Ziora Tasya Olyne
Ayyana Gabriell
Sarah (Saudara dari ayah Ziora)
Raden Galan Mahendra
David andra Mahendra
Olivia Claudine
Revan Arkatama
Perkenalannya sampai di sini saja, ayo kita lanjut ke alur cerita mereka... Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yah, karna dukungan kalian adalah semangat untuk Author.
...----------------...
"Nenek, Ziora sudah siap untuk men.... " ucapan Ziora terhenti saat melihat tangan neneknya yang penuh dengan darah.
Ziora pun berlari mendekati neneknya dan dia sangat khawatir, Ziora juga menyayangi neneknya seperti orang tuanya yang sudah tiada.
"Nek, kenapa tangan nenek banyak darah?" tanya Ziora.
"Ini hanya pewarna makanan, Ziora." jawab nenek Maya.
Uhuk!
Tiba-tiba saja nenek Maya berbatuk, dan setetes darah segar menodai bibirnya yang keriput.
"Nek, kita pergi ke rumah sakit sekarang." ucap Ziora berkaca-kaca.
"Ziora, nenek tidak apa apa." jawab nenek Maya berusaha tidak membuat Ziora khawatir.
"Saya mohon nek, Ziora tidak mau kehilangan nenek... hiks." ucap Ziora di selak tangisnya.
Tok! Tok! Tok!
Seseorang mengetuk pintu sangat kasar, Sedangkan Ziora yang mendengar itu. dia sudah tau siapa yang mengetuk pintu sangat kasar.
"Ibu Maya!" teriak seorang wanita paru baya di depan pintu.
Ceklek!
Pintu pun terbuka dan terlihat Ziora, wanita paru itu pun menatap tajam ke arah Ziora.
"Bagaimana? kamu sudah punya uang untuk membayar kontrakan?." tanyanya.
"Maaf tante, berikan kami waktu dalam seminggu lagi." ucap Ziora memohon.
"Tidak! saya sudah berikan kamu waktu dalam 2 minggu tapi hasilnya apa? kalian tetap tidak membayar kontrakan." tegasnya.
"Kasih kamu waktu lagi, tante." ucap Ziora memohon.
"Cih! baiklah baiklah, saya akan berikan kalian waktu dalam 2 hari. Jika kalian tidak membayar dalam waktu 2 hari, saya akan mengusir kalian!" gertaknya.
"Iya tante, saya akan membayar kontrakan dalam 2 hari." jawab Ziora.
Wanita paru baya itu pun pergi dengan sangat kesal, sedangkan Ziora kembali masuk dan menemui neneknya.
Sesampainya di dapur, Ziora terkejut melihat neneknya terbaring di atas lantai. Dia pun berlari mendekati neneknya.
"Nek." panggil Ziora.
Ziora pun merogoh ponselnya dan dia pun menelpon sahabatnya, tidak butuh berapa lama sambungan telpon pun terhubung.
"Ada apa, Ziora?" tanya Ayyana di seberang telpon.
"Ayyana, bantu saya membawa nenek saya ke rumah sakit... saya mohon, Ayyana...hiks." ucap Ziora di selak tangisan.
"Baiklah, aku akan kesana bersama kakak saya." jawab Ayyana di seberang telpon.
Tak!
Ayyana pun mematikan sambungan telpon, sedangkan Ziora terus menerus memanggil neneknya.
...----------------...
Di perjalan menuju ke kontrakan Ziora, terlihat Ayyana menyetir mobil dan dia bersama kakaknya yaitu Revan.
Brum!
"Ayyana, kamu mau sudah bosan hidup ya?" tanya Revan.
"Cih! sahabat aku butuh bantuan!" teriak Ayyana.
"Yah mana saya tau kamu bantu sahabatmu, terus kenapa kamu menyuruh saya ikut?" tanya Revan.
"Lebih baik kakak ganteng saya diam aja." ucap Ayyana yang masih fokus menyetir.
"Apa kamu sedang memuji kakak gantengmu, Ayyana." ucap Revan.
"Siapa yang bilang kakak ganteng? tadi saya bilang kakak itu sangat jelek." jawab Ayyana.
Brum!
Tiba-tiba saja Ayyana menambah kecepatan mobil, membuat Revan terkejut.
"Ayyana! gue saja yang menyetir mobil." ucap Revan.
"Kakak diam! atau tidak Ayyana akan menambah kecepatan lagi." ancam Ayyana.
"Baiklah baiklah saya diam, kamu jangan menambah kecepatan lagi." jawab Revan.
Bersambung....
...----------------...
Dukungan kalian adalah penyemangat untuk setiap author yang menulis novel....
