Malam ini terlihat sangat hangat keluarga Alba mengadakan makan malam perbincangan antara ibu dan anak, lalu ayah dan menantu nya. Hanya satu orang yang sejak tadi diam memperhatikan. Ingin rasa nya menimpali obrolan antara ibu dan adik nya itu, namun saat ingin memulai berkata kata. Seolah susunan kalimat itu tidak akan pernah nyambung dengan apa yang mereka bahas. Yang pada akhir nya tertelan begitu saja sebelum di utarakan.
...Ada jarak yang membentang antara diri Elena dan keempat orang itu. Pasangan paruh baya itu adalah ibu dan ayah nya sedangkan pasangan muda adalah adik serta adik ipar nya. Namun dia merasa masuk di dunia yang berbeda, kehadiran nya seolah tidak terlihat sangat asing padahal diri nya sudah puluhan tahun tinggal di keluarga ini....
"kamu hebat Ray bisa mendapatkan tawaran kerja sama dari klien luar negeri, apa itu benar? tanya Elzira dia menatap putri bungsu nya kagum dan sambil menyuap makanan kedalam mulut nya.
"ah iya ma. Klien dari thailand, mereka meminta suplai stok bahan kain dari perusahaan papa, terutama untuk bahan jaket,"sahut Aneira Alba penuh semangat.
"Terus mereka mau?"
"masih di proses, mereka tidak mempermasalahkan soal harga atau pajak karena kualitas bahan kain kita premium, jadi soal harga kita lebih tinggi dari pabrik lain pun untuk mereka ngga ada masalah."
Elzira tersenyum bangga.."bagus itu dan tolong kalian pertahankan kepercayaan klien dan sesekali juga kalian harus terjun kelapangan untuk mengecek langsung kualitas produk di pabrik kita jangan sampai ada bahan kain yang cacat dan berakhir semua klien akan kecewa nanti nya."
"aku tahu itu mah, dan mama tenang aja."
"kapan klien kita akan datang untuk meeting selanjutnya, Luke? Tanya pria tua yang sejak tadi menyimak pembicaraan antara istri dan putri bungsu nya itu.kini dia bersuara dan menatap pada menantu nya.
"rencana nya minggu depan pah, kalau ngga salah hari rabu."jawab Luke
"lalu segala berkas perjanjian kerja sama apakah sudah siap?
"sudah, papa jangan khawatir. Pokok nya papa hanya tinggal terima beres saja, biarkan aku dan Aneira yang bekerja keras untuk menarik klien baru ini agar memakai produk perusahaan kita ini."
Leo Alba, pria tua yang di panggil papa oleh Aneira dan Raymond menganggukan kepala nya puas.
"papa percaya pada kalian berdua, kau tidak pernah mengecewakan dan perusahaan sekarang semakin maju sejak di tangan mu.."
"papa jangan berlebihan, itu pun semua berkat papa juga. Ray rasa klien tertarik karena melihat papa waktu ada kunjungan ke thailand."sahut Raymond merendah.
"kalau bukan karena kau yang memimpin sudah pasti perusahaan tidak akan maju seperti sekarang ini, kau memang menantu yang pintar dan bisa di andalkan." puji Leo terang terangan.
Dan ucapan tadi Leo membuat hati seorang gadis cantik yang sejak tadi diam sedikit sakit. Meskipun ucapan papa nya terdengar biasa, namun itu seakan berupa sindiran halus bagi nya.
Orang lain yang hadir sebagai menantu sangat Leo andalkan dengan baik sedangkan diri nya yang anak kandung sendiri tidak bisa memberikan semua itu pada papa nya. jangan kan di beri. Kepercayaan mengurus perusahaan, keberadaan nya selalu di anggap menyusahkan mereka.
perusahaan yang di bangun keluarga Alba dari dulu selalu maju dan sekarang di pegang kendali Leo. Namun sejak Aneira menikah dengan Raymond, sekarang kedudukan direktur utama di pegang Ray dan Leo sebagai presedir. Lalu diri nya? Hanya bisa menikmati hasil kerja mereka bertiga saja untuk biaya hidup lebih tepat nya seperti benalu.
Elena pun mulai jengah dan dia berdiri lebih dulu.." maaf aku sudah selesai dan aku ingin istirahat lebih dulu, terima kasih untuk makan malam nya."ujar Elena, dia ingin segera pergi meninggalkan ruang makan. Karena dia sudah muak mendengar puji pujian dari mulut kedua orang tua nya untuk Aneira dan adik ipar nya itu.
