NovelToon NovelToon

Second Chance

Rencana

Di sebuah rumah yang sangat megah bak istana itu, duduk seorang wanita paruh baya tapi masih terlihat cantik di kursi taman yang berada disamping rumah itu.

"Ini Nyonya tehnya, silahkan diminum."Ucap Clara salah satu ART yang bekerja di kediaman keluarga Dharmawangsa.

"Terima kasih Clara, selain cantik kamu tuh rajin dan baik hati deh.Bagaimana kalau kamu jadi menantu saya saja?"Ucap Ny.Ratna, Clara tersenyum malu.

"Nyonya nih bisa saja, saya kan jadi malu."Ucap Clara.

"Lho, kenapa malu.Itu kan kenyataan, bagaimana nih kamu mau kan jadi menantu saya?"Tawar Ny.Ratna menggoda Clara.

"Hehehe, emmm itu Nyonya, sa-saya permisi dulu ya."Ucap Clara dan segera pergi dari taman, Ny.Ratna tersenyum melihat kepergian Clara.Ny.Ratna memutuskan pergi ke kamarnya.

Didalam kamar

Ny.Ratna sedang menelepon Reza-orang kepercayaan putranya, dering pertama langsung diangkat.

"Hallo Tan ada apa?"Sapa Reza.

"Tama kemarin kemana kok enggak pulang ke rumah?"

"Biasa Tan, minum dikamar pribadinya di hotel sambil mengenang masa lalunya.Dan dia terlihat sangat menyedihkan."

"Sekarang dia masih di hotel?"

"Iya Tan masih tidur, menjelang pagi tadi baru tidur."

"Oke, biarkan saja, Tante punya rencana untuk Tama."Ucap Ny.Ratna.

"Rencana apa Tan?"Tanya Reza penasaran.

"Kamu enggak lagi mabuk kan Za?"

"Enggak Tan, kemarin saya cuma nemenin doang enggak ikut minum."

"Yasudah kalau begitu, kamu tahu Clara kan, salah satu ART yang ada di rumah?"Tanya Ny.Ratna.

"Yang masih muda itu ya, iya Tan saya tahu."

"Bagus, Tante mau jodohin Tama sama Clara."Ucap Ny.Ratna bahagia.

"Apa, Tuan Tama tidak akan mau Tan.Mending sama saya saja."Ucap Reza.

"Tante sudah tahu kalau Tama itu tidak akan mau, makanya Tante punya rencana supaya Tama mau menikah sama Clara.Walaupun terpaksa."

"Rencana apa itu Tan?"

Ny.Ratna pun mulai menceritakan rencananya, sementara Reza mendengarkan dengan seksama.

"Enggak-enggak Tan, saya enggak berani.Nanti kalau Tuan Tama tahu bagaimana."Ucap Reza saat sudah mendengar apa rencana Ny.Ratna.

"Sudah kamu tenang saja Za, Tama enggak bakalan tahu kok.Pokoknya kamu lakukan apa yang Tante bilang tadi."

"Kalau nanti ketahuan, saya enggak salah kan Tan?"

"Enggak, kamu enggak salah kalau nanti ketahuan sama Tama, suruh dia menghadap Tante.Dia enggak bakalan berani marah-marah sama ibunya."Ucap Ny.Ratna tegas.

"Oke deh Tan kalau begitu, saya bakal bantuin."

"Nah begitu dong, sebentar lagi Clara saya suruh aterin makan siang ke sana, kamu tunggu Clara didepan hotel ya."

"Siap Tan."

Tut

Panggilan telepon pun terputus, Ny.Ratna senyum-senyum sendiri.Dia memutuskan pergi ke dapur menemui Clara.

Sesampainya didapur Ny.Ratna melihat Clara yang sedang membersihkan dapur.

"Makan siangnya sudah siap Clara?"Tanya Ny.Ratna, Clara menoleh ke pintu dapur terlihat Ny.Ratna berdiri disana.Clara pun menghampirinya.

"Sudah Nyonya, silahkan kalau mau makan siang."Jawab Clara sopan.

"Iya nanti saja, saya mau kamu aterin makan siang Tama ke hotel ya."Ucap Ny.Ratna tersenyum.

"Ke hotel, kenapa harus saya Nyonya?"Tanya Clara tidak setuju.

"Kamu enggak mau?"

