NovelToon NovelToon

Suami Kedua

Episode 1 Perkenalan PERKENALAN

Aimi, adalah cewek dengan wajah lugu dan cantik. Dengan wajah yang dimilikinya, dia bisa saja mendapatkan semua yang dia inginkan.

Orang tua Aimi tidak terlalu kaya, tapi cukup buat makan sehari-hari.

Kemampuan gitar yang Aimi miliki saat SMA dan memiliki grup musik yang bernama power girl, membuat setiap laki-laki suka padanya. Hal ini membuat Aimi semakin merajalela menggoda tiap laki-laki yang dekat dengannya.

Harapan palsu selalu di lontarkan dengan lidahnya dan itu sangatlah mudah.

Cinta yang dia berikan pada setiap pacarnya hanya permainan saja. Itu semua hanya untuk menunjang kesenangannya sehari-hari.

Hingga suatu saat, dia terkena cobaan akibat perbuatannya sendiri. Suka memberi harapan palsu pada setiap lelaki membuatnya terkena batunya.

Satu laki-laki tak terima terhadap apa yang dilakukan Aimi sehingga nekat merusak seluruh hidupnya.

Biodata Pemeran :

Aimi usia 22 tahun, tinggi badan 151 cm, imut, cantik, wajah seperti arab, mata bulat, gak terlalu pintar, suka ngemil, suka pacaran hanya coba coba saja, suka memberi harapan palsu, ragu ragu.

Rio tunangan Aimi usia 23 tahun, kurus, ganteng, wajah putih, tinggi 170 cm, ambisius, pendendam, selalu mempertahankan apa yang dimilikinya, posesif.

Alex 25 tahun, cakep, wajah putih, tinggi badan 180cm, santai, playboy, suka banget sama Aimi, suka memberi, cuek pada wanita yang gak cocok di hatinya, mudah bosan.

Dio usia 18 tahun, adik kelas Aimi, tinggi badan 160 cm, tergila gila pada Aimi karena nafsu anak muda, belum banyak pengalaman. cakep melindungi Aimi dan rela berkorban. Matre.

Susi teman sebangku Aimi, tinggi badan 150cm, sabar pengertian suka ngeledek Aimi tapi hatinya baik.

Pak Darko ayah Aimi, pengertian dan sabar. Bu Darko ibu Aimi baik hati dan sabar.

Tania pacar Alex, tinggi 160cm kulit putih rambut panjang sebahu, manja, cemburuan, mudah marah.

Dokter Beni, duda keren, suka banget dengan Aimi, usia 40 tahun.

Isem kakak sepupu Aimi, Usia 23 tahun. Dia sering membantu jika Aimi sedang susah. Saat duduk di bangku kuliah, Isem mulai mempelajari ilmu supranatural tanpa ada orang yang mengetahui.

Pak Rudi, Asisten pribadi dokter Beni Usia 42 tahun adalah seseorang yang setia kepada dokter Beni dan menganggap Aimi seperti keponakannya sendiri.

Untuk pemeran lain banyak banget dan hanya datang dan pergi saja.

***************

Di Sekolah SMA Putra Bangsa

Susi teman Aimi datang menghampiri Aimi yang sedang duduk di depan kelas.

''Hai Aimi, tuh liat cowok kurus banget, sepertinya dia suka sama kamu, dari tadi lihat wajah kamu gak berkedip, kamu mau"? tanya Susi kepada Aimi.

Susi adalah teman sebangku Aimi yang setia. Dia sosok yang pendiam jika berinteraksi dengan teman lain, tapi jika bersama Aimi, dia akan bicara bebas dan vulgar. Itulah unik nya Aimi, bisa mengambil hati kawan sehingga bisa terbuka dengannya.

"Ah ya enggak ah Sus, Sus".

"Dia terlihat loyo dan kurang bergairah dalam hidup, cowok kayak gitu gimana bisa kuat untuk cium aku Susi Susi, ha ha ha ''.

