Di suatu pagi di salah satu perusahaan, terdengar suara pemberitahuan yang berasal dari sebuah pengeras suara. "Perhatian, kepada seluruh pegawai diharap berkumpul di aula, ditunggu dalam waktu 10 menit tanpa terkecuali, terimakasih."
Seketika itu pula para pegawai langsung menghentikan semua aktivitas dan segera pergi menuju ke aula seperti yang telah diperintahkan, setelah semua pegawai berkumpul dan menunggu beberapa saat, akhirnya direktur datang ke aula, dan suasana menjadi hening.
"Selamat pagi semua" sapa sang direktur melalui sebuah microphone yang telah disediakan. " Pada pagi ini, saya akan memberikan sebuah pengumuman penting". Sang direktur menghela nafas sejenak sebelum melanjutkan ucapannya. "Sebenarnya saya juga merasa berat untuk menyampaikan berita ini, tapi apa boleh buat, saya harus tetap melakukannya." sebelum sang direktur melanjutkan, dia menarik nafas terlebih dahulu untuk menetralkan perasaannya.
"Seperti yang kita semua ketahui, bahwa kondisi dan situasi perusahaan saat ini sedang tidak menentu. Karena itu, dengan berat hati kami memutuskan untuk melakukan pengurangan pegawai di setiap divisi, karena jika kami tidak mengambil keputusan tersebut, dikhawatirkan akan terjadi penurunan nilai saham yang berimbas pada terjadinya PHK besar-besaran. Kami tidak menginginkan hal itu terjadi, sebisa mungkin kami mengusahakan agar perusahaan tetap berjalan dan berharap kondisi perusahaan dapat kembali stabil dan kalian yang terkena pengurangan dapat bekerja di perusahaan ini lagi.
Semoga kalian bisa memahami keputusan kami, dan untuk mengetahui siapa saja yang masuk dalam daftar pengurangan pegawai, kalian dapat melihat di dinding informasi dan itu berlaku mulai bulan depan. Saya rasa itu saja yang ingin saya sampaikan dan saya mewakili pihak perusahaan mohon maaf, sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih dan selamat pagi." Direktur menyudahi ucapannya, dan pergi meninggalkan aula tersebut.
Sesaat setelah itu, semua pegawai berhamburan keluar aula, kemudian melangkahkan kakinya dengan gontai dan dengan perasaan yang tak karuan menuju dinding informasi.
Tidak terkecuali dengan CHINTIYA RAHMAN seorang pegawai dari divisi pemasaran yang mengelola bagian gudang.
Setelah sampai di dinding informasi, Chintiya tidak langsung melihat pemberitahuan itu, dia diam sejenak dan menarik nafas panjang sambil terus berdoa dan berfikir positif, dia percaya dia tidak akan masuk dalam daftar tersebut. Karena dia merasa yakin, selama 5 tahun dia bekerja, kinerjanya bisa dibilang bagus dan jarang sekali mendapatkan komplen atau teguran dari atasan.
Setelah hampir 5 menit dia berfikir dan berdiri, akhirnya dia memberanikan diri untuk melihat pemberitahuan tersebut, dan saat melihat apa yang tertera disana, saat itulah kakinya terasa lemas, karena ternyata dia adalah salah satu dari mereka.
"Ternyata gue salah satu dari mereka, jadi sekarang gue harus cari pekerjaan lagi dan mulai dari awal lagi." batinnya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
2 bulan sudah terlewati dari sejak dia berhenti bekerja, dan Chintiya masih belum mendapatkan pekerjaan yang baru.
"Ini sudah dua bulan, tapi gue masih belum dapat pekerjaan lagi, dan juga simpanan semakin menipis. Padahal gue udah mengirimkan lamaran di berbagai perusahaan tapi belum ada satupun yang merespon. Ahhh pusing gue, lebih baik keluar dulu biar pikiran tenang ".
Chintiya berjalan kaki menuju ke sebuah kafe untuk membeli minuman, dia berjalan dengan menundukkan kepala sambil terus berfikir, dan ketika itu dia melihat ada sebuah koran yang bertuliskan LOWONGAN PEKERJAAN, sontak saja dia langsung mengambil koran itu.
Dia melihat informasi yang tertera di lowongan itu, disitu tertulis dicari pegawai untuk berbagai divisi pada perusahaan RENS COMPANY.
