Azizah !" panggil ibunya di sore itu. Azizah adalah gadis kecil yang mulai beranjak dewasa . Di usianya yang kesebelas tahun dia sudah lulus sekolah dasar. Kecerdasan Azizah memang patut di acungi jempol, selain pandai dia juga sangat baik dan mau membantu kedua orang tua nya. Ayahnya adalah seorang supir di salah satu perkebunan milik orang terkaya disana. Sedangkan ibunya hanya berjualan keliling dan sesekali menjadi buruh cuci atau bekerja di kebun warga .
" Mandi dulu nak ! Sudah sore , besok bisa di lanjutkan berkebun nya!" suruh sang ibu sambil menggandeng adik azizah yang baru berusia lima tahun. Azizah sendiri kini sudah berusia sebelas tahun dan duduk di kelas enam sekolah dasar. Dia adalah siswi dengan usia termuda di kelas karena teman-teman nya sekitar satu hingga dua tahun lebih tua darinya.
" Iya bu !" jawab Azizah sambil beranjak dari kebun di sebelah rumahnya . Setelah selesai mandi Azizah dan ibu serta adiknya menikmati makanan mereka. Lagi dan lagi bapak nya tidak pulang karena harus mengirim barang keluar kota. Inj sudah seminggu bapak dari Azizah tak pulang karena pekerjaan.
" Bu , adek mau nambah ikan asin nya . Boleh tidak ?" tanya adik dari Azizah yang bernama Aryo. Di tengah kegiatan makan mereka . Meskipun masih berusia lima tahun , tapi Aryo sudah mandiri. Makan juga sudah tidak mau di suapi . Malah terkadang bocah kecil itu membantu ibu dan kakaknya membersihkan rumah atau berkebun walau hanya sekedar menyiram tanaman .
" Boleh dek!tapi hati-hati ya ,ada durinya!" jawab Azizah . Kegiatan ini sudah membuat ketiganya bahagia. Walaupun makanan yang ibu nya sajikan hanya ikan asin dan sambal serta sayur rebus , tapi Azizah dan adiknya sangat lahap.
Kegiatan makan keluarga kecil itu telah selesai . Dengan cekatan Azizah membantu ibunya untuk membersihkan meja dan mencuci piring.Sementara ibunya mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat gorengan dan jajanan yang akan di jual besok.
" Bu, bapak kapan akan pulang?" tanya Azizah.
" Masih belum tahu nak, mungkin besok atau lusa" jawab bu Habibah dengan lembut. Bu Habibah memang wanita yang penuh kesabaran . Walaupun sejak tiga bulan yang lalu sifat suami nya mulai berubah . Suami bu Habibah itu sudah jarang pulang dan pasti beralasan mengantar barang keluar kota. Padahal sebelumnya suaminya selalu pulang setiap hari . Kalaupun harus mengantar barang keluar kota , itu hanya semalam dan esok hari nya sudah ada di rumah.
Azizah tak menunggu di suruh , setelah selesai mencuci piring dia membantu ibu nya untuk menyiapkan bahan jualan besok . Sementara Aryo sibuk dengan buku-buku bekas yang di beri oleh tetangga nya. Anak kecil itu suka sekali menggambar dan membaca walaupun belum begitu lancar tetapi dia tidak menyerah belajar sendiri.
Seharusnya Aryo sudah masuk Tk, tapi karena kendala biaya , Aryo terpaksa tidak bersekolah Tk. Bu Habibah akan memasukan Aryo langsung ke sekolah dasar tahun depan. Karena di desa tempat tinggal mereka hanya ada satu taman kanak-kanak. Dan yang mereka tahu sekolah Tk itu harus membayar full karena bukan sekolah negeri.
Berbeda dengan Azizah , dia sekarang bersekolah di Sekolah Dasar negeri . Selain sudah mulai gratis , Azizah juga mendapat beasiswa penuh nantinya jika ingin melanjutkan ke jenjang berikutnya.