Aimi menjawab perkataan Susi sambil menahan tawa.

"Ciye Aimi, jangan begitu, kalau didengar sama anaknya bagaimana"?

"Pasti sakit hati deh", ucap Susi.

Aimi tersenyum tipis melihat jawaban Susi yang ada benarnya juga.

"Ayo Susi, kita beli bakso saja di kantin, ucap Aimi.

"Ayo deh, eh aku hutang dulu ya"?,

"Uangku habis nih" ucap Susi

"Oke, aku traktir", ucap Aimi.

*******************

Di kantin Sekolah

" Aimi "

Cowok kurus itu memanggil Aimi dengan lantang dan mendekat dengan cepat kearahnya yang saat itu lagi santai makan bakso di warung bu kantin bersama Susi.

Hampir saja Aimi tersedak bakso, untungnya tidak jadi.

Aimi membalasnya dengan senyuman kecil dan bersamaan dengan itu pula entah kenapa jantung Aimi berdegup dan berirama tanpa jeda sedikitpun.

"Hai, ada apa kemari"? Tanya Aimi.

" Oh gak apa-apa, ada yang perlu aku bicarakan sama kamu" jawab Rio.

" Bicara apa"?

"Disini saja" pinta Aimi dengan nada ketus

"Oh atau kamu mau bayarin semua tagihan di bu kantin bersama Susi ya"? imbuh Aimi.

"Nanti aku pasti mau kamu ajak bicara", kata Aimi.

"Oke deh, nanti aku bayar semua tagihan kamu deh" jawab Rio.

"Oh kamu baik banget Rio, terimakasih ya"? ucap Aimi sambil tersenyum tipis

"Sama sama Aimi" jawab Rio.

"Ayo habiskan dulu makanannya, sebentar lagi aku ingin mengatakan sesuatu sama kamu", pinta Rio

Aimi melirik Susi yang sudah menghabiskan 2 porsi bakso.

"Aimi ini bukan hutang kan"? tanya Susi kepada Aimi.

Tampaknya Susi sadar sejak tadi diperhatikan oleh Aimi.

"Sudah tidak hutang, kan sudah dibayar sama Rio"? ujar Aim kepada Susi

"Oh iya bagus" jawab Susi sambil tersenyum senang.

"Terimakasih ya Rio sering-sering traktir kita" kata Susi

"Iya Susi" jawab Rio

Setelah selesai makan, Rio membayar semua tagihan bu kantin.

"Aimi aku tinggal dulu ya"?

"Kamu bicara dulu sama Rio, kalau sudah selesai, nanti panggil aku ya"? pinta Susi.

"Oke Susi, gimana sudah kenyang perutmu"?tanya Aimi.

"Kenyang banget berkat kamu dan Rio" jawab Susi.

Susi segera meninggalkan Aimi dan Rio. Dalam hatinya Susi berkata

"Semoga Aimi mendapat cowok yang benar benar baik, bagaimanapun juga dia sahabatku yang selalu ada buat aku".

Aimi mulai memandang Rio dengan tatapan matanya yang tajam, dan itu membuat hati Rio bergetar.

Keindahan mata Aimi membuat lamunan hati Rio melayang kemana-mana.

Mata Aimi bulat dan lentik seperti boneka. Dan Rio suka akan hal itu.

"Hai Rio kok melamun, katanya mau bicara padaku"?

"Ada apa"? Tanya Aimi membuyarkan lamunan indah Rio terhadapnya.

Rio terkejut dan berusaha menenangkan hatinya di depan Aimi.

"Oh ya Aimi maaf banget".

"Bagaimana kalau kita bicara dibelakang sekolah saja "?

"Aku lebih tenang mengatakannya"? tawar Rio.

" Oke, berhubung kamu sudah mentraktirku makan hari ini, aku menurut apa yang kamu pinta".

"Tapi hanya hari ini saja ya"? Besok sudah tidak" ucap Aimi ketus.

"Oke Aimi, jangan marah gitu nanti cantiknya hilang" jawab Rio.

