NovelToon NovelToon

Nona, Kau Hanya Milikku

Aku, Justin Alexandre sangat benci Tidak disiplin!

Chapter 1

Justin Sudah terbiasa bangun pagi, dan tertib dengan waktu yang Dia gunakan. pantang baginya ketika hendak berangkat kekantor, pekerja di rumah belum menyediakan sarapan. semua yang ada di atas meja akan melayang dalam sekelip mata. dan ini sudah menjadi kebiasaan Justin dalam mengutarakan amarahnya. hidupnya terdidik keras, meski ada pengganti orang tua namun saat di tinggalkan Justin sudah bisa berpikir dan menilai, di tambah lagi IQ nya yang cerdas dapat mengingat semua kejadian di masalalu dan ingatan itu melekat hingga Ia tumbuh remaja dan dewasa.

Para pelayan sangat memahami watak Tuan mudanya, oleh sebab itu mereka tidak akan lalai sedetikpun apapun yang menjadi kebiasaan Tuan muda akan selalu di ingat dan menjadi catatan penting dalam pekerjaan.

Pagi ini, Pria itu sudah bersiap-siap dan langsung menuju meja makan! mengenakan baju kantor yang rapi menambah ketampanannya semakin terpancar. di tambah lagi BodyGuard yang selalu mengawalnya kemana-mana.

Sup jagung dan Jus alpukat favoritnya setiap pagi harus tersedia, Justin tidak suka menu paginya di ubah kecuali Dia yang meminta.

" Tuan Muda, tadi Nyonya berpesan nanti jam sebelas siang Tuan di minta untuk menjemput Nyonya di butik" Asisten Rumah Tangga menyampaikan pesan

" Emmm!" dengan Nada cuek Justin menjawab

Justin melanjutkan sarapan dan meminum Jus alpukatnya.

setelah semua selesai, Dia bergegas keluar dan masuk ke mobil. BodyGuard sudah menunggu sembari membukakan pintu mobil. Merekapun berangkat kekantor.

" Apa Agenda hari ini?" Justin bertanya kepada ajudan pribadinya

" Oh, hari ini Ada rapat jam sembilan pagi di perusahaan Sempro City Tuan, dan Tuan menjadi Tamu VIP" jelas ajudan

" Terus?"

" lanjut, Jam Dua sore ada meeting di kantor"

" Atur saja, Saya percaya!"

" Baik Tuan!"

Mobil terus melaju menuju perusahaan Sempro City.

Sepanjang perjalanan Justin tak banyak bicara, Dia hanya memantau Ipad kerja, hidupnya sibuk dengan bekerja! tidak sempat untuk berkencan dan mencari pasangan. banyak Gadis dari anak Kliennya yang ingin berkenalan, namun tak satupun yang bisa memikat hati seorang Justin. Traumanya yang mendalam terhadap kedua orang tuanya membuat Justin menutup hati, dan tidak ingin terlalu mengenal wanita kecuali sudah saatnya dan menemukan yang terbaik.

Brukkkk...

Sedang fokus memantau pekerjaan tiba-tiba supir membanting Stir membuat Justin dan ajudannya terpental kedepan dan kepalanya membentur kursi mobil.

" Kamu Ingin Saya Mati!" bentak Justin kepada supirnya.

" Mohon maaf Tuan! Saya tidak bermaksud, di depan ada sepeda motor yang

melintas! Saya terpaksa mengerem mobilnya," jelas supir ketakutan.

" Siapa orangnya?"

" Sepertinya seorang perempuan Tuan,"

" Sial! Bagas, Kamu urus dulu" pinta Justin

" Baik Tuan"

Justin memegangi keningnya yang terbentur karena terasa sakit dan nyilu. sementara Bagas turun untuk mengurus pengendara yang tertabrak di depan.

" Maaf Nona, apakah ada yang terluka?" Bagas menanyakan keadaan Gadis itu

" Ah tidak Pak, Saya baik-baik saja! ini hanya lecet biasa"

" Ayo Saya bawa kerumah sakit?"