"Bukan begitu Nyonya, saya enggak tahu dimana letak hotel Dharmawangsa."Jawab Clara beralasan, padahal didalam hati dia menolak mentah-mentah perintah dari Ny.Ratna.

Tapi kalau soal dimana letak hotel Dharmawangsa Clara memang tidak tahu.

"Kamu tenang saja, nanti pak Dadang yang akan mengantar kamu.Dia tahu kok dimana letak hotel Dharmawangsa."Ucap Ny.Ratna tersenyum, Clara membalas dengan senyuman terpaksa.

Saya tahu Clara kalau kamu terpaksa, cuma ini jalan satu-satunya agar kamu bisa menjadi menantu saya.Saya yakin kamu akan menjadi istri yang baik untuk Tama, menemani Tama dalam suka dan duka, membantu Tama melupakan masa lalunya'Batin Ny.Ratna'

"Kalau begitu saya akan siapkan makan siang untuk dibawa ke hotel."Ucap Clara.

"Eh enggak usah, biar Bi Nur saja yang siapin.Kamu sekarang ganti baju saja."Ucap Ny.Ratna yang tidak henti-hentinya tersenyum.

"Yasudah kalau begitu, saya permisi ke kamar dulu Nyonya."Ucap Clara sopan dan segera pergi ke kamar ART yang letaknya berada dibelakang rumah, kira-kira ada 12 kamar pembantu dibelakang rumah.

Tak lama kemudian

Clara kembali ke dapur, Clara mengenakan kaos polos putih lengan pendek dengan rok berwarna merah dibawah lutut, sederhana tapi Clara terlihat sangat cantik.

"Kamu cantik banget Clara."Puji Ny.Ratna yang masih berada didapur.

"Nyonya bisa saja."Ucap Clara, ucapan yang sangat membosankan menurut Clara karena hanya kata itu yang Clara ucapkan saat Ny.Ratna memujinya.

"Ini Nyonya, makan siangnya sudah siap."Ucap Bi Nur yang datang dari ruang makan sambil memberikan tupperware, Ny.Ratna pun menerimanya.

"Terima kasih Bi Nur, Bibi bisa kembali bekerja."Ucap Ny.Ratna.

"Sama-sama Nyonya, kalau begitu saya permisi dulu."Bi Nur pun segera pergi dari dapur dan melanjutkan pekerjaannya.

"Ini, kamu harus kasih makanan ini langsung ke Tama.Enggak boleh dititip-titipin."Ucap Ny.Ratna sambil menyerahkan tupperware pada Clara, Clara pun menerimanya.

"Kalau misalnya Tuan Tama lagi sibuk atau sedang pergi keluar, saya harus nungguin Nyonya?"Tanya Clara.

"Iya dong."

"Nyonya, mobilnya sudah siap.Mau berangkat sekarang?"Tanya Pak Dadang tiba-tiba.

"Iya, pak Dadang jangan ngebut-ngebut ya nyetirnya."

"Siap, Nyonya tenang saja."

"Kamu hati-hati dijalan ya Clara."Ucap Ny.Ratna.

"Iya Nyonya, kalau begitu saya pergi dulu."

Clara dan pak Dadang pun langsung pergi menuju hotel Dharmawangsa.

30 menit kemudian

Mobil yang dikendarai Pak Dadang berhenti didepan sebuah hotel yang sangat mewah dan besar, Clara takjub melihatnya.

"Ini hotel Dharmawangsa Pak?"Tanya Clara

"Iya, memangnya kamu benar-benar enggak tahu?"

"Enggak Pak."

"Kalau lewat pernah?"

"Enggak juga pak."

"Yasudah lebih baik sekarang kamu cepat masuk ke sana."

"Pak Dadang ikut kan?"Tanya Clara.

"Enggak, saya tunggu disini saja."

"Yasudah deh, saya masuk dulu."Clara pun segera keluar dari mobil lalu berjalan menuju pintu masuk hotel, terlihat Reza berdiri di sana.

"Selamat siang, mau antar makan siang untuk Tuan Tama ya?"Sapa Reza.

"Iya,kok tahu?"Tanya Clara.

"Soalnya tadi sudah dikasih tahu sama Ny.Ratna."Jawab Reza meringis.

"Ooo, kirain tahu darimana."