"Oke deh" sahut Aimi.

Susi memperhatikan Aimi dan Rio yang saat itu sedang berjalan menuju ke belakang sekolah.

"Wah Aimi lagi ngapain sama Rio" gumam Susi dalam hati.

"Ah, bukan urusanku".

"Semoga saja Aimi dapat keberuntungan lagi dan aku juga ikut enak" gumam Susi dalam hati.

Aimi dan Rio berjalan menuju ke belakang sekolah.

Teman sekolah Aimi pun memperhatikan Aimi dan Rio.

Salah satu dari mereka berkata

"Beruntung banget Rio bisa jalan sama Aimi, apa mereka pacaran"?

Susi mendengar apa yang dibicarakan temannya langsung menjawab

"Enggak kok, mereka hanya ada urusan bisnis".

"Mungkin Rio butuh bantuan Aimi untuk menyelesaikan sesuatu" sanggah Susi membela Aimi.

"Oh iya deh" jawab teman Susi.

Di belakang Sekolah, akhirnya Rio mengatakan apa yang ingin dia katakan sejak tadi.

Dan itu membuat Aimi senang.

Bersambung.

Jangan lupa vote dan like komen ya kawan, karena ini membuat penulis semangat untuk menulis.

Episode 2 Acara Musik

ACARA MUSIK

"Aimi, kamu bersedia aku undang sebagai bintang tamu di acara musik yang aku kelola"?

Aimi langsung menjawab dengan singkat dan tanpa banyak kata.

"Oh ya mau banget, dalam rangka apa ya"? Tanya Aimi kepada Rio.

Rio mengungkapkan apa yang belum pernah dia ungkap sebelumnya.

"Aku sedang merayakan hari ulang tahun ku Aimi".

"Aku minta kamu untuk datang ke acara ku hari minggu tanggal 8 Maret nanti ya"?

"Tepat jam 6 malam kamu sudah harus sampai di lokasi".

"Tempatnya di gedung dekat gelora, sudah tertulis di surat undangan nya Aimi" Ucap Rio

"Oke lah aku siap". "Rio" ucap Aimi

Rio mengundang Aimi seminggu sebelum acara, sehingga Aimi mulai bersiap-siap latihan bersama teman-temannya.

Setelah selesai mengatakan apa yang diinginkannya, Aimi dan Rio sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing.

"Teng teng" bel sekolah berbunyi tanda jam sekolah usai.

"Waktunya pulang" Ucap Aimi dalam hati.

*********************

Di Tempat latihan musik

"Wahyuni."

Grup band kita diundang ama Rio teman kita, ayo kita latihan"! Ucap Aimi sambil menghampiri Wahyuni yang saat itu sedang duduk membaca koran.

Mendengar ucapan yang ducapkan oleh Aimi, Wahyuni menutup koran yang baru saja dibacanya, sambil berkata

"Ayo Aimi, lagu apa"? Ucap Wahyuni.

Aimi sambil nyemil permen yang belum habis berkata,

"Ayo kita tanya mas Andri saja, kita terima beres" Ucap Aimi.

"Sebentar ya, aku coba hubungi teman-teman dulu, semoga jadwal kita tidak berbenturan" Ucap Aimi lagi.

Aimi bergegas ke rumah mas Andri pelatih musik mereka dengan mengendarai sepeda motor hasil pinjam ke pacar Wahyuni.

Sampai di rumah mas Andri diperoleh kesepakatan bahwa latihan musik dilaksanakan mulai besok jam 3 sore.

Aimi langsung menghubungi teman-teman band nya yang lain dan alhamdulillah mereka bisa semua.

Satu hari sebelum acara, Wahyuni pemegang bas telah mempersiapkan apa yang akan dikenakan saat tampil konser besok, mulai dari make up dan pakaian gaul.

Wahyuni adalah anggota paling cantik di grup band power girl.

Wajahnya putih, rambut panjang sebahu, pintar, dan dia sudah mempunyai tunangan, panggil saja mas Dyan.

