NovelToon NovelToon

[Revisi] Cinta Komedi Remaja

Orang Gila

Rachel, itulah panggilan dari teman-temannya untuk cewek ini. Nama panjangnya adalah Rachel Syahira Putri, cewek yang sifatnya masih kekanak-kanakan dan memiliki paras yang cantik nan imut.

Rachel masih duduk di bangku SMA kelas XII IPS 2, walaupun memiliki sifat kekanak-kanakan Rachel sebenarnya adalah anak yang sangat sayang pada keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Rachel memiliki 4 orang sahabat yang pertama yaitu;

Jenicha Kamania, dia adalah anak pemilik salah satu Rumah Sakit ternama di Indonesia. Jadi tak heran kalau dia sangat Fashionable dalam berpakaian, tapi walaupun dia anak orang kaya dia tidak sombong dan mau berteman dengan siapa saja tanpa memandang status ekonomi keluarganya.

Yang kedua ada Faiza Marcella, dia anak yang baik dan bisa dibilang dia kutu buku alias suka baca buku. Faiza tidak terlalu kaya dan tidak miskin pula, jadi intinya Cella anak orang berada.

Yang ketiga ada Raqilla Farsya Permata, biasa dipanggil Farsya. Farsya ini anak yang terkenal disekolah karna dia adalah ketua anak Basket cewek disekolah. Selain itu parasnya yang cantik juga salah satu alasan kenapa dia menjadi terkenal disekolah.

Dan yang terakhir atau keempat ada Keisya Laila Anastasya. Biasanya dipanggil Tasya, dia adalah sahabat paling deketnya Rachel. Dia punya sifat paling dewasa diantara mereka, jadi Tasya paling bisa ngendaliin sifat kekanak-kanakannya Rachel.

Pada suatu hari lebih tepatnya saat Farsya sahabat Rachel lomba tanding Basket di lapangan sekolah, Rachel berjalan sendirian menuju kelas karna ternyata HP nya tertinggal di dalam tasnya. Sahabatnya sebenarnya mau menemani Rachel ke kelas tapi dia menolaknya dan akhirnya dia ke kelas sendirian.

Sekarang Rachel berada di koridor sekolah, saat dia berjalan tidak sengaja dia menginjak benda tersebut yang terjatuh. Dan ternyata benda itu adalah Headband seseorang yang terjatuh, Rachel pun mengambil dan melihat benda ini yang siapa tau ada nama pemiliknya.

Tapi baru saja dia melihat-lihat Headband itu, tiba-tiba ada seorang yang mengambilnya dari tangan Rachel. Orang itu adalah salah satu anak kelas XII IPS 3, siapa yang tidak kenal coba?. Dia adalah Adhian Vernando, cucu dari pemilik Sekolah ini dan salah satu murid yang nakal yang sering keluar masuk ruang BK karna ulahnya.

Dia juga anak yang terkenal disekolah karna jago dalam segala bidang olahraga, contohnya; bela diri, dia bahkan sudah sabuk hitam. Dan dia juga jago dalam Basket, sama seperti Farsya dia juga Kapten dalam tim Basketnya.

"Balikin, ini punya gua" ucapnya dingin sambil merampas Headband nya

"Punya Lo? udah gua temuin bukannya makasih ato apa, eh ini malah nyolot, dasar" Rachel pun langsung pergi setelah mengucapkan kata itu ke Adi.

Setelah Rachel pergi, Adi melihat Rachel dengan tatapan yang sulit diartikan dan bergumam.

"dasar orang gila"

lalu tersenyum licik sambil melihat Headband yang ada di tangannya.

Kembali ke Rachel, sekarang dia sudah berada di dalam kelasnya. Kelasnya tentu sedang sepi karna semua murid diharuskan menonton pertandingan basket di lapangan sekolah.

Setelah mengambil hpnya di dalam tas, Rachel pun langsung berjalan santai menuju lapangan lagi untuk kembali bergabung bersama sahabat-sahabatnya yang ada di sana. Tapi saat Rachel akan menuruni tangga, dia melihat cowok yang sepertinya dia kenal yang bukan lain adalah Adi. Adi berada di pertengahan anak tangga sambil memasukkan tangannya ke dalam saku sambil melihat Rachel dengan tatapan dan senyuman liciknya.

Rachel yang memang sering beradu mulut dengan Adi jika bertemu pun akhirnya membalikkan badannya dan berniat untuk mencari tangga lain. Tapi belum sempat dia melangkah, Adi sudah memanggilnya. Rachel pun memberhentikan langkahnya tanpa membalikkan badannya.

"Rachel, berhenti Lo"

lalu berjalan menaiki tangga mendekati Rachel.

"apalagi sih Di? gua nggak ada waktu ya buat berdebat lagi sama Lo, minggir!"

berusaha mendorong Adi ke pinggir, tapi kekuatannya tidak sebanding dengan kekuatan Adi. Adi pun memegang tangan Rachel yang tadi ada di pundaknya.