" Bu ,sebenarnya ada yang ingin Azizah sampaikan. Tapi Zizah tidak mau ibu kepikiran " ujar Azizah.
" *Kenapa nak?" tanya bu Habibah*.
" Begini bu , sekolah berencana akan mengadakan acara study tour ke kota J . Dan semua siswa kelas enam dan lima harus ikut . Tapi biaya nya mahal bu " ucap Azizah.
" *Kapan nak, dan berapa biaya nya?" tanya ibunya*.
"Delapan ratus ribu bu. Tapi Azizah sudah minta izin sama bu guru kalau tidak bisa ikut " ucap Azizah . Walaupun sebenarnya dia ingin sekali ikut bersama teman-teman nya.Tapi Azizah sadar dia tidak ingin menambah beban kedua krang tua nya.
" *Nanti kalau bapak pulang kita coba tanya bapak ya , Insyallah ibu akan usahakan kamu bisa ikut" jelas bu Habibah*.
" Baik bu, terimakasih !" jawab Azizah sopan.
Malam itu waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam . Azizah dan Aryo serta ibu mereka bergegas masuk ke kamar dan bersiap untuk tidur.Di rumah itu hanya aa dua kamar dengan Dipan dan kasur yang kasur yang sudah mulai lapuk. Maklum saja rumah itu adalah rumah tua peninggalan kedua orang tua bu Azizah.
Sementara keluarga dari pak Darman yaitu suami bu Habibah berasal dari kampung sebelah. Pak Darman sendiri memang sudah dari sebelum menikah bekerja sebagai supir pada juragan di kampungnya.Maka dari itu bu Habibah sangat percaya pada suaminya.Walaupun mereka terbilang kenal belum begitu lama sebelum menikah.
**** Saat tengah malam , terdengar suara ketukan pintu. Awalnya pelan tapi lama kelamaan seperti gedoran keras di pintu itu . Azizah pun terbangun bersamaan dengan ibunya yang juga baru saja membuka pintu. Azizah yang ingin keluar tiba-tiba mengurungkan niatnya ketika mendengar bapaknya mulai bersuara.
" Lama banget buka pintu nya!" bentak pak Darman pada istrinya.
"Maaf pak!" hanya kata ini yang bisa bu Habibah ucapkan . Karena jika dia berbicara lebih banyak lagi maka akan berbeda ceritanya. Suami nya itu langsung masuk ke kamar tanpa memperdulikannya.
Darman juga tidak pergi untuk membersihkan diri dulu sebelum tidur.
Di samping nya ,bu Habibah mencium bau alkohol. Entah kenapa sejak tiga bulan belakangan ini suaminya berubah drastis.
Tapi wanita itu enggan untuk berbicara lebih , bisa di pastikan suaminya akan murka . Bu Habibah mencoba menahan semua nya seorang diri. Dia juga melanjutkan beristirahat karena besok pagi harus berjualan.
***"Di pagi hari nya saat bu Habibah sibuk dengan membuat gorengan untuk dijual ,suaminya itu masih tertidur pulas bahkan sampai mengigau menyebut nama seseorang . Beruntung bu Habibah tidak mendengarnya.
Azizah juga terbangun kala mendengar Adzan subuh. Gadis kecil ini sudah terbiasa bangun pagi dan membantu ibunya terlebih dahulu. Azizah tahu betul bagaimana susah nya kehidupan kedua orang tua nya. Dari ayahnya yang hanya seorang supir dan juga gajinya sering di potong oleh sang juragan . Dan ibunya yang harus ikut berjuang untuk membantu perekonomian keluarga.
"Selamat pagi ibu!" sapa Azizah ketika melihat ibunya yang masih sibuk di depan tungku api kayu bakar , sambil menggoreng makanan.
"*Pagi Zizah, kamu sholat subuh dulu ya nak ,nanti kita gantian !" suruh ibunya*.
