NovelToon NovelToon

Survival: Kelam, Kejam, Mencekam

PROLOG

Kisah ini menceritakan 5 orang pelajar di salah satu SMA Swasta. Mereka berlima adalah Johan, Iwan, Ahmad, Selly, dan Cindy. Dengan karakter dari masing-masing individu mereka mengalami kisah menarik.

Kisah ini mengangkat tema bertahan hidup di hutan hujan tropis dengan bumbu pengalaman horor. Secara tidak mereka sadari mereka tersesat selama 40 hari di hutan tanpa pernah bisa keluar dengan mulus. Mereka orang awam yang tertarik dengan petualangan. Namun tabu dengan hal-hal gaib.

Pada suatu ketika, cerita dimulai dari sekumpulan anak remaja yang ditugaskan untuk meneliti di sebuah hutan hujan tropis. Mereka bernama Johan, Iwan , Ahmad, Selly, dan Cindy. Mereka merupakan siswa SMA jurusan IPA. Malam Hari sebelum keberangkatan , masing-masing dari mereka telah mempersiapkan bekal serta perlengkapan yang dibutuhkan selama berkemah disana. Semuanya telah mereka rencanakan sedari awal dengan matang. Salah satunya adalah Iwan. Iwan yang memiliki watak penakut dan khawatir yang berlebihan sengaja membawa peralatan tambahan untuk berjaga-jaga selama disana. Lain halnya dengan Johan. Johan yang memiliki watak pemberani ,memiliki kharisma yang tinggi ,memiliki Jiwa pemimpin. Namun terkadang ia malas dan bermulut besar.

Pukul 8 Malam ,mereka mendiskusikan melalui WA terkait rencana mereka ketika telah sampai disana.

" Apa rencana kita setibanya disana ? " Iwan membuka percakapan.

Tak lama Kemudian ,Selly menjawab pertanyaan Iwan.

" Sebaiknya kita segera untuk mendirikan tenda Wan. Kamu ,Johan ,dan Ahmad. Kaliankan laki-laki ,jadi kalian yang nantinya mendirikan tenda,termasuk tenda untukku dan Cindy." Kata Selly.

Mereka pun setuju dengan usulan tersebut. Ahmad kemudian menimpali.

" Apakah kita harus datang lebih awal ,untuk berjaga-jaga agar tidak terjebak hujan, apalagi sedang musim hujan ,pasti rute menuju hutan itu cukup lembab dan terjal." Ujar Ahmad.

Ahmad sedikit mengkhawatirkan Kondisi hutan yang akan mereka kunjungi, Johan yang baru muncul kemudian berkata.

" Jangan takut ataupun khawatir ,kita harus optimis, aku yang akan menuntun jalan untuk menuju lokasi perkemahan kita nantinya." Kata Johan.

Johan sedikit menenangkan suasana yang mulai tegang.

" Johan, apa kamu yakin mengenal betul lokasi penelitian kita ini, dari buku yang aku baca si, hutan yang akan kita jadikan lokasi penelitian cukup asing, pohon yang rindang dan cukup sulit, lagi pula biasanya jika sudah mulai agak sore, suasana disana sedikit menyeramkan." Pungkas Iwan yang mulai memikirkan hal-hal negatif.

" Wan, kita ini bekerja sama sebagai sebuah tim , lagipula kita ini akan berangkat pagi hari ,aku juga sudah menyiapkan peta wilayah sana ,kompas ,dan beberapa cat untuk menandai jalan yang sudah Kita lewati ,yaa sekedar mengantisipasi kalau sampai tersesat." Ujar Johan panjang lebar.

Kemudian Cindy yang mendengar voice note Johan, ikut bergabung dengan obrolan.

"Johan ,jangan bilang tersesat, aku takut nantinya malah bisa benar-benar tersesat, sedari awal hal yang aku takutkan yaa tersesat, apalagi disana hutannya masih asri belum terjamah tangan manusia." Ujar Cindy.

Mereka saling bertukar pikiran dan mencari solusi untuk mengatasi masalah yang mungkin saja terjadi nantinya.

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 10 Malam ,mereka pun memutuskan untuk mengakhiri diskusi dan bersiap untuk istirahat demi kondisi bugar.

