NovelToon NovelToon

Sang Lion

Bab 1: Sepucuk Surat

Lion duduk di kursi kayu di depan rumahnya, dia tinggal sendirian di tengah-tengah hutan. Lebih tepatnya, di tengah lapangan yang ada di hutan. Ia duduk sembari meminum secangkir kopi, duduk di dalam keheningan, menikmati masa-masa pensiunnya dari dunia militer "Ah... Sudah satu tahun aku pensiun, hidup ini akhirnya terasa damai dan indah!!" ucapnya sembari menyeruput secangkir kopi.

Tapi, tiba-tiba. Dari kejauhan terdengar suara baling-baling helikopter dengan sangat keras, Lion tidak terlalu memperdulikan suara itu. Tapi, semakin lama suara itu semakin mendekat. Dan benar saja, terlihat helikopter berwarna hitam itu perlahan-lahan turun tepat di depan rumahnya. Rerumputan tertiup angin yang dihasilkan oleh baling-baling helikopter itu, dan di situ juga. Lion sadar, jika hidupnya akan kembali lagi menjadi semula.

Lion berdiri, masuk ke dalam rumahnya untuk meletakkan kopinya. Lalu dia kembali lagi ke depan rumah, duduk sambil melihat helikopter itu mendarat secara vertikal. Setelah beberapa saat, akhirnya helikopter itu mendarat dengan sempurna. Lalu dari dalam helikopter itu, keluarlah dua orang mengenakan jas berwarna hitam, dan langsung berjalan menuju rumah Lion.

"Apa ini saatnya untuk beraksi lagi?!" gumam Lion sembari menyiapkan senjata glock 19 yang sudah ada di tangannya.

Mereka yang mengenakan jas hitam itu, sudah sampai di depan rumah Lion. Lion berdiri, bersiaga dengan pistol di tangannya.

"Pak, Lion?!" ucap salah seorang dari mereka.

Lion dengan sigap menurunkan pistolnya, lalu dia duduk kembali ke kursinya "Ya, ada apa kalian kesini. Dan siapa kalian?!" tanya Lion dengan ekspresi mengintimidasi.

Salah seorang dari mereka lalu mengeluarkan sebuah surat dengan logo Amerika Serikat di sana "Ini Pak!!" ucap salah seorang dari mereka sembari memberikan amplopnya ke Lion.

Lion membuka amplop itu dengan perlahan-lahan, kemudian mengambil sepucuk kertas di dalamnya, lalu mulai membacanya "Lion, ini adalah misi untuk mantan pasukan elite terhebat sepertimu. Kamu akan di tugaskan untuk menyusup di markas musuh dalam perang dunia ke III ini. Kamu akan menyusup ke Rusia, dan China untuk mencari informasi rahasia yang mereka simpan, kamu akan ditugaskan sendirian terjun ke markas musuh!!" seru Lion sambil membaca sepucuk surat yang dipegangnya.

Lion berdiri, meletakkan surat itu di lantai. Lalu dengan cepat, dia menembak surat itu menggunakan pistolnya.

"Dor!!" suara tembakan pistolnya.

Mereka berdua, pria berjas hitam itu kaget dan spontan langsung bertanya "Kenapa, Pak?!" tanya salah seorang dari mereka.

Lion menyimpan pistolnya "Tugas? Hanya presiden yang tahu jika aku disini. Pasti ini tugas dari presiden!!" batin Lion.

Lion lalu bertanya "Kapan aku bisa menemuinya?!"

"Besok pagi, jam 8.00 di gedung putih!!" seru salah satu dari mereka.

"Baik," sahut Lion.

Mereka berdua kembali lagi ke helikopter. Helikopter itu pun langsung pergi meninggalkan Lion sendirian lagi. Sementara Lion, ia lalu masuk ke dalam rumahnya. Menuju ke kamarnya, dan menatap sebuah tombol merah bertuliskan "Jangan disentuh!!"

