Boss Ku Teman Hidup Ku
episode 1
Hari ini adalah hari pertama seorang maya untuk bekerja di perusahaan milik Ardi
maya
Pak, ini jadwal rapat besok sudah saya susun. Ada tiga agenda utama.
ardi
(Tersenyum) Terima kasih, Maya. Kalau tidak ada kamu, mungkin jadwal saya berantakan.
maya
(laugh kecil) Sudah tugas saya, Pak.
ardi
Iya, tapi kamu selalu lebih dari sekadar menjalankan tugas. Kamu detail sekali, bahkan sampai ingatkan saya soal hal-hal kecil... seperti minum obat flu kemarin.
maya
Saya hanya tidak ingin Bapak kelelahan. Kalau Bapak sakit, semua kerjaan pasti tertunda.
ardi
(kedip singkat, nada lebih hangat) Dan... saya juga tidak mau mengecewakan orang yang selalu mendukung saya.
maya
(terdiam sebentar, lalu menunduk) Bapak bisa saja.
ardi
(serius, suara pelan) Maya, boleh jujur? Kadang saya merasa... saya menunggu pagi hanya supaya bisa ngobrol lagi sama kamu di kantor.
maya
(kaget, namun berusaha tetap profesional) Pak... saya—saya hanya sekretaris Bapak.
ardi
(senyum lembut) Benar. Tapi di balik semua itu, saya melihat seseorang yang membuat hari-hari saya lebih berarti.
episode 2
maya
(tersenyum ragu) Saya tidak tahu harus jawab apa, Pak. Yang jelas... saya menghargai kejujuran Bapak.
ardi
(angguk, sambil menatap Maya dengan tulus) Baik... tapi ingat, Maya. Di balik meja kerja ini, ada hati yang benar-benar peduli sama kamu.
(Maya menunduk, tersenyum samar, lalu keluar ruangan.)
(Suasana kantor sudah sepi. Maya masih di meja kerja, sedang menyelesaikan laporan. Pak Ardi keluar dari ruangannya dengan jas yang sudah dilepas.)
ardi
Maya… kamu masih di sini? Sudah hampir jam delapan malam.
maya
(tersenyum lelah) Iya, Pak. Laporan bulanan ini harus selesai malam ini. Kalau ditunda, nanti numpuk lagi.
ardi
(k mendekat, nada lembut) Kamu terlalu keras pada diri sendiri. Kamu juga berhak pulang dan istirahat.
maya
(laugh kecil) Kalau saya pulang sekarang, Bapak pasti marah karena laporan ini belum ada di meja Bapak besok pagi.
ardi
(senyum tipis) Saya lebih marah kalau kamu sakit karena kerja terlalu keras.
(Suasana hening sejenak. Pak Ardi lalu meletakkan dua gelas kopi hangat di meja.)
ardi
Ini… kopi favoritmu kan? Aku tadi pesan di bawah.
maya
(kaget) Bapak… ingat?
episode 3
ardi
Tentu. Mana mungkin saya lupa hal kecil tentang orang yang penting bagi saya?
maya
(menunduk, sedikit gugup) Pak… jangan bicara begitu. Saya takut salah menafsirkan.
ardi
(serius, menatap Maya) Justru saya tidak mau kamu salah paham. Saya ingin kamu tahu, Maya… saya benar-benar tulus.
maya
(hening sejenak, lalu bicara pelan) Tapi Bapak bos saya… dunia kita beda.
ardi
Mungkin benar. Tapi rasa ini tidak bisa saya abaikan. Bukan karena kamu sekretaris saya… tapi karena kamu, Maya.
(Maya terdiam. Senyum samar muncul di wajahnya, namun matanya berkaca-kaca.)
maya
Pak… izinkan saya butuh waktu. Saya belum siap memberi jawaban.
ardi
(tersenyum hangat) Tentu. Saya akan menunggu. Selama apa pun itu.
(Adegan berakhir dengan Maya menatap kopi di tangannya, sementara Pak Ardi menatapnya dengan penuh kesabaran.)
(Beberapa hari kemudian, suasana kantor sore hari. Maya baru selesai membereskan dokumen. Pak Ardi berdiri di dekat jendela, tampak termenung.)
maya
(Pelan) Pak, ada yang Bapak pikirkan?
ardi
(tersenyum samar) Hanya memikirkan… apakah orang yang saya tunggu akhirnya sudah punya jawaban.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!