Keesokan harinya, pukul 7 Pagi, mereka sudah bersiap dari rumah mereka masing-masing, Johan dan iwan berangkat bersama karena rumah mereka berdekatan, Ahmad berangkat diantar oleh ayahnya. Sedangkan Cindy dan Selly ,mereka menggunakan jasa ojek online. Titik kumpul mereka ada di sekolah mereka ,sebelum nantinya mereka bersama-sama menuju hutan lokasi penelitian mereka.

Setelah semua berkumpul ,mereka semua berangkat bersama, mereka menaiki mobil jemputan yang disediakan oleh pihak sekolah. Perjalanan menuju hutan hujan tropis itu membutuhkan waktu sekitar 2 jam dari lokasi sekolah mereka, dalam perjalanan mereka saling menyemangati.

" Iwan, Ahmad, Selly, Cindy ,kita harus menyelesaikan penelitian kita sebaik mungkin , aku percaya pada kalian ,semangat ,kita pasti bisa menyelesaikan dengan cepat." Teriak Johan di dalam mobil.

Johan memanglah sosok yang bisa menjadi penengah dan penggerak dalam kelompok mereka dengan kecerdasan seadanya ia menutupi kekurangannya dengan karakteristik yang kuat ,meskipun tak jarang pula ia gegabah dalam mengambil keputusan yang bisa membuat teman-temanya terkena masalah. Mereka semua tertidur dalam perjalanan, terkecuali Iwan yang terus-menerus merasa was-was. Ia berulang kali mengecek barang bawaannya, ia sungguh merasa tidak tenang, tatkala mereka telah yakin membawa semua yang diperlukan disana.

Pukul 10 Pagi mereka sampai di lokasi tujuan. Mereka lekas mengambil barang bawaan mereka menuju lokasi perkemahan. Sebelum mereka pergi, sopir yang membawa mereka memberi peringatan ,untuk berhati-hati karena cerita yang berkembang di masyarakat ,mengatakan hutan tersebut merupakan kerajaan gaib, yang banyak dihuni makhluk-makhluk tak kasat mata, dan tak jarang pula warga setempat diganggu sosok yang ada di hutan tersebut.

"Anu pak, bolehkah saya bertanya sesuatu mengenaii mitos yang berkembang disini ? " Tanya Iwan.

"Hal apa yang kamu mau tanyakan nak Iwan ? " Tanya sopir tersebut.

"Tentang bagaimana etika dan adat yang dianggap tata krama agar tak diganggu mereka" Lirih Iwan bertanya.

"Baiklah ,mari duduk sebentar. Aku akan membantu kalian." Jawab si sopir.

Mereka kemudian duduk ,menempatkan diri untuk berkumpul, Johan ,Iwan, Ahmad ,Selly ,dan Cindy mereka penasaran cerita itu, suasana terasa tegang,berbaur dengan hawa dingin yang menusuk tulang.

"Maaf pak sebelumnya ,saya potong ceritanya, Selly dan aku perempuan hanya berdua apakah akan baik-baik saja, setidaknya 3 orang yang ada di jalan tadi memperhatikan Aku dan Selly seperti penasaran dengan kami." Kata Cindy.

Cindy mengkhawatirkan tentang pandangan warga sekitar yang terus menerus memandangi Cindy dan Selly. Mereka berdua sebenarnya risih namun tak berani menegur.

"Hati-hatilah kalian, disini orang asing dianggap orang yang patut dicurigai, sebab kejadian beberapa tahun lalu ,ketika ada pembunuhan seorang gadis dan kakaknya oleh penduduk luar." Jawab si sopir.

Kemudian Johan bertanya pada si sopir

"Apa yang menyebabkan orang asing itu membunuh warga sini, pak ? " Tanya Johan.

Sopir itu lalu segera menerangkan pada mereka berlima.

"Jadi begini Jo, insiden dulu itu, disebabkan karena orang asing itu menyukai gadis dari desa ini,begitu pula sebaliknya,gadis itu menyukai remaja laki-laki tersebut. Namun ,kakak dari gadis itu tak menyetujui, karena trauma pribadinya akan kenangan kelam keluarganya yang bercerai." Terang si sopir.