Tanpa menunggu lama Azizah langsung melakukan apa yang di katakan oleh ibunya.Tidak perlu membuat bu Habibah berkata untuk yang kedua kali nya atau sampai harus berteriak.
*******HAI SAHABAT READERS!!!! APA KABAR ? *****
TERIMAKASIH SUDAH MAU MAMPIR __________________________________________
JANGAN LUPA LIKE DAN TINGGALKAN KOMENTARNYA YA!.
SUPAYA SAYA BISA MEMPERBAIKI JIKA ADA KESALAHAN ATAUPUN JIKA ALUR CERITANYA TIDAK SESUAI KEINGINAN PARA SAHABAT READERS SEMUA.
BAGI YANG TIDAK SUKA . SILAHKAN DI SKIP SAJA !. DAN TOLONG JANGAN BERI ULASAN APALAGI BINTANG SATU ATAU DUA . KARENA BISA BERPENGARUH PADA PERFOMA PERKEMBANGAN KARYA INI.
BAGI YANG BERKENAN TOLONG KASIH BINTANG 5 YA !!!!!!!!!. TERIMAKASIH LAGI PARA SAHABAT READERS YANG BAIK HATI.😍😍🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥳😘🥳🥳🥳🥳🥳.
Pagi ini seperti biasa nya, bu Habibah keluar terlebih dahulu dengan membawa dagangan nya untuk berkeliling kampung.
Sementara Azizah bersiap untuk pergi ke sekolah dan mengurusi adiknya. Nanti jika Azizah akan berangkat sekolah dia akan membawa adiknya juga.
Bukan diajak ke sekolah melainkan,Aryo akan diantarkan pada ibu nya nanti . Azizah sudah hafal rute dimana ibunya berjualan dan itu sama dengan rute nya menuju ke sekolah.
Tetapi hari ini mungkin akan sedikit berbeda ,dimana ibunya berpesan jika Azizah harus bertanya terlebih dahulu pada adiknya . Ingin tetap dirumah atau menyusul ibu mereka. Karena semalam ayahnya pulang maka Aryo tidak akan sendirian jika di tinggal.
" Dek , kamu mau ikut kakak nyusul ibu atau mau di rumah ?" tanya Azizah.
" Di rumah sendirian mbak?" tanya Aryo polos.
" Bapak sudah pulang dek, jadi kamu bisa di rumah sama bapak" jawab Azizah lagi lembut . Tapi Aryo tetap memilih ikut dengan Azizah menyusul ibunya. Ternyata bocah kecil itu takut dengan bapaknya sendiri , tapi enggan untuk memberitahu kakak dan ibunya.
Keduanya keluar rumah setelah sarapan dan mempersiapkan bekal untuk di bawa ke sekolah. Azizah memang selalu membawa bekal makan siang ke sekolah. Bukan tanpa alasan itu semua dia lakukan demi bisa menabung. Uang sakunya yang hanya dua ribu saja. Azizah berjalan kaki pelan menyusuri kampung dengan mengandeng tangan adiknya. Sebenarnya di benak Azizah juga bertanya-tanya ,kenapa adiknya enggan untuk di rumah hanya bersama bapaknya saja.
Azizah dan Aryo terlihat sangat bahagia , sampai di kejauhan Azizah melihat sepeda ibu nya dan ibu mya juga ada disana sedang melayani pembeli .
" Ibu ...!" teriak Aryo sambil berlari menghampiri ibunya. Azizah juga sedikit berlari menghampiri ibunya . Setelah berpamitan ,Azizah melanjutkan perjalanan nya ke sekolah dengan langkah riang . Sambi sesekali bersenandung lembut.
Di depan pintu gerbang sekolah , kedua sahabatnya sudah menunggu. Kedua nya memanggil nama Azizah dengan penuh semangat. Ketiga sahabat itu berjalan beriringan menuju ke kelas mereka .
Tepat di depan kelas lima ada dua anak perempuan yang menghadang ketiga nya.
..." Hey ...burik...kamu pasti tidak bisa ikut study tour kan karena todak punya uang?" tanya salah satu dari anak perempuan itu yang diketahui bernama Vina....