Lion lalu menghela napas panjang "Huhhhh!!" Lalu dia menekan tombolnya.Tiba-tiba, dinding itu bergetar hebat lalu terbuka. Memperlihatkan sebuah lorong panjang menuju ke sebuah ruangan, lorong itu hanya di cahayai oleh beberapa lampu tua yang digantung di langit-langit lorong.

"Jika bukan dari presiden, mungkin para agen yang mengantarkan surat itu sudah ku-kubur di halaman rumahku ini!!" ujar Lion.

Lion lalu berjalan menyusuri lorong, langkah demi langkah dia lalui. Setiap langkahnya bergema nyaring di lorong yang sempit, seolah-olah lantai dan dinding memintanya untuk berbalik.

"Tap... Tap... Tap..." suara langkah kakinya.

Di tempat lain, di gedung putih. Presiden duduk di kursinya, memandangi foto dirinya sedang melatih Lion di pegunungan Himalaya "Ini hanya untukmu, karena kutahu. Kamu adalah anggota pasukan elite paling hebat di Amerika!!" ucapnya berat.

Bersambung...

Bab 2: Kembalinya Sang Lion

Langkah Lion semakin berat. Dari kejauhan, dia bisa melihat sebuah pintu besi yang tertutup rapat "Saatnya aku membuka pintu itu lagi," gumam Lion.

Dia sampai di depan pintu besi itu. Lalu memasukkan sidik jarinya sendiri untuk membuka pintu tebal itu.

"Akses diterima, selamat datang kembali!!" suara dari sistem pintu besinya.

Pintu itu terbuka, memperlihatkan puluhan senjatanya yang tertata rapi. Terlihat juga di dinding ruangannya, ada beberapa foto dirinya dengan presiden. Lion lalu berjalan masuk ke dalam. Lalu tangannya yang terlatih dengan cekatan memilih senjata: sebuah senapan serbu M4 yang sudah setia menemaninya dalam puluhan misi, sebuah sniper Barrett M82 untuk jarak yang sangat jauh, dan sebuah MP5 untuk pertempuran jarak dekat. Ia tidak lupa mengisi tasnya dengan amunisi, granat, dan peralatan pendukung.

"Lima senjata, ini sudah lebih dari cukup!!" batinnya sambil meletakkan senjatanya ke atas meja.

Kaki Lion bergerak lagi, kali ini bergerak ke foto-foto dirinya dengan presiden "Dia sudah kuanggap seperti ayahku sendiri," ujarnya.

Lion lalu mengambil senjata yang sudah disiapkannya, membawanya keluar dari ruangan ini. Ia meletakkan semua perlengkapan yang dia siapkan di meja rumahnya. Dia lalu menggambil sebuah buku di dekatnya, kemudian ia duduk sambil membaca buku itu.

"Kring... Kring... Kring..." suara ponsel Lion berdering.

Lion langsung mengangkat telepon yang masuk "Halo, siapa ya?!"

"Ini sekertaris presiden, anda diminta segera menemui presiden ke gedung putih. Anda akan dijemput dengan satu helikopter hitam!!" Ucapnya dan langsung menutup telepon.

"Hah?! Oke, sekarang adalah waktunya beraksi lagi!!" ujar Lion.

Lion langsung memasukkan senjatanya ke sebuah tas, senjata yang sekiranya tidak bisa ia masukkan ke dalam tas. Ia letakkan di baju tempurnya, dia juga menyiapkan sebuah topeng khusus anggota pasukan elite tingkat atas.

"Sebenarnya ada apa. Seharusnya besok bertemunya!!" ujar Lion.

Dari kejauhan, terdengar samar-samar suara helikopter yang mendekat. Lion langsung menggendong tas tempurnya, di dalamnya sudah ada senjata yang sudah ia siapkan. Lion lalu berjalan ke depan rumah, dan juga tidak lupa untuk mengunci pintu rumahnya.

"Ah... Aku, mantan komandan tim Silent10. Dengan ini menyatakan jika aku kembali bertugas. Tapi bukan sebagai komandan, dan memimpin tim. Kali ini, aku sendirian!!" batin Lion sambil memasukkan beberapa amunisi ke dalam pistol Glock 19 yang masih ia bawa.