"eits....Lo mau kemana? gua belum selesai ngomong"

"apaan sih? minggir nggak? gua mau ke lapangan lagi, sahabat gua udah pada nungguin di sana"

"gua cuma mau minta maaf aja ke Lo gara-gara masalah Headband gua tadi di koridor dan makasih udah nemuin Headband gua" ucapnya dingin tapi tidak dihiraukan oleh Rachel

"Lo kebiasaan banget ya? nyadarnya kalo gua omelin dulu, udahlah gua mau balik lagi ke lapangan, minggir!!"

Akhirnya Adi pun mengalah untuk minggir daripada dia harus terus berdebat dengan Rachel.

Baru beberapa Rachel melangkah, dia membalikkan badan dan memperingati Adi agar dia tidak berjalan di belakangnya. Setelah menunggu Rachel berjalan semakin jauh, Adi pun ikut berjalan menuju lapangan untuk mempersiapkan dirinya dan tim Basketnya yang akan bertanding sebentar lagi.

Saat Rachel baru akan duduk, sahabat-sahabatnya sudah menghujaninya dengan pertanyaan yang pada dasarnya menanyakan kenapa Rachel lama perginya padahal cuma ke kelas.

"Chel, Lo lama banget sih. ke kelas apa ke pasar Lo?" tanya Tasya yang duduk tepat di sebelah kanannya

"iya, Lo jalannya diitungin ya? makannya lama?" ucap Jennie sambil menunjuk hidung Rachel dengan telunjuknya.

"apaan sih? emang gua anak kecil apa yang ngitungin langkah gua dari sini sampai kelas? gua tadi ketemu Adi makannya gua lama"

ucapnya santai sambil mengambil hpnya dari saku roknya

"ah, pasti Lo ribut dulu sama si Adi itu kan?"

ucap Tasya yang tau akan kelakuan Rachel jika bertemu dengan cowok itu.

"ya pasti cuma masalah sepele, lagian kenapa sih Lo ladenin? mending Lo tinggalin aja biar dia ngomong sendiri sampe mulutnya berbusa"

"tadinya gua juga mau ninggalin dia tapi dia manggil gua, trus pas gua mau ndorong dia biar minggir tangan gua dipegang sambil nahan gua buat nggak pergi. Ya udah jadinya gua ngaledin dia deh"

"dia suka kali sama Lo, emang tadi dia ngomong apa ke Lo?" ucap Faiza yang daritadi membaca buku akhirnya menanggapi sahabat-sahabatnya yang sedang bercerita.

"eh Za, baru sadar Lo? daritadi kita ajak ngobrol, Lo malah mending baca buku" ucap Tasya yang geram pada Faiza

"ya maap, soalnya tadi cerita Lo nggak seru. Ini baru seru, tapi ya Chel kalo gua baca di novel ada yang ceritanya sama kaya Lo. Cowoknya sering ngajak ribut ceweknya tapi perhatian, nah sama kan kaya Lo sama Adi? dan ceritanya ujung-ujungnya malah jadian pacaran maksud gua" terang Faiza

"gua masih nggak mau mikirin pacaran, walaupun gua juga bukan anak pinter banget tapi gua masih nggak ada niat buat pacaran. Apalagi kalo misalnya gua jadian sama tuh anak, males banget yang ada gua malah sering ribut sama dia. Pokoknya gua males pacaran" ucap Rachel sambil membuang muka malasnya ke arah lapangan pertandingan basket

"ya udah, kita liat aja. Tapi gua dukung kok Chel kalo Lo jadian sama Adi, biar Lo nggak kaya anak kecil terus. Males gua ndengerin Lo ngerengek" kali ini Jennie yang berbicara sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"bodolah, gua males ngomongin soal itu"

balas Rachel pada Jennie

Baca juga novelku yang ini ya💚

Arigatou minna

Males

Hari ini adalah hari Rabu, yang pada jadwal pelajaran kelas Rachel berarti hari ini adalah pelajaran sejarah. Menurut Rachel, pelajaran sejarah adalah pelajaran yang paling membosankan dan susah dipahami oleh dirinya setelah pelajaran matematika.

Seperti biasa Rachel pasti akan melihat guru yang mengajar dengan tatapan kosong dan tanpa ada rasa untuk memperhatikannya. Setelah 2 jam pelajaran sejarah, akhirnya waktu istirahat datang. Tepat saat bel sekolah berbunyi Rachel pasti akan berteriak karna merasa senang dan pelajaran yang membosankan itu selesai.

kriing.....

bel istirahat berbunyi

"yey......istirahat.....!! akhirnya gua bisa istirahat" teriaknya kegirangan sambil meloncat-loncat setelah Pak guru yang tadi mengajar pergi.