" Tidak usah Pak, Saya baik-baik saja"

" Baiklah, ini Alamat perusahaan! kalau ada apa-apa Nona bisa datang ke alamat

ini, Kami akan bertanggung jawab!"

" Baik Pak, terimakasih! Saya juga minta maaf karena kurang hati-hati"

" Tidak masalah, Ah baiklah kalau begitu Saya permisi dulu"

" Iya Pak"

Bagas kembali masuk ke mobil,

sementara Gadis itu mengendarai sepeda motornya dan kembali melanjutkan perjalanan. sekilas Justin melihat wajah cantik Gadis yang di tabrak tadi, wajahnya yang imut mengenakan helm hello kitty. Justin terpana sejenak melihatnya.

" Semuanya sudah beres Tuan Muda" jelas Bagas

" Siapa nama Gadis itu?" tanya Justin

" Maaf Tuan, Saya tidak bertanya. tapi... Saya sudah memberi alamat perusahaan nanti kalau ada apa-apa Saya sudah memintanya untuk datang"

Justin hanya diam dan terus memperhatikan Gadis itu dari spion mobil yang melaju semakin jauh. Justin tidak pernah merasakan rasa yang aneh sepert ini, wajah Gadis imut itu terbayang-bayang di matanya.

Setibanya di perusahaan Sempro City, Justin di sambut hangat oleh ajudan-ajudan perusahaan sebagai tamu VIP, lalu manager perusahaan juga datang menyambutnya. kedua pengawal dan Bagas ikut Justin masuk kedalam menjaga Tuan mudanya.

Setibanya di dalam Justin harus menunggu beberapa menit, hal ini lah yang paling Dia benci! menunggu walau hanya lima sampai sepuluh menit.

" Maaf Tuan Muda, Kami harus membuat Tuan muda menunggu" Manager meminta maaf kepada Justin karena Dia sangat tau watak Tuan muda ini.

" Anda taukan, Saya paling benci menunggu! hanya membuang-buang waktu Saya"

" Maaf Tuan! Saya..."

" Bagas, batalkan semuanya" Justin memotong pembicaraan

" Baik Tuan!" Bagas mencoret daftar

" Tuan tolong beri kesempatan,"

Justin langsung berdiri dan meninggalkan perusahaan, Dia mengajak Bagas bersama dua bodyguard nya kembali ke kantor. prinsip yang Dia tanam tidak ada siapapun yang bisa merubahnya. semua keputusan akhir Justin lah yang menentukan.

Setelah di dalam mobil, Justin kembali melihat Gadis yang tertabrak tadi memarkirkan sepeda motornya di perusahaan Sempro! sepertinya Gadis itu ingin melamar pekerjaan karena ada berkas di tangannya.

" Bagas, bukankah itu Gadis yang tadi?" tanya Justin pelan

" sepertinya Iya Tuan!"

" Cari informasi tentang Gadis itu, dan buat Dia datang ke perusahaan Kita,

bagaimanapun caranya" pinta Justin lagi

" Baik Tuan, segera laksanakan, (Aneh sekali Tuan Muda, tidak biasanya seperti ini, apa...Ah sudahlah, bukan kapasitas Saya untuk tau lebih jauh)" Bagas terheran-heran dengan sikap Tuan Mudanya.

Mereka pun meninggalkan tempat dan kembali kekantor, Justin langsung membatalkan pertemuan, meski menjadi Tamu VIP tapi Justin tidak ragu untuk melepaskannya.

setelah tiba di kantor, Justin melihat karyawannya ada yang sedang berdebat kecil dan itu masalah pekerjaan! tanpa berkata sepatah katapun Ia langsung melempar berkas di atas meja yang ada di depannya, semua terdiam dan kembali duduk di tempat masing-masing. Justin belum bersuara saja semua sudah ketakutan apalagi kalau mengeluarkan suara, mungkin semuanya sudah pingsan di tempat. sedingin itu CEO perusahaan Bintang Merah! tidak ada satupun yang berkutik apalagi melontarkan pendapat.

" Bagas, urus rapat nanti! Saya Mau menjemput Mama di Butik" pinta Justin sembari duduk di kursinya

" Baik Tuan, apakah ada pesan yang perlu Saya sampaikan?"

