mencintainya. tak terkira, ia sangat-sangat mencintai Violet.
"Katakan apa yang kamu inginkan selain keinginanmu membatalkan pernikahan kita?" Tanya Zayn Keenan.
"Tidak ada keinginan lain selain aku tidak mau menikah dengan anda tuan Zayn." Sahutnya lirih.
"Sayang..."
"Tuan Zayn, aku ingin bertanya sekali lagi pada anda, apa mungkin anda bisa melepaskan aku?" Tanya Violet.
"Tidak mungkin. aku tidak akan melepaskanmu. hari ini kita akan menikah maka itulah yang akan terjadi." Sahutnya.
"Jadi... aku sungguh tidak bisa lepas dari anda tuan?" Tanyanya lagi.
"Iya, kamu tidak akan bisa lepas dariku sayang." Sahutnya.
"Kenapa kamu bertanya seperti ini?" Tanya Zayn Keenan.
"Aku hanya meyakinkan diriku." Sahut Violet.
"Bersiaplah sayang, sebentar lagi acara akan di mulai." Pinta Zayn Keenan.
Violet hanya diam, Zayn Keenan lantas menarik diri dan hendak pergi, namun langkah kakinya terhenti saat Violet memegangi jasnya. Zayn pun terdiam dan perlahan menoleh, ia melihat Violet tersenyum sendu padanya dengan air mata yang terjatuh dari kedua sudut matanya.
Sungguh Zayn tidak mampuh berkata-kata, ia melihat Violet tersenyum padanya. hal yang sangat ia nantikan setelah sekian lama. akhirnya hari itu Violet menoreh senyum untuknya.
"Kamu tersenyum untuk ku sayang?" Tanya Zayn Keenan.
Mendengar prianya bertanya, Violet hanya diam tidak menjawabnya. pasangan itu sungguh hanya diam saling memandang sangat dalam.
Zayn Keenan lantas menoleh dan melanjutkan langkahnya hingga tangan Violet terlepas dari jasnya. jemari Violet tergetar masih ingin meraih jas pria itu. namun Zayn telah pergi meninggalkanya sendirian.
Violet perlahan menundukan kepala, semakin dalam ia menundukan kepala dan memutar rubuhnya lagi. ia memandang diri dari dalam cermin lagi dan tersenyum sendu untuk dirinya sendiri.
Kini wanita itu tertunduk lagi sambil memainkan kuku dari sepasang jemari tanganya, ia menghampiri sofa dan duduk di atasnya. terdiam.
"Ayah..." Batin Violet.
Wanita itu bahkan tidak mampuh melanjutkan ucapanya meski di dalam hati. ia tidak mampuh melakukan apapun, tidak ada cara untuknya bisa pergi.
"Aku akan menikah denganya sebentar lagi ayah.. apa yang harus aku lakukan sekarang? aku tidak mencintainya."
Violet lantas bangkit dari duduk, ia menghampiri laci yang ada di dekat tempat tidur dan membukanya. ia meraih sebuah botol dari dalamnya dan menatapnya sangat dalam.
Tok... tok...
Seseorang mengetuk pintu dan masuk, Violet lantas menyembunyikan botol kecil itu di dalam genggaman tanganya, ia menutup laci segera saat melihat penata rias kembali masuk untuk menemuinya.
"Nona Violet, acara sudah akan di mulai." Ucap penata rias.
"Iya." Sahutnya lirih.
"Ayo." Ajak penata rias.
"Aku ingin ke toilet sebentar." Sahut Violet.
"Aku akan membantu anda."
"Tidak perlu, aku bisa melakukanya sendiri."
Violet tersenyum pada penata rias dan ia memutar tubuhnya menuju toiet, ia masuk dan mengunci pintunya dari dalam.
Violet pun berdiri di depan cermin seraya ia membuka genggaman tanganya, ia manatap botol itu dan tersenyum sendu.
"Aku tahu anda sangat mencintaiku tuan Zayn, cinta anda sangat tulus padaku... tapi, aku tidak bisa." Ucapnya.
