Naura dan Erika adiknya, terlihat sedang sibuk mendekor ruang keluarga rumah mereka. Karena apa? karena hari ini adalah hari jadi Pernikahan orang tua mereka yang ke 20 Tahun.
Naura hanyalah anak angkat di keluarga Budiman, namun kedua orang tua angkatnya sangat menyayangi Naura, tanpa membeda-bedakan kasih sayang mereka dengan Erika, anak kandung mereka.
Ayah dan Ibunya, adalah sosok orang tua yang sempurna bagi Naura.
Naura merasa sangat bahagia dan bersyukur, bisa hidup bersama keluarga yang penuh keharmonisan serta saling mencintai.
"Akhirnya selesai juga!" Ucap Erika, menghela nafas kasar, sembari meregangkan otot-otot tubuhnya.
Masih ada waktu satu jam sebelum orang tua mereka pulang. Naura dan Erika memutuskan untuk membersihkan tubuh yang penuh dengan bau keringat terlebih dahulu, sebelum menyambut kepulangan Ayah dan Ibu mereka nanti.
Beberapa menit kemudian.
Tok tok tok....
Suara ketukan pintu terdengar dari luar rumah.
Naura dan Erika bergegas keluar untuk memberikan kejutan kepada orang tua mereka.
"Barengan ya dek!" ucap Naura pelan. Yang dijawab anggukan kepala oleh Erika, adiknya.
"Satu... dua... tiga..."
"SURPRISE....."
Ucap Naura dan Erika kencang, secara bersamaan.
Niat memberikan kejutan, tapi malah mereka berdua yang terkejut serta merasa malu, pada sosok yang berdiri di depan pintu rumah mereka saat ini.
"Assalamualaikum," ucap seorang Pria paruh baya terdengar ramah.
"Waalaikumsalam, cari siapa ya Pak?" ucap Naura ramah, bertanya.
"Benar ini kediaman Bapak Budiman dan Ibu Yuliana?" tanya Pria tersebut.
"Iya, benar Pak. Ada apa ya?" tanya Naura dengan perasaan yang mulai gelisah. Ntah mengapa perasaan Naura menjadi tidak enak, saat Pria paruh baya tersebut menyebutkan nama orang tuanya.
"Maksud kedatangan saya kemari, untuk memberitahukan bahwa bapak Budiman beserta Istrinya, mengalami kecelakaan dan sekarang sudah dilarikan ke Rumah Sakit Pelita Jaya!"
Terkejut, sedih, takut, dan tak tahu apalagi yang Naura dan Erika rasakan setelah mendengar ucapan pria tersebut.
Erika yang berada di samping Naura, spontan menangis tersedu-sedu memeluk lengan Naura.
"Kak, Bagaimana Ayah dan Ibu, Kak?" Ucap Erika bertanya, disela tangisannya. Naura merasakan kesedihan, serta kecemasan yang sama seperti yang dirasakan adiknya. Namun Naura berusaha untuk tetap tenang dihadapan Adiknya.
******
Kedua kakak beradik itu, berlari menyusuri lorong Rumah Sakit, mencari ruangan Ayah dan Ibu mereka berada.
Langkah Naura tertahan saat tiba didepan sebuah ruangan, yang merupakan ruang perawatan Ibu dan Ayahnya.
Ya Allah.... ku mohon jangan. Kalimat Itu terus terucap dihati Naura, ia berusaha membuang semua pikiran-pikiran buruk yang terlintas di benaknya.
Pintu perlahan di buka oleh Erika, ia terus melangkah menghampiri kedua orang tuanya. Namun berbeda dengan Naura yang jatuh terduduk lemas di lantai, saat melihat Ibunya meraung menangis, di depan Ranjang Pasien, yang seluruh tubuhnya sudah tertutupi kain.
Naura terdiam. Matanya memancarkan kesedihan yang teramat mendalam, tapi tidak sedikitpun mengeluarkan air mata. Naura merasa sangat sedih, langit tempatnya bernaung seakan runtuh seketika. Hatinya tersayat-sayat, rasanya begitu sakit, sakit... sekali.