"Yasudah yuk masuk, ke ruangannya Tuan Tama."Ajak Reza, Clara pun mengangguk

Mereka pun masuk ke dalam hotel dan langsung menuju ruangan Tama.

Harus Menikah

"Silahkan duduk, Tuan Tama masih ada pertemuan penting.Mungkin sebentar lagi kesini."Ucap Reza mempersilahkan Clara duduk saat sudah sampai di ruangannya Tama, Clara pun tersenyum dan duduk di sofa diikuti Reza

Clara menaruh tupperware diatas meja, dia merasa sangat canggung duduk berhadapan dengan Reza.

Ngomong-ngomong Clara cantik banget'Batin Reza sesekali melihat Clara'

Tring

1 pesan masuk ke handphone Reza, Reza merogoh saku jasnya untuk mengambil handphonenya dan melihat pesan yang dikirim oleh Ny.Ratna.Reza pun membuka pesan itu.

✉️✉️✉️

"Clara sudah sampai hotel belum?"

"Sudah Tante, ini kami sedang berada di ruangannya Tuan Tama."

"Bagus, jalankan rencana selanjutnya."

"Siap Tan, nanti saya kabari lagi."

✉️✉️✉️

"Emmm Tuan Tama masih lama ya?"Tanya Clara yang sudah mulai bosan menunggu, Reza memasukkan handphonenya kedalam saku jas lalu melihat Clara.

"Sebentar, saya lihat dulu."Jawab Reza berdiri dari duduknya dan berjalan keluar meninggalkan ruangan Tama, Clara hanya menghela napas bosan.

Tak lama kemudian Reza kembali ke ruangan Tama dengan membawa segelas teh hangat dan menaruhnya di hadapan Clara.

"Silahkan diminum tehnya."Ucap Reza dan duduk dihadapan Clara.

"Terima kasih, jadi merepotkan."

"Enggak, enggak merepotkan kok.Ayo silahkan diminum tehnya."Ucap Reza tersenyum penuh arti, Clara tersenyum dan meminum tehnya sampai habis karena dia merasa haus.

Ayo Clara habiskan tehnya, kalau perlu gelasnya telan sekalian'Batin Reza'

Clara pun meletakkan gelas yang sudah kosong diatas meja.

Kok perasaanku enggak enak begini ya, aku pulang saja deh.Biarkan nanti kalau Ny.Ratna marah soalnya aku enggak langsung kasih ini makan siang ke Tuan Tama'Batin Clara'

"Kalau begitu saya permisi pulang dulu, ini makan siangnya tolong kasih ke Tuan Tama nanti kalau sudah kembali."Ucap Clara.

"Iya, silahkan."Ucap Reza tersenyum.

Clara pun berdiri dari duduknya dan melangkah pergi, tapi baru saja beberapa langkah Clara merasa kepalanya seperti berputar-putar, Clara memegangi kepalanya dan berdiri sempoyongan.

Reza yang melihat itu pun tersenyum, dia berdiri dari duduknya dan menghampiri Clara.Reza menangkap Clara yang pingsan lalu menggendongnya.

"Joni cepat!!!"Teriak Reza.

Tak lama seorang laki-laki dengan badan yang cukup kekar masuk kedalam ruangan Tama, dia dengan sigap langsung membuka pintu kamar pribadi Tama, Reza pun masuk dan membaringkan Clara disamping Tama yang tertidur pulas diatas ranjang yang empuk dan besar itu.

"Cantik banget bos dia, siapa namanya?"Tanya Joni melihat Clara.

"Clara namanya."

"Mereka memang cocok ya bos, yang laki-laki tampan dan yang perempuan cantik.Nanti pasti anaknya kayak blasteran begitu ya bos."Ucap Joni.

"Blasteran darimana, orang juga sama-sama dari Indonesia."Ucap Reza cuek sambil sibuk mengirim pesan ke Ny.Ratna dan memberitahu keadaan Clara sekarang., Ny.Ratna pun segera pergi ke hotel.

"Ngomong-ngomong disini bau minuman keras ya bos?"Ucap Joni.

"Iyalah, lihat itu."Ucap Reza menunjuk ke lantai, Joni pun melihat kebawah.Terlihat ada beberapa botol minuman keras dan gelas berserakan di lantai, bahkan diantaranya ada yang pecah.

"Ck ck ck, apa Tuan Tama enggak sayang ya sama ginjalnya?"Tanya Joni menggelengkan kepalanya.

