Prolog dan Perkenalan
Menceritakan seorang gadis yang ta'at akan agama yang bernama RUBBYANA HUMAYRAH, Gadis yang akrab disapa dengan Ruby itu kuliah di salah satu kampus ternama di kotanya, walau masih kuliah dia juga seorang pengusaha, di usianya yang terbilang masih tergolong muda yaitu 22 tahun Ruby sudah memiliki usaha coffe syop yang lumayan terkenal, usahanya juga sudah memiliki beberapa anak cabang di dalam kota maupun di luar kota. Namun sayang tak banyak yang mengetahui kalau Ruby adalah seorang pengusaha muda.....
Ruby berasal dari keluarga yang terbilang berkecukupan, ayah nya yang bernama ALI ABDUL RAHMAN adalah pengusaha yang sukses di kotanya sifatnya tegas namun penuh kasih sayang, ibunya yang bernama SITI HUMAYRA adalah seorang ibu rumah tangga, sifatnya ramah dan penuh kasih sayang terutama kepada putri satu satunya..
Walaupun berasal dari keluarga yang kaya dan dia juga seorang pengusaha, tak membuat Ruby besar kepala bahkan banyak fasilitas mewah yang di berikan oleh orang tuanya dan yang di beli dengan hasil uang sendiri namun satupun tak Ruby gunakan, dia lebih suka menggunakan kendaraan umum, saat teman temannya bertanya jawaban nya simple agar mengurangi populasi udara, Ruby hanya akan menggunakan fasilitasnya saat waktu tertentu saja atau saal
sedang terdesak...
Suatu hari Ruby di jodohkan oleh kedua orang tuanya dengan anak sahabat ayahnya yang berasal dari keluarga yang sangat terpandang di kotanya, awalnya Ruby menolak perjodohan itu karna dia masih kuliah namun karna bujukan dan rayuan dari kedua orang tuanya akhirnya mau tidak mau Ruby menyetujuinya. ALEXSANDER ABRAHAM atau lebih di kenal dengan pak Alex adalah seorang pengusaha yang sangat sukses yang 5 tahun lalu seluruh perusahaan nya telah di serahkan kepada putra pertamanya, mereka bisa di bilang keluarga terkaya nomor satu di kotanya,sifatnya tegas dan humoris, istrinya bernama SABINA ABRAHAM dia juga seorang ibu rumah tangga sifatnya ramah dan penuh kasih sayang, mereka memiliki dua orang anak, yang pertama laki laki dan yang kedua perempuan..
ALVANO PUTRA ABRAHAM seorang pria yang sangat tampan berkulit putih hidung mancung tinggi badan 185 cm, dia seorang pengusaha muda, di usianya yang menginjak 27 tahun Alvano dinikahkan atau lebih tepat di jodohkan dengan anak teman papanya, saat pertama Alvano sangat menentang perjodohan ini karna dia sudah memilik seorang kekasih yang sangat dia cintai, namun karna ancaman sang mama yang akan mencelakai dirinya kalau dia tak menerima perjodohan ini akhirnya dengan terpaksa Alvano menerima perjodohan ini..
RUBBYANA HUMAYRAH
ALVIANO PUTRA ABRAHA
ANDRA KASELL
RIKO SEBASTIAN
CRISTYANI CICLAU
ANISA SALSABIL
VIONA PUTRI ABRAHAM
🤗🤗🤗🤗🤗...
"Assalamu'alaikum... Bunda Ruby pulang!!" ucap seorang gadis setengah berteriak masuk kedalam rumah dan menuju dapur.
"Wa'alaikumsalam.. eh anaknya Bunda udah pulang" jawab Bunda Siti yang tangan nya sudah di cium oleh anak gadisnya itu.
"Kenapa talat By??" sambung Bunda Siti lagi.
"Tadi mampir ke Caffe bentar Bun, bareng Nisa dan juga Cresti" sahutnya sambil melihat lihat.
"Kenapa tidak mengajak mereka kerumah? udah lama Bunda ngak ketemu mereka" Ujar Bunda Siti.
"Lain kali Ruby ajak main kerumah, apa yang Bunda masak?" Ujarnya lagi.