Kemudian setelah mendengar cerita dari sopir itu, mereka bergegas memulai perjalanan mereka menuju lokasi perkemahan. Sepanjang perjalanan ,mereka mengamati kondisi sekitar, banyak lereng-lereng terjal yang sewaktu-waktu bisa terjadi longsor. Johan yang memimpin rombongan, ia membangkitkan mental teman-temannya lagi.

"Kita sudah sampai di tujuan kita, selangkah lagi kita akan mendapat jerih payah. Ayo semangat." Tegas Johan.

Teman-temanya merasa sedikit lega mendengar perkataan Johan.

"Jangan Lupa baca doa ,agar kita bisa selamat sampai tujuan Kita," Ucap Selly menambahkan.

Lokasi yang mereka tuju sejauh 5 km dari lokasi penjemputan atau rumah warga terdekat, setelah berjalan kaki kurang lebih 2 jam,mereka akhirnya sampai di perkemahan yang mereka tuju.

Setibanya mereka disana, mereka terkejut dengan Kondisi perkemahan yang kumuh, banyak sampah ,seakan-akan perkemahan tersebut telah diporak-porandakan oleh bencana yang besar.

"Teman-teman sebelum kita memasuki perkemahan ini ,mari Kita panjatkan doa sesuai Agama dan keyakinan masing-masing." Seru selly.

Setelah itu mereka menurunkan barang-barang bawaan mereka.

Hari pertama : Waktunya adaptasi

Johan, Iwan, Ahmad, Selly, dan Cindy menurunkan barang-barang bawaan mereka ,mereka kemudian melanjutkan untuk membersihkan kekumuhan di lokasi perkemahan. sementara itu, Johan dan Iwan mulai mendirikan tenda. Kabut mulai turun ,hawa dingin menusuk tulang, menyelimuti adaptasi mereka.

Ahmad yang tak membantu Johan dan Iwan ,ditugaskan untuk menemani Cindy dan Selly untuk mencari kayu bakar serta sumber mata air. Iwan yang sering khawatir berlebihan kemudian membisikan sesuatu pada Johan, beberapa saat setelah Ahmad, Selly dan Cindy pergi mencari air dan kayu bakar.

" Jo, apa tidak apa-apa mereka hanya bertiga ? sementara hanya ada satu laki-laki diantara mereka, aku khawatir akan terjadi kepanikan, apalagi rute yang mereka pilih cukup beresiko di tengah kabut." Tanya Iwan.

Johan terdiam seketika, ia terlihat sedang mengingat sesuatu. Johan mendekati Iwan lalu menepuk pundak seraya berkata.

" Wan ,apa kamu ingat, waktu kita berlima mendaki gunung ,disana kita 3 hari dengan kondisi alam yang kurang lebih sama, berkabut , hawa dingin ,bahkan hampir tak ada sumber air, ketika itu hanya Selly dan kamu yang mengambil air dan kayu bakar, tidak terjadi hal yang ditakutkan bukan ? jadi kamu tenang saja Wan. Percayakan pada teman-teman kita, doakan semoga mereka baik-baik saja." Kata Johan dengan bijak.

Iwan merasa lega mendengar pernyataan Johan ,yang membuatnya sadar bahwa ia tidak sendirian, karena ada teman-temannya di sampingnya.

" Kau benar Jo, saat-saat seperti ini, kita hanya bisa percaya pada mereka, baiklah ayo segera selesaikan pekerjaan kita." Ucap Iwan.

Johan dan Iwan kemudian bergegas menyelesaikan pendirian tenda, dan juga membersihkan sekitar tenda mereka.

Di sisi lainnya , yaitu trio yang mencari kayu bakar dan air ,mereka cukup kesulitan melewati rute yang licin dan terjal.

" Cindy berhati-hatilah, jangan lengah ketika melangkah." Kata Ahmad memperingatkan Cindy.

Cindy memang kadang tergesa-gesa ketika melakukan sesuatu,terutama ketika merasa ketakutan. Ia sering ceroboh ketika terlalu bersemangat dalam mengerjakan sesuatu. Ketika mereka melintas, tiba-tiba saja di dekat pohon besar nan rindang mereka melihat seekor ular.

" Eeh Sell, awas itu ada ular." Teriak Cindy.