Chintiya membaca dengan seksama lowongan tersebut. "Ini baru 2 hari, gue mau coba melamar kesini, tapi kenapa gak ditulis syaratnya?, agak aneh ya.
Tapi gak papa, inikan perusahaan besar gak mungkin berbuat yang aneh-aneh."
Karena terlalu serius membaca koran tadi, hingga dia menabrak seseorang dan menyebabkan dia jatuh terduduk ke lantai.
"Aww bokongku" keluhnya, Dia terjatuh dengan posisi duduk. sesaat kemudian, dia berdiri sambil mengelus bokongnya dan mengibaskan celananya yang agak sedikit kotor.
Chintiya menelakkan kepalanya dan dia melihat ada 2 orang laki-laki yang menatap ke arahnya, Chintiya mengamati kedua orang itu.
"Oh pak saya minta maaf, saya gak sengaja menabrak bapak. Tadi saya terlalu serius membaca". ucap Chintiya memohon maaf.
Salah satu dari pria itu memandang tajam Chintya, dan satunya lagi berkata "Tidak apa-apa, apa anda ada yang terluka, kami juga minta maaf".
Chintya menggelengkan kepalanya " Hanya celana saja yang kotor, emmm kalau begitu saya permisi dulu sekali lagi saya minta maaf." ujar Chintiya ingin melangkah pergi, dan sesaat sebelum dia beranjak pergi, laki-laki yang tadi menatap tajam itu berkata.
"TUNGGU"
Chintya menghentikan langkahnya dan menatap pria yang memanggilnya. Namun pria itu hanya menatapnya untuk beberapa saat dan kemudian dia hanya mengedipkan sebelah matanya sambil berlalu pergi.
Chintya sedikit terkejut "Ehh.... Kenapa dia?, dasar aneh." gumamnya.
Keesokan harinya, Chintiya bangun pagi sekali untuk bersiap pergi melamar pekerjaan yang ada di koran kemarin. Dia sudah menyiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan dan tidak lupa dia juga sarapan pagi agar dia dapat berkonsentrasi menghadapi interview hari ini. Dengan langkah pasti dia segera berangkat ke perusahaan tersebut.
"Ayo Chintiya optimis, hari ini kamu akan mendapatkan pekerjaan yang baru. Kamu pasti bisa, semangat." Chintiya menyemangati diri sendiri.
Setelah ±40 menit menggunakan angkutan umum, akhirnya Chintiya sampai di RENS COMPANY. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kecantikan dan kesehatan.
Dia langsung menuju receptionis untuk menanyakan tempat pendaftaran karyawan baru.
"Selamat pagi, saya mau bertanya dimana letak pendaftaran karyawan baru?"
"Oh, mbak naik saja ke lantai dua, nanti di ujung lorong ada aula, mbak tunggu saja disana bersama pelamar yang lain"
"Ok, terimakasih."
Sesampainya di aula tersebut, ternyata sudah ada 10 orang pelamar lain yang sudah datang sebelumnya, Chintiya langsung berhambur bersama pelamar lain. Sambil menunggu interview dimulai, mereka saling berkenalan satu sama lain dan akhirnya Chintiya mendapat seorang teman yang menurutnya sangat cocok dengannya, dan akhirnya mereka menjadi sahabat, dia bernama RENA HALIM.
"Oh iya ren ngomong-ngomong, interview dimulai jam berapa ya?" tanya Chintiya.
"Tadi sih menurut penjelasan resepsionis, interview dimulai jam 9.30." jawab Rena.
Cynthia melihat jam yang dipakai di pergelangan tangannya, waktu menunjukkan pukul 9.15.
Saat mereka tengah asyik berbincang, masuklah 3 orang ke dalam aula. Mereka adalah bagian HRD untuk penerimaan karyawan baru.
"Selamat pagi semua, di mohon syarat-syaratnya dikumpulkan di atas meja. kami akan melihat dulu CV kalian dan kemudian kami akan memanggil satu-persatu untuk tes dan interview." ucap salah satu dari pihak HRD tersebut.
Setelah menjalani beberapa tes dan juga interview dengan bagian HRD, terpilihlah 5 orang yang akan melakukan seleksi tahap berikutnya yang dilakukan keesokan harinya.