➩ LIKE
➩ KOMENTAR
➩ VOTE
➩ SUBSCRIBE
"Kakak diam! atau tidak Ayyana akan menambah kecepatan lagi." ancam Ayyana.
"Baiklah baiklah saya diam, kamu jangan menambah kecepatan lagi." jawab Revan.
...----------------...
Sesampainya di kontrakan Ziora, terlihat Ayyana keluar dari mobil begitu pun dengan Revan yang hanya bisa mengikuti keinginan adiknya.
Tok! Tok! Tok!
"Ziora." panggil Ayyana sambil mengetuk pintu.
Ceklek!
Pintu pun terbuka dan terlihat Ziora yang sedang menangis.
"Ayyana, nenek saya ada di dalam." ucap Ziora.
"Ya sudah, kita bawa nenek kamu ke rumah sakit." ucap Ayyana.
Ziora dan Ayyana pun berlari menuju ke dapur begitu pun dengan Revan.
...----------------...
Skip di rumah sakit, terlihat Ziora dan Ayyana begitu pun dengan Revan yang menggendong nenek Maya.
"Dok, tolong nenek saya." ucap Ziora memohon dan memegang lengan dokter tersebut.
Dokter itu pun menatap Ziora dan dia melihat dari atas sampai ke bawa. dia pun tersenyum smirk.
"Maaf! disini tidak menerima pasien pengemis, rumah sakit hanya menerima orang yang mempunyai kekuasaan." Jawab dokter tersebut dan tersenyum remeh.
"Saya akan bayar! mau pun berapa biaya rumah sakit di sini aku akan bayar." Tegas Revan.
"Baiklah, tapi kasih biayanya dulu sebesar 1M." jawab dokter tersebut.
"What! mana ada biaya rumah sakit sampai 1M." ucap Ayyana terkejut.
"Tidak sanggup? jika tidak sanggup bayar, ya sudah kalian pergi dari sini." jawab dokter dan sambil mengusir mereka.
"Ada apa ini?" tanya seorang wanita cantik dan dia adalah dokter senior.
"Bantu nenek saya... hiks... tolong bantu nenek saya... hiks hiks hiks." ucap Ziora sambil memohon kepada dokter wanita tersebut.
"Suster, kenapa kalian hanya diam!" gertak dokter wanita tersebut kepada suster, suster pun berlari mengambil brankar untuk nenek Maya.
Revan pun menurunkan nenek Maya ke brankar, sedangkan suster mendorong brankar menuju ke ruangan ICU.
"Kamu dokter yang baru saja kerja disini, jadi ubahlah sikapmu sebelum aku melaporkan ini kepada pemilik rumah sakit!" tegas dokter wanita tersebut.
Dokter pria yang baru saja kerja, dia pun mengendus kesal dan ingin pergi tapi tiba tiba saja Revan menarik dokter itu keluar dari rumah sakit.
"Jangan menarik saya, kamu harus sopan kepada saya!" tegasnya.
Revan terus saja menarik dokter tersebut, dia tidak peduli apa yang dikatakan oleh dokter itu.
...----------------...
Pukul 12:00 siang, terlihat Ziora masih saja mondar mandir di depan ruangan ICU. Ziora sangat khawatir dengan keadaan neneknya, dan dia berharap jika neneknya baik baik saja.
"Ziora, kamu tidak mau makan?" tanya Ayyana.
Ziora pun menggeleng, dia tidak mempedulikan dirinya lapar atau tidak. Pikirannya hanya satu yaitu neneknya akan baik baik saja.
"Maaf Ayyana, saya tidak lapar sama sekali dan saya hanya memikirkan nenek saya baik baik saja." jawab Ziora.
"Amin... semoga nenek kamu baik baik saja, Ziora." ucap Ayyana.
"Amin... makasih Ayyana." jawab Ziora sambil memeluk Ayyana.
Ceklek!
Pintu ruangan ICU pun terbuka dan terlihat dokter wanita itu keluar dari ruangan ICU dengan wajah yang sangat sedih.
"Bagaimana dok? apa nenek saya baik baik saja?" tanya Ziora.
Dokter wanita itu hanya terdiam dan dia pun menatap Ziora dengan tatapan sedih.
"Dok, apa nenek saya baik baik saja?" tanya Ziora Lagi.
"Saya mohon dok, katakan sesuatu dok." ucap Ziora memohon.
Bersambung....
...----------------...
Dukungan kalian adalah penyemangat untuk setiap author yang menulis novel....
➩ LIKE
➩ KOMENTAR
➩ VOTE
➩ SUBSCRIBE
➩BANTU FOLLOW JUGA YAA
"Dok, apa nenek saya baik baik saja?" tanya Ziora Lagi.
