NovelToon NovelToon

THE LAZY SOVEREIGN: I JUST WANT TO SLEEP, BUT THE SYSTEM MAKES ME OMNIPOTENT

Bab 1 : Kematian dan Kelahiran Kembali yang Menyebalkan

BRAAAK!

Suara logam beradu dan kaca pecah adalah hal terakhir yang didengar Kang Ji-Ho sebelum dunianya menjadi gelap. Rasa sakit yang tajam menyambar sesaat sebelum kesadarannya padam. Pikiran terakhirnya bukanlah penyesalan mendalam atau kilasan hidup, melainkan sebuah keluhan yang sangat biasa. "Aduh, laporannya belum selesai... besok pasti dimarahin bos lagi. Capek banget."

Lalu, bukanlah kegelapan abadi yang menyambutnya, melainkan sebuah sensasi aneh, seperti ditarik melalui terowongan yang panjang dan berputar. Ketika dia akhirnya bisa membuka mata kembali, yang disambutnya adalah cahaya menyilaukan dari sebuah jendela kuno, bukan lampu neon ruang gawat darurat.

Ji-Ho mengerang. Kepalanya berdenyut-denyut, bukan karena benturan, tapi karena banjir memori asing yang memaksakan diri ke dalam benaknya. Tubuhnya terasa lemas dan pegal-pegal, seperti bukan miliknya sendiri. Dia mengangkat tangannya—sebuah tangan yang lebih halus, lebih muda, dan tidak ada bekas jam tangan atau kalung yang selalu dia kenakan.

"Ah, dia sudah bangun! Cepat beri tahukan Nyonya!" "Feng'er,cucuku, kau baik-baik saja? Kau sudah pingsan cukup lama!"

Beberapa wajah asing dengan pakaian tradisional Tiongkok menatapnya dengan campuran kekhawatiran dan kelegaan. Ji-Ho langsung sadar. Ini bukan tubuhnya. Ini bukan dunianya. Kenangan yang membanjiri kepalanya memberitahunya sebuah nama: Ling Feng. Seorang bangsawan muda dari sebuah klan cultivation yang bernama Klan Ling. Seorang yang dikenal luas sebagai pemalas yang tidak berbakat dan tidak punya motivasi, aib bagi keluarganya yang sudah terpuruk.

Bagaimana menyebalkan, pikir Ji-Ho dengan jengkal yang dalam. Bahkan setelah mati dan dapat kehidupan baru, aku masih harus berurusan dengan drama kantor... eh, drama klan. Dan dapatnya jadi orang malas pula. Sesuai banget sama diriku, sih.

Dia menyapu pandangannya ke sekeliling kamar yang megah namun terlihat usang dan kurang terawat. Ini mencerminkan keadaan klannya—dulu jaya, kini hampir punah.

"Keluar," katanya, suaranya serak karena jarang digunakan, namun mengandung hawa dingin yang tidak dimiliki oleh Ling Feng yang asli.

Orang-orang di sekitarnya, yang terdiri dari pelayan dan seorang wanita paruh baya yang可能是 bibinya, terkejut. Ada sesuatu yang sangat berbeda dari Ling Feng. Bukan lagi raungan anak manja yang cengeng, tapi sebuah perintah yang tidak bisa ditolak, berwibawa, dan... berbahaya.

"Tapi, Feng'er— kata sang bibi, mencoba mendekat.

"AKU BILANG KELUAR!" raung Ji-Ho, dan sebuah tekanan tak terlihat—sisa-sisa kemarahan jiwanya yang sekarat dari kehidupan sebelumnya—meledak keluar tanpa dikendalikan. Para pelayan dan sang bibi langsung mundur ketakutan, hampir tersandung jubah mereka sendiri, sebelum bergegas meninggalkan kamar dengan wajah pucat.

Ji-Ho menghela napas lega. Akhirnya sepi. Sekarang, waktu untuk mencoba memahami kekacauan ini.

Tiba-tiba, tanpa peringatan, sebuah jendela biru hologram yang transparan dan futuristik muncul di depan matanya, kontras sama sekali dengan suasana kamar kuno itu.