"dasar anak kecil, baru istirahat aja udah seneng" gumam Jennie yang melihat Rachel sambil tersenyum

"nggak papa lah, biarin aja yang penting dia nggak bikin onar di sekolah. Kan emang dia selalu kaya gitu kalo pelajaran sejarah selesai" kata Faiza memaklumi kelakuan Rachel yang kekanak-kanakan

"ya udah, yuk ke kantin gua udah laper nih"

kata Tasya yang merangkul Faiza dan Jennie untuk menuju kantin sekaligus menyusul Rachel yang sudah langsung pergi ke kantin daritadi

.......................

"eh Di, itu bukannya Rachel ya?"

ucap salah satu teman Adi yang bernama Arka

"eh iya tuh Di, Lo samperin sana"

usul temannya yang lain bernama Tristan

"ngapain gua nyamperin dia? nggak ada yang mau gua omongin juga sama dia, yang ada ntar gua debat lagi sama dia. Biarin aja lah, lagian dia juga keliatan lagi seneng banget sampe semua orang disenyumin sama dia" kata Adi pesimis

"caelah, sejak kapan Lo jadi loyo gini? masa cuma deketin Rachel aja udah pesimis gini?"

potong Arka yang gemas pada balasan Adi

"bukannya gua pesimis, gua cuma udah hafal banget sama Rachel kalo dia ketemu gua. Emang buat apa gua deketin Rachel?"

"ya emang apa salahnya Lo deketin Rachel?"

ucap Ferro yang membuat teman-temannya tertawa

"kenapa pada ketawa? ada yang lucu?"

"nggak ada sih, cuma emang beneran Lo nggak mau deketin Rachel? cewek cantik, imut, masih polos lagi" kata Tristan sambil mengedipkan matanya pada teman-temannya untuk kode

"maksud lo apa bilang Rachel masih polos?"

"nggak ada maksud apa-apa kok, cuma takutnya lo nggak mau deketin Rachel cuma gara-gara Lo nggak bisa...." menggantungkan ucapnya yang dilanjutkan dengan kode tanda kutip menggunakan jarinya

"maksud lo apa? gua bukan cowok brengsek, jadi Lo jangan berani-berani ngomong kalo gua deketin Rachel buat jadiin dia cewek murahan" emosi Adi meluap dan menarik kerah baju milik Tristan agar dia mendekat pada muka Adi

"woy....sabar bro, sabar. Kita lagi ada di kantin, jangan sampai Lo masuk BK lagi gara-gara ini" kata Dion mencoba melerai keduanya agar tidak berantem

bener juga apa katanya Dion, gua nggak mau masuk BK gara-gara masalah ini. Udah males gua keluar masuk ruang BK

Akhirnya Adi melepaskan tangannya dari kerah baju Tristan.

"gua lepasin Lo"

setelah mengatakan itu pada Tristan, Adi pergi dari Kantin untuk menenangkan pikirannya.

...****************...

Sekarang Adi sedang berada di roftop sekolah untuk menenangkan pikirannya dan meredakan emosinya. Sebenarnya Adi tidak suka jika seseorang apalagi dia adalah cewek direndahkan seperti itu. Dan dia mendekati Rachel juga bukan karna dia memiliki maksud terselubung seperti apa yang dikatakan Tristan.

"bukannya disupport ini malah manas-manasin gua, temen apa bukan sih tuh anak?"

"oh iya, tadi gua liat Rachel sendirian. Emang sahabat-sahabatnya kemana?" pikirnya bingung sendiri.

Saat Adi sedang menikmati pemandangan dan udara di atas roftop, tiba-tiba dia mendengar ada suara langkah kaki dari tangga yang menandakan ada seseorang yang akan naik ke atas. Walaupun dia sempat penasaran tapi dia tidak menghiraukannya dan memilih untuk tetap menikmati udara segar ini.

Tapi disaat dia sedang terhanyut dalam keadaan hening ini, Adi harus menutup telinganya dan terlonjak kaget mendengar suara teriakan seseorang yang sudah pasti seorang cewek.

"aaaaaaaa.......!!!!"

"heh!, ngapain Lo teriak? gua yang harusnya teriak, gara-gara Lo gua hampir aja mau jatoh dari ni gedung"

"ngapain Lo ada di sini?!"

"Rachel.... Rachel kenapa otak Lo nggak dipake? ya terserah gua lah mau dimana, emang Lo polisi yang bisa ngatur-ngatur gua ada di mana? nggak kan?, jadi Lo nggak usah sok kaget liat gua ada di sini"

Yang berteriak tadi adalah Rachel, ya Rachel lah yang membuat Adi harus sport jantung karna hampir aja dia akan jatuh dari gedung kalo dia tidak langsung memundurkan tubuhnya dari ujung atap.