Elena hanya cemburu Leo dan Elzira tidak pernah mempertimbangkan dalam hal memuji orang, tapi untuk Elena? Seperti nya itu hal yang mustahil bahkan tidak akan pernah terjadi walau ribuan tahun kemudian.
"Elena.." langkah gadis itu pun terhenti tanpa menoleh dia hanya menjawab "iya pah?
"bisa kita bicara? Papa tunggu kamu di ruang kerja." permintaan Leo seolah perintah yang tidak boleh di bantah.
"baik.."
Elena enggan sekali menoleh, apa lagi menanyakan apa yang akan papa nya bicara kan nanti. Elena pun pergi keruang kerja Leo tanpa menunggu nanti, karena dia tau ada hal penting yang akan pria tua itu sampaikan pada nya.
Dia membuka pintu ruang kerja itu yang biasa dia datangi jika Leo meminta nya. Elena masuk kedalam ruang kerja , ruangan itu masih tertata rapih bahkan tidak ada yang berubah masih sama. ada beberapa pot berisi bunga melati jika masuk kedalam ruangan itu aroma khas bunga melati akan menguar ke indera penciuman kita.
Elena duduk dengan tenang di salah satu sofa sambil menunggu papa nya.walaupun Elena tahu papa nya tidak akan datang dengan cepat , bagaimana pun dia akan tetap menunggu pria paruh baya tersebut. Dia sudah menebak papa nya pasti belum menyelesaikan makan malam serta belum puas menyanjung adik serta menantu kebanggaan nya.
Hal seperti ini bagi Elena bukan hal yang sulit dan dia sudah terbiasa bahkan dirinya sudah terlatih dalam hal menunggu seseorang. Mungkin sudah takdir diri nya, atau memang dia jadi terbiasa akan perlakuan orang orang di sekitar lingkungan diri nya tinggal.
Benar saja hampir satu jam menunggu barulah Leo muncul, tanpa rasa bersalah atau sekedar basa basi meminta maaf pada Elena yang sudah lama menunggu nya, Leo langsung duduk di sofa yang berhadapan dengan putri sulung nya.
..."kamu sudah tau kan? kenapa aku memanggil mu?" Leo mulai membuka pertanyaan nya. Tangan nya bertaut di atas meja, menatap lurus ke arah Elena....
"iya aku sudah tahu.."
^^^"bagus arti nya kau siap kan bertemu dengan dia dan mulai membicarakan tentang pernikahan kalian nanti."^^^
Pernikahan inilah yang menjadi topik penting menurut Leo, sampai pria tua itu dengan sengaja meluangkan waktu mau mengobrol dengannya secara pribadi. Kalau bukan ada tujuan penting Leo tidak akan mau bahkan menyapa saja enggan.
..."seharus nya perjodohan kalian terjadi 3 tahun lalu tapi calon suami mu perlu mempersiapkan diri sebelum melangkah ke jenjang pernikahan."...
..."apa kalian tidak menanyakan kesiapan ku? ah aku lupa kalau kesiapan serta pendapat ku itu tidak penting bagi kalian? Jadi silahkan papa lanjutkan.."ucap Elena...
...Leo terhanyak sejenak mendengar ucapan putri sulung nya, sebelum mulai bicara lagi, " lusa segera temui calon suami mu, jangan datang terlambat dan mengecewakan nya. Karena dia orang sibuk dan satu lagi dia tidak suka menunggu.. Tampillah dengan baik, jangan membuat malu keluarga Alba."...
..."apa aku bisa menolak,pah? Aku rasa dia juga sangat terpaksa menjalani perjodohan ini."Elena menolak secara halus, dia sengaja mencoba peruntungan. Barangkali saja dia bisa lolos dari perjodohan ini yang sudah sangat dia yakini akan memberatkan pihak mempelai pria....
..."apa kau ingin menolak dan mengecewakan mendiang kakek mu?"tanya Leo dengan tatapan tajam. Belum melakukan penolakan terang terangan saja, papa nya sudah menunjukan wajah tidak suka nya. " kau tau kakek mu sendiri yang memilih kan dia sebagai calon suami mu, sudah bagus dapat pilihan pria mapan, tampan, bahkan sangat sempurna!! Apa bisa kau dapatkan pria seperti itu diluar sana? Jangan sombong Elena, kalau tidak ada perjodohan yang kakek mu lakukan. Aku tidak yakin kau bisa menikah!!...