[Sistem Kultivasi Kemalasan Ultimate Terdeteksi!] [Mencocokkan frekuensi jiwa... cocok!] [Host baru teridentifikasi: Ling Feng (Ji-Ho)] [Tingkat Kultivasi: Tidak berbakat (Tingkat 0)] [Kondisi Fisik: Lemah. Kurang tidur.] [Tugas Pertama: Berbaring dan bersantai selama 30 menit tanpa berpikir keras tentang masalah duniawi.] [Reward: Pembukaan Meridian Dasar, +50 Titik Qi Murni Awal.]

Ji-Ho mengerutkan kening, lalu perlahan-lahan sebuah senyum tipis muncul di bibirnya. Sistem? Cultivation? Dan tugas pertamanya adalah... bersantai?

Heh, pikirnya, rasa jengkalnya mulai menghilang digantikan oleh rasa penasaran dan sedikit hiburan. Ini baru sistem yang cocok untukku. Tidak perlu meditasi berjam-jam atau latihan menyiksa. Cukup tidur dan bersantai. Aku mungkin bisa menyukai dunia baru ini.

Tanpa basa-basi lagi, dia membenarkan bantalnya yang empuk, menutup matanya, dan benar-benar berusaha untuk mengosongkan pikirannya. Baginya yang sudah lelah dengan kehidupan korporat yang melelahkan, ini adalah tugas termudah di dunia. Dia adalah profesional dalam hal bermalas-malasan.

Tiga puluh menit berlalu dalam keheningan.

[Tugas Selesai!] [Reward diberikan.]

Seketika, sebuah energi hangat yang belum pernah dia rasakan sebelumnya—murni, kuat, dan vital—mengalir deras dari pusarnya ke seluruh tubuhnya. Rasanya seperti seluruh pori-porinya terbuka dan disiram air kehidupan. Otot-ototnya yang pegal menjadi rileks, pikirannya menjadi jernih sekali, dan dia merasa... kuat. Jauh lebih kuat daripada sebelumnya. Bahkan lebih kuat daripada saat dia menjadi Kang Ji-Ho.

Luar biasa, pikirnya dengan kagum. Hanya dengan berbaring dan tidak melakukan apa-apa, aku menjadi lebih kuat. Sistem ini benar-benar dibuat untuk orang malas sepertiku.

Tiba-tiba, kedamaiannya pecah. Pintu kamarnya dibanting terbuka dengan suara keras.

"Ling Feng! Dasar sampah pemalas! Kau pikir dengan pura-pura pingsan kau bisa lari dari tanggung jawabmu?!" seorang pemuda berbadan tegap dengan jubah klan lain—berdasarkan memori Ling Feng, dia adalah Chen Gang dari klan saingan—berdiri di sana dengan wajah penuh penghinaan dan amarah. "Keluarkan nyonya tua bibimu dan serahkan sisa lahan kultivasinya kepada Klan Chen sebelum kami menghancurkannya sepenuhnya!"

Ji-Ho membuka mata perlahan. Matanya yang tadinya mengantuk sekarang memancarkan kilauan berbahaya yang membuat Chen Gang sedikit instingnya berteriak untuk mundur.

"Kau," kata Ji-Ho, suaranya datar dan dingin, seperti es yang menyentuh tulang belakang. "Kau mengganggu istirahatku."

Bab 2: Sistem untuk si Pemalas Ultimate

Ji-Ho memandangi Chen Gang di depannya yang masih menyeringai dengan penuh penghinaan. Ingatan Ling Feng yang lama memberitahunya bahwa ini adalah Chen Gang, anak muda dari Klan Chen yang sering mencari-cari masalah dan merasa berkuasa karena kemunduran Klan Ling.

"Kau tuli, sampah? Berlutut dan serahkan lahan itu, atau aku akan memberimu pelajaran yang tidak akan kau lupakan!" hardik Chen Gang lagi, melangkah lebih dalam ke kamar dengan sikap agresif.

Ji-Ho menguap lebar, sangat lebar. Suara itu mengganggu ketenangannya. Sistem di depan matanya langsung bereaksi terhadap gangguan tersebut.