"Dia lebih sayang sama Vera."Jawab Reza memasukkan handphonenya kedalam saku jasnya.

"Vera, perempuan matre kayak begitu, tidak pantas disayang Tuan Tama."

"Ya begitu deh, mungkin cuma menang sexy doang, cantik sih cantik tapi lebih cantik Clara."

Joni pun manggut-manggut.

"Lebih baik sekarang kamu panggil bagian bersih-bersih deh, suruh bersihin ini semua sebelum Ny.Ratna datang!"Perintah Reza.

"Baik bos."

Sepeninggal Joni, Reza berjalan menuju sofa yang ada dikamar pribadi Tama lalu mendudukinya sambil memandangi 2 orang yang berada diatas ranjang.

Rumah tangga mereka berdua nantinya bagaimana ya, mereka kan menikah karena salah paham itu saja kalau mereka masuk menikah, salah paham yang diciptakan sama Ny.Ratna sendiri'Batin Reza'

"Bos."Panggil Joni berdiri dihadapan Reza."Jangan melamun saja bos, ini saya bawa 2 orang untuk membersihkan kamar ini."

"Iya-iya, silahkan dibersihkan.Kami akan keluar."Ucap Reza berdiri dari duduknya dan berjalan keluar diikuti Joni.

"Saya punya tugas lagi buat kamu."Ucap Reza.

"Apa itu bos?"

Reza pun membisikkan tugas apa yang harus Joni lakukan, Joni mendengarkan sambil manggut-manggut.

"10 orang karyawan ya bos?"

"Iya."

"Kalau begitu saya keluar dulu."Ucap Joni dan melangkah keluar dari ruangan Tama.

Tak lama kemudian 2 orang petugas kebersihan keluar dari kamar pribadi Tama.

"Pak, kami sudah selesai membersihkan kamar Tuan Tama."Ucap salah satu petugas kebersihan.

"Iya, terima kasih kalian boleh pergi."Ucap Reza.

2 petugas kebersihan itu pun pergi dari ruangan Tama.

Tak lama kemudian Ny.Ratna masuk ke ruangan Tama.

"Tante sudah datang?"Sapa Reza.

""Iya, mana Tama sama Clara.Tante sudah enggak sabar mau menciduk mereka."Ucap Ny.Ratna tidak sabar.

"Ada dikamar Tuan Tama Tan, mari saya antar"Reza pun berjalan masuk kedalam kamar diikuti Ny.Ratna, Ny.Ratna memandangi Tama dan Clara.

"Ini kurang meyakinkan."Ucap Ny.Ratna memberikan tasnya pada Reza, Reza menerimanya.

Ny.Ratna membuat posisi Tama dan Clara berhadapan dengan tangan Tama dilingkarkan di pinggang Clara, begitu pun tangan Clara dilingkarkan di pinggang Tama, wajah mereka sangat dekat bahkan hampir bersentuhan.

"Sempurna, ambilkan obat tetes mata di tas saya Za."

Reza pun mencari obat tetes mata di tas Ny.Ratna, setelah ketemu Reza memberikannya.

Ny.Ratna memakai obat tetes mata itu sampai isinya tinggal setengah, setelah itu memberikannya pada Reza.

Ny.Ratna sudah siap untuk acting menciduk Tama dan Clara.

"Ya ampun Tama, Clara.Apa yang sudah kalian lakukan??!"

Tama dan Clara yang merasa terganggu pun perlahan membuka matanya, mereka saling tatap lalu dengan spontan mereka langsung bangun dari tidurnya dan duduk menatap bingung ke sekitar.

"Apa yang sudah kalian lakukan hahh?!"Ucap Ny.Ratna menangis histeris.

"Aku tidak melakukan apa-apa Mam."Jawab Tama sedikit panik, dengan nyawa yang masih terkumpul setengah.

"Tidak mungkin tidak melakukan apa-apa, Clara jujur sama saya apa yang sudah kalian lakukan??"

"Tidak ada Nyonya, kami tidak melakukan apa-apa.Saya juga tidak tahu kenapa bisa ada dikamar ini."Jawab Clara menangis.

"Aku tahu Mam, pasti dia ini yang sengaja menjebak aku.Seolah-olah aku sudah apa-apain dia."Ucap Tama menuduh Clara.