"ya, Lo ngagetin gua karna Lo duduk di situ"

"yang ada gua kali yang kaget, hampir aja gua jatoh"

"ya gua minta maaf, gua kan refleks" ucapnya sambil tersenyum yang membuat dirinya terlihat sangat imut

kok Rachel keliatan imut banget ya kalo senyum gini? apalagi sekarang dia tumben nggak marah-marah sama gua dan malahan dia minta maaf ke gua.

"ya udah gua maafin, tapi harus ada syaratnya"

"syarat? syarat apaan?"

"syaratnya adalah Lo nggak boleh nolak gua buat anter-jemput Lo setiap hari pake mobil sport gua"

"apa?! se-setiap hari?! nggak-nggak, nggak! gua nggak mau...." rengeknya seperti anak kecil

ya.....nih anak ngerengek lagi, kaya anak kecil aja. Tapi dia keliatan imut sih, lucu.

"kenapa Lo nggak mau?"

"ya.....ya gua nggak.mau.di.anter.jemput.lo!!!"

"kenapa? padahal banyak lho yang mau dianter jemput sama gua, secara gua ini salah satu anak famous di sekolah ini"

sombongnya sambil menyisir rambutnya ke belakang

"ya itukan mereka, kan gua nggak. Gua males se males-malesnya kalo lo anter jemput sekolah gua, apalagi setiap hari"

"segitu malesnya?"

tanyanya sambil menaik-turunkan alisnya menggoda Rachel

"ya iyalah gua males, Lo kan musuh utama gua disekolah ini. Apa kata dunia kalo gua di anter jemput Lo setiap hari?"

memalingkan wajahnya dari Adi dan memutar matanya malas meladeni permainan ini. Karna tujuannya datang ke roftop untuk menenangkan diri bukan untuk berdebat lagi dengan musuhnya ini.

"gua nggak mau tau, pokoknya Lo harus mau dianter jemput gua setiap hari, nggak ada penolakan"

Setelah mendengar kata itu, Rachel langsung melirik Adi dan pergi tanpa sepatah katapun. Adi yang melihat pun tersenyum puas, baginya Rachel diam adalah jawaban 'iya' yang memperbolehkan dirinya mengantar jemput Rachel setiap harinya.

...----------------...

Hari ini adalah hari pertama Adi mulai mengantar jemput Rachel, hari dimana Rachel sangat ingin pergi. Tapi, disaat dia akan pergi ternyata Adi sudah ada di ruang tamu bersama ibu Rachel. Mereka terlihat sudah dekat, bagaimana tidak? mamahnya Adi adalah sahabat dari mamahnya Rachel dan ayah Adi juga partner bisnis ayahnya Rachel jadi tidak heran mereka terlihat begitu akrab. Walaupun kedua orang tua mereka akrab tetap saja anak-anak mereka tidak akrab, dan mungkin dapat dibilang musuh bebuyutan.

"Rachel? sini nak, Adi udah nungguin kamu lho dari tadi. Kamunya malah nggak selesai-selesai, kasian tau Adi nunggunya" kata ibu Rachel sambil tersenyum melirik Adi

"hehehe, maaf mah tadi aku harus nyiapin bukunya dulu. Belum aku siapin soalnya tadi malem" Rachel pun hanya dapat tersenyum kikuk di depan mamahnya yang seolah olah sedang membela Adi yang jelas Rachel tak menyukainya.

"Rachel kita berangkat sekarang yuk, ntar takut telat" ucap Adi mencairkan suasana

"ya udah Chel, sana kamu berangkatnya sekarang aja. Adi ibu titip Rachel ya.... jagain, dia masih kaya anak kecil jadi maklumin aja kalo dia suka ngerengek" dan diakhiri dengan tawa dari mamahnya Rachel

"mah......ih aku nggak gitu" rengek Rachel mendapat ejekan dari mamahnya sendiri

"iya iya, udah sana berangkat. Adi, inget kata mamah jagain Rachel. Jangan macem-macem yah, mamah percaya kamu" ucap ibu Rachel sambil membelai surai rambut Rachel

"siap Tan, ya udah Tante aku sama Rachel berangkat dulu. Nanti pulangnya aku juga kesini nganterin Rachel pulang"

Dan dibalas dengan anggukan dan senyuman manis dari ibu Rachel.

"mah aku berangkat, assalamualaikum"

setelah bersalaman, Rachel dan Adi berjalan menuju mobil sport Adi yang terparkir di halaman rumah Rachel. Dengan langkah beratnya, Rachel menundukkan kepalanya yang merasa malas jika selalu berdekatan dengan orang yang dibencinya ini.

Hanya butuh waktu sekitar 15 menit dari rumah Rachel untuk sampai ke sekolah. Saat mereka sampai di parkiran sekolah, Rachel langsung turun tanpa mengucapkan terima kasih pada Adi. Adi yang memaklumi pun hanya tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya merasa heran, kenapa ada cewek seperti Rachel? ya seperti itulah pertanyaan yang ada di benaknya.