Lain Naura lain juga dengan Erika yang langsung memeluk ayahnya, dengan tangis yang juga pecah. Ibu dan anak itu meraung menangisi Jenazah Ayahnya yang sudah terbujur kaku.
Yuli, yang baru menyadari bahwa salah satu Putrinya masih terdiam duduk lemas didepan pintu, berusaha bangkit dan perlahan menghampiri putrinya Naura.
"Bu.....?"
Ucap Naura kehilangan tenaganya, memandang Ibunya seolah bertanya dan berharap jika semua ini tidak nyata.
"Kak... Ayah sudah pergi nak! Ikhlaskan lah agar Ayahmu bisa beristirahat dengan tenang,"
Ucap ibu Naura sedih, masih dengan air mata yang mengalir diwajahnya.
Mendengar ucapan Ibunya, air mata yang sedari tadi berusaha ditahan oleh Naura, lolos dengan begitu derasnya mengalir bak anak sungai.
"Ayah.......!" pekik Naura, berlari memeluk Jenazah Ayahnya.
Naura yang kebetulan sangat dekat dengan ayahnya, merasa begitu sangat kehilangan. Naura merasa hilang sudah tempatnya bersandar, hilang sudah sosok pria yang selalu menjaga dan melindunginya, Hilang sudah sosok Pria yang selalu memberikan Begitu besar cinta dan kasih sayangnya pada Keluarga.
"Ayah..... apa ayah akan bahagia setelah meninggalkan kami? Apa ayah bisa tanpa kami? Kami harus bagaimana yah? Kami tidak bisa tanpa Ayah. Jangan tinggalkan Kami Yah.." ucap Naura, mengusap wajah pucat ayahnya.
"Kak, ikhlaskan Ayah. Biarkan Ayah tenang disisi Allah," Sahut Ibu dan Erika memeluk Naura.
"Ayah, apa ayah ingat yang ayah katakan tadi pagi sebelum pergi? Ayah bilang ayah akan pulang lebih cepat untuk melihat senyum kedua Putri Ayah. Apa ini yang Ayah bilang akan pulang cepat? Ayah pulang dengan sangat cepat kesisi Allah meninggalkan kami disini," Sambung Naura lagi berbicara pada Jasad Ayahnya.
"Kak, Ikhlaskan Ayah jika kamu ingin Ayah bahagia dan pergi dengan tenang kak!" ucap Yuli dengan suara seraknya.
"Bu... Ayah, Bu.... Ayah meninggalkan kita."
"Kak, Kamu tahu betapa Ayah selalu membanggakan kamu. Ayah selalu mengatakan, jika putrinya Naura adalah Anak dan kakak yang baik untuk kami. Putri yang sangat bisa diandalkan. Sekaranglah saat nya kamu membenarkan semua ucapan Ayah, kak. Jangan buat dia kecewa dengan penilaiannya selama ini padamu," ucap Ibu, semakin menambah kesedihan Naura.
"Jika Ayah bahagia disana, kami ikhlas melepaskan Ayah. Kami akan Ikhlas Yah.Terima kasih karena telah menjadi Ayah terbaik buat kami. Ayah jangan khawatir, aku janji akan menjaga Ibu dan Erika. Meski sangat berat, tapi aku ikhlas jika ini memang sudah waktunya Ayah pergi. Ayah yang tenang disana ya... Kami disini akan selalu mendoakan Ayah. Kami disini akan hidup dengan baik.
Ayah, aku berharap. Di kehidupan selanjutnya, kita akan dipertemukan lagi dengan ikatan yang sama. Aku ingin selalu dan selalu di setiap Kehidupan menjadi anak Ayah. Aku sangat menyayangi Ayah...... selamat jalan Ayah," Ucap Naura disela Isak tangisnya, kembali menutup wajah ayahnya.
Semua yang menyaksikan hal tersebut, meneteskan air matanya, melihat kesedihan yang dirasakan oleh Keluarga Naura. Terutama saat melihat dan mendengar tangisan Naura yang terasa sangat memilukan hati yang mendengarnya.
.
.
.
Haii semua, Ini karya pertama aku. Maaf jika masih banyak kesalahan dalam penulisannya. Maaf juga jika alurnya tidak semenarik cerita cerita lain, yang sudah kalian baca.