"Enggak, itu enggak benar Nyonya."Ucap Clara menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

"Cukup, saya tidak mau dengar apa-apa lagi dari kalian.Kalian harus menikah secepatnya!!"Ucap Ny.Ratna tegas.

"Apa?!"

"Apa?!"

Spesial

"Mami yang benar saja, masa aku nikah sama ART kayak dia.Jangan bercanda deh Mam."Ucap Tama tidak terima.

"Mami enggak bercanda, Mami serius.Kamu harus tanggung jawab pada Clara!"

"Ta-tanggung jawab apaan sih Mam, orang aku juga enggak apa-apain dia."Ucap Tama mulai frustasi sambil mengacak-acak rambutnya.

"Tidak mungkin kalian tidak ngapa-ngapain, kalian tidur seranjang.Kamu tidak bisa ngelak Tama."Ucap Ny.Ratna dengan masih acting menangis.

"Aku berani sumpah atas nama siapa saja Mam, kalau aku enggak apa-apain dia."Ucap Tama benar-benar kesal karena maminya enggak percaya sama dia.

"Kamu tidak perlu sumpah Tama, bukti sudah nyata terpampang jelas didepan mata.Mami cuma mau kalian menikah secepatnya!"

"Enggak, aku enggak mau nikah sama dia!"Ucap Tama tegas dan melirik tajam kearah Clara, sementara Clara hanya diam menundukkan kepalanya.

"Kalau kamu tidak mau gapapa, tapi siap-siap saja kalau nama dan reputasi keluarga Dharmawangsa akan hancur."

"Apa maksud mami?"Tanya Tama tidak mengerti.

"Lihat itu."Jawab Ny.Ratna menoleh kearah pintu.

Tama mengikuti arah pandang maminya, didepan pintu kamar terlihat beberapa karyawan sedang berdiri di sana menyaksikan semuanya.Tama turun dari ranjang dan berjalan kearah mereka dengan tatapan tajam.

"Apa yang kalian lihat hahh, mau mata kalian saya colok pakai tiang listrik.Pergi!?!"Bentak Tama benar-benar marah, semua karyawan itu pun pergi dengan menundukkan kepalanya.

"Ayo Clara, kita pulang."Ucap Ny.Ratna membantu Clara turun dari ranjang lalu mereka pergi keluar tanpa mempedulikan Tama.

"Mam,Mami!!!"Panggil Tama, tapi Ny.Ratna tidak menghiraukannya dan terus melangkah pergi.

"Permisi Tuan, saya akan mengantar Tante Ratna."Ucap Reza nyengir dan melipir pergi.

"Aaahh sialan, tidak akan ada perempuan yang bisa menggantikan Vera walaupun Cinderella sekalipun!!!"Teriak Tama sangat marah.

"Ini tasnya Tante."Ucap Reza menyerahkan tas Ny.Ratna saat sudah sampai di luar hotel, Ny.Ratna menerimanya sambil tersenyum.

"Terima kasih Reza."Ucap Ny.Ratna sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Sama-sama Tan, mau saya antar pulang?"

"Enggak usah, itu ada pak Dadang yang masih setia ada disini.Tapi tadi kalau berangkat ke sini saya naik taxi."Jawab Ny.Ratna, Reza hanya tersenyum dan mengangguk.

Sebuah mobil berwarna hitam dan mewah berhenti di depan mereka, pak Dadang keluar dari dalam mobil dan membukakan pintu belakang mobil.

"Saya pulang dulu, setelah ini cepat kamu lihat keadaan Tama."

"Iya Tan, hati-hati di jalan."

Ny.Ratna tersenyum dan melangkah masuk ke dalam mobil diikuti Clara, sementara Pak Dadang segera masuk ke mobil bagian kemudi lalu segera melaju meninggalkan hotel.

TIN

Kasihan banget Clara mukanya kayak tertekan begitu'Batin Reza'

Reza pun segera masuk kedalam hotel untuk menuntaskan 1 tugas lagi, apalagi kalau bukan membayar karyawan-karyawan tadi.

Di perjalanan

Clara hanya diam sambil menatap keluar jendela, Ny.Ratna yang duduk di sebelahnya pun melirik sekilas.

Maafin saya ya Clara, tapi cuma ini jalan satu-satunya supaya kamu jadi menantu saya dan istrinya Tama.Saya yakin kamu bisa merubah sikap Tama menjadi lebih baik lagi'Batin Ny.Ratna'

Sesampainya di kediaman Dharmawangsa Clara keluar dari mobil lebih dulu.