Kini Rachel telah sampai di depan pintu kelasnya, tepat dimana ada keempat sahabat-sahabatnya sedang duduk berbincang dan tertawa.

"eh Chel, sini"

ajak Tasya sambil melambai tangan

Saat Rachel akan berjalan menuju sahabatnya, tak sengaja Adi menabraknya sampai Rachel hampir jatuh.

"ih.....bisa nggak sih Lo jalan pake mata?! udah deh akhir-akhir ini gua jadi males berurusan sama Lo. Lo udah bikin mood gua di pagi hari yang cerah ini jadi kacau, suram, gelap. Pokoknya jangan Lo muncul lagi di depan gua!!!" tegas Rachel pada Adi

"Rachel, Chel udah lah Lo jangan emosian"

ucap Faiza menenangkan Rachel sambil memeluk dan menepuk-nepuk pundaknya.

"lagian Lo kenapa coba nggak minta maaf sama Rachel? udah tau dia suka emosi liat muka lo" emosi Farsya pun ikut meluap melihat Adi hanya diam saja tanpa membantu Rachel atau meminta maaf.

"kenapa jadi pada emosi sih? ini tuh masih pagi, nggak usah bikin onar deh pagi-pagi"

potong Tasya yang merasa risih melihat sahabatnya emosi di pagi hari

"em.... Chel, maaf"

hanya 3 kata itu yang dilontarkan dari Adi kepada Rachel. Rachel yang melihat pun menjadi tambah emosi, karna dia memang sedang tidak mood pagi ini ditambah lagi urusannya dengan Adi yang selalu berujung perdebatan.

"gitu aja? dasar cowok"

kritik Farsya mendengar kata-kata Adi yang menurutnya tidak merasa bersalah itu.

"udah lah, Lo jangan manas-manasin Rachel. Dia udah emosi, jangan bikin dia tambah emosi" nasehat Tasya pada Farsya

"Chel, masuk yuk. Udah mau bel tuh, ntar kita dimarahin lagi sama Bu guru" kata Faiza

"Lo juga, bubar!!"

bentak Tasya pada orang orang yang dari tadi menonton perdebatan antara Rachel dan Adi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sekarang adalah waktunya para murid beristirahat, begitu juga dengan Adi dan teman-temannya yang sedang berada di kantin.

Tapi, tidak dengan Rachel yang sekarang dia sedang berada di roftop sekolah. Hatinya sekarang memang sangat buruk, apalagi hari ini juga dia baru saja melaksanakan ulangan harian yang sama sekali tanpa persiapan sebelumnya.

"kenapa sih hari ini rasanya gua apes banget? mulai dari gua dianter jemput Adi, ulangan yang sama sekali gua belum belajar, dan tadi pagi gua ribut lagi sama Adi. Emang ya, kenapa sih gua bisa kenal sama tuh orang?" kesalnya sambil memberantakkan rambutnya sendiri

Disisi lain, para sahabat Rachel sedang khawatir dan sibuk mencari Rachel yang pergi tanpa pesan pada salah satu dari mereka. Apalagi sifat Rachel yang tiba-tiba berubah menjadi sangat dingin pada sahabatnya, alasan itu juga yang membuat para sahabatnya khawatir.

"Tas, kemana sih Rachel? daritadi kita udah nyari dia kemana-mana tapi tetep nggak ketemu juga" keluh Jennie pada Tasya

"Ya mana gua tau, dia juga nggak bilang sama gua kalo dia mau pergi kemana"

"ih..... udah deh mending kita cari lagi, nggak usah debat terus. Kapan Rachel ketemu kalo kalian ngeluh terus?" ucap Farsya sambil menatap Jennie dan Tasya dengan tatapan tajam

"iya nih, mending kita berpencar aja. Gua sama Farsya ke arah roftop, Lo berdua pergi ke arah kantin siapa tau dia lagi makan disana" usul Faiza melerai sahabatnya yang mulai berdebat

"ya udah, gua setuju. Yuk Sya" ajak Jennie pada Tasya

"Za, Sya gua duluan sama Jennie"

"ya, ati-ati" ucap Faiza dan melambaikan tangannya

"akhirnya mereka pergi juga, bisa-bisa gua tambah emosi kalo mereka ada disini terus"

"Sya....Sya, Lo emang 11-12 kaya Rachel"

"emang kenapa? apanya yang sama?"

"ya Lo itu emosian, nggak bisa kalo Lo sehari nggak emosi"

"ya gimana gua nggak emosi? mereka terus-terusan debat, kan kasian kalo Rachel sendirian takutnya dia juga ada apa-apa"

"ya deh....yuk mending kita nyari Rachel di roftop, katanya Lo kasian kalo Rachel sendirian kan?"