" Ikuti saja pendapat-pendapat yang baik, Saya akan memantau dari jauh nanti"

" Baik Tuan,!"

" Emmm, Kamu boleh keluar"

Bagas hanya mengangguk dan langsung keluar dari ruangan Justin

Justin lanjut memantau kurva kenaikan saham, dan tahun ini saham perusahaan naik drastis dari 60% menjadi 80% hampir mencapai Angka sempurna. semua tidak lepas dari kerja keras karyawan dan juga kedisiplinan yang Dia tanam! perlu sedikit kejam dan di takuti agar bawahan tidak semena-mena dan sembrono dalam bekerja.

Bersambung... 🤗

Next... bakal lebih seru, selamat membaca Guys 😍😍😍🙏

Luka yang Kau Tinggalkan Tidak Mudah Untukku Memaafkan!

Chapter 2

Bagas menghubungi Manager Sempro City, meminta agar menolak Gadis yang baru saja datang melamar kerja di perusahaannya! apapun caranya buat Gadis itu datang ke perusahaan Tuan Muda, jika ingin perusahaan Sempro City aman dan selamat! tanpa berpikir panjang manager menuruti kemauan Tuan muda, menolak lamaran kerja sang Gadis dengan alasan sudah tidak ada lowongan kosong, Gadis itu bingung padahal di depan sudah jelas-jelas tertulis sedang mencari Karyawan! Manager hanya beralasan " Label itu sudah tidak berlaku!".

Manager memberikan alamat perusahaan Tuan Muda, dan yang membuat Gadis itu kaget alamat ini sama dengan alamat yang di terimanya tadi dari si penabrak. " benar-benar suatu kebetulan! Apa... Aku melamar kesana aja besok?" gumamnya lirih sembari berpikir.

" Nona, jika Nona ke perusahaan ini sudah pasti Nona di terima! selain perusahaan besar mereka juga selalu kekurangan karyawan" jelas Manager berusaha meyakinkan, entah ada hubungan apa dengan Tuan Muda Manager tidak ambil peduli yang terpenting perusahaannya selamat.

" Baiklah Pak, terimakasih untuk rekomendasinya! Saya permisi dulu"

" Emmm! hati-hati Nona"

Gadis itu berlalu pergi...

Manager menghubungi Bagas, dan memberitahu semua instruksi sudah di laksanakan, kemungkinan besar besok Gadis itu pasti datang ke perusahaan! kabar baik ini langsung Bagas sampaikan ke Tuan Mudanya.

" Tuan! Manager Sempro sudah mengabari, Dia sudah menolak Gadis itu. kemungkinan besar, besok Dia akan datang ke perusahaan ini" jelas Bagas

" Em, Atur baiknya! untuk meeting sore ini Kamu yang handle. Saya mau ke Butik menjemput Nyonya Wanda"

" Baik Tuan!"

Justin keluar dari kantor dan meminta supir mengantarnya ke butik, setibanya di butik Justin melihat Mamanya ( Tante yang sudah membesarkannya) masih sibuk melayani pelanggan. Melihat kedatangan Justin Nyonya Wanda langsung menyerahkan pekerjaanya dengan Karyawan.

" Sayang, Kamu sudah sampai?"

" Em, Mama mau langsung pulang?" tanya Justin

" Kita makan dulu, lagipula ada yang mau Mama bicarakan"

" Oke!"

Justin dan Nyonya Wanda bergerak menuju restaurant, sikap Justin hanya akan lembut dengan Nyonya Wanda dan Suami, selain menghormati! Justin juga sangat menyayangi mereka berdua.

setibanya di restaurant Justin langsung memesan makanan,

" Mama mau pesan apa?"

" Apa yang Kamu pesan Mama ikut saja,"

setelah Justin memesan, Nyonya Wanda membuka pembicaraan sembari menunggu makanan datang.

" Justin, ada yang mau Mama bicarakan"

" Soal apa Ma?"

" Mama Gina!"

sontak senyum manis Pria itu lenyap seketika

" Ada apa dengan Wanita itu?"