Dari kelima orang itu Rena dan Cynthia terpilih untuk melakukan seleksi tahap berikutnya esok hari.
"Baiklah, untuk tes hari ini sampai sini dulu. Dan untuk yang belum lulus seleksi pada kali ini, kami mohon maaf. Kalian bisa melakukan seleksi di waktu lain, dan untuk yang terpilih, besok datang kembali untuk seleksi berikutnya dan interview langsung dengan CEO dari perusahaan ini. Interview akan dimulai pukul 9.30, di mohon jangan ada yang terlambat. Atas kerja samanya kami ucapkan terima kasih."
Begitu mereka tiba di luar gedung, Chintya menghambur memeluk Rena"Gue senang banget akhirnya kita bisa lolos, semoga saja kita terpilih ya dan kita sama-sama kerja di sini." ucap Chintiya.
"Iya Chin, gue juga berharap begitu, kalau begitu gue pamit pulang dulu ya, sampai ketemu besok dan jangan sampai telat oke."
"Oh ya, gue boleh minta nomor ponsel lu nggak?" ucap Chintiya.
Kemudian mereka saling bertukar nomor handphone dan mereka berpisah kembali ke rumah masing-masing.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
oh ya para readers sekalian. perkenalkan aku author baru yang menerbitkan karya recehan ini, jadi mohon maaf kalau masih banyak typo di karyaku ini.
mohon dukungannya ya jangan lupa like dan votenya ya terima kasih.
Keesokan harinya, Chintiya berangkat ke RENS COMPANY untuk melakukan seleksi tahap berikutnya, hari ini dia jauh lebih santai karena dia sudah tahu jadwal diadakan seleksi.
"Kenapa hari ini gue gugup banget, apakah karena akan melakukan interview oleh CEO langsung!!. tapikan ini bukan kali pertama, kenapa rasanya agak berbeda ya!!". gumamnya.
"Sudahlah, semoga interview hari ini berjalan dengan lancar ."
Kemudian, dengan langkah pasti. Chintiya melanjutkan perjalanan menuju RENS COMPANY dengan menggunakan angkutan umum seperti biasa, 45 menit kemudian dia tiba dan langsung menghubungi Rena.
Terdengar suara jawaban "Hallo"
"Ren apa lu sudah sampai?" tanyanya to the point.
"Iya gue baru sampe, gue ada di aula lu cepet kesini"
"Oke gue langsung ke sana". Chintya memutuskan panggilan itu.
Hari ini tes akan dilakukan sebanyak 2 kali dan untuk yang terakhir, interview langsung dengan CEO perusahaan.
Saat melakukan tes yang kedua, ada 2 orang pria masuk ke ruang aula dan dengan gagah dua orang tersebut langsung duduk di kursi masing-masing.
Chintya mengamati kedua orang itu dengan seksama."Sepertinya gw pernah lihat salah satu nya, tapi dimana ya mukanya gak asing". batinnya mencoba mengingat.
Ketika nama Chintiya Rahman dipanggil oleh salah satu pria tersebut, pria itu sejenak menghentikan pembicaraannya dan menatapnya.
"Kalau tidak salah ini wanita yang menabrak boss kemarin". gumam pria tersebut.
"Baiklah mbak Chintiya, perkenalkan saya Roby. Setelah semua tes di lakukan, maka saya akan mengambil keputusan lulus atau tidak untuk bekerja di perusahaan ini. Begitu anda dinyatakan lulus, maka anda baru akan melakukan interview oleh CEO langsung". jelasnya.
" Iya pak".
"Tapi sebelum itu, anda harus membaca kontrak kerja ini dulu. Setelah anda menyetujui isi kontrak tersebut, baru kami akan melakukan penilaian".
"Loh kenapa begitu, bukankah setahu saya pelamar lulus terlebih dahulu baru akan menandatangani kontrak kerja. mohon maaf kalau saya lancang pak".
"Hah berani juga dia mengajukan pertanyaan seperti itu" batin Roby.
"Itu peraturan di perusahaan ini, karena untuk apa kami susah payah melakukan penilaian kalau setelah itu pelamar tidak menyetujui kontrak kerja yang kami tawarkan".
"Baiklah saya mengerti". Chintya menganggukan kepalanya.
"Kalau begitu silahkan anda baca terlebih dahulu isi kontrak ini, dan setelah jam makan siang, kami akan kembali lagi untuk menerima jawabannya".