..."yeah aku sadar diri, karena aku memang bodoh bahkan pria mana pun tidak ada yang menginginkan aku.."...
Tiga hari kemudian sesuai permintaan Leo, Elena pum datang tepat waktu kesebuah restoran yang sudah di sepakati kedua keluarga. Pria yang di katakan sempurna itu sudah hampir 30 menit nyata nya belum muncul juga.
"cih kata nya tidak suka menunggu, apa ini sudah setengah jam tapi dia tidak muncul juga.."gumam Elena. Dan dia sudah bisa menebak alasan pria itu datang terlambat, mungkin pria itu menganggap nya wanita tidak punya pekerjaan jadi dia biarkan menunggu. Tapi Elena tidak mempermasalahkan nya dan dia akan ikuti permainan pria itu.
Bosan tentu saja dan karena bagi Elena itu sudah terbiasa jadi tidak masalah dia akan menunggu nya agar dia bisa mendapatkan jawaban pria itu yang akan menjadi suami nya nanti.
Satu porsi spaghetti serta jus alpukat sudah habis dan meluncur dengan manis masuk ke lambung nya. Tepat 45 menit ruang privat yang sudah di reservasi terbuka, nampak jelas pria tampan yang hampir satu jam dia tunggu datang juga. Dengan balutan jas mahal berwarna navy, jam hublot menghiasi lengan pria tampan itu. Luke Avaaskha melangkah tegas, aura nya dingin dengan tatapan manik hitam menyorot tajam tapi tetap terlihat mempesona. Elena sejenak membeku melihat ketampanan pria itu.
..."Elena Adelyn Alba?"...
..."ya.."...
Tanpa mau repot lagi Elena enggan bangkit dan menyalami Luke, dia sudah malas berhadapan dengan pria tersebut jadi hanya menjawab singkat.karena bagi Elena tidak perlu basa basi dan mereka sudah tahu nama masing masing jadi tidak perlu lagi berkenalan. Karena tujuan utama mereka bukan membicarakan masalah bisnis tapi tentang perjodohan.
Luke menatap sekilas pada Elena sebelum pria itu duduk di hadapan calon istri nya.
..."sorry aku sudah lebih dulu memesan makanan dan sudah habis karena berdiam diri menunggu seseorang membuat perut saya lapar.."...
..."tidak masalah.."...
Elena pikir dengan berkata seperti sedikit menyindir mungkin Luke akan meminta maaf tapi kenyataan nya pria tersebut tidak merasa bersalah. Itu benar benar mustahil sindiran itu tidak mempan bahkan pria itu tetap diam tanpa merasa bersalah sama sekali.
Pria seperti itu membuat Elena semakin muak, walau pun dia sadar kalau diri nya tidak begitu penting di mata pria tersebut, tapi apa salah nya meminta maaf.
..."so kamu menerima perjodohan ini? Tanya Luke tanpa basa basi....
..."saya tidak bisa menolak."sahut Elena dengan nada cuek...
...Diam diam Luke tersenyum miring."tidak bisa? ...
...Elena menggedikan bahu nya acuh.."terserah mau berpikir apa?"...
Luke pun melipat kedua tangan nya di dada, tatapan nya mencoba mengintimidasi Elena namun gadis cantik itu tetap bersikap tenang dan itu sangat mengganggu nya.
..."bukan kah perjodohan ini akan menguntungkan pihak keluarga mu. Benarkah?"...
..."yeah mungkin bagi dua keluarga pasti akan mempengaruhi bisnis keluarga Alba dan itu yang menjadikan orang tua saya tidak mau menolak perjodohan ini.."Elena terkekeh ringan...
..."sudah saya duga, keluarga parasit akan selama nya menjadi parasit."...
Elena membenarkan perkataan Luke dalam hati. Keluarga nya memang sangat serakah, tidak pernah akan cukup.
..."kalau anda bisa, kenapa tidak anda saja yang menolak? Kenapa harus saya? Dengan santai nya Elena mengangkat gelas nya dengan anggun dan menenggak nya perlahan. Meskipun Luke menatap tajam pada diri nya tetapi bagi Elena itu hal sudah biasa. Dia sering mendapat tatapan tajam yang lebih menghakimi, bahkan menghina nya jadi Elena tidak akan takut. Dia paham betul bagaimana dia harus bersikap serta mengolah emosi nya saat dalam posisi di hina....