"Saya mohon dok, katakan sesuatu dok." ucap Ziora memohon.
"Maaf, kami tidak bisa menolong nenek anda." ucap dokter tersebut.
Deg!
Ziora terdiam dan mematung, dia terduduk lemas dan air mata pun keluar dan membasahi pipi mungil Ziora.
"Kami pergi dulu." ucap dokter.
"Baik dok." jawab Ayyana.
Dokter pun pergi bersama suster, sedangkan Ayyana melihat ke arah Ziora.
"Ziora." panggil Ayyana.
"Ayyana, tadi saya salah dengar-kan?" tanya Ziora dan menatap Ayyana.
Ayyana pun tertunduk, Ziora pun kembali berkaca-kaca. apa yang di katakan dokter adalah itu kenyataannya jika neneknya meninggalkannya.
"Hiks... nek, maafkan Ziora... hiks..." ucap Ziora dan selak tangisnya.
Ziora menyalahkan dirinya sendiri, sebab gagal menjaga neneknya. Ziora pun berlari masuk ke ruang ICU dan dia melihat neneknya dengan wajah yang sangat pucat.
"Nek... jangan tinggalkan Ziora." ucap Ziora sambil berdiri di dekat brankar neneknya.
"Maafkan Ziora yang gagal menjaga nenek, ini semua salah Ziora." ucap Ziora.
Plak!
Plak!
Plak!
"Ziora! kenapa kamu menampar diri kamu sendiri?" tanya Ayyana dan menahan tangan Ziora.
"Ini semua salahku, Ayyana. jika bukan saya, nenek saya tidak akan begini... hiks... " jawab Ziora di selak tangisnya.
"Ziora, kamu jangan menyalahkan dirimu sendiri. jika kamu seperti begini, nenek kamu di sama tidak akan tenang." ucap Ayyana.
"Saya tidak punya siapa siapa lagi, Ayyana. yang saya punya hanya tinggal nenek saya, ibu dan ayah begitu kakek meninggal karna saya." ucap Ziora.
"Ziora, Stop! kamu jangan menyalahkan diri kamu sendiri." ucap Ayyana.
"Saya tidak berguna hidup, Ayyana, saya hanya pembawa sial kematian!" tegas Ziora.
"Aku bilang stop menyalahkan diri kamu sendiri Ziora! kamu tidak bukan pembawa sial, kamu ngerti!" ucap Ayyana sangat tegas.
Ziora pun terdiam dan pun menatap neneknya dengan tatapan merasa bersalah, sedangkan perasaan Ayyana hancur berkeping keping saat melihat sahabatnya menyalahkan dirinya sendiri yaitu jadi pembawa sial.
...****************...
Skip 2 minggu kemudian, terlihat di pagi hari, Ziora berdiri di depan balkon kamar Ayyana. sedangkan Ayyana yang baru saja bangun, dia melihat sahabatnya yang berdiri di depan balkon.
Ayanna pun bangkit dari kasur empuknya, dan memegang tangan Ziora.
"Ayyana, kamu jangan loncat." ucap Ayyana.
Ziora pun menoleh ke Ayyana dan dia pun mengerutkan dahinya.
Tak!
Ziora pun memukul jidat Ayyana, membuat Ayyana memegang dahinya.
" Apa kamu masih di alam mimpi?" tanya Ziora
"Aku bukan di alam mimpi, aku sedang berusaha menahan kamu." jawab Ayyana sambil memegang jidatnya.
"Why? buat apa kamu menahan saya, Ayyana?" tanya Ziora.
"Hem... bukannya kamu mau loncat?" tanya Ayyana.
"Ayyana, lebih baik kamu berhenti nonton drakor." jawab Ziora dan duduk di kursi yang sudah di sediakan di balkon kamar.
"Apa maksud kamu Ziora? tadi saya baru bangun, dan melihat kamu disini." ucap Ayyana.
"Hem... terus kamu pikir saya akan bunuh diri?" tanya Ziora.
Ayyana pun mengangguk angguk, Ziora pun tertawa terbahak bahak.
"Kenapa kamu malah ketawa, Ziora?" tanya Ayyana.
"Lebih baik kamu tidur lagi, hahahaha." jawab Ziora dan tertawa terbahak bahak.
"Apa sih... niat saya baik, Ziora. kok kamu malah ketawa." ucap Ziora dan memasang wajah cemberut
Bersambung....
...----------------...
Dukungan kalian adalah penyemangat untuk setiap author yang menulis novel....
➩ LIKE
➩ KOMENTAR
➩ VOTE
➩ SUBSCRIBE
➩BANTU FOLLOW JUGA YAA
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!