Helikopter itu semakin mendekat, tapi ada yang aneh. Helikopter itu berwarna putih dengan gambar bendera Rusia di badannya. Dan juga, ada beberapa orang yang menembakkan senjata dari helikopter itu. Membuat Lion yakin jika itu helikopter musuh "Musuh? Ayo hancurkan!!" batinnya.

Lion menyiapkan Barrett M82 yang ia bawa, dengan presisi dan kehati-hatian tingkat tinggi. Dia membidik helikopter Rusia itu, dengan cepat peluru dari senjatanya meluncur langsung ke arah mesin utama helikopter. Lalu...

"Duar!!" suara ledakan dari helikopter itu.

Suara ledakan itu sangat nyaring. Helikopter seketika terbakar dan langsung jatuh ke tanah. Api berkobar dengan hebat, api dari helikopter itu dengan cepat menyambar beberapa pohon di dekatnya. Membuat pohon itu terbakar.

"Suara ledakan yang sudah lama tak terdengar, dan juga. Api berkobar terlalu cepat, sehingga menyambar pohon. T-tunggu, apa itu akan merembet ke rumahku?!" ujar Lion yang panik jika rumahnya terbakar.

Setelah beberapa saat. Terdengar lagi suara helikopter yang mendekat, Lion sudah bersiap siaga jika itu helikopter musuh. Tapi, setelah beberapa saat. Akhirnya helikopter itu terlihat, helikopter berwarna hitam dengan gambar bendera Amerika Serikat di tubuhnya.

Lion lalu menggendong tas tempurnya, berdiri diam. Sambil memperhatikan api yang masih berkobar dengan hebat. Lion lalu menyimpan kembali Barrett M82 yang dia pakai tadi "Mereka sudah datang, itu artinya. Presiden benar-benar membutuhkanku!!"

Bersambung...

Bab 3: Misi Tanpa Jalan Pulang, Dimulai

Lion masih berdiri diam, memandangi api yang terus berkobar. Disaat itu juga, helikopter mendarat di tempat yang tidak terkena api. Angin dari baling-baling itu membuat api semakin membesar, dari dalam cockpit helikopter terlihat jika co-pilot sedang menelpon unit pemadam api, bukan pemadam kebakaran. Ini lebih rahasia, karena ini menyangkut keselamatan Lion.

Lion lalu menggendong tas tempurnya, kemudian dia berjalan menuju helikopter yang belum benar-benar mendarat dengan sempurna. Langkah kaki Lion sangat berat, berat untuk meninggalkan rumahnya dalam bahaya api yang sedang berkobar dengan hebat. Helikopter mendarat dengan sempurna, baling-baling dimatikan. Lalu ada seseorang yang turun dari helikopter untuk menjemput Lion.

"Selamat datang, Pak Lion. Apa itu helikopter musuh?!" tanyanya.

Aku menghela napas panjang "Helikopter musuh, mereka mencoba menyergap mantan anggota elite dengan helikopter. Sungguh pemikiran yang bodoh!!" ucapku sambil tertawa pelan.

"Baik Pak, mari kita langsung masuk ke dalam helikopter. Pak Presiden sudah menunggu anda!!" ucapnya yang mengarahkan Lion untuk masuk.

Lion dan pria itu lalu masuk, mereka melakukan perjalanan yang agak panjang menuju gedung putih presiden. Di sepanjang perjalanan, Lion terus memandangi luar. Melihat hutan tempatnya tinggal selama ini akan ditinggalkannya demi misi yang sangat sulit.

Mereka akhirnya sampai di gedung putih. Helikopter mendarat secara vertikal dengan mulus, Lion dan agen yang menjemputnya lalu turun dari helikopter dan langsung masuk ke dalam gedung putih.

"Perkenalkan, Pak. Namaku Victor, yang dulu pernah menjadi anggota pasukan khusus tingkat dua di misi pembebasan warga Indonesia di Papua," ujar Victor sambil berjalan menuju ruang kepresidenan.

"Oh, jadi kamu yang dulu pernah hampir mati. Hanya karena sebuah peluru yang melesat ke kepalamu, padahal itu hanya peluru dari ketapel? Tapi, itu sangat lucu!!" ujar Lion sambil tertawa.