"Ini, Bunda masak makanan kesukaanmu" sahut Bunda Siti.
Gadis itu mangut mangut.
"Yaudah sana gih mandi dulu, nanti turun kita makan malam" ucap Bunda Siti dan di angguki oleh Ruby.
Ruby, gadis itu langsung pergi dari hadapan Bundanya dan menaiki tangga menuju kamarnya.
"Jangan lupa solat azar dulu!!" teriak Bund Siti dari bawah.
"Iya Bunda" balas Ruby yang sudah berada dalam kamarnya.
Saat di dalam kamar Ruby meletakkan tasnya di atas nakas yang ada di dekat ranjang nya, lalu Ruby melepaskan hijabnya dan mengambil handuk kemudian berlalu kedalam kamar mandi.
setelah mandi dan berganti pakayan dengan baju tidurnya Ruby langsung menunaikan solatnya, sekitar 20 menit setelah solat Ruby merebahkan diri sejenak di atas ranjang miliknya.
Sembari menunggu waktu mangrib Ruby menggambil laptopnya yang ada di atas meja belajarnya untuk mengecek email yang di kirimkan oleh Santi tadi, Santi adalah orang kepercayaan nya dan juga menejer di Caffenya.
Setelah beberapa saat bergulat dengan laptopnya Ruby langsung berkemas dan menuju kamar mandi untuk menggambil wudhu karna waktu magrib telah tiba.
Setelah semuanya selasai Ruby mengenakan jilbab rumahannya lalu turun kebawah untuk makan malam bersama orang tuanya..
"Malam Ayah, malam Bunda" sapanya yang langsung ikut duduk di meja makan.
"Malam sayang" jawab keduanya.
"Gimana sama Coffe syop kamu By?" tanya Ayah Ali di sela sela makan.
"Alhamdulillah..lancar Yah"
"Kuliahnya gimana?" sambung Ayah Ali lagi.
"Lanchar jugha" jawab Ruby kurang jelas karna masih mengunyah makanan dalam mulutnya.
Setelah itu mereka melanjutkan makan malamnya sampai selesai.
"Ruby!" panggil sang Ayah yang kini sudah berada di ruang keluarga.
"Iya Ayah," langkahnya terhenti saat hendak menaiki tangga.
"Kesini sebentar"
Ruby langsung menuju ke arah Ayah Ali dan Bundanya.
"Ada apa Yah?" tanya Ruby yang sudah duduk di depan orang tuanya.
"Apa Ayah boleh menanyakan sesuatu?" Tanya Ayah Ali Hati hati.
"Tantu saja Ayah" sahut Ruby.
"Apakah selama ini Ruby mempunyai pacar?" tanya Ayah menatapnya dengan serius.
H**ah kenapa tiba tiba Ayah nanyakin itu" batin Ruby
"By..?" panggil Bunda Siti lembut, melihat anaknya yang diam.
"Ah iii..iya Bun, e..eeh maksud Ruby belum punya kok Yah" jawab gadis itu gugup, sebenarnya saat ini ia sedang PDKT dengan Andra, salah satu vamos di kampusnya, namun dia gak mungkin kan bilang sama orang tuanya.
"Kenapa memangnya Yah?"
"Alhamdulillah kalau belum punya" ucap Ayah Ali lega dan tersenyum ke arah istrinya
Membuat Ruby semakin merasa bingung.
Ke**napa perasaan ku gak enak ya, dari reaksi Ayah dan Bunda kenapa...." batin Ruby.
"Jadi begini, Ayah sama Bunda sudah merencanakan perjodohan kamu dengan anaknya teman Ayah" ucap Ayah Ali dengan senyum di wajahnya
"Hah, perjodohan??" Ucap Ryby setengah kanget.
N**aaah kaan, firasat ku selalu bener, kok jadi bahas perjodohan siih" batin Ruby.
"Iya... kamu mau kan By??" tanya Bunda Siti.
"Bukanya Ruby gak mau Bun,ta..tapikan Ruby masih kuliah, langian Ruby masih muda juga,kenapa harus nikah?" Ujar Ruby pelan tak berani menatap langsung kedua mata orang tuanya.