Cindy melihat ular tanah di dekat kaki Selly. Selly lantas terkejut karena ia tak menyadari hal itu.

"Aaaaa, hampir saja, untung kamu melihatnya Cin. Terimakasih kalau kamu tidak melihat ular itu ,pasti aku sudah menginjaknya dan mungkin dipatuk." Kata Selly.

Selly Merasa lega,tuhan melindunginya. Ia baru menyadari pentingnya kewaspadaan, serta fokus amat diperlukan.

" Iya sama-sama Sell, tapi kamu harus lebih berhati-hati, bisa jadi ada bahaya yang mengintai kita." Ujar Cindy memperingatkan Selly.

"Cindy benar Sell, hari sudah mulai siang. Ayo segera kita selesaikan ,sebelum waktunya makan siang." Kata Ahmad membenarkan saran dari Cindy yang dilanjutkan pencarian mereka.

Setelah mereka menemukan kayu bakar yang dicari ,dan telah menjumpai sumber mata air ,mereka bergegas kembali menuju tenda, saat sedang dalam perjalanan kembali ke tenda, Ahmad sedikit bercerita pada Cindy dan Selly mengenai benda yang Ahmad lihat baru saja. Ahmad menemukan sebuah benda yang berkilau.

" Cin, Sell, saat aku mengambil air tadi. Aku menemukan benda yang berkilau mirip seperti berlian , ketika aku mau mengambil benda itu, aku ingat pesan dari sopir sekolah untuk berhati-hati. Jadi aku tidak jadi mengambilnya." Ujar Ahmad.

" Syukurlah, kamu tidak mengambil barang itu, ingat ya, kita ini orang asing kita tidak tau apa-apa mengenai tempat ini." Kata Cindy.

Sekembalinya Ahmad ,Cindy ,dan Selly , tenda mereka telah siap, bahkan sudah bersih ,barang bawaan merekapun telah dirapikan oleh johan dan Iwan.

" Syukurlah kalian telah kembali. Aku sedikit mengkhawatirkan kalian." Ujar Iwan.

" Syukurlah ,Cindy ,Selly sini biar aku saja yang membawa kayu bakarnya, kalian istirahatlah sebentar." Kata Johan menambahkan.

Kemudian mereka semua beristirahat ,untuk sekedar duduk sejenak melepaskan penat. Dilanjutkan beribadah dan makan siang.

Jam menunjukan pukul 1 siang, mereka semua telah beribadah dan makan ,mereka kemudian memutuskan untuk mulai mendiskusikan rencana penelitian mereka.

"Jadi mulai dari mana penelitian kita ini ? " Buka Selly.

" Sesuai yang kita bahas kemarin ,sebelum berangkat kesini. Kita akan mengamati satwa-satwa yang menghuni hutan ini." Jawab Johan.

" Apakah kita harus membagi menjadi kelompok kecil ? hutan ini begitu luas bukan." Kata Cindy menambahkan.

" Aku setuju dengan Cindy. Namun apakah itu tidak membahayakan kita, apalagi yang sedikit paham dengan hutan ini hanya Johan. Selain dia ,kita ini orang baru." Sanggah Iwan.

" Yang dikatakan Iwan ada benarnya ,aku berpikiran bagaimana jika kita bekerja sebagai sebuah kesatuan kelompok. Namun memiliki spesifikasi tugas yang berbeda." Ujar Ahmad memberi saran untuk menjadi solusi yang perlu dipertimbangkan.

Mereka setuju dengan pendapat Ahmad. Kemudian Ahmad menjelaskan pendapatnya mengenai pembagian tugas dalam kelompok tersebut.

" Jadi begini, karena Johan yang paham dan bisa mengingat dengan baik jalan pulang. Maka Johan nantinya akan menjadi penunjuk jalan,sekaligus ketua kelompok yang nantinya bisa membantu setiap pekerjaan anggotanya. Kemudian Iwan dan Cindy, karena Iwan memiliki karakter berpikir kritis ,sedangkan Cindy yang teliti namun sering tergesa-gesa ,kalian akan cocok untuk mencatat semua objek atau satwa yang nantinya Kita jumpai di habitatnya." Ujar Ahmad.