" Dia ingin bertemu Kamu Nak, dua puluh tiga tahun berlalu! Dia menyesal dan

ingin meminta maaf" jelas Nyonya Wanda

" Heh! (Justin mendengus) punya hak apa Dia ingin bertemu Aku Ma?"

" Sayang, mau bagaimana pun Dia itu tetap Mama kandung Kamu"

" Apa Dia menganggap Aku anak? kemana Dia selama ini? kenapa baru sekarang muncul?"

" Nak, mungkin ada alasan lain! beri Dia..."

" Ma, (Justin membentak) Ah, maaf Ma Aku tidak bermaksud! ( seketika Justin tersadar dan menyesali) tolong jangan paksa Aku, di duniaku sekarang Aku hanya ada Mama dan Papa"

" Iya Sayang, Mama paham! Mama tidak akan memaksa Kamu, Oke!" Nyonya Wanda menggenggam tangan Justin.

pesanan sampai, mereka langsung menyantap hidangan! mood Justin sudah hilang namun demi menemani Nyonya Wanda Dia ikut makan bersama. selesai makan Justin langsung mengantar Mamanya pulang karena Dia harus kembali kekantor.

Di kantor, Bagas sedang menghandle para karyawan agar merevisi makalah mereka sebelum di tampilkan ke Tuan Muda, karena sangat memahami mood Tuan Muda Bagas tidak ingin karyawan nanti di omeli satu persatu karena kinerja mereka tidak memuaskan di mata Bos dingin itu.

" Teliti, dan perbaiki jika makalah kalian ada yang kurang sempurna!" Bagas mengingatkan Karyawan

" Baik Pak Bagas"

" Dan masuk ke ruang meeting tepat waktu, jangan sampai Tuan Muda yang lebih dulu"

" Siap laksanakan Pak" jawab salah satu Karyawan

" Baiklah, itu saja! Saya tinggal dulu,"

Bagas ke depan menunggu Tuan Muda kembali, tidak lama menunggu Justin sampai. salah satu BodyGuard membukakan pintu mobil.

" Tuan sudah kembali,!" sapa Bagas

" Em, bagaimana persiapan meeting?"

" sepertinya sudah aman Tuan! satu jam lagi meeting di mulai"

" Baiklah, Saya kembali ke ruangan dulu"

Justin melewati para karyawan dengan wajah dinginnya tanpa basa-basi, memang seperti itulah sikap Justin setiap harinya, para Karyawan bekerja seperti adrenaline yang tiada ujung! setelah Bos dingin tak terlihat para karyawan bersuara kecil untuk bosnya.

" Andai di hiasi senyum, betapa tampannya Bos!"

" Bahkan mungkin Aku semakin jatuh cinta!"

" Iya benar, sayangnya... selain dingin, Bos juga sangat galak dan tantruman"

" Hussst! berani sekali kalian, jangan cari masalah"

" Haha, ayoo kita kembali bekerja!" Suara para Karyawan wanita yang menggosipi Bos dinginnya, dan mereka hanya berani bicara di belakang saja hehe...

Justin duduk sembari termenung di ruangannya, Ia teringat kata-kata Nyonya Wanda tadi, emosinya yang hampir stabil kini kembali bangkit dan merusak suasana hatinya. " Kenapa baru sekarang Anda mencari Saya? selama ini Anda kemana? apa... laki-laki itu sudah membuang Anda? jadi Anda ingat Saya sekarang? Saya tidak akan memaafkan kesalahan Anda! apapun alasannya. luka yang Anda tinggalkan tidak akan pernah hilang" nada bicara Justin seolah menyangkal bahwa Ibu kandungnya kini telah kembali.

Justin mengepal kedua tangannya berusaha meredam emosi, namun tetap tidak bisa!

Jebraaaak...

semua dokumen jatuh berserakan, dari luar terdengar seperti sedang terjadi sesuatu! Bagas berlari dan masuk ruangan Tuan Muda

" Tuan Muda, ada apa?" Bagas mendekat

Justin tidak menjawab terlihat napasnya terengah-engah dan raut wajah penuh amarah.