"Ok, yuk berangkat!!!"

berjalan duluan didepan Faiza

"emang kaya anak kembar si Farsya sama Rachel" gumam Faiza sebelum mengikuti Farsya dari belakang

Di kantin, kini Jennie dan Tasya sudah sampai di kantin sekolah. Dilihatnya setiap sudut kantin yang sangat luas ini, tapi disaat Jennie sedang melihat-lihat kantin, matanya malah melihat ada Adi dan teman-temannya sedang duduk santai di sana.

"eh Tas, itu bukannya Adi ya? coba kita tanya yuk, siapa tau dia tau dimana Rachel"

"emang pasti Adi tau dimana Rachel?"

"ya gua juga nggak tau sih....tapi apa salahnya kita tanya sama dia, mungkin dia juga mau bantu?"

"iya juga ya? tumben Lo pinter" ledeknya sambil memukul kepala Jennie sampai rambutnya berantakan

"ngeledek sih boleh aja tapi bisa nggak sih Lo nggak usah ndorong kepala gua? berantakan dah rambut cantik gua" kesalnya sambil membenarkan rambutnya yang tadi berantakan

"nggak usah lebay, yuk keburu dia pergi nanti"

"eh eh, tungguin gua!! Tasya!! dasar anak nggak sopan, udah berantakin rambut gua sekarang ninggalin gua" lalu Jennie pun menyusul Tasya yang sudah meninggalkannya tadi

Saat dimeja di mana tepatnya Adi dan teman-temannya sedang duduk

brak...

Suara gebrakan meja dari Tasya

"heh lo, Lo tau nggak dimana Rachel?"

Seketika orang-orang di kantin melihat mereka dengan tatapan tajam dan beberapa ada yang berbisik-bisik

Adi yang tidak terima pun, memutar matanya malas dan berdiri menatap Tasya dan Jennie berdiri.

"maksud lo apa? Lo kira gua tau dimana Rachel?" ucapnya dingin menatap sinis mereka berdua

"emang kenapa sih Lo pada? dateng-dateng nyari ribut sama kita" kata Ferro yang ikut berdiri

"gua curiga aja sama Lo pada, secara Lo kan sering bikin Rachel emosi. Siapa tau Lo ngumpetin Rachel gara-gara mau bales dendam"

Pernyataan itu berhasil membuat Adi dan teman-temannya marah karna bagi mereka walaupun mereka anak berandalan tapi mereka tidak akan pernah mau untuk berbuat seperti menyulik seseorang hanya karna masalah sepele.

"maksud lo apa ngomong kaya gitu? kita emang nggak tau dimana Rachel jadi nggak usah nge fitnah kita tanpa bukti"

setelahnya mereka meninggalkan kantin dan tersisalah Tasya dan Jennie yang masih kebingungan mencari Rachel dimana.

"pergi Lo semua!!"

bentak Jennie pada anak-anak yang bergerombol bergosip tentang kejadian tadi, seketika kantin menjadi sepi.

"Mending kita nyari di tempat lain aja deh"

ucap Tasya sambil menahan amarahnya

"ya udah yuk"

...****************...

Di tangga roftop ada Faiza dan Farsya yang sedang menaiki tangga.

"Sya, Lo yakin ada Rachel di sini?"

"gimana sih, nih kan cara Lo. Lo sendiri yang usul, kenapa Lo sendiri yang tanya gua?. Yang penting kita cari dulu, masalah ada apa nggak ada nanti belakangan"

Mereka pun melanjutkan perjalanannya.

Di atas roftop, masih ada Rachel yang duduk di tepi atap roftop sekolah sambil menikmati udara yang menyibakkan rambutnya yang indah panjang berponi.

"eh Za, itu Rachel!!"

"eh iya Sya, itu Rachel"

mereka pun langsung berlari mendekati Rachel dan berteriak, membuat Rachel yang tadi memejamkan matanya seketika membelakkan matanya.

"Rachel...!!!!"

Rachel membalikkan tubuhnya dan terlihat ada 2 sahabatnya yang berlari menuju tempat duduknya.

"Faiza? Farsya?" gumamnya lirih heran melihat 2 sahabatnya itu

"ya ampun.... Chel, Lo kemana aja? kita nyariin Lo" ucap Farsya dan memeluk Rachel dari belakang

" iya Chel, kita khawatir banget ama Lo. lagian ngapain sih Lo pergi nggak ngabarin kita?"

"maaf Za, Sya, gua cuma mau nenangin diri disini"

"ya udah nggak papa yang penting Lo nggak kenapa-napa" kata Farsya melepaskan pelukannya dan Rachel hanya dapat tersenyum membalas kebaikan sahabatnya yang mengkhawatirkannya.

Perjanjian

"Di, gua minta nanti Lo temuin gua ditaman deket kompleks rumah gua"

Setelah Rachel menelpon Adi untuk menemuinya, sekarang dia sedang menaiki sepeda untuk sampai di tempat yang sudah ditentukannya.

