NovelToon NovelToon

Bunny Girl [Bakugou Katsuki]

1. Heavently

Pinggiran Kota, setelah melewari banyak tikungan dalam gang sempit yang seperti labirin. Sebuah Bar kecil-kecilan, dengan pintu berwarna merah bata yang di hiasi oleh lampu Neon LED bertulislam 'welcom' menjadi satu-satunya penerangan dalam gang. Di sampinh pintu, terdapat papan tulis kapur yang berdiri dengan 4 kaki kayu.
"HeaventLy"
Nama bar yang setiap malam selalu dikunjungi oleh orang yang sama.
3 sampai 8 orang setiap malam. Tapi, hanya dengan itu saja. Bar mampu tetap berdiri, tanpa tercacam gukung tikar, pailit
Melihat pembukuan pengunjung membuat 'owner' berpikir untuk tutup buku beserta usaha yang ia dirikan.
Tapi, berkat 'Bunny' satu-satunya karyawan yang ia punya. Bar kecil itu, dapat terua beroprasi.
kriiiing
Pintu bar terbuka
Seorang wanita, ralat, wanita pembawa keberuntungan bagi Bar ini datang
Owner
Owner
Malam kelinci keayangan 'Heavy'
Kiwa Namida
Kiwa Namida
*Membungkuk memberi hormat*
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Malam, tuan. Hari ini ikut berjaga di bar?
Owner
Owner
Ah, tidak.
Owner
Owner
Istriku berencana membuat acara makan malam dengan anak kami yang akan masuk sekolah dasar
Kiwa Namida
Kiwa Namida
*mengangguk*
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Kalau begitu, tuan lebih baik pulang sekarang juga,
Owner
Owner
Kau mengusirku?
Kiwa Namida
Kiwa Namida
*gelagapan, tertwa canggung*
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Bu-bukan begitu. Maksudku agar acaranya dapat segera berjalan
Owner
Owner
*Terkekeh pelan*
Owner
Owner
Iya, iya. Saya paham
Owner
Owner
Baiklah, kalau begitu saya langsung pergi. Tidak apa, kan?
Kiwa Namida
Kiwa Namida
*mengangguk*
Owner
Owner
*tersenyum simpul lalu pergi*
Kiwa Namida, wanita 25 tahun yang sudah mengabdikan 3 tahun terakhir hidupnya untuk bar eksentrik bernama 'heavently' ini.
Namida berganti baju dengan pakian khas yang selalu ia gunakan ketika bekerja. Kemeja putih dengan size duble S yang hanya ia kaitkan 2 kancing. Sedangkan bagian bawah kemeja, ia ikat melingkari pinggang. Dan juga, hotpants hitam membalut kaki bagian atasnya. Terkadang ia menggunakan stoking jaring berwarna hitam, terkadang, ya, hanya kaki jenjangnya saja.
Kiwa Namida
Kiwa Namida
*keluar dari area staff. Bersiap di belakang meja bar sambil mengelap beberapa gelas tinggi*
kriiing
Lonceng berdenting, menandakan tamu pertama untuk hari ini datang.