Terima kasih buat yang sudah mampir baca Cerita aku yang jauh dari kata bagus ini. Untuk yang sudah baca tinggalkan jejaknya ya.
Terimakasih dan mohon dukungannya🙏🤭
3 Bulan telah berlalu! Namun kesedihan masih menyelimuti keluarga Naura. Setelah kepergian Ayahnya, kondisi Yuli mulai menurun dan sering Sakit-Sakitan. Yuli lebih banyak menghabiskan waktunya dikamar, Yuli juga semakin irit dalam bicara, ia lebih banyak diam dan melamun. Karena kondisi fisik Ibunya yang tidak mungkin lagi untuk bekerja, akhirnya Naura memutuskan untuk Berhenti kuliah, agar bisa mencari pekerjaaan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.
Naura mendapatkan pekerjaan di sebuah Butik Ternama di Kotanya, hari ini tepat nya 1 bulan sudah Naura bekerja di Butik tersebut.
Ada 8 orang Pegawai di Butik itu, salah satunya Naura.
"Alhamdulillah, terima kasih Bu. Tapi apa ini nggak salah Bu?" Tanya Naura saat menerima Gaji pertama nya, pasalnya saat melamar pekerjaan gaji yang di tawarkan tidak sebanyak yang di terimanya saat ini.
"Hais.... sudah berulang kali Saya katakan, jangan panggil Ibu, tapi kamu masih saja panggil saya Ibu. Saya hanya lebih tua 4 Tahun dari kamu! Sekali lagi kamu panggil Ibu, kamu saya pecat!" Ucap atasan Naura, tegas.
"Maaf, maafkan saya Kak. Saya butuh pekerjaan ini, tolong jangan pecat saya," Ucap Naura menyikapi dengan serius ucapan Maria.
Atasan Naura tersenyum, mengangguk-anggukan kepalanya lalu berkata,
"Kakak. hem... itu terdengar jauh lebih baik didengar dari pada kamu panggil Ibu."
"Saya suka dengan hasil kerja kamu, berkat kamu juga pemasukan MC Butik semakin bertambah. Jadi tidak ada salahnya, saya memberikan Bonus untuk hasil kerjamu!" Ucap atasan Naura yang bernama Maria.
Memang di akui Maria, sejak Naura bekerja di Butiknya, penghasilan MC Butik semakin bertambah. Banyak pelanggan yang suka dengan pelayanan Naura. Sopan, baik, dan cantik. Itulah yang selalu di ucapkan para pelanggan saat bertemu Naura.
*******
Beberapa Jam kemudian, jam kerja Naura sudah sekesai. Dan Naura sudah berada dirumahnya.
"Bu... ini kakak bawakan makanan kesukaan Ibu, Makan ya? Naura suapi!" Ucap Naura lembut, mulai menyuapi ibunya, yang duduk melamun bersandar di tempat tidur.
Yuli membuka mulutnya menerima makanan dari tangan Naura.
"Maafkan ibu Kak, karena ibu kamu jadi harus berhenti kuliah" Ucap Yuli setelah menelan makanannya. Yuli merasa begitu bersalah kepada Naura, yang seharusnya sekarang sedang menikmati masa-masa kuliahnya namun malah berada diposisi sekarang ini, menjadi tulang punggung keluarga.
"Ibu sama sekali nggak salah, Aku berhenti kuliah juga atas keinginan aku sendiri, bukan karena Ibu! Aku ingin menjadi anak yang bisa di andalkan, aku janji akan selalu membahagiakan ibu dan Erika.
Oh iya Bu, ini gaji pertamaku. Ibu yang pegang ya, Insya Allah cukup untuk kebutuhan kita sehari-hari!" Naura memberikan amplop berisi uang pada Ibunya.
Yuli benar benar merasa terharu dengan sikap Naura, dengan mata berkaca-kaca Yuli memeluk Naura, dan menangis di pelukan Naura.
"Terima kasih kak, terima kasih. Keluarga ini sangat beruntung memiliki kamu."