"Iya pak, terima kasih"
Chintiya mengambil kontrak tersebut dan langsung membaca isi kontrak tersebut.
Karyawan di kontrak kerja selama 2 tahun, dan dalam waktu 2 tahun itu karyawan tidak diperbolehkan mengajukan pengunduran diri atau akan dikenakan pinalti sebesar 5x lipat dari gaji yang diterima tiap bulan.
Harus menuruti perintah owner, walaupun tugas pekerjaan yang diberikan tidak ada hubungannya dengan penempatan posisi kerja.
Isi kontrak kerja ini hanya bisa dirubah oleh CEO langsung dan tanpa persetujuan dari karyawan. Jika karyawan menolak maka selama 3 bulan, gaji akan dikurangi selama 50%.
Gaji yang akan diberikan sebesar 10 juta setiap bulan, dan dapat bertambah setelah 3 bulan masa kerja, dilihat dari prestasi kerja. dan masih banyak lagi.
Memasuki waktu makan siang
"Hai Chin kita cari kafe yuk buat makan siang" ajak Rena
"Oke"
Setelah sampai di kafe, sambil menunggu pesanan siap mereka berbincang-bincang.
"Oh ya ren, lu sudah baca belum isi kontrak kerja kita?" tanya Chintya.
"Sudah, memang kenapa?"
"Lu setuju gak? "
"Gue sih setuju - setuju aja, selagi gak merugikan gue" jelas Rena.
"Iya juga sih, lagi pula tabungan gw udah menipis. Semoga aja kita lulus ya".
"Aamiin" jawab Rena seraya melihat jam di tangannya "Kita balik ke aula yuk"
"Ayo"
Setelah kembali ke perusahaan, mereka menunggu hasil keputusan lulus atau tidaknya untuk bekerja di perusahaan tersebut.
5 menit kemudian, 2 orang pria yang tadi tengah menyeleksi datang dan duduk di kursi mereka masing-masing.
"Selamat siang, sekarang saya akan menyebutkan siapa saja yang lulus dan dapat bekerja di perusahaan ini"pria itu menjeda ucapannya "Tapi sebelum saya mengumumkan, apakah ada yang keberatan dengan kontrak kerja tersebut, jika memang ada, silakan bicara saat ini dan anda boleh meninggalkan perusahaan sekarang juga" Tanyanya, namun tidak ada jawaban dari semuanya.
"Oke, karena semua diam. Jadi saya anggap semua setuju dengan kontrak kerja tersebut. Sekarang, saya akan memberitahukan bahwa hanya ada 3 orang yang lulus untuk bekerja di sini, karena saat ini kami hanya membutuhkan 3 orang untuk posisi.
Satu untuk sekretaris pribadi owner, satu divisi pemasaran dan satu lagi di divisi keuangan. Tapi untuk penetapan posisi, akan dipilih langsung oleh boss pada saat nanti kalian interview oleh beliau." pria itu berdehem sejenak.
"Doni Andrian, Rena Halim dan Chintya Rahman. Kalian bisa ikut dengan bapak Roby menuju ruangan CEO, dan untuk 2 orang lainnya, kami mohon maaf, mungkin lain waktu kalian bisa mencoba peruntungan di perusahaan ini lagi. sekian dan terima kasih"
Ketiga orang tersebut mengikuti Roby menuju ke ruangan CEO, setelah sampai di depan pintu yang bertuliskan CEO ROOMS Roby mengetuk pintu, dan tak lama terdengar dari dalam.
"Masuk"
"Maaf Boss... 3 orang yang lulus seleksi sudah ada di depan, apa bisa masuk sekarang?" tanya Roby.
"Baiklah, suruh masuk"
Roby memanggil mereka untuk masuk, Boss sedang serius menatap laptopnya hingga Roby memanggil.
"Bos mereka sudah di sini"
"Oke sebentar lagi"
Di saat Bos tersebut mengangkat kepala, Chintiya agak terkejut karena dia seperti pernah melihat pria tersebut.