..."menurut saya anda adalah pria berkuasa walau tanpa nama Avaaskha sekali pun? bahkan dengan mudah anda bisa membatalkan perjodohan ini tanpa harus repot menghina orang yang baru anda kenal?"...
Dalam hati Luke andai saja dia bisa menolak perjodohan ini, pasti sudah dia lakukan. Namun surat wasiat sang kakek yang pada akhir nya menang tanpa bisa di lawan.
..."sayang nya semua keputusan berjalan atau tidak perjodohan ini ada di tangan mu tuan. Kalau saya bisa, pasti sudah saya tolak mentah mentah surat wasiat konyol itu."ucap Elena...
Luke Avaaskha memang terkenal kaya sejak dia memutuskan mendirikan perusahaan sendiri tanpa bantuan papa nya. Dia menjalani bisnis periklanan bahkan bertolak belakang dengan bisnis keluarga nya,.
..."jangan kau pikir aku mau di jodohkan dengan mu? Cih seperti tidak ada perempuan lain saja di dunia ini.."...
Ejekan dari Luke tidak serta merta membuat Elena marah justru membuat Elena semakin ingin melakukan sesuatu pada pria ini.
..."tapi saya juga tidak bisa menolak.."...
..."karena kau takut di tendang keluarga mu dan berakhir menjadi gelandangan."cibir Luke...
Karena Luke sudah tahu bagaimana keluarga Alba memperlakukan Elena, tidak berguna dan hanya menjadi parasit tanpa melakukan sesuatu.
..."anggap saja begitu.."sahut Elena acuh...
..."sebenarnya aku punya penawaran bagus, aku bisa saja memberikan mu uang untuk bertahan hidup.. Yah jika nanti Leo mencoret mu dari daftar keluarga nya, tapi yang aku lihat seperti nya kau tidak mau.."...
...Bibir Elena menyeringai dan dia sama sekali tidak tertarik dengan tawaran Luke. "kau ingin memberiku uang berapa? Kalau hanya berupa saham, maaf aku bukan orang pintar dalam mengolah usaha.."...
Luke tertawa geli yang benar saja memberikan dia saham, dia belum gila untuk memberikan saham walau pun 1% itu tidak akan terjadi hanya karena ingin membatalkan perjodohan. "aku lupa kalau kau bodoh.."
Akhir nya kedua nya pun terdiam tidak ada lagi yang mereka bahas. Seperti nya Luke sudah mulai buntu memikirkan cara agar Elena mau membatalkan perjodohan sialan ini. Luke berpikir apa pantas gadis ini menjadi pendamping nya? Mau di letakan dimana harga diri nya kalau mereka tahu jika istri nya sangat bodoh,memikirkan itu semua membuat Luke frustasi.
..."kita harus membuat surat kontrak pernikahan? Ujar Luke tiba tiba dan membuat Elena mengernyitkan dahi nya....
..."untuk..?...
..."aku tidak mungkin menjadi kan mu istri selama nya?...
..."aah aku paham, kau ingin menikah dengan ku dalam batas waktu tertentu?...
Luke mengangguk dan memang itu tujuan nya, dia tidak segila itu menjadikan Elena istri.
..."aku rasa tidak perlu, kau tidak perlu khawatir kalau aku akan menjadi istri mu selama nya. Aku tahu kapan batas waktu aku harus bertahan dan kapan aku harus pergi, karena aku sadar diri dan tidak perlu mengingatkan. Kalau sudah waktu nya aku akan pergi dengan sendiri nya!!...
...Luke mulai berpikir keras.."apa yang kau rencanakan? Kau ingin bertahan sesuka hati mu? Apa kau ada rencana merebut harta ku atau melahirkan keturunan ku?" tuduh Luke...
Dan tuduhan Luke membuat Elena tergelak karena kata kata nya tadi tidak masuk akal menurut Elena. Mungkin wanita lain akan berharap seperti itu tapi sayang nya Elena tidak ingin punya harapan tinggi seperti itu. jangan kan bisa mewujudkan nya, bermimpi saja dia tidak berani.
..."aih imajinasi mu sungguh di luar nalar, aku tidak menyangka kau bisa mengkhayal seperti itu, aku sampai takjub mendengarnya.."kekeh Elena...
Kekehan Elena terhenti berganti dengan wajah serius tatapan mata nya seolah menghunus jantung Luke dan membuat pria tersebut terpaku.