Azizah memilih diam dan tidak menjawab pertanyaan sadis dari sepupu nya itu. Vina adalah sepupu dari pihak bapak nya. Tapi Vina dan keluarganya tidak pernah mau menganggap Azizah dan ibunya sebagai keluarga. Vina sudah fi ajarkan untuk todak terlalu dekat dengan Azizah sejak dulu.
" Apaan si kamu Vin! Bisa nggak sehari aja nggak usah bikin onar !" jawab Nuri teman Azizah .
"Iya ini Vina , dasar biang kerok !" celetuk Stevi teman Azizah juga. Nuri dan Stevi adalah dua sahabat Azizah. Kedua nya sudah bersahabat sejak kelas satu. Walaupun Nuri dan Stevi anak orang kaya tapi mereka tidak pernah membedakan status sosial siapa pun. Yang terpenting keduanya juga nyaman berteman dengan Azizah.
Vina sendiri merasa dongkol karena Stevi dan Nuri yamg selalu membela Azizah. Baginya Azizah itu tidak pantas untuk berteman dengan siapa pun .Hanya dirinya yang pantas memiliki teman seperti Stevi dan Nuri karena keduanya adalah anak orang kaya di desa itu.
Stevi sendiri adalah anak seorang salah satu anggota Dewan Perwakilan Daerah di tempat itu . Sedangkan Nuri kedua orang tua nya memiliki toko sembako dan bahan bangunan terbesar juga.Keduanya sangat senang berteman dengan Azizah . Keduanya juga sering membantu Azizah dengan cara mereka. Membantu tanpa membuat Azizah tersinggung. Persahabatan mereka bisa di bilang sangat erat.
Tapi selalu ada saja anak-anak yang mengejek Azizah di sekolah itu . Dari kelas lima ada Vina dan sahabatnya Syakila, anak yang baru saja pindah ke sekolah itu sekitar lima bulan yang lalu. Syakila sendiri berteman baik dengan Vina. Dia juga suka menghina Azizah semua karena hasutan dari Vina. Apalagi di tambah mama nya berpesan untuk tidak berteman dengan Azizah .Ada alasan tersendiri kenapa mama dari Syakila melarang anaknya untuk dekat dengan Azizah.
**"Sementara di rumah bu Habibah baru saja pulang berkeliling. Alhamdulillah semua jualan nya laku hari ini . Sebelum pulang tadi bu Azizah sudah membeli bahan untuk jualan besok dan juga dua kilo beras untuk mereka makan nanti.
Baru saja masuk kerumah sembari menuntun sepeda nya dan di ikuti oleh Aryo di belakang nya. Bu Habibah di sambut oleh muka masam suami nya.
"Kemana saja kamu jam segini baru pulang?" tanya Darman kasar.
"Ini baru saja pulang jualan mas, kamu sudah sarapan?" tanya bu Azizah lembut . Akan tetapi suami nya tidak menjawab .
Malah asik menonton tv sambil sesekali tersenyum melihat ponselnya. Tangan Darman juga sangat lincah mengetik layar ponselnya tanpa peduli istrinya yang kelelahan.
Bu Habibah mengajak Aryo ke dapur karena anak itu tidak mau di tinggal. Aryo kecil melihat ibunya membuka belanjaan dan menata nya di atas meja. Setelah selesai bu Habibah bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tapi Aryo kecil berinisiatif mengemasi kembali belanjaan yang tadi ibunya susun di atas meja dapur.
Dengan tangan kecilnya ,Aryo mengambil satu demi satu belanjaan ibunya . Di kumpulkan kan dalam wadah ember besar yang biasa di gunakan untuk menampung air. Dengan langkah kecilnya dia bolak-balik mengambil dan menyimpan barang-barang itu di dalam ember . Setelah selesai Aryo tak lupa menutup ember itu dengan kain jarik lusuh yang biasa di gunakan ibunya untuk menggendong kayu bakar.