"apa gue gak salah lihat" batin Chintya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
mohon like dan votenya ya kak..
untuk kritik dan saran juga ditunggu, karena untuk karya receh yang seperti koin tidak terpakai hal itu sangat ditunggu ... terimakasi
Saat si boss mengangkat kepalanya, sontak membuat Chintya terkejut dan berkata dalam hati "Apa gw gak salah lihat, bukankah pria itu pria yang gw tabrak kemarin. Apakah dia benar-benar boss disini, ah mampus deh bagaimana ini!. Ya sudahlah pura-pura lupa saja semoga saja dia gak ingat"
Sebenarnya si boss juga mengamati dan mengingat kejadian itu.
"Bukankah ini wanita yang menabrakku kemarin, kenapa dia bisa ada disini?. Oh baiklah kita lihat seberapa kuat mental dan tekadnya untuk bekerja disini" batinnya.
"Eheem, selamat siang. Perkenalkan nama saya Morens Hadinata. Saya ucapkan selamat untuk kalian yang berhasil lulus dan akan bekerjasama di perusahaan ini. Kalau begitu bisa perkenalkan diri kalian masing-masing"
"Saya Doni Andrian boss"
"Saya Rena Halim pak"
"Saya Chintya Rahman" ucapnya pelan
Setelah perkenalan, dilanjutkan dengan interview langsung dengan sang CEO secara bergantian. Ketika giliran Chintya yang diinterview oleh si boss, di tengah pembicaraan ide jahilnya boss keluar, dan sambil terus berbicara tiba-tiba dia mengedipkan matanya 2 kali kepada Chintya. Dia melakukan itu untuk melihat apakah Chintya sama seperti sekretarisnya yang dulu-dulu, yang mengandalkan kecantikan dan kemolekan tubuhnya untuk menggodanya, sehingga membuat dia merasa jijik dan jengah.
Sebenarnya Chintya terkejut ketika Morens melakukan itu, tapi dia terlihat datar dan tidak menunjukkan reaksi apapun.
"Apa-apaan dia mengedipkan matanya seperti itu, dia pikir gw bakal tergoda gitu olehnya. Jangan samain gw dengan sekretaris anda yang lain, gw gak tertarik sama cowok gampangan. Anda salah melakukan itu sama gw" batin Chintya.
"Baiklah, setelah saya mendengarkan dan mengamati hasil interview tadi. Maka saya akan langsung memberi tahu posisi yang tepat dan cocok untuk kalian.
Untuk Doni Andrian saya tempatkan kamu di divisi pemasaran, Rena Halim kamu saya letakkan di divisi keuangan dan kamu Chintya, kamu akan menjadi sekretaris pribadi ku"
Chintya terkejut "Hah apa gw gak salah dengar!!, gw jadi sekertarisnya. Berarti setiap hari gw harus berurusan dengan dia. Huh sepertinya hari-hari gw akan menjadi lebih sulit" batin Chintya sambil menghembuskan nafasnya.
"Roby, tolong antarkan Rena dan Doni ke tempatnya".
"Siap boss" saut Roby.
"Kalian berdua ikut aku" pinta Roby.
"Baik pak, boss kami pergi dulu" ucap mereka pada Morens.
Ketika ketiga orang tersebut meninggalkan ruangan, Chintya masih terdiam sambil terus berfikir. Hingga Morens menjentikkan jarinya di depan wajah Chintya, dan seketika Chintya langsung tersadar.
"Kamu lihat apa, sampai terdiam seperti itu?"
"Enggak ada boss"
"Apa kamu terpesona dengan wajahku, apa kamu tertarik dengan ku?" goda Morens
"Aduh boss jangan kepedean deh, saya bukan lagi memperhatikan anda. Lagipula saya tidak tertarik dengan anda"ceplos Chintiya tanpa sadar.
"Hahaha baru kali ini ada wanita yang tidak tertarik padaku!! , apa aku jelek?"
"Bukan begitu, saya akui boss memang tampan tapi jangan samakan saya dengan wanita yang lain. Boss bukan kriteria saya, lagipula saya hanya ingin bekerja bukan ingin menggoda laki-laki".
Chintya langsung tersadar dan langsung membekap mulutnya sendiri.
"Aduh mulut lancang banget, mati deh gw. baru saja mendapat pekerjaan bisa-bisa langsung dipecat ini" pasrahnya dalam hati.
Morens hanya menaikkan alisnya sebelah, dan ketika itu Chintya langsung berdiri hendak meninggalkan ruangan itu.
"Kalau begitu saya permisi boss"
"Tunggu, mau kemana kamu?"