" Sedangkan aku dan Selly, akan membawa peralatan yang mungkin bisa saja sewaktu-waktu dibutuhkan,serta membuat kesimpulan dan laporan. Namun kami juga akan saling bekerjasama dengan Iwan dan Cindy." Imbuhnya.

" Kamu memang bijak Mad. Baiklah sebelum kita memulai kegiatan kita hari ini, mari kita awali dengan berdoa. Semoga kita selamat, dijauhkan dari bahaya." Ajak Johan.

Mereka Kemudian mengambil perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan ,dan mengambil rute untuk masuk lebih jauh ke tengah hutan. Johan memimpin kelompok tersebut sembari memperingatkan teman-temannya agar pikirannya tak kosong.

Mereka berjalan sejauh 1 km dari lokasi perkemahan selama 1 jam dengan medan yang cukup sulit. Di perjalanan mereka menjumpai satwa-satwa yang sangat jarang dijumpai di perkampungan, bahkan banyak yang belum mereka tau nama dari tiap satwa-satwa tersebut. Iwan dan Cindy yang memiliki hobi menyukai satwa pun hanya bisa menuliskan ciri-ciri fisik karena belum mengetahui namanya.

Tiba-tiba ketika mereka masih melakukan penelitian, salah satu diantara mereka yaitu Ahmad melihat sekelebatan berwarna hitam di tengah hutan yang diselimuti kabut, hingga akhirnya dia hampir saja terdiam dengan pikiran kosong.

"Ahmad..Ahmad..Hei kenapa kamu, jangan melamun." Tegur Johan.

Seketika Ahmad tersadar setelah mendengar teguran Johan.

" Maaf maaf ,Jo. aku tadi melihat sekelebatan hitam di balik pohon besar itu." Kata Ahmad lirih.

Johan kemudian mendekati Ahmad dan membisikan sesuatu padanya,

" Nanti kita bicarakan setelah penelitian ini selesai. Aku tadi merasakannya. Namun akan mengacaukan fokus keseluruhan tim jika kita membahas tentang ini,simpan untuk nanti." Bisik Johan.

Mereka Kemudian melanjutkan perjalanan sembari menganalisis habitat alami dari para satwa.

Jam menunjukan pukul 3 ,mereka memutuskan untuk mengakhiri penelitian dan akan melanjutkannya di hari esok. Dengan perut yang lapar ,dan tenaga sisa ,Serta pikiran yang sudah tidak bisa berpikir jernih mereka kembali ke tenda.

Sesampainya di tenda ,mereka kemudian membagi tugas ,laki-laki untuk mempersiapkan kayu bakar dan mencari air ,sementara perempuan mengolah bahan makanan. Mereka bergegas untuk masak dan makan serta beribadah karena hari mulai sore,langit mulai mendung, kabut tebal turun ,disertai hawa dingin.

Di tengah hujan lebat

Setelah mereka selesai makan dan beribadah ,tak lama kemudian rintik-rintik hujan mulai terdengar yang berangsur-angsur hujan lebat. Di Tengah hujan lebat ,mereka berlima membahas penelitian yang telah mereka lakukan.

" Bagaimana hasilnya Wan ,Cin ? " Buka Johan.

" Sebentar aku Lihat dulu catatanku." Cindy menimpali.

" Jadi menurut catatanku, setidaknya kita menjumpai sepuluh binatang ,yang dimana tiga diantaranya merupakan spesies yang belum kami ketahui." Cindy menambahkan.

" Jadi kalian saja yang pandai dan begitu menyukai satwa ,belum mengetahuinya apalagi aku tadi, aku hanya fokus menuntun jalan." Kata Johan.

Mereka semua tertawa ,kecuali Ahmad yang begitu penasaran dengan tanda-tanda awal yang hanya dialami olehnya.

" Oy Ahmad ,sedang memikirkan apa kamu ? apakah ada sesuatu yang kamu sembunyikan dari kami semua ? " Tanya Selly.

" Iya mad, aku perhatikan kamu dari tadi seperti ingin menceritakan sesuatu. Namun saat Johan membisikimu kamu terdiam, ada apa memangnya ? " Imbuh iwan.