Setelah di pastikan semua aman , Aryo berdiri di depan kamar mandi menunggu ibunya . Benar saja baru saja bu Habibah keluar dari kamar mandi , terlihat pak Darman muncul dari ruang tamu menuju dapur . Kebetulan dapur dan kamar mandi di rumah itu berdekatan.
"Kamu itu di panggil dari tadi kenapa tidak menyahut !" Bentak pak Darman.
"Aku sedang mandi pak,ada apa rupanya?" tanya Bu Habibah lembut.
Pak Darman tidak menjawab dia malah langsung membanting bakul nasi yang ada di atas meja. Tapi sayang nya bakul nasi yang terbuat dari anyaman bambu itu kosong . Yang membuat pak Darman langsung pergi begitu saja.
Bu Habibah memandang heran , karena tadi dia ingat betul telah meletakan belanjaan nya di meja tadi . Tapi tadi ketika suami nya membuang barang yang ada di meja hanya ada bakul nasi kosong. Lalu dimana barang yang tadi di belinya.
"Ibu...ibu nyari barang belanjaan tadi ya?" tanya Aryo polos.
" Iya dek, adek tahu dimana belanjaan ibu tadi?" tanya bu Habibah .Aryo menunjuk ember hitam di sebelah tungku yang tertutup oleh kain jarik lusuh miliknya.
Bu Habibah tak bisa berucap lagi selain memeluk dan terus berterimakasih pada anak bungsunya itu. Sebenarnya bu Habibah tidak tega pada kedua anaknya . Yang tiga bulan terakhir ini selalu menjadi sasaran kemarahan bapak kandung mereka.
*******HAI SAHABAT READERS!!!! APA KABAR ? *****
TERIMAKASIH SUDAH MAU MAMPIR __________________________________________
JANGAN LUPA LIKE DAN TINGGALKAN KOMENTARNYA YA!.
SUPAYA SAYA BISA MEMPERBAIKI JIKA ADA KESALAHAN ATAUPUN JIKA ALUR CERITANYA TIDAK SESUAI KEINGINAN PARA SAHABAT READERS SEMUA.
BAGI YANG TIDAK SUKA . SILAHKAN DI SKIP SAJA !. DAN TOLONG JANGAN BERI ULASAN APALAGI BINTANG SATU ATAU DUA . KARENA BISA BERPENGARUH PADA PERFOMA PERKEMBANGAN KARYA INI.
BAGI YANG BERKENAN TOLONG KASIH BINTANG 5 YA !!!!!!!!!. TERIMAKASIH LAGI PARA SAHABAT READERS YANG BAIK HATI.😍😍🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥳😘🥳🥳🥳🥳🥳.
Siang hari nya Azizah pulang sekolah dengan berjalan kaki. Di jalan dia berpapasan dengan Vina dan ibunya.
Bukan nya menawari Azizah tumpangan untuk pulang bersama . Vina dan ibunya malah meledek Azizah.
"Hey udik ...... Kasihan banget ya ! Yang sebentar lagi nggak punya bapak !" celetuk mama Vina.Azizah masih sama seperti sebelumnya,dia malas merespon atau meladeni adik dari bapaknya itu. Karena nanti pasti Azizah yang akan di salahkan.
Dulu ketika bapak nya belum berubah , Azizah tidak pernah di hina seperti ini oleh keluarga bapaknya. Karena ada pak Darman yang selalu membela nya. Tapi sejak tiga bulan yang lalu semua cerita telah berbeda. Tak lagi sama arah pembelaan nya.
Vina dan mama nya bukan nya menyerah ketika Azizah tidak meladeni mereka tapi malah berbuat semakin jahat dengan kata-kata mutiara yang tidak sepantasnya diajarkan oleh orang tua pada anaknya. Azizah memang diam tetapi orang- orang di sekitarnya mulai panas. Karena mendengar hinaan dari mulut mama Vina pada keponakan nya.