"Saya masuk ke dalam dulu Nyonya."Pamit Clara menatap Ny.Ratna dengan ekspresi datar.

"Iya Clara."

Clara pun segera melangkah pergi masuk ke rumah.

...****************...

Reza sedang berjalan menuju ruangannya Tama untuk melihat keadaannya tapi di depan ruangan Tama ternyata beberapa karyawan yang tadi dan Joni sedang berdiri berjejer di sana.

"Kalian ngapain berdiri di sini?"Tanya Reza sedikit panik.

"Kami menunggu bayaran dari bos, kan kami sudah melakukan tugas yang bos berikan dengan baik."Jawab Joni.

"Iya, tapi jangan disini.Nanti kalau Tuan Tama keluar bagaimana, lebih baik sekarang kalian pergi dulu nanti saya nyusul."

"Kami akan pergi setelah bos kasih kami uang yang bos janjikan."Ucap Joni keras kepala, beberapa karyawan yang lain hanya mengangguk.

Reza merogoh saku jasnya dan mengeluarkan uang berwarna merah yang cukup banyak, Reza pun memberikan 5 lembar pada masing-masing karyawan setelah itu mereka semua pergi kecuali Joni yang belum kebagian uang sementara uang yang dipegang Reza sudah habis.

"Buat saya pasti spesial ya bos, beda dari yang lain jumlahnya?"Ucap Joni penuh harap.

"Iya dong, sebentar kamu tunggu disini."

Reza masuk ke ruangannya Tama, tak lama kemudian dia keluar dengan membawa tupperware untuk makan siang Tama yang dibawa Clara tadi.

"Nih buat kamu."Ucap Reza sambil memberikan tupperware itu pada Joni, Joni pun menerimanya dan menatap Reza tidak percaya.

"Ini bos buat saya, makanan?"

"Iya soalnya uangnya sudah habis, kalau kamu enggak mau makanannya yasudah."

"Iya-iya saya mau, gapapa deh daripada enggak dikasih apa-apa."Ucap Joni cepat.

"Yasudah sana, saya masih ada urusan."

"Yasudah bos kalau begitu saya pergi dulu, terima kasih makanannya."Ucap Joni lalu pergi.

Reza masuk ke ruangannya Tama, perlahan membuka pintu kamar pribadi Tama.

Pyaarrr

Sebuah vas bunga kecil yang Tama lempar pecah mengenai tembok disamping Reza berdiri, Reza berdiri mematung.

Kalau tadi vas bunganya kena kepalaku minimal masuk rumah sakit maksimal amnesia ini pasti'Batin Reza'

"Reza, sini kamu!!!"Bentak Tama.

Reza yang tersadar dari keterkejutannya itu pun berjalan mendekati Tama dengan sedikit menundukkan kepalanya sambil melirik kamar Tama yang sangat berantakan.

"Lihat saya!!"Bentak Tama saat Reza sudah berdiri dihadapannya, Reza memberanikan diri menatap Tama.

"Kamu kemarin ada disini sama saya kan?!"

"I-iya Tuan."

"Terus kenapa ada ART itu disini, apa jangan-jangan kamu ya yang bawa dia kesini.Jawab!!"Bentak Tama menuduh Reza.

"Enggak Tuan beneran deh, saya juga tidak tahu kenapa Clara ada di sini."Ucap Reza sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya membentuk huruf V.

"Terus kenapa ada dia di sini, tidak mungkinkan dia kesini sendiri.Dia saja kalau di rumah enggak pernah kemana-mana, ke supermarket saja tidak pernah!!"

"Saya juga tidak tahu Tuan, saya tadi baru datang tiba-tiba sudah rame di sini.Tante Ratna juga sudah ada."Ucap Reza berbohong.

"Enggak berguna, minggir kamu.Beresin ini semua!"Ucap Tama mendorong Reza kesamping dan berjalan keluar dari kamarnya.

Tama akan pulang menemui maminya dan bilang kalau dia tidak mau menikah dengan Clara.

Sepeninggal Tama Reza segera menyuruh bagian kebersihan untuk segera membersihkan kamar Tama.

Di perjalanan

Tama menyetir mobil dengan kecepatan tinggi karena dia sedang dalam mode marah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!