"Di Karnaka Ruby masih muda makanya kamu harus nikah, biar nanti gak jadi fitnah" jawab Ayah Ali yang mulai serius, bahkan kini tak ada lagi senyum dari wajah sang Ayah.
"Tapi Ayaaah..."
"Sayang, yang di katakan Ayah itu benar, menikah lebih cepat itu lebih baik, dan juga mereka berasal dari keluarga baik baik kok, nanti kamu juga pasti akan suka sama orangnya" sambung Bunda Siti lembut.
G**imana bisa suka, kalau orangnya saja gak kenal" batin Ruby.
"Lalu gimana sama kuliah Ruby?" tanyanya yang sekilah melihat kearah sang Ayah.
"Kalau masalah itu kamu jangan khawatir, meraka sudah bilang kalaupun kamu sudah menikah nanti kamu tetap masih bisa kuliah" jawab Ayah Ali.
"Huuufff, baiklah Ruby terima perjodohan ini" putusnya akhirnya.
Membuat kedua orang tuanya tersenyum bahagia dan berterimakasih padanya.
...****************...
"APA... di jodohkan??"
"Gak.. Vano gak mau di jodohkan, kita ini udah hidup di jaman modern bukan lagi di jaman dulu, Lagian Papa sama Mama kan tau kalau Vano udah punya Pacar dan ya kalau Vano menikah Vano cuman mau sama Amanda" ucap pria yang di panggil Vano dengan suara yang sedikit meninggi.
"Vano turunkan nada bicaramu" bentak Papa Alex yang sudah geram dengan anak pertamanya ini, "pokonya kamu tetap harus menikah sama anak teman Papa titik"
"Gak.. Vano tetap gak mau"
"Van... coba kamu pikirkan lagi, dia ini anaknya baik kok, ngak mungkin kan Papa sama Mama menjodohkanmu dengan sembarang orang, kalau masalah fisik dia juga cantik solheha lagi" Ujar sang mama lembut.
"Jadi maksud Mama, Amanda gak baik dan gitu?"
"Bukan gitu maksud Mama Van.."
"Ma, Pa,,Vano udah lama menjalin hubungan sama Amanda, dan Vano juga sangat mencintainya Mah, Pah, gak mungkin Vano ninggalin dia gitu aja,lagian Vano gak kenal juga sama anak teman Papa itu" sambung Vano masih mencoba membujuk Mama sama Papanya.
"Udahlah kak tinggal terima aja apa susahnya sih" ucap Viona santai yang masih mengunyah makanannya. dan langsung mendapatkan tatapan tajam dari sang kakak.
"Pokonya Papa gak mau tau kam..."ucap Papa Alex terhenti sejenak lalu melanjutkan lagi," kalau kamu gak mau menikah sama anaknya temen Papa oke fine" Ujar Papa Alex pada akhirnya membuat sang istri yang berada di samping melihat ke arahnya.
Mata Vano sudah berbinar saat mendengar ucapan sang Papa.
"Makas...." ucap Vano terhenti saat sang Papa kembali melanjutkan kalimatnya. membuat Vano tak percaya atas keputusan Papanya.
"Semua tanggung jawab kamu di kantor, mobil, apartemen, kartu kredit, Papa tarik" sambung Papa Alex dengan santainya.
Membuat mata Vano melongo mendengarnya.
Sedangkan Viona hampir menyemburkan makanan yang ada di dalam mulutnya saat mendengar itu.
"Maaa..." rengek Vano sama sang Mama.
Mama Bina hanya menganggkat kedua bahunya.
"Sudahlah terserah kalian saja" ucap Vano pasrah dan langsung pergi menuju kamarnya yang ada di lantai dua.
*************************
kampus
"Kamu kanapa By? pagi pagi muka udah di tekuk aja" tanya Crysti berbisik karna mereka sedang mengikuti pelajaran.
"Iya.. Ada apa sih By?" sambung Nisa.
"Nanti aja aku ceritain di kantin"
Mereka hanya mengangguk saja. dan melanjutkan pelajarannya.
"Jadi kamu kenapa!? kok murung banget tuh muka" tanya Nisa saat ketiganya sudah berada di kantin.
"Heemm, biasanya kan kamu yang paling cerewet" sambung Crysti.