Violet kembali menatap cermin, ia tersenyum lagi untuk dirinya sendiri dan menundukan kepala menatap botol yang ada di genggaman tanganya, ia membuka tutup botol itu dan mengucap...
"Hari ini aku akan menikah dengan anda tuan Zayn, aku akan mengabulkan keinginan anda. tapi... maaf, anda hanya bisa memiliki ragaku setelah aku menjadi mayat." Ucapnya.
Violet lantas memejamkan mata dan mendongak, ia mulai mengayunkan tanganya untuk menuangkan semua isi cairan dari dalam botol itu.
Braaakkk!!!
Zayn Keenan mendobrak pintu toilet dengan menggunakan kakinya, ia lantas menggenggam pergelangan tangan Violet saat Violet menoleh ke arahnya, ia merampas botol itu dari genggaman tangan wanitanya dan menuang semua isi cairan terkutuk itu kedalam closet.
Craaaannngggg!!!
Zayn Keenan melempar botol kosong itu ke lantai hingga membuatnya hancur berkeping-keping.
"Sungguh! kau sangat keras kepala!" Teriaknya marah, ia membentak wanitanya dengan sepasang bola mata yang kembali membelalak saat menatap wanita itu.
"Berapa puluh kali lagi kamu akan mencobanya?!" Tanya Zayn Keenan seraya ia mencengkram kuat rahang Violet yang membisu.
"Katakan padaku berapa kali lagi kau akan mencoba mengakhiri hidupmu!! kau sungguh berpikir aku akan lengah dan membiarkanmu mati begitu saja?! wanita bodoh!!" Ucapnya seraya ia menghempaskan tubuh Violet hingga ia terhuyung dan tertahan dinding.
Violet yang saat ini hanya diam di sisi dinding, ia pun menoreh senyum di wajahnya saat ia melihat wajah Zayn Keenan yang sangat mengkhawatirkanya.
Zayn hanya diam, ia menatap wanita yang tersenyum di hadapanya namun ia menjatuhkan air mata dari kedua sudut matanya. kini keduanya terdiam saling menatap sangat dalam, tidak dapat di pungkiri jika pria itu sungguh sangat frustasi menghadapi Violet yang begitu menginginkan kematian.
Zayn lantas melangkah cepat untuk menghampirinya dan ia meraih leher bagian belakang Violet, pria itu menariknya untuk mendekat hingga sepasang hidung mancung keduanya saling beradu, Violet memejamkan mata seraya ia melihat tatapan mata Zayn Keenan yang sangat mengerikan.
"Dengarkan aku Violet! kau tau apa yang bisa aku lakukan? ayahmu.... aku bisa saja menggali dan mengeluarkan jasadnya dari dalam liang lahat! aku bisa saja membakarnya atau membuangnya ketengah lautan! agar Harry ayahmu benar-benar lenyap tak berbekas!" Ancamnya.
Mendengarnya, Violet lantas membuka kedua kelopak mata sangat cepat. kini wanita itu menatap kosong merasakan sakit yang semakin menusuk.
Zayn Keenan lantas meraih pingganya dan menariknya untuk menyatu dengan tubuhnya. ia menggertakan gigi dengan tatapan mematikan menatap wanitanya.
"Jika kamu tidak mau aku melakukanya... kau hanya perlu patuh padaku! kau mengerti?" Tanyanya bagikan psikopat gila, ia bahkan selalu mengancamnya.
"Ayo!" Ajak Zayn Keenan, ia mencengram kuat lengan Violet dan menariknya keluar dari dalam toilet, pasangan itu terus melangkah di ikuti penata rias di belakangnya.
Langkah cepat yang mengantarkan keduanya menuju keramaian. kini mereka terhenti dan menatap ke bawah, tepatnya di lantai dasar acara pernikahan mereka di laksanakan di rumah mewah bak istana milik Zayn Keenan.
Zayn pun menoleh dan menatap sendu wajah wanitanya yang saat ini mulai menatap matanya.