[Misi Spontan: Jaga Kemandirian Tempat Tidur.] [Hilangkan gangguan dengan cara paling efisien.] [Reward: Seni Beladiri - 'Telapak Tidur Berdarah' (Tingkat Awal)]

Hilangkan gangguan? Dengan cara paling efisien? pikir Ji-Ho, merasa semakin tertarik dengan sistem ini. Sempurna. Aku memang malas bergerak.

Dia tidak bangun dari tempat tidurnya yang nyaman. Dia hanya menggerakkan tangannya dengan malas, seolah-olah mengusir lalat yang mengganggu. Namun, energi Qi Murni yang baru saja dia dapatkan—50 titik yang masih segar dalam meridiannya—mengalir dengan sendirinya sesuai insting barunya. Energi itu membentuk telapak tangan energi yang tak terlihat, berwarna kebiruan samar, dan meluncur ke arah Chen Gang dengan kecepatan tinggi.

Chen Gang tertawa terbahak-bahak, melihat gerakan lemah Ji-Ho. "Apa itu? Gerakan lemah si pecund—" Ucapannya terputus tiba-tiba.

THUD!

Telapak tangan energi itu menghantam dadanya dengan kekuatan yang tidak terduga, seolah-olah dia ditabrak batu raksasa. Chen Gang terlempar ke belakang, menabrak dinding kayu solid dengan keras hingga kayunya retak, dan kemudian rubuh tak bergerak di lantai. Matanya membelalak lebar, dipenuhi ketakutan dan ketidakpercayaan yang mendalam. Darah mengucur deras dari sudut bibir dan hidungnya. Napasnya terengah-engah dan tersendat-sendat, cultivationnya yang masih rendah nyaris hancur berantakan hanya oleh satu pukulan sederhana itu. Rasa sakit yang luar biasa membuatnya tidak mampu bersuara.

Ji-Ho mengangkat satu alis, sedikit terkejut. Lumayan kuat untuk hanya berbaring dan melambai. Sistem ini cukup berguna.

[Misi Selesai! Reward diberikan.]

Seketika, pengetahuan mendalam tentang sebuah seni bela diri yang aneh dan mematikan langsung terserap ke dalam benaknya. Itu adalah teknik yang disebut 'Telapak Tidur Berdarah'—sebuah seni bela diri yang dirancang khusus untuk membunuh dengan efisiensi maksimal, menggunakan sedikit mungkin energi dan gerakan, cocok untuk seseorang yang terlalu malas untuk bertarung secara konvensional.

Beberapa pelayan yang mendengar keributan berani mengintip dari balik pintu. Wajah mereka langsung pucat pasi melihat Chen Gang dari Klan Chen tergeletak tak berdaya dan Tuan Muda mereka, Ling Feng, masih bersantai dengan santai di tempat tidurnya, bahkan tidak berkeringat.

"Bawa sampah ini kembali ke Klan Chen," kata Ji-Ho dengan suara datar dan tanpa emosi, tidak lebih bersemangat daripada saat memerintahkan untuk menyedot debu. "Dan sampaikan pesanku yang sangat jelas. Langkah berikutnya ke wilayah Ling, oleh siapa pun dari Klan Chen, akan dianggap sebagai deklarasi perang. Dan perang dengan kami tidak akan berakhir dengan perundingan. Itu akan berakhir dengan pemusnahan total Klan Chen. Sekarang, pergi. Kau mengotori lantai kamarku."

Para pelayan itu buru-buru menarik tubuh Chen Gang yang setengah pingsan dan mengerang kesakitan, ketakutan setengah mati baik pada ancaman Ji-Ho maupun pada perubahan drastis yang terjadi pada Tuan Muda mereka.

Ji-Ho mengabaikan mereka dan segera memfokuskan perhatiannya kembali pada sistemnya. Dia membuka antarmuka utama dengan pikirannya.

[Host: Ling Feng (Ji-Ho)] [Tingkat Kultivasi: Tahap 1 Pembukaan Meridian - Awal] [Seni Bela Diri: Telapak Tidur Berdarah (Tingkat Awal)] [Qi Murni: 60/100 (menuju Tahap 2 - Penguatan Meridian)] [Kondisi: Sedang Santai]

Dia juga melihat tab "Tugas Harian" yang berkedip-kedip.