"Aku di jodohin" ucap Ruby lirih.
"Oohh...."APA... DI JODOHIINN"
Karna teriakan Nisa dan Crysti membuat anak anak yang ada di kanti melihat ke mereka.
"Iiihh jangan teriak kenapa siih" ucap Ruby kesel sama kedua sahabatnya ini.
"Ya maap orang juga kaget, eh serius nih kamu di jodohin By?" tanya Crysti tak percaya.
"Menurut kalian?" ujar Ruby memutar matanya jengah.
"Yaa kalau dari ekpresi kamu sih beneran" jawab Nisa polos.
Ruby hanya menenggelamkan wajahnya kedalam lipatan tangan nya yang ada di meja.
"Terus gimana sama kak Andra?" tanya Nisa lagi.
Ruby mendongakkan kepalanya ke atas " aku juga gak tau" jawab Ruby sedih.
"Kamu gak coba nolak gitu By?" tanya Crysti.
"Udah,, tapi kan kalian tau gimana Ayah, yaa jadi gitu deh" jawab Ruby pasrah.
"Gimana orangnya? lebih tampan dari kak Andra ngak?, kamu udah ketemu belum" tanya Nisa lagi.
Ruby hanya menggelengkan kepalanya dan berdiri lalu melangkah pergi dari kantin dan di ikuti kedua sahabatnya, Nisa dan Crysti tak bisa berbuat banyak, karna ini adalah keputusan kedua orang tua Ruby, yaa sebagai sahabat yang baik hati mereka hanya bisa mendoakan sahabatnya saja..
Bersambung.....
____Happy Reading____
Hari ini adalah jadwal Ruby dan calon suaminya untuk melakukan fitting baju pengantin dan membeli cincin pernikahan, dan hari ini juga akan menjadi pertemuan pertama mereka..
Duuuh.. kok aku jadi gugup gini sih" batin Ruby
Saat sedang melamun di depan cermin meja riasnya terdengar suara ketukan pintu dari luar, membuyarkan lamunannya.
T****ok! T****ok! T****ok!
"By kamu udah siap belum?? itu calon suami kamu udah nunggu di bawah" ucap Bunda Bina dibalik pintu kamar.
"Ii..ya Bun bentar, pakek hijab dulu" jawab Ruby bohong, padahal dia sedang gugup.
"Cepetan ya sayang, kasihan tuh calon suami kamu nunggu kelamaan"
"iya Bunda..."
Ru**by kamu pasti bisa, gak usah takut dia itu juga manusia, hhuuuufff jangan gugup" batin Ruby menghilangkan ke gugupannya.
Sedangkan di ruang tamu..
"Sebentar ya Van, Rubynya lagi pakek hijab" ucap Bunda Bina lembut sambil tersenyum.
"Iya Tante" jawab Vano dan juga tersenyum.
"Yaudah Bunda tinggal ya,nanti kalau Rubynya udah turun kalian berangkat aja" Bunda Bina langsung pergi dari sana saat sudah di angguki oleh Vano
15 kemudian Ruby juga belum turun, hal itu membuat Vano kesal karna udah setengah jam dia di sini.
"Kemana sih tu cewek, dandanya lama banget, dari tadi gua tungguin belum nongol nongol juga" Vano bergumam dan gumanannya terhenti saat mendengar suara langkah kaki turun dari atas.
Membuat Vano langsung melihat ke arah asal suara.
Deg!
Sejenak keduanya saling menatap, namun tak berlangsung lama Ruby mengalihkan pandangannya ke arah lain..
Cih, udah hampir dua jam gue nungguin dia dandan, cuman seperti itu?' batin Vano mengejek.
ya Allah indah sekali ciptaanmu ini" batin Ruby.
"Ayok" ajak Vano tanpa melihat ke arah Ruby.
"Eh tunggu dulu, saya mau minta izin sama Bun-"
"Gak usah, udah di kasih izin" jawab Vano datar dan berlalu pergi keluar.
Ya ampun belum apa apa udah di tinggalin" gerutu Euby dan mengikuti langkah Vanno dari belakang.
Tak menunggu lama mobil Vano langsung membelah keramayan kota Jakarta.