"Ingat ucapanku! kamu... harus tersenyum di hari besar kita sayang." Ucap Zayn Keenan pada Violet yang bahkan tidak mengucap sepatah kata pun.
Zayn merapihkan jas nya dan melangkah pergi, ia lantas terhenti lagi dan berbicara tanpa menoleh pada wanitanya. "Saudaraku Sean dan istrinya akan mendampingimu untuk menggantikan Harry dan Clara, kamu tidak akan melangkah sendirian." Ucapnya.
Violet pun tersenyum sendu seraya ia melihat prianya menuruni satu per satu anak tangga yang menyisakan pandangan punggung kekarnya. Violet mendongak menahan air mata agar tidak terjatuh lagi, ia pun menggunakan sepasang telapak tanganya untuk menghapus air mata yang terlanjur membasahi pipi.
"Violet." Panggil seseorang, ia seorang wanita yang memiliki suara sama persis dengan suara ibundanya Clara.
Violet lantas menoleh berharap yang memanggilnya adalah Clara ibundanya. namun ia terdiam saat ia melihat wanita itu bukanlah Clara melainkan suara dari istri tuan Sean yang bernama nyonya Syerin.
Pasangan itu tersenyum hangat pada Violet, nyonya Syerin meraih tangan kanan Violet dan tuan Sean meraih tangan kirinya, mereka tersenyum lagi dan mulai mengayunkan sepasang kaki jenjang mereka membawa Violet menuruni anak tangga untuk menemui pria yang saat ini tengah berdiri di atas karpet merah menunggunya.
Entah kenapa, setiap langkah Violet merasa mengambang, tempat itu sangat ramai oleh para petinggi One Zayn Group dan perusahaan besar terkait lainya. mereka semua orang besar yang hadir dari jauh hanya untuk menghadiri pernikahanya bersama Zayn Keenan. meski sangat ramai oleh tepuk tangan saat mereka melihat kehadiran Violet Grizelle yang sangat-sangat cantik. nyatanya Violet merasa tuli saat ia melihat mereka tersenyum dengan tepuk tangan. semua berdengung... itu yang saat ini Violet rasakan.
Langkah demi langkah ia menapaki karpet merah di dampingi tuan Sean dan nyonya Syerin, ia yang saat ini bagaikan Queen di hari besarnya bahkan merasa semua ini seperti mimpi namun nyata.
Ia semakin dekat dengan kegelapanya, kegelapan yang tersamarkan oleh wajah tampan dan senyum menawan seorang Zayn Keenan. ia bahkan merasa setiap kelopak bunga mawar merah yang bertaburan bagaikan bunga khas kematian yang menghiasi gundukan tanah saat seseorang telah habis usia. ia bahkan menatap indah dan mewah acara pernikahanya yang di gelar besar-besaran itu bagaikan peti mati yang tidak memberinya cahaya dan udara untuknya agar bisa bernafas lega.
Kini langkah kaki Violet terhenti di hadapan Zayn Keenan yang tersenyum padanya sambil mengulurkan tangan. nyonya Syerin lantas memberikan tangan kanan Violet pada Zayn Keenan dan Zayn pun menariknya sangat lembut untuk membuat wanitanya mendekat.
Tuan Sean dan nyonya Syerin lantas tersenyum dan mereka kini berdiri di sisi karpet merah bersama dengan tamu VVIP lainya yang saat ini berdiri menyaksikan pasangan itu mulai mengucap janji suci pernikahan.
Hari itu tidak ada Racel Zayn ataupun Axel Zayn, namun bukan berarti Zayn Keenan akan menunda acara pernikahanya bersama Violet.
Janji suci kini telah terucap dari mulut Zayn Keenan yang menatap sangat dalam wanitanya, sungguh... Violet tidak mampuh mengucap sepatah katapun saat ia di tanya bersedia atau tidak mengarungi kehidupan susah atau pun senang bersama dengan Zayn Keenan.
Ingin menangis sekuat tenaga, itu yang saat ini ia rasakan saat semua mata menanti dirinya menjawab...