Seorang ibu-ibu penjual bakso keliling yang sudah tidak tahan lagi memilih membela Azizah dengan menyiram air bekas cucian piring ke kaki Vina dan mamanya. Ketika ibu-ibu penjual bakso itu di marahi oleh mama Vina . Dia tak tinggal diam , penjual bakso itu langsung mengambil irus ( Sendok besar yang biasa di pakai untuk mengambil kuah bakso dan kuah yang lain nya) * bayangin sendiri kalau masih belum tahu tanya mbah google atau langsung cek tkp * 🤣🤣😅😅✌️✌️✌️✌️.
Mengangkatnya kemudian mengarahkan pada Vina dan mama nya.
Melihat keadaan yang sudah tidak bersahabat Vina dan mama nya bergegas menyalakan mesin motornya dan pergi begitu saja.
"Terimakasih ya buk ! Sudah belain Azizah" ucap Azizah tulus.
" Sama-sama Zah.. Tapi tadi kenapa kamu nggak lawan itu si muka patah-patah !" celetuk ibu penjual bakso.Bukan tanpa alasan ibu itu memanggil mama Vina dengan muka patah-patah . Karena memang setiap hari ada saja yang berubah dari cara berdandan adik dari bapak Azizah itu.
"Zizah malas ribut buk!" jawab Azizah singkat. Azizah pun berpamitan untuk pulang pada ibu-ibu itu . Tetapi sebelum itu ternyata suami si ibu penjual bakso sudah membuatkan dua bungkus bakso untuk Azizah.Alasanya sebagai ucapan terimakasih karena kemarin Azizah sudah membantu suami penjual bakso itu ketika jatuh dari motor.
Azizah sempat menolak dan ingin membayar nya besok karena hari ini dia tidak membawa uang ke sekolah selain uang saku dari ibunya tadi pagi. Uang dua ribu rupiah yang di berikan ibunya tadi pagi dan masih betah berada di dalam saku baju seragamnya.
Sama dengan Azizah sang ibu penjual bakso dan suami nya menolak untuk di bayar dan memaksa Azizah untuk menerima dua bungkus bakso yang sudah mereka buatkan untuk Azizah. Akhirnya Azizah menerima , sembari tak lupa berterimakasih.
Gadis itu melanjutkan perjalanan nya untuk pulang dengan hati gembira. Dia dan adiknya sangat jarang sekali bisa makan bakso. Karena keluarga mereka memang benar-benar harus berhemat supaya bisa makan .
____
Azizah tiba di rumah dan mengucap salam sebelum masuk . Terdengar jawaban salam dari dalam rumah dan itu suara adik dan ibunya. Sementara sang bapak tertidur pulas dengan televisi yang masih menyala dan ponsel di tangan nya.
"Sudah pulang nak ? Sana ganti baju dulu terus makan!" suruh bu Habibah.
"Bu ini ada rejeki ,tadi di kasih bu Salma yang jualan bakso keliling itu " ujar Azizah.
"Alhamdulillah ! Tapi kenapa mereka bisa tiba-tiba memberimu bakso nak ?" tanya bu Habibah penasaran.
"Mereka bilang karena Zizah sudah nolongin suami bu Salma kemarin. Padahal Zizah ikhlas nolongin mereka" ujar Azizah.
Setelah menjelaskan pada ibu nya ,Azizah masuk ke kamarnya dan berganti baju . Sementara Aryo sudah duduk manis di dapur karena tidak sabar ingin menikmati bakso . Bu Habibah hanya membuka satu bungkus bakso terlebih dahulu . Nantinya yang satu bungkus lagi akan di berikan pada suaminya jika sudah bangun.
Azizah dan Aryo sudah bersiap menikmati bakso itu dengan nasi supaya lebih kenyang . Akan tetapi aroma kuah bakso yang harum mengusik tidur pak Darman. Lelaki itu terbangun dan lantas pergi ke dapur untuk melihat.