Victor mengelus kepala "Iya, Pak. Itu memalukan, tapi itu realitanya!!" ucap Victor.

Victor berhenti melangkah, menunjuk sebuah ruangan "Itu Pak. Silakan bapak masuk sendiri," ucap Victor.

"Hmm... Baik," ucap Lion.

Lion dengan cepat langsung masuk ke dalam "Pak?!" salam Lion.

"Lion, orang yang kuanggap sebagai anakku sendiri. Sudah lama kita tidak berjumpa," ucap Pak Presiden.

Lion melihat seorang pria, setengah tua. Berdiri menatap keluar jendela, memakai pakaian formal "Pak, anda masih sama seperti dulu. Memanggilku dengan helikopter, sudah tiga kali anda melakukannya. Padahal anda bisa menelponku!!" ucap Lion untuk mencairkan suasana.

Presiden tertawa "Hahaha... Itu hanya untuk seru-seruan, Lion!!" ucap Presiden.

"Oh maaf, silakan duduk. Kita akan membahas rencana penyusupanmu ke Rusia dan China," ucap Presiden sambil duduk di kursinya.

Lion lalu duduk, dia lalu meletakkan tas tempur yang dia gendong sedari tadi.

"Lion, mari mulai serius!!" ucap Presiden.

"Baik," seru Lion.

"Lion, perang dunia III akan segera terjadi dalam 2-4 bulan ini. Tugasmu adalah menyusup dan mencuri data-data penting, serta menyelamatkan beberapa orang yang di sandra di Moskow, Rusia. Dan menyelamatkan duta besar kita di Shanghai, China. Ingat, tugas ini sangat rahasia, dan berbahaya. Kamu akan ditugaskan sendirian, tapi tenang. Kami masih bisa membantumu disini, karena kami akan terus mengamatimu!!" ujar Pak Presiden.

"Mencuri data? Sandra? Aku tahu perang dunia III akan pecah karena perang dingin di beberapa negara. Tapi, misi ini sangat berbahaya bagiku. Apa tidak lebih baik jika bapak mengirim orang lain, seperti Komandan pasukan elite 1?!" tanya Lion yang agak sedikit khawatir dengan misinya.

Pak Presiden berdiri "Lion, ini misi yang paling cocok untukmu. Kamu ingat, kamu berhasil memimpin misi pembasmian teroris di Papua pada tahun 1999, pembebasan ribuan warga sipil Jepang pada tahun 2003, menangani kasus pembantaian para pejabat di California tahun 2010. Dan masih banyak lagi, Lion. Aku juga sudah berdiskusi dengan para petinggi militer dari setiap negara sekutu kita. Hanya kamu dan Nadachi Hashimura yang pantas, sayangnya dia menghilang setelah terjun ke Rusia 5 minggu lalu!!" ucap Pak Presiden.

Lion menelan ludahnya sendiri "Nadachi Hashimura? Menghilang? Ini mungkin akan menjadi misi paling berbahaya!!" ucap Lion.

Pak Presiden lalu duduk kembali, kemudian dia meneguk secangkir air di gelasnya.

"Gluk... Gluk... Gluk..."suara Presiden meneguk air.

Tapi, tiba-tiba. Gelas yang presiden genggam langsung terjatuh, dan disaat itu juga. Presiden terjatuh, mulutnya mengeluarkan busa putih yang sangat banyak.

Disaat itu juga, Lion langsung paham keadaannya "Racun? Presiden diracun!!" ujar Lion.

Lion lalu menidurkan presiden di lantai "Pak? Pak? Pak!!!" teriak Lion dengan sedikit meneteskan air mata.

Lion mengusap air matanya, dia lalu bangkit. Dan disaat itu juga, ia menganggap misinya itu juga akan menjadi ajang balas dendam ke musuhnya setelah kejadian kematian presiden.

"Lihat lah nanti, kalian juga akan mati dengan cara yang sama!!" ucap Lion.