" Tuan, kontrol emosi Anda! bicara saja, apa yang bisa Saya lakukan untuk Tuan?" Bagas berusaha menenangkan.

" Untuk masalah ini, Kamu tidak bisa melakukan apa-apa Bagas. keluar! Saya tidak mau menyakiti Kamu," pinta Justin

" Tuan! tidak ada masalah yang tidak bisa di selesaikan, apapun itu Saya akan berusaha membantu Tuan"

" Keluar!" bentak Justin

" Baik lah Tuan, kalau ada apa-apa cari Saya! jangan simpan sendiri, Saya permisi!"

Bagas keluar dari ruangan Justin, entah masalah apa yang sedang di hadapi bosnya! tidak seperti biasa Dia tantrum tanpa ada penyebabnya. ( "Apa yang sedang terjadi Tuan? kenapa tiba-tiba suasana hati Anda berubah drastis seperti ini?) Bagas berjalan menuju ruangannya sembari menggelengkan kepala.

jam meeting sudah tiba...

Semua karyawan sudah di ruangan sesuai intruksi Pak Bagas.

Justin masuk dengan wajah sangarnya, Dia duduk di Kursi CEO. sembari meletakan ponsel di atas meja, Justin membuka pembicaraan.

" Silahkan presentasi satu persatu ide kalian!"pinta Justin

Satu persatu bergiliran mulai menjelaskan sembari memberi makalah tertulis kepada Tuan Muda agar penjelasan sesuai dengan isi, dan mudah untuk Bos dinginnya pahami. Alhasil, karena suasana hati Justin yang sedang tidak baik-baik saja membuat semua presentasi tidak ada yang di terima. semua

terdiam ketika satupun makalah tidak ada yang lolos.

" Dua minggu waktu yang Saya berikan, satupun tidak ada yang becus! perbaiki dalam waktu dua hari, Saya akan menunggu hasilnya"

" Baik Tuan Muda"

" Keluar!"

Semua langsung keluar dari ruang meeting, kecuali Bagas!

" Tuan, apa yang terjadi? kenapa Tuan tidak bisa mengontrol emosi? kasian mereka Tuan" Bagas berusaha menenangkan

" jangan manjakan mereka!"

" tidak Tuan, mereka benar-benar bekerja keras! Saya melihat sendiri"

" Bagas! Saya tidak mau berdebat, keluar lah!"

" Baiklah Tuan," dengan langkah kecewa Bagas keluar

Justin memang sarkas, apapun yang mengganggu suasana hatinya pasti semua yang ada di sekeliling akan menerima imbasnya, emosi yang sudah tertanam sejak dulu membuat Pria itu egois dengan segala keadaan. Dia tidak menerima bantahan, kritikan, apalagi nasihat ketika sedang emosi. menjauh adalah jalan terbaik sampai suasana hatinya mereda, Justin tidak akan melepaskan emosinya ketika di rumah karena Dia tidak ingin menyakiti apalagi menyinggung hati Nyonya Wanda.

Bersambung...

vote ya Guys... selamat membaca 🤗 besok kita Next lagi... komen kalau suka dengan alur ceritanya 🙏🙏🙏 mampir ke akunku ya ... followww dulu 🤗🤗🤗 makin penasaran kan... 😁

Nona, Aakhirnya Kau Datang juga

Chapter 3

Setelah berpikir panjang akhirnya Gadis itu mendatangi perusahaan Tuan Muda, tidak ada pilihan lain Dia butuh pekerjaan ini. melihat perusahaan yang ada di depannya Gadis itu tercengang kagum! bagaimana tidak, bangunan yang menjulang tinggi dan megah sudah pasti ini adalah perusahaan elit. " Semoga kali ini Aku di terima, cayo Arena!" ucapnya liri sembari menyemangati diri sendiri. meski agak deg-deg an Gadis itu tetap berusaha untuk terlihat santai, dengan merapikan rambut yang sedikit acak-acak kan Dia pun membuang napas pelan untuk menstabilkan rasa groginya.

saat ingin melangkah masuk kedalam, Gadis itu bertemu pak Bagas di depan pintu kantor.