Emosinya mendadak naik melihat Aryo sedang makan nasi bersama bakso sedangkan Azizah sedang menuangkan kuah bakso ke atas nasi di piringnya dengan sendok.Pak Darman tanpa aba-aba langsung membalik mangkok bakso itu di meja. Dan mengumpat istri dan anak nya dengan kata-kata kasar.
"Bagus ya kalian ,makan enak tidak membangunkan saya. Pantas saja uang belanja selalu kurang ternyata kamu selalu membeli makanan dari luar !" bentak pak Darman pada bu Habibah.
" Bukan begitu pak ...!!!" bari bu Habibah ingin menjawab la
pak Darman sudah kembali tersulut emosi . Sementara Azizah memeluk adiknya erat. Dalam hati Azizah ingin sekali memukul wajah bapak kandungnya itu. Bahkan tanpa sadar satu tangan nya sudah terkepal di bawah.
Pak Darman pergi begitu saja keluar rumah dengan mengendarai motornya.Dia lupa jika ponselnya masih berada di atas meja.
Sementara bu Habibah sibuk membersihkan meja . Bu Azizah mengambil mie dak bakso yang ada di atas meja membersihkan nya dan akan memasaknya kembali supaya kedua anaknya bisa menikmati nya lagi.
Azizah sendiri berlari keluar untuk menutup pintu. Tanpa sengaja dia melihat ponsel bapaknya di meja. Azizah yang penasaran pun mengambil ponsel itu dan membukanya.Walaupun Azizah tidak punya ponsel sendiri tapi kedua sahabatnya Nury dan Stefi sering mengajarinya tentang itu di sekolah.
Azizah langsung membuka aplikasi hijau dengan logo telephon di layar itu. Betapa terkejutnya gadis itu mendapati sebuah pesan dengan kata-kata mesra untuk dan dari ayahnya.Azizah pun sudah paham jika si pengirim pesan pastilah seorang wanita.
Sebenarnya Azizah ingin sekali kembali mengecek ponsel bapaknya. Akan tetapi terdengar suara motor berhenti di depan rumah dan itu pasti bapaknya.
Azizah bergegas meletakan ponsel itu seperti semula dan dia berlari ke dapur . Tapi Azizah tidak benar-benar menghampiri ibunya melainkan dian mengintip dari celah pintu yang terpasang kain sebagai penghalang .
Dan dugaan Azizah benar ,sang bapak hanya pulang untuk mengambil ponselnya kemudian pergi lagi.Azizah masih terdiam di balik tirai pintu dapur. Dia benar- benar mulai membenci bapaknya sedikit demi sedikit. Semua luka yang ibu nya dapatkan ,semua hinaan dari keluarga bapaknya yang selalu menjadi bayang-bayang nya setiap malam.
Akankah Azizah tetap diam atau melawan .? Lalu bagaimana dengan kegiatan Study tour ,apakah Azizah juga bisa mengikutinya? ....Lanjut next part ya..!!!!
*******HAI SAHABAT READERS!!!! APA KABAR ? *****
TERIMAKASIH SUDAH MAU MAMPIR __________________________________________
JANGAN LUPA LIKE DAN TINGGALKAN KOMENTARNYA YA!.
SUPAYA SAYA BISA MEMPERBAIKI JIKA ADA KESALAHAN ATAUPUN JIKA ALUR CERITANYA TIDAK SESUAI KEINGINAN PARA SAHABAT READERS SEMUA.
BAGI YANG TIDAK SUKA . SILAHKAN DI SKIP SAJA !. DAN TOLONG JANGAN BERI ULASAN APALAGI BINTANG SATU ATAU DUA . KARENA BISA BERPENGARUH PADA PERFOMA PERKEMBANGAN KARYA INI.
BAGI YANG BERKENAN TOLONG KASIH BINTANG 5 YA !!!!!!!!!. TERIMAKASIH LAGI PARA SAHABAT READERS YANG BAIK HATI.😍😍🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥳😘🥳🥳🥳🥳🥳.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!