2. Tuan Pembisnis

Sudah setengah jam semenjak dirinya membuka Bar, kemungkinan besar sebentar lagi akan ada'tamu' yang berkunjung. Begitu cara wanita itu memanggil para pelanggannya, 'tamu' , katanya ia tak mau memanggil mereka dengan sebutan pelanggan karena hanya akan membuat dinding di antara mereka, sedangkan tamu bisa juga dapat di artikan sebagai kenalan yang sedang berkunjung.
kriinggg!
Pintu bar di buka. Dua buah lonceng emas yang di gantung di ujung pintu pun saling beradu satu sama lain.
Nampak seorang pria dengan celana cargo coklat dan kaus putih lengan pendek yang melekat di tubuhnya masuk kedalam bar, wajahnya yang tampak lesu seolah memberi tau bahwa dirinya kini sedang di landa masalah besar. Pria itu berjalan menuju bar counter dan meminta segelas minuman.
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Tuan pembisnis kita tampaknya sedang kelelahan, perlu kudapan?
Cust 2
Cust 2
*terkekeh*
Cust 2
Cust 2
Tidak Bunny. Lagi pula, sejak kapan bar ini menyediakan kudapan?
Si wanita penjaga bar meletakan segelas lemonade dengan lemon segar menancap di sisi gelas. 
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Aku menambahkan cookies ke menu, untuk sekedar mengisi bosan ketika belum ada yang datang.
Cust 2
Cust 2
*Menyesap meinuman yang disediakan. Menaikan satu alis, tampak kebingungan*
Cust 2
Cust 2
Aku memang tidak terlalu perduli dengan minuman apapun yang kau sajikan untukku. tapi, kenapa lemonade?
Cust 2
Cust 2
*telunjuknya menari, berputar di atas pinggilan gelas*
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Mau ngingetin aja, emang hidup tuh gak selalu enak. Tapi ada yang lebih nggak enak lagi selain masalah di hidup,
Kiwa Namida
Kiwa Namida
*menunjuk minuman sang tamu dengan dagu*
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Sour Lemonade, jadi asamnya dua kali lipat.
Kiwa Namida
Kiwa Namida
*mengedipkan sebelah mata*
Cust 2
Cust 2
Tck! Kalau begini, setelah kembali dari bar bisa-bisa aku masuk rumah sakit karena masalah lambung. Haha.
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Kalau mau gantii, boleehh~
Cust 2
Cust 2
Nggak, kayanya aku jadi lumayan suka rasa asam. Nanti aku sering pesan deh setiap datang kemari.
Cust 2
Cust 2
*kembali menyesap minuman asam yang melalu membuat wajah mengkerut, menahan asam*
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Loh, kok gituu?! *rajuk dengan nada yang mendayu*
Wanita itu keluar dari balik bar counter, menarik kursi yang berada tempat di samping si pria pembisnis.
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Nanti, kalau masuk rumah sakit. Aku nggak tanggung jawab, loh, yaa~
Kiwa Namida
Kiwa Namida
*menatap di pria dari samping dengan lekat*
Cust 2
Cust 2
Bilang aja kamu nanti kangen kalau saya nggak datang, hahaha
Si 'tuan' tertawa dengan kencang. Membuat staff bertender kita menampakan senyum tulusnya
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Jadi, kenapa wajah tampan ini terlihat lesu dan muram begitu?
Kiwa Namida
Kiwa Namida
*menyanggah kepala dengan satu tangan dijadikan tumpuan di atas meja bar*
Cust 2
Cust 2
Akhir-akhir ini penghasilan agak turun, biasanya 4:6 sekarang jadi 5:5, kalau begini bisa-bisa aku agak kewalahan menggaji karyawanku.
Cust 2
Cust 2
*menghela napas panjang, ia mengeluarkan rokok elektrik yang ada di sakunya dan mulai menghisap rokok itu.*
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Aku ingin bilang itu bukan penurunan besar, tapi sebagai pembisnis sekecil apapun penurunannya itu pasti hal besar, kan. Kenapa tidak coba untuk promosi melalui internet dengan menggunakan jasa selebriti? hal itu yang sering terjadi sekarang.
Tuan pembisnis mengalihkan pandangan menatap wanita di sampingnya. Tangannya terulur untuk mengelus rambut yang terjuntai anggun*
Cust 2
Cust 2
Ide bagus, kalau sedang kalut seperti ini semua yang terpikirkan hanya jalan buntu, memang perlu sebuah kelinci pemandu cantik seperti ini.
Kiwa Namida
Kiwa Namida
*Memejamkan mata, merasakan elusan lembut yang diberikan*
Cust 2
Cust 2
Istriku hanya akan menyalahkan dan memaksaku untuk memikirkan jalan keluar sendiri. Kalau aku meminta bantuan atau sekedar saran darinya, ia malah akan protes dan mengatakan bahwa aku lelaki yang tidak berguna dan cacian lainnya.
Pria itu kembali menyerap rokok elektriknya. Hembusan napas yang mulai disisipi oleh asap berbau blackcurrant mengedar dalam bar.
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Anakmu lima, kan. Mungkin, Istrimu sedang kelelahan dan sedikit panik. Ya.. semacamnya?
Dari kalimatnya yang terbata. Terlihat bahwa si wanita kelinci agak ragu untuk menimpali.
Cust 2
Cust 2
Aku selalu memastikan ia dan anak-anak kami bahagia, memberikan apa yang dibutuhkan dan mengurus semua permasalahan sekolah anakku, apa lagi yang menjadi bebannya. Aku memastikan ia selalu bahagia dan berharap menjadi penopangku ketika aku terjatuh nanti, tapi apa?!
Kiwa Namida
Kiwa Namida
*Mengelus tangan tuan pembisnis dengan pelan*
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Entah, aku hanya menerka. Aku bukan cenayang.
Kiwa Namida
Kiwa Namida
*Tangan yang mengelus semakin naik, perlahan, memijat bahu customer pertamanya hari itu*
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Tapi cobalah untuk tidak menahan kekesalanmu, tidak baik untuk kesehatan.
Wanita itu menghentikan pijatannya, ia berdiri dan kembali ke belakang bar counter.
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Bagaimana dengan beberapa kukis? *tersenyum gembira*
Cust 2
Cust 2
*Tertawa ringan*
Cust 2
Cust 2
Kau tidak meracuninya, kan?
Pertanyaan ejekan itu di balas dengan tatapan maut oleh si bunny girl, membuatnya mau tidak mau mencicipi cookies itu.
Cust 2
Cust 2
*Satu gigitan pada cookies. Mulut sibuk mengunyah, kepala mengangguk dengan serius*
Cust 2
Cust 2
Asin, sesuai ekspektasi
Kiwa Namida
Kiwa Namida
*Memberi jitakan pelan didahi yang berkomentar*
Satu jam berlalu, obrolan mereka di akhiri dengan ejekan tentang cookies asin buatan bunny. Pria itu berdiri mengeluarkan dompetnya, ia mengeluarkan beberapa lembar uang merah, meletakan di atas meja yang ia timpa dengan gelas lemonadenya tadi.
Cust 2
Cust 2
Tambahan, seperti biasa
Kiwa Namida
Kiwa Namida
*Menahan lengan pembisnis dan menggeleng pelan*
Cust 2
Cust 2
Usahaku memang sedang ada penurunan tapi bukan berarti menuju ke hancuran, benarkan?
Cust 2
Cust 2
*menatap lembut*
Kiwa Namida
Kiwa Namida
*menghela napas*
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Baiklah, aku akan antar sampai pintu.
Mereka akhirnya melangkah menuju pintu keluar, membuat kedua lonceng yang tergantung di sana kembali berbunyi.
Omong-omong, Bar ini memiliki peraturan tersendiri. Si pekerja tidak boleh memberikan nama atau identitas lainnya. Mereka hanya boleh memanggil penjamu tamu cantik ini dengan panggilan, Bunny.