Sesampainya di sana, ternyata Adi sudah sampai duluan ditaman. Bagaimana tidak? Adi saja datang menaiki motor sportnya, dan Rachel hanya menaiki sepedanya. Walaupun tidak terlalu jauh sih, tapi kan tetap saja Adi menaiki motornya dengan kecepatan tinggi jelas saja jika Rachel keduluan.

"Lo mau ngomong apa sama gua? sampe ngomongnya disini?"

"gua mau bikin perjanjian sama Lo" sambil menunjuk-nunjuk wajah Adi

"perjanjian? perjanjian apa?"

"perjanjian tentang kita, gua mau Lo nggak usah sok ide mau nganter jemput gua"

"itu doang? kenapa Lo nggak ngomong tadi ditelepon?" tawanya melihat kelakuan Rachel

"nggak cuma itu doang, gua masih ada banyak perjanjian sama Lo"

"hm.... lanjut"

"yang pertama, Lo nggak usah nganter jemput gua lagi. Cukup kemaren hidup gua menderita gara-gara dianter jemput sama Lo. Yang kedua, nggak usah lagi Lo muncul di depan gua setelah ini" ucapnya sambil mengitari Adi yang sedang berdiri dan Adi hanya melihat serta mendengarkan cewek didepannya ini

"udah itu doang, emang gua mau ngapain lagi sama Lo?"

"hm......iya ya?" pikirnya sejenak

"Ok, itu aja perjanjian gua ke Lo. Sekarang giliran Lo, mungkin Lo ada usul lagi?"

"Ok, gua mau kalo misalnya kita nggak sengaja ketemu di sekolah gua minta sama Lo nggak usah ngajakin gua debat lagi sama Lo" dijawab anggukan dari Rachel

"dan...gua juga minta sama Lo dan temen-temen Lo buat nggak ngurusin urusan atau kelakuan kita disekolah"

"ye.... sejak kapan gua ngurusin urusan Lo sama geng Lo? gua rasa nggak pernah tuh"

"ya bomat, pokoknya dari gua cuman itu"

"Ok, gua terima. Deal?"

"Deal"

Akhirnya mereka berjabat tangan tanda kesepakatan mereka telah dimulai

...----------------...

Disisi lain, ternyata Farsya dan Faiza sedang bersama dengan teman-teman Adi yaitu Ferro dan Tristan. Bukan karna mereka sedang berkencan tapi mereka juga sedang berdiskusi agar tidak akan ada lagi perdebatan antara Rachel dan Adi. Ya jujur saja, sahabat dan teman teman mereka juga sudah bosan melerai Rachel dan Adi saat mereka sedang berdebat.

"Fer, kita mau Adi nggak ngajakin Rachel ribut terus. Kita kan tau gimana sifatnya Rachel yang masih kekanak-kanakan dan emosian, jadi kita di sini mau ngajakin kalian diskusi gimana caranya mereka biar nggak ribut setiap mereka ketemu" ucap Farsya pada Ferro

"Ok, kita juga udah males ndengerin mereka dan Lo juga marah-marah nggak jelas ke kita"

"Bagus, jadi..... kita mulai dari mana?"

"tapi gua rasa kita bukannya nggak usah ngurusin mereka ya? biarin aja gitu, siapa tau mereka bisa saling suka kalo mereka sering ketemu?" usul Tristan

"bener juga Sya, siapa tau kita bisa berhasil kalo kita deketin aja mereka?" ucap Faiza mengiyakan Tristan

"boleh aja sih.....cuma gua nggak bisa yakin kalo rencana kita bisa berhasil"

"ya gua juga masih nggak yakin deh guys"

"tapi kan Fer, kita coba aja dulu. Lo kan temen deketnya Adi, Lo bikin kek gimana caranya yang penting dia deket terus sama Rachel"

"Betul tuh apa katanya Faiza"

"Em....ok gua setuju, tapi kita nggak bisa berharap banyak disini. Ya..... kalian tau sendiri kan mereka kaya anjing dan kucing, ribut mulu kalo ketemu" kata Farsya

"Ya nggak papa, setidaknya kita udah berusaha. Masalah berhasil apa nggak belakangan, yang penting disini kita bisa meredakan emosi mereka kalo ketemu aja dulu"

"Ya boleh deh, gua sih ngikut aja"

"oh ya, gua punya rencana gimana kalo kita seakan-akan ngejauhin mereka berdua"

"eh Tan, maksud lo kita ngejauh dari mereka?"

"iya, jadi kita akting tuh ceritanya kita marah sama Adi dan Rachel habis itu kita akan njawab sesingkat-singkatnya waktu mereka tanya ke kita"

"Gila ya Lo?!, kita kan best friend nya Rachel gimana kalo nanti dia nganggep kita beneran?"