"Iya, aku bersedia."
Pada akhirnya kalimat itu terucap hingga membuat Zayn Keenan merasa sangat bahagia, ia adalah pria paling bahagia di muka bumi ini saat ia telah resmi menjadi suami dari Violet Grizelle meski ia tau wanita itu mau mengucap kalimat itu krena ancaman darinya.
Namun ia tidak lagi perduli akan apa alasan di balik itu semua, yang ia tahu hanyalah Violet telah benar-benar menjadi miliknya, milik Zayn Keenan seutuhnya.
Cincin berlian bermata putih lantas di sematkan di jari manis Violet seraya semua tamu memberi keduanya tepuk tangan dengan senyum bahagia mereka.
Zayn pun meraih kedua sisi pinggang wanitanya dan ia mendekatkan wajahnya, pria itu pun memberikan ciuman manisnya untuk pengantin wanita yang paling cantik di muka bumi ini.
"Violet!" Panggil seorang pria muda, ia menerobos para bodyguard dan meronta saat para bodyguard berhasil menahanya.
"Violet!" Panggilnya lagi, pria itu menjatuhkan air mata saat ia menyaksikan ayahnya mencium manis bibir wanita yang sangat ia cintai.
"Violet!" Panggilnya lagi seraya ia terus meronta berharap para bodyguard itu melepaskanya dan membiarkanya membawa pergi wanita itu dari sisi ayahnya.
"Violet!" Panggilnya terus menerus, ia sungguh menangis tak tertahankan.
Violet mendengarnya, Axel Zayn yang terus memanggil namanya hingga membuatnya semakin deras menjatuhkan air mata dari kedua sudut matanya.
"Sakit." Batin Violet.
"Sungguh sangat sakit!" Batin Axel.
Sadar akan istrinya ingin menarik diri dan melepaskan ciuman darinya. Zayn lantas semakin erat memeluknya dan ia tidak melepaskan ciumanya meski ia pun mendengar putra sulungnya terus memanggil nama istrinya, istri yang sangat ia cintai.
"Violet!!" Panggil Axel Zayn. sungguh ia tidak berdaya dengan kedua tangan yang terkunci oleh bodyguard yang menahanya untuk tidak merusak acara, Axel Zayn kini telah lemas.. ia berlutut dan tertunduk menyaksikan wanita itu masih menerima ciuman manis dari ayahnya.
"Violeeet... seharusnya aku tidak terlambat dan membawamu pergi lebih cepat." Ucap Axel Zayn, air mata pria itu begitu deras mengalir membasahi pipinya.
"Aku bahagia, bukan karena aku telah menikah... aku bahagia, karena setidaknya aku tau jika kamu masih hidup tuan Axel Zayn. aku mencintaimu maka biar aku simpan di dalam hatiku saja dan mari kita lalui kehidupan kita masing-masing sejak saat ini." Batin Violet.
Zayn Keenan pun menarik diri, ia tersenyum pada wanitanya yang terus menangis dan ia mengucapkan...
"I Love You Violet Grizelle."
Mendengar pernyataan cinta dari suaminya, Violet malah semakin deras menjatuhkan air mata. meski tau jika wanita itu tidak akan menjawab pernyataan cinta darinya.
"Tak apa." Batin Zayn Keenan.
Zayn Keenan pun mendekap sangat erat tubuh istrinya di hadapan semua orang, ia bahkan mencium keningnya sangat lembut.
Violet kini berada di dalam dekapan Zayn Keenan suaminya, ia lantas bisa menatap Axel Zayn yang terus meronta berusaha untuk bisa masuk kedalam untuk menghancurkan acara sakral ayahnya.
"Sungguh... aku sangat bahagia bisa melihatmu lagi tuan Axel Zayn. biar ragaku menjadi milik ayahmu, namun jiwa dan cintaku adalah milikmu. I Love You." Batin Violet.
Violet tersenyum sendu seraya ia menjatuhkan air mata terakhirnya, di dalam hatinya ia juga berkata..
"I Love You Joe Nathan."