" Maaf ya teman-teman ,sebenarnya aku sedang memikirkan rasa penasaranku...jadi begini ,bagaimana harus memulainya ya, baru beberapa jam kita disini ,apakah kalian tidak merasakan hal-hal aneh ? ingatkah kalian saat pertama kali memasuki area perkemahan ini,semua terlihat berantakan , kumuh , seperti diporak-porandakan," Tegas Ahmad.

Mereka terdiam sejenak ,memikirkan ucapan Ahmad lalu mengingat momen waktu itu.

" Iya kamu benar Mad, tapi bisa saja itu terjadi ,bukan tidak mungkin memang disini pernah ada longsor." Ucap Cindy.

" Iya memang bukan sesuatu hal yang tidak mungkin, tapi setelahnya Cin, apakah kamu ingat ketika aku ,kamu ,dan selly setelah mengambil kayu bakar kita mencari sumber air ? bukankah aku menemukan sebuah benda berkilau ,seperti batu mustika yang bahkan berkilau saat kabut tebal mulai turun ,tanpa adanya cahaya matahari, hal semacam itu hampir sulit diterima akal sehat manusia bukan ? " Sanggah Ahmad.

Kemudian Selly mulai terpancing masuk ke dalam obrolan.

"Aaa iya aku ingat , kalau tidak salah kamu menemukannya Di Bawah pohon besar nan rindang itukan ? yang tidak jadi kamu ambil." Kata Selly.

Ahmad melanjutkan maksud Selly.

" Iya aku sedikit khawatir dan ragu. Namun aku memutuskan untuk tak mengambilnya. Jo , Wan ketika aku terdiam beberapa saat, itu sebenarnya aku baru saja melihat sekelebatan hitam dari balik pohon ,entah apa yang pasti tak terlihat seperti warga sekitar sini, Karena dari permukiman kesini jaraknya lumayan jauh. " Terang Ahmad.

Johan pun tertarik dengan topik tersebut, ia terlihat ingin mengatakan sesuatu.

" Yang kamu lihat memang benar Mad, itu bukan warga sekitar, itu makhluk selain satwa dan tumbuhan yang memang menghuni daerah sini. dan tadi aku melarangmu untuk bercerita sesaat setelah kamu melihat itu, karena aku yakin itu bisa mengacaukan konsentrasi Kita dalam melakukan penelitian." Ujar Johan.

Di Tengah hujan lebat, mereka merinding dan bertanya - tanya apakah penelitian mereka ada yang tak menyukainya dalam artian mengganggu penguni di hutan tersebut.

" Sudahlah tak perlu menkhawatirkan soal itu, fokus Kita adalah penelitian." Ucap Cindy.

Cindy sengaja mengalihkan pembicaraan agar tak terlalu tegang. Situasi menjadi kurang mengenakan karena mulai menyangkut hal gaib.

" Jadi kesimpulannya habitat disini terjaga dengan sangat baik, para satwa memiliki sumber makanan yang melimpah. Tapi untuk selanjutnya kita harus lebih berusaha agar lebih detil dan semakin memperjelas laporan Kita nantinya." Imbuh Cindy.

" Baiklah ,untuk esok hari ,pastikan kalian membuka mata , teliti dan tetap berhati-hati, terutama tadi aku sempat menjumpai ular tanah." Seru Ahmad.

Kemudian Selly menatap ke arah Ahmad sembari berkata.

" Bahkan aku tadi hampir menginjak dan bisa saja dipatuk ular tanah, untung saja Cindy segera memberitahu." Ujar Selly.

" Oiya Jo, kira-kira disekitar sini khususnya wilayah tempat penelitian kita ,menurutmu adakah satwa yang berbahaya yang mungkin bisa tidak kita sadari keberadaanya." Iwan bertanya pada Johan.

Iwan menanyakan hal tersebut karena ia selalu parno bahkan hanya sekedar mendengar cerita yang belum pasti. Ia bertanya karena Johan telah berpengalaman daripada rekan-rekannya,

" Ada banyak sebetulnya ,bahkan mungkin saja masih ada harimau atau celeng di hutan ini, oiya apalagi di dekat hutan bambu sana ,ada banyak sarang ular-ular berbisa seperti kobra, king kobra, dan lain-lain. Yang pasti kita harus bersama-sama ,selalu waspada ,dan jangan kehilangan fokus, khususnya kamu Ahmad ." Jawab Johan.