Naura tersenyum membalas pelukan ibu nya sembari berkata,
"Aku yang sangat beruntung memiliki keluarga seperti kalian, terima kasih karena telah Menyayangi dan Mencintai aku dengan tulus. Aku tidak akan pernah bisa membalas semua kebaikan kalian selama ini. Aku janji akan selalu membahagiakan Ibu dan Erika. Aku begitu menyayangi kalian!"
"Bu, boleh aku minta sesuatu kepada ibu?"
Tanya Naura setelah melepaskan pelukannya.
"Apa kak? Katakan! Selagi ibu bisa berikan, apapun itu akan ibu berikan." Jawab Yuli lembut membelai rambut Naura.
"Aku mohon, ibu harus kuat. Ibu sudah sangat jarang terlihat tersenyum Bu. Aku dan Erika sungguh sangat membutuhkan senyuman ibu, senyuman ibu merupakan kekuatan terbesar untuk kami. Ayah tidak akan bahagia jika melihat kita seperti ini Bu, Bukankah Ibu sendiri yang bilang jika kita harus kuat dan mengikhlaskan kepergian Ayah." Ucap Naura dengan air mata yang mulai membasahi pipi nya, sembari mengelus wajah sembab Yuli.
Mendengar ucapan Naura, membuat isak tangis Yuli semakin menjadi. Naura kembali memeluk ibunya, membiarkan ibunya meluapkan semua kesedihan nya, berharap ini akhir dari kesedihan mereka. Dan menjadi awal untuk memulai kembali keceriaan di Keluarga kecil mereka, walau tanpa kehadiran seorang Ayah.
"Ibu... kakak...!" Sahut Erika yang berdiri mematung di depan Pintu Kamar ibu nya, saat melihat Ibu dan kakaknya menangis berpelukan
"Kemari dek, peluk Ibu." ucap Yuli Dengan Isyarat tangan agar Erika mendekat.
Erika duduk di samping kiri, dan Naura di samping kanan Yuli. Yuli memeluk kedua Putri kesayangan nya.
"Maafkan Ibu kalau selama ini Ibu membuat kalian sedih, Ibu janji tidak akan membuat kalian sedih lagi. Kita harus bahagia agar ayah juga bahagia disana. Ibu sangat menyayangi kalian. Maafkan Ibu," Ujar Yuli bergantian Mengecup sayang kening Putrinya.
"Kami juga sangat menyayangi ibu. Ibu Harta terbaik yang kami punya." Ucap Naura
"Rika juga sangat menyayangi Ibu, dan kakak!" sahut Rika
Ya Allah... semoga ini awal yang baik untuk kami. Hapuskanlah kesedihan Ibuku, dan Kuatkanlah kami dalam menjalani semua ujianmu. Batin Naura.
Sean Alexander adalah Pemilik dari Alx Group. Perusahaan terbesar di Indonesia dan sudah sangat Mendunia. Pria tampan dengan sejuta pesona, siapapun yang melihatnya pasti akan dibuat melayang akan ketampanan nya.
Tampan dan Mapan itulah Sosok Sean.
Menjadi Menantu dan Suami idaman adalah kalimat yang sangat cocok untuk dirinya.
Terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan, dengan fisik yang bisa dikatakan sempurna sebagai seorang Pria. Ditambah lagi mempunyai kekasih yang Cantik, membuat Hidup Sean semakin terasa lengkap.
***
"Sayang, aku sangat sanggup memenuhi semua kebutuhanmu. Kamu hanya perlu duduk manis dan selalu mendamping ku tanpa harus bekerja." Ucap Sean membelai pipi kekasihnya Jenny.
"Sean, menjadi Model Go Internasional adalah keinginanku sedari dulu. Ini adalah kesempatan yang sangat langkah, dan aku tidak akan melepaskan nya begitu saja." Jawab Jenny dengan tatapan yang begitu kembut pada Sean.
"Tapi, 1 tahun itu waktu yang sangat lama buatku Jen. Kamu tahu aku tidak bisa berpisah lebih dari 3 hari darimu, aku sangat membutuhkan mu, aku Mencintaimu. Tetaplah disini bersamaku."