"Saat aku terlahir ke dunia ini, tumbuh dan semakin tumbuh besar menjadi seorang gadis. aku selalu mengkhayal dan berharap jika suatu hari nanti aku di jemput oleh pangeran berkuda putih yang sangat tampan, pangeran itu sangat mencintaiku dan menyematkan cincin di jari manisku di hari pernikahan kita, ia memberiku ciuman manis dan memeluk tubuhku, aku pun tersenyum bahagia bersamanya. aku selalu berkhayal jika harapan itu akan terkabul suatu hari nanti, aku menikah dengan pria yang aku cintai, hidup bahagia mengarungi suka dan duka, susah maupun senang, sehat dan sakit kita bersama dengan senyum yang tertoreh di wajah. kita menua bersama dengan cinta dan kasih sayang, selalu mengucap I Love You dengan bangga dan tersenyum saat mendapat jawaban cinta yang menyejukan hatiku. kini semua harapan itu telah pupus sudah. aku akan tertahan bersama denganya sampai maut memisahkan kami atau mungkin... sampai ia tidak mencintaiku lagi. hidup yang semula sangat menyenangkan di tengah kesederhanaan meski terkadang menahan rasa lapar dalam kemiskinan, aku sungguh sangat bahagia ketika aku melihat senyum ayahku, rasa lapar seketika lenyap begitu saja. aku bersyukur meski kami hidup serba kekurangan setidaknya aku bisa tertawa bersama ayah. namun... semua telah sirnah begitu saja, aku bahkan sempat berfikir jika hidup ini bagaikan kotoran dan seketika itu pula aku tersadar jika semua yang terjadi adalah garis tuhan, bukankah aku harus tetap bersyukur? iya... mungkin aku harus lebih giat untuk mensyukuri semuanya, menerimanya meski sulit dan sakit. satu yang telah pasti... Kisahku baru di mulai..." Batin Violet.
🍁Stay With Me Violet🍁
...Stay With Me Violet Season 2...
...a Novel by Santi Nurdianti...
> Story :
* I don't love you Mr. Zayn Keenan
* Secret Husband
* Complicated love
> Main character:
* Violet Grizelle
* Zayn Keenan
> Companion character:
* Axel Zayn
* Joe Nathan
* Leon Park
* Selena Clarisha
* Ben Giorgino
* Racel Zayn
* Nadine Veronica
* Mikka Fredella
Halo Readers...😍
Kita kenalan dulu yuk sama tokoh Visual dalam Novel Stay With Me Violet Season 2 ini.
Mengingatkan: Ini hanya sebagai gambaran fisik dari sudut pandang author ya, agar readers dapat membayangkan cerita didalam novel ini dengan mudah.
🍁Violet Grizelle (24 tahun)
🍁Axel Zayn (25 tahun)
🍁Joe Nathan (25 tahun)
🍁Zayn Keenan (48 tahun)
🍁Ben Giorgino (25 tahun)
🍁Mikka Fredella (24 tahun)
🍁Nadine Veronica (25 tahun)
🍁Racel Zayn (24 tahun)
...Jangan lupa VOTE, LOVE, LIKE & COMENT sopan 🙏...
...Author sangat membutuhkan dukungan kalian......
Novel ini adalah kelanjutan dari novel Stay With Me Violet. bagi yang baru membaca novel Stay With Me Violet Season 2 ini di sarankan untuk membaca dulu Novel Stay With Me Violet agar tidak bingung.
Selamat membaca semoga suka ya....
Jeon menghampiri Zayn Keenan saat pria itu sedang berbincang dengan para tamu undangan VVIP nya. ia berbisik di telinganya dan Zayn Keenan pun merespon.
Mengerti akan perintah dari tuanya, Jeon lantas merunduk sopan dengan sepasang tangan lurus di kedua sisi tubuhnya dan ia pun pergi untuk membereskan Axel Zayn.
Zayn Keenan lantas menoleh pada pengantinya yang saat ini sedang duduk termenung di kursi mewah pelaminanya, Zayn pun menghampirinya dan berdiri tepat di hadapanya.