Lion keluar, meninggalkan mayat presiden sendirian di sana untuk mencari bantuan. Lion berlari menyusuri koridor untuk mencari bantuan. Tapi, yang didapatkan hanyalah keheningan "Sepi, ada yang aneh?!" batin Lion.

Lion berhenti melangkah, ia mendengar sesuatu. Seperti suara detik jarum jam "Suara ini, bom!!" ujarnya, dan benar saja. Disaat yang sama, ledakan besar langsung meluluhlantakkan setengah gedung putih.

"Duar!!!" suara ledakan bom.

Lion dengan cepat, dia berlari ke ruang presiden. Mengambil tas tempurnya yang masih ada disana bersama mayat presiden.

Puing-puing berjatuhan dimana-mana, beruntung. Lokasi bom agak jauh dari ruang presiden, dan menurut Lion ini adalah bom yang relatif lemah.

"Ah...Ah...Ah..." suara Lion yang terengah-engah.

Sesampainya di ruang kepresidenan, dia bersyukur. Karena ruangan ini aman dari ledakan, ia langsung masuk untuk mengambil tas tempurnya. Dan berpamitan dengan mayat presiden "Pak, saya akan menuntaskan misi ini. Dan membebaskan sandra, serta mencari Nadachi Hashimura!!" ucap Lion sambil berlinang air mata.

Dari luar, hanya terdengar suara sirine polisi dan ambulan. Tidak ada suara seperti pengepungan. Lion lalu pergi, berjalan keluar dari gedung putih yang sudah agak rusak karena bom.

Di luar, benar saja. Hanya ada FBI, tim SWAT, polisi lokal, ambulan, dan pemadam kebakaran lokal. Tapi, menurut Lion ini aneh. Ada orang yang berani meracuni presiden dari negara besar, dan memasang bom di gedung putih.

"Pak, Lion. Apa anda baik-baik saja?!" tanya Victor yang datang entah dari mana.

"Aku baik-baik saja, tapi presiden. D-dia, mati dihadapanku sendiri!!" ujar Lion dengan suara serak.

Ada pria berseragam tim FBI yang mendekati kami "Pak, Lion. Apa anda bisa menjelaskan semua ini?!" tanyanya.

"Bisa, tapi aku sekarang harus terjun ke Rusia hari ini juga. Kamu agen FBI, bisa siapkan satu helikopter tanpa pilot maupun co-pilot untukku. Sekarang juga!!" ucap Lion.

Agen FBI itu langsung berbicara dengan pilot serta co-pilot yang mengendalikan helikopter yang tengah terbang di atas gedung putih "Mohon mendarat, Pak. Veteran perang akan memakainya!!" ucap agen FBI itu.

Helikopter putih itu langsung mendarat, setelah beberapa. Helikopter itu mendarat dengan darurat di tengah keramaian ini. Lion langsung berjalan menuju helikopter itu.

Pilot dan co-pilot helikopter itu turun dari helikopternya, lalu memberikan hormat kepada Lion. Itu mungkin akan menjadi hormat terakhir yang diberikan seseorang kepadanya.

Lion duduk di kursi pilot, menyalakan mesin dengan teliti dan tenang "Beruntung aku pernah diajarkan mengemudikan helikopter oleh presiden!!" batin Lion.

Helikopter mulai naik, dari bawah. Ia bisa melihat puluhan orang memberikan hormat kepadanya, sebenarnya hanya tim SWAT, anggota pasukan elite, dan presiden yang tahu tentang misi ini.

"Perjalanan tanpa jalan pulang telah resmi dimulai. Semoga aku bisa pulang ke rumahku dengan selamat!!" ucapnya sambil mengemudikan helikopter.

Helikopter bergerak. Helikopter itu bergerak langsung menuju ke daerah pinggiran Rusia. Ini mungkin akan menjadi terakhir kalinya bisa melihat tanah kelahirannya, Amerika.

"Helikopter ini tidak akan bisa sampai Moskow, mungkin aku harus mendarat di pangkalan udara di Inggris. Dan mulai membuat identitas palsu!!" gumam Lion

Itulah pertanyaannya pertamanya setelah meninggalkan daratan.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!