[Tugas Harian: Nikmati semangkuk Sup Ayam Ginseng berkualitas tinggi tanpa gangguan.] [Reward: +20 Titik Qi Murni, Pencernaan sempurna tanpa rasa kembung.]

Ji-Ho tersenyum puas. Ini adalah sistem yang sempurna dan sangat memahami kebutuhannya.

"Hey, kamu," panggilnya pada seorang pelayan perempuan muda yang masih gemetar di pintu, mencoba untuk tidak melihat noda darah di lantai. "Bawakanku semangkuk sup ayam ginseng. Yang terbaik yang ada di dapur. Dan jangan lupa sendoknya."

Pelayan itu langsung membungkuk dan berlari ke arah dapur seperti dikejar harimau.

Sementara menunggu, Ji-Ho memeriksa ingatan Ling Feng yang tersisa lebih detail. Klan Ling dulunya adalah klan yang cukup dihormati di wilayah ini, tapi secara drastis merosot setelah kematian patriarknya (ayah Ling Feng) dalam sebuah kecelakaan berburu monster yang mencurigakan. Sekarang hanya tinggal segelintir anggota keluarga inti yang sudah tua, beberapa pelayan setia, dan banyak hutang yang menumpuk. Sumber daya cultivation mereka—tambang spirit stones kecil dan herb garden—nyaris habis dan sering diganggu oleh klan lain, terutama Klan Chen.

Kekacauan yang lengkap, pikirnya dengan dingin. Tapi setidaknya tempat tidurnya sangat nyaman. Dan sistem ini sepertinya bisa memperbaiki situasi dengan... caranya sendiri.

Supnya datang, masih mengepul panas dan mengeluarkan aroma yang menggiurkan. Ji-Ho menyantapnya dengan perlahan, menikmati setiap sendok kaldu gurih dan daging ayam yang lembut. Ini jauh lebih enak daripada makanan delivery di kehidupannya yang lalu.

[Tugas Harian Selesai! Reward diberikan.]

Gelombang energi hangat lainnya, meski lebih kecil dari sebelumnya, kembali membanjiri tubuhnya. Dia merasa cultivationnya menguat dan konsolidasi sedikit, mendorongnya lebih dekat ke tepi breakthrough ke Tahap 2.

Tak lama kemudian, Kepala Pelayan Lin, seorang pria tua yang setia dengan wajah penuh kerutan kekhawatiran, memberanikan diri masuk dengan sebuah gulungan kertas di tangannya. "T-Tuan Muda... ini... surat protes resmi dari Klan Chen. Mereka menuntut penjelasan atas... insiden tersebut dan menuntut ganti rugi yang sangat besar untuk cedera putra saudara kepala klan mereka. Mereka memberi waktu satu hari untuk memberikan tanggapan."

Ji-Ho bahkan tidak melihat surat itu. "Bakar."

"T-Tapi, Tuan Muda—" Kepala Lin bersiap untuk memprotes, kebiasaan lamanya melayani Ling Feng yang pengecut sulit dihilangkan.

Ji-Ho menoleh, dan pandangannya yang dingin dan berisi ancaman yang tak terlihat membuat kata-kata Kepala Lin tersangkut di tenggorokan. Aura yang dipancarkan Ji-Ho sekarang berbeda sama sekali.

"Aturan nomor berapa?" tanya Ji-Ho dengan suara datar, seolah mengulangi pelajaran pada anak kecil.

Kepala Lin gemetar hebat, merasakan tekanan itu. "A-Aturan nomor dua... Yang menentang perintah Tuan Muda... mati saat itu juga."

"Jadi, kau menentang perintahku untuk membakar surat itu?"

"TIDAK! Sekali-kali tidak, Tuan Muda! Permisi!" Kepala Lin langsung bergegas keluar, hampir tersandung ambang pintu. Beberapa detik kemudian, bau kertas terbakar tercium dari halaman.

Ji-Ho mengangguk, puas. Sistem ini dan aturannya bekerja dengan baik. Dia berbaring kembali, merasa sedikit mengantuk setelah makan. Mungkin tidur siang akan memberinya lebih banyak kekuatan atau setidaknya, tugas baru yang menyenangkan.