Di dalam mobil keduanya saling diam, tak ada yang berbicara.
Heniing!!
Sesekali Ruby melirik ke arah Vano, namun yang di lirik malah fokus menyetir.
Ya Al**lah kok dia malah diem sih kan gak enak canggung gini, ngomong kek kalau begini terus bisa mati karna kecanggungan" batin Euby.
Saat Ruby inggin membuka pembicaraan tiba tiba....
"Turun" ucap Vano dingin dan datar.
"hah,,kok turun?" tanya Ruby yang masih tak melihat keluar jendela mobil.
Bukannya menjawab, Vano malah keluar dan meninggalkan Ruby di dalam mobil yang kebingungan , kemudian Ruby juga ikut turun karna gak mau di tinggal lagi
iiihh rese banget sih jadi cowok, main ninggalin terus" gerutu Euby membatin.
"Ooh ternyata udah sampek ya" gumamnya lagi terkekeh sendiri dan langsung menyusul Vano yang sudah masuk kebutik.
Setelah selesai dengan baju pengantin dan cincin, vVano mengajak Ryby untuk makan siang, karna jam sudah menunjukkan pukul 12 siang..
"Loe udah punya pacar??" tanya Vano yang sudah selesai makan.
Bukannya menjawab Ruby malah bengong sendiri.
"Hei.. loe udah punya pacar apa belom??"
"Ah. i..iya kenapa??" jawab Ruby yang sedikit kaget.
"lupakan" jawab Vano datar.
Kasar banget sih omongannya, apanya orang baik?
Hening..
Ruby dan Vano kembali terdiam, namun saat Euby hendak membuka mulut tiba tiba..
"Aku udah punya pacar!" ucap Vano santai, sambil memainkan ponselnya.
Bagai di sambar petir di siang bolong saat mendengar ucapan pria yang ada di depannya ini apa Ruby tidak salah sengar? Lalu kalau dia punya kekasih kenapa harus menikah dengannya?
"Loe jangan senang dulu, gue nikah sama loe itu karna terpaksa, dan kalau Papa gak ngancam gue, gua gak bakalan mau nikah sama loe" tambah Vano lagi dengan menohok, membuat Ruby kehabisan kata katanya.
Karna memang benar adanya pernikahan ini hanyalah sebuah perjodohan yang tanpa di dasari kata cinta.
Syuuut!
Vano melempar pelan selembar kertas ke atas meja. Ruby mengerutkan keningnya melihat benda tersebut.
"Apa ini?" tanya Ruby.
"Baca!"
Ruby menggambil lembaran itu dan membacanya, mata Ruby melebar saat sudah membacanya, bangaimana tidak saat sebuah pernikahan yang sakral dan suci di jadikan bahan candaan seperti ini,
"Maksud kamu ini apa?" tanya Ruby yang pura pura tak mengerti.
"Seperti yang loe liat, pernikahan ini hanya berlaku selama satu tahun sampai gue berhasil menjadi derektur utama di perusahaan setelah itu kita cerai loe bisa kembali ke kehidupan loe dan gue akan menikah dengan kekasih gue" jawab Vano dengan santainya seakan ini hanyalah sebuah lelucon.
Ruby tak bisa menjawab lagi atau bertanya, kini dia hanya menjadi pendengar yang setia. sekuat tenaga Ruby menahan air matanya agar tak terjatuh.
Dirinya hanya di jadikan alat.
Apa ini pria yang dikatakan baik oleh orang tuanya?
Apa dia akan memberitahu sifat asli dari anak teman Papanya ini?
Tidak...
Ia tak berani, tanggal pernikahan hanya tinggal hitung jari, semua kerabat jauh dan dekat sudah diundang, jika ia membatalkan pernikahan ini orang tuanya pasti akan menanggung malu.
"Jadi dalam pernikahan ini jangan pernah berharap akan ada cinta dari gue" ucap Vano lalu berdiri dan pergi...
"Ah ya.. loe pulang sendiri gue ada urusan" sambung Vano lagi sambil mengeluarkan beberapa uang seratus ribuan dan di letakkan di atas meja.
Kini Ruby sudah tak bisa menahan air matanya lagi, dia memukul pelan dadanya yang sesak, entah kenapa mendengar kata kata seperti itu dari calon suaminya membuat hatinya sakit.