Kehidupan asmaranya biasa saja sesuai alur kehidupan, tanpa cobaan yang berarti.

Tiba waktu saat konser. Tepat Jam 3 sore, Aimi dan kawan-kawan sudah mempersiapkan diri dengan Make up minimalis mereka.

Alat make up, Wahyuni yang menanggung semua, sehingga mereka tinggal pakai saja.

Baju yang dipakai Aimi hasil dari meminjam ke Wahyuni. Waktu itu Aimi meminjam baju Wahyuni yang terbuka di atas dada, memakai rok pendek yang memperlihatkan paha sungguh seksi dilihat. Ini sosok Aimi jika memainkan gitarnya.

Wahyuni tak kalah cantik nya. Dia memakai celana pendek memperlihatkan semua pahanya, Baju yang dipakai juga seksi dan terlihat montok.

Ini sosok Wahyuni yang cantik itu.

Dewi sang vokalis tampil dengan rok mini, rambut diurai dan di cat kuning. Ini foto Dewi sang vokalis.

Reni, sang drummer memakai celana pendek, paha nya kelihatan mulus lus lus.

Baju yang dikenakannya adalah kaos pendek warna putih, sedangkan rambutnya dikepang dua memakai pita yang bersimbol love.

Terakhir Kiki, pemegang keyboard, tampil memakai baju warna abu-abu, rok pendek dan rambut panjang terurai.

**********************

Di Tempat Konser

"Rio ! Aku datang nih" Kata Aimi.

Rio melihat Aimi, tatapan matanya tertuju padanya sangat tajam tapi lembut. Seolah mengisyaratkan bahwa Aimi adalah benda yang harus jadi miliknya seorang.

" Oh ya Aimi, kamu sudah siap tampil ya"?

"Sekarang masih jam 6 sore, nanti kamu tampil jam 8 ya, saat banyak penonton yang datang.

Jadwalnya sudah aku siapin buat kamu" Ucap Rio.

" Oke Rio, makasih ya"? Ucap Aimi.

" Ya Aimi" Ucap Rio.

Aimi masuk ke gedung tempat konser, banyak anak muda yang menyaksikan konsernya.

Aimi dan teman-temannya masuk lewat pintu depan melewati penonton yang sedang duduk-duduk melihat konser yang dinyanyikan oleh band pembuka.

Aimi dan kawan-kawan menuju ke ruang belakang panggung dimana pengisi acara berkumpul di sini.

Waktu menunjukkan pukul 19.30, artinya sebentar lagi Aimi dan kawan-kawan akan tampil dihadapan orang banyak, sedikit tegang sih bagi Aimi.

Dia berharap semoga saja tidak ada kesalahan dalam memainkan alat musik nya.

Tepat jam 20.00 malam, grup band power girl dipanggil oleh pembawa acara.

"Sebentar lagi ada grup band cewek lo".

"Ya, grup band ini akan menyanyikan sebuah lagu untuk menghibur kalian yang sedang galau malam ini".

" Kita panggil saja Power Girl "! Ucap salah satu pembawa acara

Aimi bersama temannya maju dengan senyum lebar menyambut para penonton yang hadir, tepuk tangan riuh menggema di acara konser ini.

Mas Andri pelatih musik Aimi, sedari tadi sibuk membetulkan alat musik yang akan Aimi pakai. Dia Menyetel gitar agar senada dengan alat musik yang lain jika dikolaborasikan.

Aimi dan kawan-kawan hanya bermain saja tanpa memikirkan hal itu. Intinya hanya tampil saja tidak perlu memikirkan hal lain.

Aimi melihat Rio duduk di kursi paling depan sambil melihat permainan gitar yang dimainkan Aimi, dia tampak tersenyum lebar. Sepertinya dia sangat kagum terhadap Aimi.