Dia tertidur dengan mudah, sementara di luar, nama "Ling Feng" mulai dibisikkan dengan nada baru di antara para pelayan dan sisa anggota klan: bukan lagi ejekan, tapi ketakutan dan rasa ingin tahu yang bercampur. Bisikan tentang "perubahan drastis Tuan Muda" dan "insiden dengan Chen Gang" menyebar seperti api. Sang Pemalas telah benar-benar bangkit, dan dunianya yang baru yang awalnya menyebalkan, mulai terlihat sedikit lebih menarik.

Bab 3: Ancaman yang Datang Serta perekrutan anggota Overpower Yang pertama

Ji-Ho terbangun keesokan harinya oleh sinar matahari yang menyelinap melalui jendela. Dia merasa lebih segar dan berenergi daripada yang pernah dia rasakan dalam kedua kehidupannya. Sistem dengan setia menyambutnya.

[Tugas Pagi: Regangkan tubuh selama 5 menit sambil masih berbaring di tempat tidur.] [Reward: Fleksibilitas +5%, Peredaran Qi +10% untuk 1 jam.]

Mereka memikirkannya, pikir Ji-Ho dengan senyum puas. Dia melakukan peregangan malas, menguap lebar. Sensasi energi halus mengalir melalui otot-ototnya.

[Tugas Selesai! Reward diberikan.]

Dia memeriksa statusnya. Qi Murninya sudah di 80/100. Beberapa tugas santai lagi dan dia akan突破.

Kepala Pelayan Lin masuk dengan hati-hati, membawa sarapan dan segelas air. "T-Tuan Muda, ada kabar dari penjaga gerbang. Klan Chen... mereka mengerahkan orang. Seorang Tetua Chen datang dengan beberapa murid. Mereka menuntut audiensi." Suaranya bergetar.

Ji-Ho menyantap sarapannya dengan tenang. "[Tugas Harian: Nikmati sarapan tanpa gangguan.] Jangan biarkan siapa pun masuk. Aku akan menemuinya setelah selesai."

Lin membungkuk dan pergi, sedikit lebih tenang melihat ketenangan tuannya.

Ji-Ho menyelesaikan sarapannya.

[Tugas Harian Selesai! +15 Qi Murni.]

Dia akhirnya bangkit dari tempat tidur, merasa energi baru berdenyut di dalam dirinya. Dia berjalan ke aula utama dengan langkah malas, masih mengenakan jubah tidurnya.

Di aula, seorang pria tua berjanggut panjang (Tetua Chen) dan empat muridnya berdiri dengan angkuh. "Ling Feng! Anak tidak tahu diri! Keluarkan dirimu dan bersiaplah untuk dihukum!" hardik sang Tetua.

Ji-Ho menguap. "Kau berisik. Kau mengganggu ketenanganku." Dia bahkan tidak melihat mereka, malah memeriksa kukunya.

Merasa dihina, Tetua Chen menggeram dan meluncurkan serangan, tangannya berubah menjadi cakar besi yang mengerikan. "[Seni Bela Diri Klan Chen: Cakar Elang Besi!]"

Ji-Ho bahkan tidak menghindar. Dia baru saja mempelajari 'Langkah Menguap' dari sistem sebagai reward untuk menyelesaikan semua tugas paginya. Dengan gerakan malas yang hampir tidak terlihat, tubuhnya bergeser beberapa inci, cukup untuk menghindari serangan itu.

"Kurang ajar!" Tetua Chen semakin marah dan menyerang lagi.

Ji-Ho mendesah. Dia tidak punya waktu untuk ini. Dia mengaktifkan 'Telapak Tidur Berdarah'. Tangannya bergerak cepat, menepis serangan Tetua Chen dengan telapak tangannya yang sekarang dipenuhi Qi Murni.

KRAK!

Suara tulang patah terdengar jelas. Bukan tulang Ji-Ho, tapi tulang lengan Tetua Chen. Energi dari 'Telapak Tidur Berdarah' langsung menghancurkan pertahanan dari dalam.

Tetua Chen berteriak kesakitan. "I-Impossible!"