Dengan cepat Elena memutus pandangan nya ke sembarang arah agar tidak bersitatap dengan Luke. "karena kamu wanita dan semua wanita pasti punya harapan ingin menjadi seorang istri dan menjadi seorang ibu di dalam keluarga yang ingin di bangun. Tapi saya juga tau diri kalau kenyataan nya seperti itu tidak akan pernah terjadi sangat sukar untuk aku raih siapa pun pria itu, apa lagi dengan pria sempurna seperti anda. Sedangkan wanita di luar sana berharap banyak akan diri anda, maaf aku tidak punya jiwa sebagai pemimpi sebab ketika kita terbangun nanti itu akan sangat menyakitkan.."
Setelah berbincang cukup lama kedua nya pun berpisah dan Elena masuk kedalam mobil nya bahkan dia membanting pintu mobil dengan kasar, melempar tas nya ke jok bagian belakang lalu menghempaskan bokong nya di kursi kemudi. Sumpah serapah bahkan cacian untuk Luke hanya berani dia lontarkan di dalam mobil. Helaan napas kasar keluar dari mulut nya dan tangannya mengurut pangkal hidung karena kepala nya berdenyut nyeri.
Pertemuan dengan calon suami nya menyisakan sesak di dalam dada,sebisa mungkin untuk tidak terluka tapi tetap saja hati nya sakit. jutaan dia menghadapi hinaan, tatapan meremehkan dari dulu namun hati nya tetap terbiasa walau pun diri nya mulai merasa muak dan lelah.
Ingin rasa nya bebas dari keadaan nya namun seperti nya Tuhan belum mengijinkan atau mungkin seumur hidup diri nya akan menghadapi semua ini. Terlalu lelah dia pun memejam kan mata untuk menetralisir rass lelah nya dan hampir saja Elena tertidur di dalam mobil ketika dia sadari masih berada di pelataran restoran.
Bunyi ponsel nya membuat Elena sadar dengan sedikit malas gadis cantik itu meraih hand bag untuk mengambil ponsel tersebut.
..."iya Tan.?...
......"kamu di mana? suara tante nya terdengar khawatir, wanita yang selalu ada dan menemani nya setelah kakek dan nenek nya meninggal. Seolah wanita itu merasakan apa yang Elena rasakan saat ini.......
...Elena terdiam,"apa tante harus tau kalau dia baru saja bertemu dengan Luke."monolog Elena tapi dia malah memilih menjawab lain. " aku habis makan siang di luar."...
..."oh sedang di restoran? Apa sudah keluar dari sana?...
..."sudah keluar dan aku sedang di dalam mobil, rencana nya aku ingin mampir sebentar sebelum pulang kerumah tapi itu pun jika tante tidak sibuk.."...
Rumah tante nya adalah rumah kedua bagi nya karena selama ini tante nya selalu menampung Elena bahkan memberikan kasih sayang yang tidak pernah dia dapatkan dari Elzira. Rumah tersebut adalah tempat dia menyendiri melakukan apa pun yang membuat dia bahagia tanpa ada orang yang mengusik nya.
..."ya sudah, tante tunggu dan hati hati!! Sebenar nya Tante hanya mau mengabari kalau hasil kerja keras mu sudah aku transfer lengkap dengan perincian nya.."...
Mendengar kata uang berarti pundi pundi tabungan nya semakin bertambah, senyum lebar terlihat jelas di wajah Elena di sertai penuh rasa bangga.
..."apa bagian Tante sudah?...
..."sudah dan itu tidak perlu kamu tanya kan?...
..."benaran sudah? Atau Tante bohong lagi seperti kemarin kalau bagian Tante tidak di ambil?...
...Dengusan kasar terdengar dari seberang sana, pertanda jika Tante nya sedikit jengkel. "aku ngga akan membohongi mu lagi, aku sudah mengambil bagian ku.."...
Elena terdiam sejenak sampai Tante nya berkali kali berdecak kesal karena dia yakin jika keponakan nya tidak mempercayai nya.
..."kalau kau tidak percaya, Tante akan kirim bukti transfer nya, bisa tidak kali ini kau percaya pada ku!!...
...Tante nya menggerutu membuat Elena tertawa terbahak bahak.."Tante tukang bohong soal nya, ada ya orang kerja tapi ngga mau di gaji, kalau seperti itu aku bisa cepat kaya!! Aku hanya ingin Tante memilik tabungan juga seperti ku.."ucap Elena sambil terkekeh geli dengan berbicara seperti ini rasa sakit hati nya hilang begitu saja....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!