Sebelum lagu pertama dimulai, Dewi sang vokalis sedikit basa-basi memperkenalkan diri dan menyebutkan nama-nama yang akan tampil, serta tak lupa menceritakan makna lagu yang akan mereka nyanyikan agar mengena di hati penonton.

Lagu pertama sudah mereka selesaikan dengan baik. Penonton banyak yang bertepuk tangan gembira. Lagu kedua juga berjalan dengan lancar.

Selesai acara, Aimi dan teman-temannya turun dari panggung dan duduk di belakang panggung. Mereka semua bercengkrama sambil menikmati camilan dan teh manis yang sudah disiapkan panitia.

Rio mendekati Aimi dan berkata

"Aimi, terimakasih ya, sudah mau menerima undangan ku"? Rio mengatakannya dengan tersenyum lebar.

Kemudian Rio memberikan sebuah amplop yang sudah Aimi yakini kalau itu adalah uang tunai, bayaran grup band yang memang harus diterima olehnya sebagai imbalan jasa.

"Oke Rio sama-sama."

Pendek banget balasan ucapan Aimi dan hal itu membuat Rio penasaran.

Saat Rio pergi sebentar untuk ke toilet, uang hasil pemberian dari Rio langsung Aimi serahkan kepada Wahyuni sebagai bendahara.

Nanti Wahyuni yang akan membagi uangnya pada teman-teman band secara adil dan merata.

Uang hasil main musik juga dipakai untuk membayar mas Andri selaku pelatih musik mereka.

Setelah menyelesaikan semua keperluan dan menghabiskan minumnya, Aimi bersama teman-temannya meminta izin pada Rio untuk pulang ke rumah karena hari sudah malam.

Rio mendekati Aimi.

"Aimi, aku ingin mengatakan sesuatu sama kamu sebentar saja.."

Teman-teman Aimi melihat ke arah Rio dan Aimi langsung tersenyum.

" Sudah sana Aimi, aku pulang duluan ya"? Ucap Wahyuni sambil mencubit pipi Aimi yang tembem.

Dewi, Kiki, Reni juga pulang duluan. Mereka dijemput orang tua masing masing.

Aimi tersenyum memandang Rio dan mengangguk.

Rio tanpa sungkan menggandeng tangan Aimi dan mengajaknya menuju ke belakang panggung, disitu ada ruangan khusus, tidak terlalu sempit juga tidak terlalu lebar. Pas banget.

Di dalam ruangan, hanya ada Aimi dan Rio. Aimi sangat takut di apa-apakan sama Rio. Walau terlihat sebagai cowok yang kurus dan lemah, Rio tetaplah laki-laki, yang bisa jadi menang melawan Aimi jika memang nantinya mereka berdua berkelahi.

Bersambung.

Episode 3 Rio menyatakan cinta

Rio menyatakan cinta

"Aimi, aku suka kamu, apakah kamu mau menjadi pacar aku"? tanya Rio.

Kali ini Rio menatap Aimi dengan wajah yang serius dan tak main-main.

Sorot mata Rio sangat tajam seakan ingin melahap tubuh Aimi mentah-mentah.

" Rio, apa benar yang kamu katakan ini"? "Kamu suka aku"?

Aimi bertanya dengan wajah yang datar dan tanpa sedikitpun ekspresi yang berarti.

" Iya Aimi, aku tidak bohong".

Sekali lagi Rio terlihat sangat serius mengungkapkan ini.

"Aku tunggu jawabannya ya"? Besok siang sepulang sekolah aku tunggu di belakang sekolah.

"Aku ingin mendengar jawabanmu secepatnya" pinta Rio.

Setelah berkata demikian, Rio berlari sambil melambaikan tangannya tanda perpisahan untuk malam ini, tanpa menunggu jawaban apakah Aimi bilang iya atau tidak.

Aimi masih saja bingung walaupun hal ini bukan pertama kalinya Aimi ditembak cowok.

Tapi isyarat hatinya sangat kuat untuk segera menerimanya walau sebagian hati juga ragu-ragu karena masih belum sesuai kriteria.