"Sayang, apa kamu lelah?" Tanya Zayn Keenan.
Violet pun terkejut dan langsung terperanjak, ia bangkit dari duduk untuk menjaga jarak dengan suaminya.
"Iya." Sahutnya lirih, Violet sangat ingin segera meninggalkan acara pernikahanya yang belum selesai.
Zayn lantas menoleh dan kedua bodyguardnya langsung menghampiri saat Zayn Keenan menatap mata mereka, hanya dengan menatapnya.
"Temani istriku pergi kekamar." Pintanya.
"Baik tuan." Sahut mereka serentak.
Kedua bodyguard itu lantas merunduk sopan pada Violet dan mulai membuntuti nyonya muda itu menuju kamarnya.
Violet kini telah sampai di depan pintu, ia terdiam di depan pintu itu dan mulai mengulurkan tangan untuk meraih gagangnya.
Cklak...
Suara pintu yang terbuka dan Violet menghilang di balik pintu kamarnya, ia lantas terkejut saat pintu itu tertahan oleh tangan kekar salah satu bodyguard.
"Maaf nona Violet, baru saja tuan meminta kami untuk ikut masuk kedalam kamar." Ucapnya.
"Apa? tapi...."
"Ini perintah tuan, maka harus di laksanakan."
"Ini kamarku, mana mungkin kalian masuk kedalam?"
"Maaf nona, tapi kami tetap harus masuk."
Kedua bodyguard itu lantas masuk dan mematung di kedua sisi pintu di dalam kamar Violet, Violet pun hanya diam di tempatnya berdiri, ia lantas menutup pintu dan menghampiri tempat tidur, ia duduk di atasnya sambil memandangi kedua patung manusia dengan perawakan kekar itu sangat tegap dengan pandangan lurus kedepan, mereka menyatukan sepasang tangan di sisi perut bagian bawah mereka.
Didalam kamar itu Violet hanya duduk terdiam hingga suasana menjadi sangat sepi. waktu terus berdetak tiada henti. Violet lantas menoleh ke arah jam yang melekat di dinding.
"Acara sudah selesai?" Batin Violet.
Wanita itu lantas bangkit dari duduk, ia menghampiri kamar mandi dan menghilang di balik pintu. kini ia terdiam berdiri di depan kaca wastafel yang sangat besar dan mewah di dalam kamar mandinya, ia menatap gambar diri.
Violet melepaskan mahkota dari puncak kepalanya, ia melepaskan anting, kalung, dan semua penghias di kepalanya, ia melepaskanya dengan pandangan kosong.
Wanita itu pun tertunduk dan ia melihat cincin berlian putih yang kini telah melingkar di jari manisnya, ia memegang cincin itu dengan menggunakan jemari tangan kirinya, ia memutar-mutar cincin itu di jari manisnya seolah sangat ingin melepaskanya karena ia sungguh tidak ingin memakainya.
Violet pun melepaskan cincin itu dan ia meletakanya di atas meja, wanita itu mulai menatap dirinya lagi dari dalam cermin dan ia pun mulai melepaskan gaun pengantinya, pakaian dalam, hingga semua yang melekat di tubuhnya, ia melepaskan semuanya tidak menyisakan sehelai benangpun.
Violet lantas memutar tubuh saat ia telah puas memandangi diri yang polos. ia masuk kedalam bathtub dan duduk di dalamnya, bersandar memejamkan mata sambil ia menyalakan keran untuk mengisi bathtubnya dengan air hangat.
"Apa yang harus aku lakukan setelah ini?" Batin Violet.
"Apa aku harus keluar dari dalam kamar mandi dan menemuinya?" Batinya lagi.
"Aku.... aku tidak mau."
Wanita itu terus berpikir akan apa yang harus ia lakukan setelah ini, ia sungguh tidak mau menemui suaminya.
Saat itu Zayn Keenan masuk kedalam kamarnya, ia menutup pintu dan teridam menatap pintu kamar mandi yang tertutup rapat hanya tersisa suara gemericik air dari dalamnya.