"Aku tau kamu Mencintaiku, dan aku juga Mencintaimu Sayang. Tapi, aku juga tau yang paling membuatmu tidak bisa melepaskan ku adalah Tubuhku. Benar kan??" Ucap Jenny nakal, tersenyum menyeringai bangga karena ia sadar bahwa Sean sangat menyukai tubuhnya.
"Kamu benar, aku tidak akan pernah bisa menahan hasratku ini. Jika kamu pergi, lalu bagaimana aku bisa menyalurkan nya. Aku harus melepaskannya pada siapa? Apa kamu mau aku kembali memasuki wanita wanita diluaran sana?" Tanya Sean.
Sean adalah pria yang mempunyai hasrat Sex yang besar. Atau bisa di bilang hipersex. Namun walaupun Sean adalah pria yang berhasrat besar, dia tidak akan memasuki sembarang wanita. Sean akan sangat pemilih dengan Wanita yang akan menjadi Partner Sex nya.
"Sayang.... aku tau kamu tidak akan pernah bisa menahan hasratmu. Maka dari itu, aku mengijinkanmu untuk mencari wanita lain yang akan menjadi Partner Sex mu, hanya 1 wanita. Dan Ingat! hanya Teman Sex, tidak lebih.
Wanita itu hanya akan menjadi teman Sex mu hanya selama aku tidak berada disisimu. Saat aku kembali, kamu harus membuang wanita itu lalu kita akan menikah. Setelah kita menikah kamu tidak akan membutuhkan wanita manapun lagi, karena selamanya hanya aku yang boleh memilikimu sepenuhnya." Ucap Jenny membuat Sean Terdiam mencerna semua ucapan Jenny yang menurutnya salah.
"Boleh ya sayang? Ijinkan aku pergi untuk menggapai cita citaku. 1 Tahun, Hanya satu tahun." Ucap Jenny manja, merayu Sean dengan mulai menggerayangi tubuh Sean.
Sean menghentikan tangan Jenny yang mulai merayap masuk ke dalam celana nya.
"Apa kamu tidak mencintaiku?" Tanya Sean dengan sorot mata tajam.
"Percayalah aku sangat mencintaimu, aku ingin sukses dengan hasil kerja kerasku sendiri. Sehingga aku layak untuk menjadi nyonya Alexander. Aku ingin bisa menjadi Istri yang bisa dibanggakan." Jawab Jenny lantang seraya tangannya terus melanjutkan kegiatan nya yang sempat terhenti.
"Baiklah, aku setuju. Aku harap keputusanmu sudah tepat dan tidak akan menimbulkan penyesalan pada akhirnya. Kapan kamu akan pergi?" Tanya Sean ditengah Kenikmatan yang mulai dirasakannya saat Jenny mulai bermain dengab miliknya.
"Besok Lusa."
"Secepat itukah?"
"Sayang.... Semakin cepat aku pergi, maka akan semakin cepat pula aku kembali. Kamu janji harus sering sering menemui ku di sana ya" Pinta Jenny
"Baiklah, kalau begitu malam ini kamu harus memberikan aku kepuasan yang lebih dari biasanya" Ucap Sean lalu mulai mencumbui Jenny.
Setelah memuaskan hasratnya. Sean lalu bangkit menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya setelah aktivitas yang mereka lakukan.
Memutar Kran Shower membiarkan air mengalir ke tubuhnya. Terlihat jelas tubuh yang Atletis, dada bidang dan Perut Six Pack serta otot otot tangan yang kokoh. Wajah yang rupawan dengan sorot mata tajam, rahang tegas, hidung mancung, dan didukung dengan karir yang Sukses mendunia. Wanita manapun yang melihatnya pasti akan jatuh cinta akan pesona yang dimiliki Sean.
Beberapa saat kemudian.p
Sean keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melilit di pinggangnya.
"kamu mau kemana, Sean?" Tanya Jenny yang masih terbaring diranjang.
"Aku akan keluar menemui Reyhan dan Niko. Kamu tidurlah duluan, kamu pasti lelah setelah pertempuran penuh kenikmatan kita tadi." Ucap Sean mengecup sayang kening Jenny, lalu beranjak pergi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!