Aimi ingin mempunyai cowok yang gagah tinggi ganteng plus kekar. Sedangkan Rio adalah cowok kurus dan loyo. Hal positif yang ada dalam diri Rio adalah memiliki wajah yang putih bersih, itu saja.

Tidak ada hal lain yang lebih menarik.

Dalam hatinya Aimi berkata,

"Terus kalau sampai aku terima cintanya"? "Apa kata Susi teman sebangku ku"?

"Aku sudah bilang pada Susi bahwa Rio itu loyo dan gak mungkin kuat mencium aku".

Pikiran ruwet Aimi saat itu bercampur aduk jadi satu. Tak kuat Aimi berfikir terlalu dalam, biarlah Tuhan sebagai dalang nya, Aimi wayangnya.

Setelah mempunyai prinsip demikian, rasa malu dalam diri Aimi sedikit memudar.

Jika tidak diterima, Aimi merasa kasihan karena pengorbanan Rio terhadap Aimi selama ini sangat banyak. Saat Aimi bertemu dengan nya, seperti ada magnet yang kuat dan membisik kan dalam hati Aimi bahwa Rio adalah cowok yang tepat buatnya.

Malam harinya Aimi tidak bisa tidur, hanya memikirkan jawaban untuk Rio seorang. Kebetulan rumah Aimi dipinggir jalan, saat mendengar suara sepeda motor yang lewat didepan rumahnya, hati Aimi sudah bergetar.

Dalam benak nya sepertinya Rio datang ke rumah Aimi mendadak.

*******************

Pagi hari di Sekolah

Mata Aimi cowong, tak secantik biasanya. Itu kata Susi teman sebangkunya.

Aimi mengikuti pelajaran namun sulit untuk konsentrasi, otak nya seakan penuh dengan gambaran wajah Rio Rio dan Rio tidak ada yang lain.

Lonceng berbunyi tanda waktu pulang sekolah. Aimi bergegas merapikan buku pelajaran bahasa indonesia yang bikin bosan sampai ngantuk mendengarkan materi yang dibahas oleh gurunya.

Tujuan utama hari ini adalah menemui Rio dibelakang sekolah dan menyatakan menerima cintanya.

"Hai Aimi.."

Rio melambaikan tangannya dan memandang kearah Aimi. Kali ini sikap Rio tampak tenang, tidak tegang dan serius seperti kemarin.

" Hai Rio, kamu sudah menungguku dari tadi"? Aimi bertanya dengan senyum kecil ke arah Rio, dan Rio pun menjawab

"Iya Aimi, sekitar 15 menit lah, terasa lama bagiku "kata Rio.

"Gimana Aimi, tentang pertanyaan ku"? apa jawabanmu"? Rio bertanya pada Aimi lagi.

Rio memandang Aimi dengan tatapan penuh harap dan tanpa berkedip saat menanyakan hal ini, sepertinya takut jika berkedip satu kali saja Aimi bisa berubah pikiran.

Aimi menghela nafas panjang, sambil menyusun jawaban yang singkat jelas padat namun terarah pada tujuan utama pertanyaan.

"Iya Rio, aku terima kamu jadi pacar aku" jawab Aimi.

Rio tersenyum lebar mendengarnya seperti tertimpa durian runtuh.

"Aimi, terimakasih ya kamu sudah menerima cinta ku" Kata Rio.

"Iya Rio sama-sama" jawab Aimi.

" Oh ya Aimi, kamu pulang sekolah bareng siapa? aku antar ya"? Rio menawarkan diri pada Aimi untuk pulang bersama.

" Aku biasanya pulang bareng yuni tetanggaku, tapi tadi aku sudah izin ke Yuni kalau hari ini aku pulang agak belakangan" Ucap Aimi.

"Ayo Aimi, aku anterin pulang, naik sepeda motorku ya, aku bonceng"? kata Rio.

Aimi mengangguk tanda setuju.