" Nona?" sapa pak Bagas pelan

" Eh, iya Pak! Bapak... orang yang menabrak Saya kemarin kan?" Gadis itu langsung mengenali Bagas

" Iya Nona, ini Saya! Mmm, apakah Ada Cidera yang serius?" Bagas pura-pura bertanya

" Tidak Pak, Saya baik-baik Saja! Saya kesini... mau melamar kerja katanya di sini ada lowongan" jelas Gadis itu lagi

" Ooh, benar sekali Nona! Mmm...sebelumnya kita berkenalan dulu, nama Saya Bagas! siapa Nama anda Nona?" Bagas mengulurkan Tangan

" Oh, Saya Arena Pak!" Gadis itu membalas jabatan tangan Bagas

" Nama yang cantik, secantik orangnya! baiklah ayo ikut Saya ke dalam" ajak Bagas

Arena hanya mengangguk kemudian mengikuti langkah Bagas.

setibanya di ruangan Tuan Muda, Bagas meminta Gadis itu masuk kedalam karena Tuan Muda sendiri yang ingin meng interview calon karyawan yang satu ini.

" Silahkan Nona Arena masuk, Tuan Muda sudah menunggu!"

" Ah, Pak! ke.. kenapa Saya makin deg-deg an ya? Saya takut CEO nya galak"

" (Bagas berusaha keras menahan tawa) Mmm, sedikit! hanya saja Tuan Muda tidak akan menggigit Nona"

"Hah..! Baiklah Pak, semoga saja Saya tidak membuat kesalahan nanti"

" Semangat Nona! kalau begitu Saya permisi dulu"

" Iya Pak Bagas, terimakasih!"

Arena memberanikan diri mengetuk pintu...

Tuk...Tuk...Tuk...

" Masuk!" terdengar suara dari dalam

Arena melangkah masuk dengan pelan, Tuan Muda membalikan kursi dan langsung menatap lekat wajah Gadis imut itu. "Ternyata Dia" ucap Tuan Muda dalam hati.

" Permisi Tuan, Saya kesini atas perintah pak Bagas" Arena menjelaskan

" Duduk!"

"Huh...judes sekali Tuan Muda ini, padahal kan kalau senyum sedikit saja pasti ganteng" Arena ngedumel dalam hati.

" Saya bilang duduk! apa yang Kamu pikirkan?" Justin mengulang kata-katanya

" Ah, tidak ada Tuan!" Arena langsung duduk

" Kamu lulusan apa?"

" Management Tuan, dan Saya lebih mendalami ke Pemasaran dalam bentuk Bisnis Tuan! dan ini Data diri Saya" jelas Arena lagi sembari memberikan berkas

Justin membuka berkas tersebut, Dia melihat ternyata Gadis di depannya ini adalah lulusan terbaik tahun ini, dan yang lebih mengagetkan lagi usianya baru dua puluh satu tahun. " Dia benar-benar masih remaja" Gumam Justin dalam hati sembari memperhatikan.

" Baiklah!" Justin kembali meletakkan berkas di atas meja dan langsung menatap tajam wajah Gadis itu

Beberapa detik suasana menjadi hening, Arena bingung keputusan apa yang akan di berikan Tuan Muda untuknya.

" Aaa Tuan, apa... Saya memenuhi Standar?"

" Hampir!"

"Dingin sekali Tuan Muda ini" kesabaran Arena mulai teruji

" Jadi... apa Saya di terima Tuan?" Arena kembali bertanya.

" Ehem! besok Kamu mulai bekerja, dan menjadi Asisten pribadi Saya"

Arena tercengang, bukannya menjadi karyawan Dia malah menjadi Asisten pribadi!

" Aa, Tuan! Apa... tidak ada lowongan yang lain selain menjadi Asisten?"

" Kamu keberatan menjadi Asisten Saya?" mata Justin menatap tajam ke arah Arena

" Ah, Tidak,tidak, Tuan! bukan itu maksud Saya"

" Lalu?"