Ji-Ho tidak berhenti. Gerak kakinya yang masih pemula membawanya mendekat. Sebelum Tetua Chen bisa bereaksi, telapak tangan Ji-Ho sudah menempel di dadanya.

"Sudah kubilang," bisik Ji-Ho dengan nada bosan. "Aku malas berdebat."

DEEM!

Energi mematikan menyusup ke dalam tubuh Tetua Chen. Matanya membelalak, darah mengucur dari mulutnya, lalu dia rubuh ke lantai, tak bernyawa. Hanya dalam dua gerakan.

Empat muridnya membeku ketakutan.

Ji-Ho memandangi mereka. "Kalian. Bawa mayat ini kembali ke klan kalian. Sampaikan pesanku untuk terakhir kalinya. Langkah berikutnya ke wilayah Ling, berarti perang pemusnahan. Sekarang, pergi."

Keempat murid itu gemetar, mengambil mayat Tetua Chen, dan kabur dengan wajah pucat ketakutan.

[Misi Spontan: Hadapi Ancaman dengan Efisien. Selesai! Reward: +100 Qi Murni, 'Langkah Menguap' ditingkatkan ke Tingkat Menengah.]

Gelombang energi yang besar membanjiri Ji-Ho. Dia merasa tubuhnya bergetar.

[Selamat! Tingkat Kultivasi Host telah突破 ke Tahap 2 - Penguatan Meridian!]

Kekuatannya meningkat pesat. Meridiannya mengembang dan mampu menampung lebih banyak Qi .Dia berbalik dan melihat para pelayan dan sedikit anggota klan yang tersisa memandangnya dengan campuran rasa takut, kagum, dan sedikit harapan.

"Ada apa?" tanyanya datar.

Seorang gadis muda, mungkin seumuran tubuhnya, memberanikan diri maju. Dia cantik, tapi matanya kosong, seperti orang buta. Namun, dia berjalan dengan percaya diri, seolah bisa melihat.

"Tuan Muda," katanya dengan suara lembut tapi jernih. "Kekuatanmu... jalannya aneh. Aku tidak bisa melihatnya dengan jelas. Seperti kabut."

Ji-Ho tertarik. Ini pertama kalinya ada yang menyadari sesuatu yang berbeda.

"Kau buta, tapi bisa 'melihat' cultivation?" tanyanya.

"Aku melihat aliran takdir, Tuan Muda," jawab gadis itu. "Dan takdirmu... sangat tebal dan gelap. Tidak seperti orang lain."

Ji-Ho tersenyum. Ini menarik. Orang yang OP tapi terbuang.

"Siapa namamu?"

"Xiao Mei, Tuan Muda. Aku hanya pelayan rendahan di dapur."

"Xiao Mei, mulai sekarang kau bukan lagi pelayan dapur. Kau adalah penasihat pribadiku. Tugasmu adalah 'melihat' jika ada bahaya yang mendekat yang bisa mengganggu kemalasanku. Gajimu dua kali lipat."

Xiao Mei terkejut, lalu tersenyum kecil. "Terima kasih, Tuan Muda."

Ji-Ho mengangguk, puas. Dia kembali ke kamarnya, mengabaikan tatapan takjub dan takut dari setiap orang yang dia lewati. Dia punya tujuan yang lebih penting: mencoba tugas baru dari sistem.

[Tugas Baru: Berbaring dan dengarkan alunan angin selama 15 menit. Reward: Pemahaman Dasar tentang Aliran Udara di Sekitar.]

Dia berbaring, menutup matanya, dan mendengarkan. Dunia luar mungkin menganggapnya arogan atau gila, tapi baginya, ini adalah cara cultivation yang paling masuk akal. Kenapa berkeringat kalau bisa santai? l

Sementara itu, berita tentang kematian Tetua Chen menyebar seperti wildfire. Klan Chen gempar. Klan-klan kecil di sekitarnya mulai memperhatikan. Sesuatu yang besar telah berubah di Klan Ling, dan nama Ling Feng mulai dibisikkan dengan perpaduan rasa takut dan hormat.

Ji-Ho, sang penguasa baru dari semua kekacauan ini, sudah tertidur pulang, didengarkan oleh angin dan kekuatan yang terus bertambah dalam tidurnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!