Ya A**llah kenapa jadi begini, belum apa apa kenapa dia berbicara seperti itu?? Ya Allah jika memang enggkau memberikan dia sebagai jodohku, maka aku ikhlas untuk mejalaninya, walaupun nanti aku tak di harapkan dalam hidupnya, walaupun dia tak akan pernah mencintai ku tidak apa apa aku ikhlas, biarkan aku yang akan mencintainya, dengan sepenuh hatiku" batin Ruby dengan senyum yang di paksa.
*************************
Hari terus berganti dan tak terasa di mana hari yang ditunggu tunggu oleh kedua keluarga akhirnya tiba..
Ya hari ini adalah hari di mana Ruby menikah dengan Vano, tak banyak orang yang datang,hanya kerabat dekat,jauh dan kedua sahabat Ruby..
Begitu juga dengan keluarga Vano tak banyak yang datang, karna ini permintaan dari Vano dan juga Ruby agar pestanya di gelas sederhana saja..
Karna di balik itu semua ada alasan yang mereka sembunyikan masing masing..
Di dalam kamar yang sudah di hiasi begitu cantik..
"Masya Allah kamu cantik banget By" ucap Nisa kagum melihat Euby di hadapannya.
"Wah wah ini siapa Nis? kok ada bidadari di kamar Ruby? Ruby nya kemana??" Ujar Ceysti.
"Apaan sih Crys" balas Ruby tersenyum malu.
"Cie cieee yang bentar lagi udah jadi istri orang" goda Nisa lagi.
"Apa sih Nis"
"Cie cie malu mlau nih" tambah Ceysti.
"Udah udah siap siap acaranya udah mau di mulai" ucap Bunda Bina yang tiba tiba udah masuk kedalam kamar Ruby.
"By calon suami yang bentar lagi bakalan sah ganteng banget ya?" goda Crysti.
"Iya By, beruntung banget kamu dapet suami ganteng" Nisa menimpali.
Ruby hanya tersenyum Mendengar kedua sahabatnya itu.
A**ndai kalian tau kalau aku tak seberungtung yang kalian pikirkan, penikahan ini hanyalah penikahan di atas kertas" batin Ruby sedih.
Namun dia tak akan menunjukkan kesedihannya di depan kdua sahabatnya, mereka asyik mengobrol dan sesekali tertawa..
Sedangkan di bawah
"Saya terima nikah dan kawinnya Rubbyana Humayrah binti Ali Abdul Rahman dengan maskawin tersebut di banyar tuuuuunai"
"Bagaimana saksi? saah??"
"Saaaaahhh..."
"Alhamdulillah"
Didalam kamar Ruby dan juga kedua sahabatnya mereka mendengar Vano melafalkan ijab kobul dengan sekali tarikan nafas..
"Selamat ya By akhirnya kamu udah sah jadi istri seorang Alvano" ucap Crysti memeluk Ruby.
"Iya selamat ya By" sambung Nisa juga ikut nimbrung..
"Makasih" jawab Ruby dengan senyum yang dipaksa.
"Ayok kita turun" ajak Nisa dan di angguki keduanya.
Saat mereka turun semua orang yang ada di sana menatap ke arah tiga gadis yang sedang menuruni anak tangga, namun fokus mereka hana pada satu orang yang berada di tengah tengahnya.
Mereka semua seakan terhipnotis akan kecantikan yang di miliki oleh Ruby,termasuk Vano yang tanpa berkedip melihat ke arah Ruby.
Deg!
Cantik, benar kata Mama memang cantik, eeh.. mikir apaan sih gue, ingat Van loe punya Manda" batin Vano.
Ya Al**lah tampan sekali dia,apa benar dia suami ku sekarang? ah iya hanya suami di atas kertas" batin Ruby sedih
"Gila cantik banget bini loe Van" bisik Riko yang ada di sebelah Vano.
"Biaasa aja" jawab Vano datar.
Kini Ruby sudah berada tepat di hadapan Vano,Ruby tersenyum ke arah Vano.
Setelah itu mereka melakukan resepsi sesuai tradisi.
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!