" Baiklah Tuan, Saya ikut Saja! terimakasih untuk kesempatannya, Saya permisi dulu"

" Tunggu!,"

Langkah Arena terhenti

" Iya Tuan?"

" Tanyakan lebih jelas kepada Bagas, apa yang Saya suka dan Apa yang Saya tidak Suka"

" Baik Tuan, permisi!"

Arena keluar dari ruangan Tuan Muda dengan wajah sedikit pucat, baru kali ini melamar kerja seperti bertaruh nyawa! Aura mafia kejam Tuan Muda sangat terlihat jelas.

Arena mencari keberadaan Bagas, setelah bertemu Dia mengajak Ajudan Tuan Muda itu untuk berbincang sebentar.

" Pak Bagas! maaf Saya mengganggu waktu Bapak lagi"

" Tidak apa-apa Nona Arena, apa yang bisa Saya bantu?"

" Emmm, tadi Tuan Muda bilang Saya harus menanyakan segala sesuatunya dengan Bapak! Apa yang Tuan Muda suka, dan apa yang tidak di Suka?"

" Nona, Tuan Muda memang terkenal disiplin, Tidak suka pekerjaan yang di tunda-tunda, setiap pagi harus On time, saat rapat harus karyawan yang lebih dulu ada di ruangan, Dia juga dingin, Galak dan sedikit kejam. tapi sebenarnya Dia orang yang tegas dan baik semua yang Dia lakukan semata-mata untuk kebaikan para Karyawan, ya... meskipun terkadang agak berlebihan" Bagas Memperjelas

" Semenyeramkan itukah Tuan Muda?" Arena menjadi tidak karuan

" Kalau... Tugas Asisten itu apa ya Pak?"

" Haha... jadi, Nona menjadi Asisten Pribadi Tuan Muda?"

Arena hanya mengangguk pelan dengan wajah yang takut dan sedikit memelas

" Sepertinya pekerjaan Nona agak sedikit berat dari karyawan yang lain,"

" Pak Bagas, ( Arena memegang lengan Bagas) Apa... Saya mundur saja? Saya Mau kerja Pak, bukan mau spot jantung!"

" Haha, tenang Nona seperti yang Saya bilang selagi Nona tidak berbuat salah Nona akan aman-aman Saja, semangat!" Bagas memegang kedua pundak Arena

Arena hanya mengangguk paham...

Dari atas gedung, ternyata Justin memantau dari jendela ruangannya, "Huh! Bagas, berani sekali Kamu memegang pundak Perempuanku,"

Arena berpamitan pergi, dan tak lupa berterimakasih atas penjelasan Bagas barusan.

belum lama Gadis itu pergi Bagas langsung di telpon Tuan Muda...

Krinnnnngg.(Dering telpon)

" Hallo Tuan Muda, ada apa?"

" Berani sekali Kamu memegang pundak Gadis itu!"

" Maksud Tuan, Nona Arena?"

Justin hanya Diam sembari mendengus

" Tuan cemburu? Astaga, Saya tidak bermaksud Tuan! tolong jangan salah paham, bukankah Tuan yang meminta Gadis itu untuk menemui Saya? Saya hanya memberinya semangat! dan...."

Tuuuuut... telpon terputus...

"Hallo? Tuan?" Bagas terus memanggil...

"Huhhh! (Bagas mendengus) secemburu itukah Tuan Muda? sepertinya Dia benar-benar sedang jatuh cinta! hah, Aku jadi sasarannya sekarang, cuma karena memegang pundak Nona Arena! Tuan, Anda benar-benar kejam jika mencurigai Saya" Bagas menepuk jidat lalu kembali masuk kedalam kantor.

***

Arena sudah di perjalanan menuju pulang kerumah, Dia membeli Cake untuk kedua kakaknya, ingin merayakan hari keberhasilan! karena mulai besok Dia tidak akan menjadi beban kedua kakaknya lagi, dan sekarang Dia juga bukan anak kecil lagi.