Pria itu lantas menoreh senyum di wajah sambil mengayunkan sepasang kaki jenjangnya menuju pintu kamar mandi, ia meraih gagang pintu itu dan terdiam saat ia tidak bisa masuk kedalamnya, Violet menguncinya dari dalam.
Mendengar suara gagang pintu yang bergerak, Violet pun terkejut dan ia menoleh. wanita itu langsung bangkit dan membersihkan diri di bawah shower yang menyala. ia memakai jubah handuknya segera dan teridam menatap gagang pintu dari kejauhan.
Violet lantas melangkah mundur saat ia melihat gagang pintu itu terus bergerak, ia memainkan kuku dari kedua telapak tanganya, gemetar di kuasai rasa takut pada prianya.
Tok... tok...
"Sayang.. buka pintunya." Pinta Zayn Keenan.
Violet hanya diam memandangi gagang pintu yang masih saja bergerak, ia tidak mau membuka pintu meski Zayn Keenan memanggilnya.
"Sayang." Panggilnya lagi.
"Ak... aku sedang mandi tuan Zayn." Sahutnya lirih.
"Tidak apa, buka pintunya."
Mendengarnya, Violet pun diam lagi. ia tidak membuka pintu sangat lama hingga membuat Zayn Keenan tidak bisa lagi bersabar, ia lantas mengambil kunci duplikat dan menghampiri pintu kamar mandinya lagi.
Cklak... cklak...
Suara itu bahkan mampuh membuat degup jantung Violet menjadi tidak beraturan, ia semakin melangkah mundur saat ia melihat Zayn Keenan membuka pintu dan kini pria itu sedang berdiri menatapnya.
Pria itu tidak mengucap sepatah katapun dan hanya melangkah maju seraya Violet melangkah mundur hingga ia terhenti di sisi dinding. Violet menelan ludah dan menundukan kepala saat pria itu sudah berdiri di hadapanya.
"Aku memanggilmu, kenapa kamu hanya diam?" Tanya Zayn Keenan.
"Ak... aku...."
"Sayang, kamu selalu membuatku khawatir." Ucap Zayn Keenan seraya ia meraih dagu wanitanya.
Violet tertegun saat ia menatap sepasang mata indah namun sangat tajam milik suaminya. ia lantas menundukan kepala lagi sambil menepis tangan Zayn Keenan dari dagunya.
"Aku sedang mandi kenapa anda masuk tuan Zayn?" Tanya Violet.
Mendengarnya, Zayn pun maju satu langkah dan Violet langsung menutup mata sangat kuat seraya ia semakin melekat di sisi dinding.
Zayn Keenan pun menarik satu sudut bibirnya dan ia megatakan, "Sayang, sikapmu sungguh sangat manis."
Violet lantas membuka sepasang kelopak matanya dan ia pun mengatakan, "Aku sudah selesai." Ucapnya sambil melangkah pergi melewati Zayn Keenan namun wanita itu terhenti saat pergelangan tanganya di genggam erat oleh suaminya.
Ia menoleh, menatap punggung kekar Zayn Keenan yang kini mulai menoleh padanya. pria itu mendekatinya lagi dan Violet pun menghindarinya lagi. Zayn terus melangkah dengan tatapan matanya yang sangat tajam. ia lantas meraih pinggang Violet dengan menggunakan tangan kananya. ia menariknya mendekat dan mendoyongkan tubuh secara tiba-tiba hingga membuat Violet mendoyong kebelakang sambil mengalihkan wajahnya.
"Kamu takut?" Tanya Zayn Keenan, ia semakin melangkah maju hingga Violet tertahan oleh dinding lagi.
"Jangan terlalu dekat tuan Zayn." Pintanya lirih, ia mendorong perlahan dada bidang Zayn Keenan yang selalu menggodanya.
"Kenapa? aku suamimu sekarang." Sahut Zayn Keenan.
🍁Stay With Me Violet 2🍁
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!