Memang Aimi berangkat dan pulang sekolah selalu berjalan kaki. Jarak dari rumah ke sekolah dekat, tapi kalau jalan kaki agak jauh sih, sekitar 5 kilometer.

Rio saat itu mempunyai sepeda warna oranye merek nya Vega R. Zaman sekolah dulu jika punya sepeda motor, maka termasuk anak orang kaya deh.

Akhirnya Aimi dibonceng Rio.

Hari-hari terasa indah saat itu. Rio mengajak mampir untuk beli bensin dan Rio menyetir dengan sangat pelan sekali, siput saja kurang pelan jalannya.

Sepanjang perjalanan, Aimi tak henti-hentinya berfikir,

"Benarkah Aimi sudah menjadi pacar Rio"?,

"Apakah bisa senang nantinya jalan dengan Rio"?

"Apakah orang tua Rio suka dengan Aimi"?

"Apakah Rio tidak akan selingkuh darinya"?

***************************

Di Rumah Aimi

Rio mengantarkan Aimi sampai rumah, dan bertemu dengan kedua orang tuanya.

Rio menunjukkan sikap yang sopan saat menyapa ayah dan ibu Aimi.

"Assalamualaikum bapak, ibu, perkenalkan saya Rio, teman sekelas Aimi" Ucap Rio memperkenalkan diri.

"Walaikumsalam salam Nak Rio,

"Terimakasih ya nak, kamu sudah antar Aimi pulang sekolah" Kata ayah Aimi.

" Iya bapak sama-sama pak" Rio menjawabnya dengan menunduk.

Orang tua Aimi tersenyum tanda setuju Aimi berteman dengan Rio.

Setelah mengantarkan Aimi pulang dan berbincang-bincang dengan ayah dan ibu Aimi, Rio minta izin pada orang tua Aimi untuk segera pulang karena jarak rumah Rio dengan rumah Aimi ditempuh dalam waktu 30 menit.

" Bapak, ibu, saya izin pulang dulu ya, terimakasih banyak bapak, ibu" pamit Rio.

" Iya nak Rio, hati-hati di jalan ya"?

"Oh ya ini ada oleh-oleh dari bapak, ambillah" pinta Ayah Aimi.

Tampak ayah Aimi memberikan hasil panen nya yaitu dua kilo mangga arum manis.

'Tidak usah repot-repot bapak".

Rio menolak secara halus.

"Gak apa-apa nak Rio, ambillah".

"Enak lo mangga nya" Ujar Ayah Aimi.

"Baiklah bapak, terimakasih banyak ya pak, Assalamualaikum" Ucap Rio.

"Walaikumsalam , hati-hati di jalan ya nak Rio"? kata ayah Aimi.

"Iya pak" ucap Rio mengakhiri pembicaraan.

Orang tua Aimi tersenyum senang dan mengizinkan Rio untuk segera pulang.

Hari ini Aimi resmi berpacaran dengan Rio.

Saat ini Aimi tidak tahu apakah Rio adalah jodohnya atau tidak, karena Aimi tidak suka berpikir terlalu jauh.

Dalam pikiran Aimi, berpacaran dengan Rio adalah penjajakan saja dan main-main, gak serius banget. Rencana hanya akan dipakai kalau Aimi butuh saja.

Misalkan, minta antar pulang sekolah, jadi Aimi tidak perlu capek-capek jalan kaki, makan gratis jika dapat traktiran, hal ini bisa menghemat uang jajan Aimi yang selama ini pas-pasan.

Disisi lain, selera Aimi terhadap pria sangatlah tinggi.

Dia ingin punya cowok yang tinggi, gagah, sehat, dan mapan. Namun, sampai saat ini masih belum dia dapatkan.

Berhubung saat ini rejeki yang Aimi dapatkan hanyalah seorang Rio, akhirnya ya diterima saja.

Bagi Aimi, Anggap buat camilan makanan di pagi dan sore hari. Sedangkan makanan pokoknya semoga didapatkan juga entah kapan.

Berharap itu penting!

bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!