Raut bahagia terlihat jelas dari wajah imut seorang Arena, meski besok harus menghadapi CEO dingin itu, namun Dia percaya ini adalah awal tantangan menuju sukses. ya... mau bagaimana pun tidak ada pekerjaan yang mudah, semua pasti ada konsekuensinya masing-masing dan mungkin inilah salah satunya. mendapatkan pekerjaan dengan mudah, namun harus menghadapi CEO yang terkenal galak "Kuat-kuat Arena, Kamu pasti bisa" Arena terus menyemangati diri sendiri sembari mengendarai sepeda motornya.

Dua puluh menit di perjalanan Gadis itu sampai...

terlihat Rumah masih sepi, kedua kakaknya pasti belum pulang kerja. Arena masuk dan berniat untuk memasak makanan kesukaan Kakaknya, sebagai anak yatim piatu, Arena sadar hidupnya serba kekurangan! apalagi waktu kuliah kedua kakaknya berkorban sampai Dia menjadi seperti sekarang, tidak ada niat dalam hatinya untuk mengecewakan, justru Dia ingin membalas semua yang telah kakaknya berikan.

selesai masak, terdengar klakson motor di depan dan sudah pasti itu Kakaknya yang baru pulang kerja.

" Kakak...!" teriak Arena

" Arena, Kamu sudah pulang?" Kak Sofia ( Kakak pertama)

" Sudah Kak, Ayo kalian masuk dulu," wajah Arena terlihat sangat bahagia

" Waah... ada apa ini, kenapa Kamu beda dari biasanya?" Kak Cahyani ( Kakak kedua)

" Nanti Kakak juga akan tau,"

" Ya... baiklah..." sambung Sofia

setelah tiba di meja makan, Kedua kakaknya melihat makanan favoritnya masing-masing dan ada Cake di sebelahnya.

" Ren, ini ada apa? siapa yang ulang tahun?" Kak Sofia bingung

" Iya, Kita bertiga belum waktunya ulang tahun" sambung kak Cahyani

" Ih, bukan ulang tahun Kak! ayo duduk dulu biar Aku jelaskan! Kak, Aku udah dapat kerja"

" Waah... benarkah? Kamu kerja dimana?" Kak Sofia bersemangat

" Di sebuah perusahaan elit!" jelas Arena

" Mmm, Kamu jadi apa? karyawan?" sambung kak Cahyani

Arena menggelengkan kepala

kedua kakaknya mengernyitkan kening

" Aku... jadi asisten pribadi CEO kak!" jelas Arena

" Apa...? " kedua Kakaknya serentak kaget

" Husssst! pelanin suara Kakak" pinta Arena

" Kamu serius Ren? baru keterima kerja langsung jadi asisten pribadi?"

" Serius kak, besok Aku sudah mulai kerja"

" Waah... Gawat sih ini" kak Sofia menggelengkan kepala

" Kok gawat sih kak, maksudnya gimana?" Arena bingung

" Yaaa... Kamu itu seperti di spesialkan! dimana-mana karyawan dulu melalui masa kerja selama tiga bulan, lah Kamu langsung jadi Asisten Pribadi, Asisten CEO lagi"

," Jangan-jangan... Kamu mau di jadikan Istri CEO" goda kak Cahyani

" Iiih, Kak Cahya... tidak ya, mana mungkin! lagian Dia galak dan sedikit kejam Kak"

" Kata siapa?" ledek kak Sofia

" Kata Ajudannya kak,!"

Hahahaha... mereka sama-sama melepas tawa

Mereka melanjutkan makan, lagipula sudah sangat lapar! jam menunjukkan pukul setengah enam...

Namun meski demikian, kedua kakaknya sangat bangga karena adik kesayangannya sudah benar-benar mandiri, apapun pekerjannya yang terpenting Arena nyaman, mereka tidak pernah memaksa apapun pilihan Adiknya mereka hanya bisa mensupport. dan yang lebih penting lagi, harus selalu waspada dan hati-hati di manapun dan kapanpun.

Bersambung...

Vote ya Guys, kita akan gencar next terus... 🤗🤗🤗

komen kalau ceritanya seru...🙏🙏🙏😍😍😍

jangan lupa follow akunku 😊😊😊

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!