3. Cilok

Jam sudah menunjukan tepat pukul 1 malam, waktunya bar untuk tutup. Wanita yang akrab di sapa 'bunny' itu mulai merapihkan bar tempatnya bekerja, tidak lupa memasukan kembali papan penanda bahwa mereka sedang buka. setelah dengan selesai merapihkan dan memastikan semuanya aman, ia segera mengganti pakaian atau lebih tepatnya ia merangkap pakaina minm yang sedang melekat di tubuhnya dengan celana wide cargo dan hoodie oversize. 
Setelah menutup dan mengunci bar, berjalan pulang ke rumahnya. Keadaan memang sudah sangat gelap, tapi entah mengapa, baginya semakin malam justru langit semakin memberikan cahaya yang terang untuk menyemangati mereka yang berjuang di malam hari. 
Akan ingin brlaku adil, matahari tidak hanya memancarkan sinarnya di siang hari, tapi ia juga memancarkan pantulan sinarnya yang di bantu oleh sang bulan untuk mereka para pekerja malam. 
Sesampainya di depan rumah, wanita itu merogoh tote bag  yang tersampir di bahu kanannya, mencari kunci pintu kontrakan-nya.
Ibu Tetangga
Ibu Tetangga
Loh, baru balik Namida?
Sapa seorang tetangga yang tinggal di kontrakan nomor 5. Seorang wanita berusia sekitar 40 tahun yang baru saja sampai di tempat itu dengan sepeda keranjang biru tua miliknya.
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Iya, hari ini tamunya cukup banyak.
Kiwa Namida
Kiwa Namida
*tersenyum simpul*
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Ibu juga baru balik?
Ibu Tetangga
Ibu Tetangga
Iya, nih. biasa lah, kalau ambilnya jam malam kan lebih besar ya bayarannya.
Si wanita paruh baya itu memarkirkan sepedanya di depan rumah, izin pamit untuk masuk lebih dulu. Saat pintunya terbuka, terdengan suara anak kecil yang menyambutnya dengan suara yang girang.
Mendengar itu Namida kembali tersenyum, seperti merasakan adanya kabahagiaan yang ikut muncul menyambut dirinya. Setelah menemukan kunci ia masuk kedalam rumah dan memutuskan untuk segera beristirahat.
16.30 tok tok tok (bunyi khas mamang cilom daerah rumah Namida)
Kiwa Namida
Kiwa Namida
*keluar bawa mangkok bening, di dalamnya ditaruh uang 10ribu*
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Mang, kayak biasa
Kang Chiylock
Kang Chiylock
Ziyaph, Neng!
Ibu Tetangga
Ibu Tetangga
*Membuka pintu, kedua anaknya berlari ke arah gerobak*
Ibu Tetangga
Ibu Tetangga
Hayooo, ibu bilang jangan lari-lari.
Ibu Tetangga
Ibu Tetangga
Nggak jadi ibu beliin, nih
Natsu
Natsu
Ehhhh, jangan gituuu
Aki
Aki
Ayo cilokkk
Ibu Tetangga
Ibu Tetangga
*Terkekeh, menghampiri kedua anakanya*
Ibu Tetangga
Ibu Tetangga
Kayak biasa pak, dua ribu gope - dua ribu gope
Kang Chiylock
Kang Chiylock
Iya,
Selesai melayani, kang cilok balik. Semuanya masuk rumah
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Si mamang rutin banget, ya.
Kiwa Namida
Kiwa Namida
*makan cilok di dapur*
Kiwa Namida
Kiwa Namida
Pedagang lain jarang masuk sampe ke blok paling ujung gini
Kiwa Namida
Kiwa Namida
*Membuka ponsel. Menaruh di atas meja dengan layar menunjukan sebuah gambar bergerak*
(Suara Ponsel) Vlog keseharian udang harimau di dalam akuarium baruuu~

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!