"Saya akan tunggu di luar saja."
"Siapa yang menyuruh kamu keluar?"
"Tidak ada, bukankah sudah selesai!"
"Siapa yang bilang?, memang kamu tahu dimana ruangan mu?,"
Chintya menggelengkan kepalanya
"Kalau begitu duduklah"
Morens langsung mengangkat telepon, "Cepat ke ruanganku"
Tak lama terdengar bunyi ketukan pintu.
"Masuk" ucap Morens
Ketika Roby sudah masuk.
"Kamu siapkan satu set meja di dalam ruanganku, lengkap dengan perlengkapannya"
"Baik boss"
Sambil menunggu meja datang, Morens berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Chintya hingga berjarak 3 meter.
"Meja kerjamu sedang disiapkan, dan mulai besok kamu mulai bekerja disini satu ruangan denganku, agar aku lebih mudah menghubungimu. Kamu juga harus mengatur semua jadwal ku, juga harus menyiapkan dan menemaniku bila ada meeting di luar kantor".
"Baik boss. Kalau begitu apa saya sudah boleh langsung pulang?".
"Kamu boleh pulang, bersamaan dengan para pegawai yang lain".
"Baiklah kalau begitu, lalu apa yang harus saya kerjakan sekarang?, meja saya kan belum ada".
Morens terdiam dan langsung mendekatkan wajahnya ke wajah Chintya.
Chintya syok dan terkejut ketika wajah Morens mendekat. Namun Chintya tidak memberikan reaksi apapun dia hanya terdiam seperti patung, sampai Morens berkata dan menyadarkannya.
"Buatkan saya kopi capuccino, kopinya 2 sendok, gula 1 sendok, airnya setengah gelas saja dan jangan terlalu panas".
"Hah".
"Apa kamu paham, waktumu hanya 3 menit".
Kemudian Chintya langsung berlalu menuju pantry, sambil berjalan dia terus saja mengomel.
"Apa-apaan ini, gw disuruh bikin kopi. Buat apa ada office boy, lagipula kenapa harus pakai waktu, memangnya gw lagi ikut kompetisi masak yang harus menyelesaikan tugas dalam waktu tertentu, dasar aneh".
Setelah kopinya jadi dia langsung menuju ke ruangan boss dan mengetuk pintu.
"Masuk" saut dari dalam
Setelah di dalam "Kenapa kamu lama sekali?, apa kamu tidak bisa membuat kopi?".
"Hah, ini bahkan belum sampai 3 menit. Lagipula bukankah ada office boy, kenapa tidak meminta mereka yang membuat" saut Chintya sambil meletakkan kopinya di meja kerja.
Chintya terdiam dan dia melihat meja kerjanya sudah siap.
"Apa kamu lupa dengan isi kontrak kerjanya?".
Chintya hanya diam tidak menjawab
"Kenapa kamu letakkan kopiku di meja kerjaku?"
"Lalu harus saya letakkan dimana?, apa harus diletakkan di meja kerja saya!!"
"Kamu bisa letakkan di meja dekat sofa"
"Kenapa bapak tidak bilang??" saut Chintya kesal
"Kenapa kamu tidak bertanya?"
Chintya diam menahan kekesalannya, dan mengambil kopi tadi dan memindahkan ke meja dekat sofa. Kemudian Chintya langsung berjalan menuju ke meja kerjanya sambil mengumpat "Dasar menyebalkan".
"Apa kamu berbicara sesuatu?" tanya Morens
"Tidak, saya sedang bernyanyi" jawabannya asal
"Kamu duduklah dan pelajari tugasmu, jika ada yang mau ditanyakan kamu bisa bertanya kepada Roby atau langsung kepadaku".
"Baik"
Karena terlalu serius mempelajari tugasnya, dia tidak sadar bahwa Morens menatapnya sambil tersenyum karena dia sudah berhasil membuat Chintya kesal setengah mati.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
mohon maaf kalau disini masih typo, karena saya hanya penulis recehan yang amatir dan mencoba menyalurkan hobi menulis saya disini.
dan jangan lupa mohon Like dan votenya, supaya saya lebih semangat dalam menulis cerita ini dan yang lainnya.
saran dan kritik ditunggu ya, agar lebih membaik dalam membuat karya.
i love u all. mmmuuaaachhh
Bersambung cuy
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!