Hari semakin sore, hujan lebat masih menyelimuti hari pertama mereka, untunglah mereka telah mempersiapkan bekal untuk menghadapi kondisi seperti itu,hujan perlahan berhenti ketika waktu maghrib, merekapun segera beribadah lantas membuat api unggun ,mereka pun sembari menghangatkan diri duduk berputar mengelilingi api unggun .

Tak lama kemudian mereka mendengar seperti ada langkah yang besar berlari cepat yang seperti sedang mendekat menuju tenda mereka ,serentak mereka semua memasang kuda-kuda meski belum tahu apa yang ada di depan.

" Iwan, ambil sentermu Wan, coba sorot sebelah sana, sepertinya ada yang sedang mendekat kesini." Seru Johan.

Setelah iwan mengambil senter dan segera mengarahkan senternya menuju semak-semak terlihat ada celeng yang sedang berlari menuju tenda mereka ,mereka pun panik , tanpa pikir panjang, segera saja mereka semua berhamburan berlari menyelamatkan diri masing-masing. Celeng itu berukuran cukup besar.

" Lari semua, akan berbahaya jika celeng itu menyeruduk kita. " Teriak Iwan.

Johan lantas memanjat pohon ,Iwan berlari menuju pohon besar, Ahmad mengambil Salah satu kayu kering dan berlari ke arah hutan bambu. Sementara itu, Cindy dan Selly mereka bersama-sama melarikan diri menuju ke sungai.

Celeng itu sepertinya entah sedang mencari apa, terlihat seperti mencari makan. Namun ia takut dengan api unggun yang ada tak jauh dari tenda.

"Aku harus mengusir celeng itu ,tapi bagaimana caranya ,sedangkan aku ada di atas pohon, ah aku tahu, bagaimana dengan ranting pohon ini." Ucap Johan dalam hatinya.

Kemudian Johan melempari celeng tersebut menggunakan ranting pohon ,lantas celeng tersebut berlari menuju hutan bambu. Namun ,hutan bambu tersebut merupakan persembunyian Ahmad ,dengan kaki gemetar Ahmad mencoba mencari cara ,agar bisa selamat dari serudukan. Ia berjalan sedikit lebih jauh masuk ke hutan bambu, tetapi ia malah menjumpai hal yang Tak dibayangkan sebelumnya.

(menghela napas)," Sepertinya disini lumayan aman,tapi makhluk apa itu, seperti kain putih yang terbang, tunggu dulu,ia duduk di atas pohon apakah itu kuntilanak wajahnya seperti membusuk dengan rambut panjang hingga ke telapak kaki, bagaimana ini itu sepertinya makhluk halus, apa yang harus aku lakukan." Tanya Ahmad dalam hatinya.

Ahmad sebenarnya sudah sangat merinding, saat itu ia hanya bisa berdoa dan memberanikan diri untuk memilih kembali menuju perkemahan.

" Aku harus kembali, aku harus kembali." Gumam Ahmad dalam hati.

Ia sejujurnya lebih takut dengan makhluk halus daripada binatang buas. Dengan langkah terburu-buru akhirnya dia bisa kembali ke tenda ,Johan pun turun dari pohon.

" Situasinya sudah aman, Iwan,Cindy , Selly, kembalilah." Seru Johan.

Tak lama Kemudian ,Iwan pun muncul ,begitu juga dengan Cindy dan Selly. Kemudian Ahmad mengajak teman-temannya untuk masuk ke tenda, setelah di dalam tenda, Ahmad menceritakan pengalamannya ketika tengah bersembunyi di hutan bambu, ia melihat makhluk halus.

" Ketika celeng itu berlari ke arah persembunyianku, aku memutuskan untuk lebih jauh masuk ke hutan bambu, dan di atas pohon besar aku melihat kuntilanak." Ucap Ahmad.

Mereka semua terkejut ,dan hanya bisa tertegun mendengar yang membuat suasana menjadi tegang, Ahmad berkata ia memikirkan pesan yang mungkin ada dari pihak mereka.

" Sepertinya mereka (penghuni hutan ini) ingin menyampaikan suatu pesan padaku, aku yakin karena sedari awal hanya aku yang bisa melihat keberadaan mereka." Kata Ahmad.

BERSAMBUNG....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!