"tenang Sya, kita disini cuma beberapa hari aja kok jadi kalian nggak usah takut kalo persahabatan kalian bubar. Habis itu, mereka pasti bingung tuh kenapa kita njauhin mereka? ya nggak? nah, diwaktu itu kemungkinan mereka pasti akan lebih deket karna mereka nggak punya temen"

"Lo yakin mau pake cara ini? gua sih agak nggak yakin dah"

"iya Za, gua juga nggak yakin"

"kok pada nggak yakin sama cara gua? kalo Lo gimana Fer?"

"menurut gua.....apa salahnya kalo kita coba dulu? kalo misal kita gagal kita susun rencana lainnya aja"

Setelah mendengar kata itu teman-teman Ferro seketika melongo, karna dari pertama dia yang paling tidak yakin dan sekarang malah dia yang setuju.

"ya udah deh, Sya mending kita juga setuju aja. Kita coba dulu"

"tapi emang beneran bisa mereka jadi lebih deket?" ragu Farsya

"nanti kita susun rencana lainnya bareng sama temen lainnya, untuk sekarang kita berempat aja dulu yang nyoba"

Akhirnya mereka saling setuju untuk membuat Adi dan Rachel makin dekat bahkan Tristan berharap mereka akan pacaran, berbeda dengan Farsya yang masih tidak yakin akan rencana ini.

Keesokan harinya, hari dimana Rachel sangat senang karna mulai hari ini dia akan terbebas dari sosok yang ia sangat benci. Siapa lagi kalau bukan Adi?. Karna sesuai perjanjian kemarin, mereka tidak akan bertemu atau berdebat lagi seperti biasanya. Maka dari itu Rachel sangat senang ditambah lagi bernegosiasi dengan Adi tidak sesulit yang dibayangkan.

Hari ini adalah hari Minggu, jadi Rachel tidak sekolah. Walaupun hari ini dia tidak sekolah, tapi dia tetap bangun pagi untuk sekedar berjalan-jalan mengelilingi kompleks perumahannya.

Saat dia turun untuk pergi ke dapur, ternyata mamahnya sudah bangun dan sedang menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Niat hati ingin mengejutkan, tapi malah dia yang terkejut melihat mamahnya masak sambil memakai masker wajah. Apalagi keadaan dapur yang masih lumayan sepi, tentu saja Rachel sangat kaget.

"mah ngapain sih pake masker segala? bikin kaget Rachel aja" dadanya masih berdetak kencang dan nafas yang ngos-ngosan

"emang mamah nggak boleh pake masker pagi-pagi?"

"ya boleh, cuma jangan ngagetin aku dong"

"siapa juga yang mau ngagetin kamu? kamu kali yang mau ngagetin mamah"

"ya udah maaf deh mah, sini biar aku bantu"

"nih, taro yang bener jangan sampai tumpah susunya"

"iya mah"

Setelah selesai sarapan, Rachel pergi untuk jalan-jalan. Udara yang sejuk dan suasana yang masih sepi ditambah lagi dengan kicauan burung seperti menyambut kedatangan Rachel di pagi hari. Rambutnya yang indah berponi digerai membuatnya tampak cantik, kulitnya yang putih bersih juga menambahkan kesan imut pada Rachel.

Jalanan memang masih sangat sepi, keadaan ini yang menambah kesenangan pada Rachel. Karna dia tidak akan terganggu oleh orang lain, tapi mungkin kesenangan hanya datang sesaat. Baru saja Rachel merasakan kedamaian di pagi hari, tapi dia harus bertemu dengan Adi. Walaupun mereka sudah membuat perjanjian, tapi nampaknya dunia berkata lain karna dia sering sekali dipertemukan dengan Adi disaat yang tidak tepat.

baru aja gua seneng kenapa sekarang gua harus ketemu ni anak lagi? mending gua pergi aja dari pada hari Minggu yang gua nanti-nanti hancur cuma gara-gara ngeladenin cowok ini

Setelah itu Rachel memilih untuk pergi dari tempat Adi dan mencari tempat yang membuatnya lebih senang. Sebenarnya Adi juga tahu kalau dia dan Rachel berpapasan, tapi dia juga tidak menghiraukannya dan memilih untuk melanjutkan olahraga paginya.

Balik lagi ke Rachel, sekarang jarum jam menunjukkan pukul 06.46 yang artinya hari mulai ramai. Sudah hampir 1 jam dia berjalan-jalan pagi, keringatnya bercucuran dan nafas yang ngos-ngosan karna kecapekan berjalan kaki. Walaupun dia tidak berlari, tapi tetap saja dia terlihat kecapekan.

Karna kecapekan berjalan akhirnya dia memilih beristirahat sejenak dan membeli air mineral di warung dekat taman kompleks.

"huh.... capek banget gua, mana panas lagi"

keluhnya sambil mengelap keringat pada dahinya

"tamannya udah mulai rame, jadi males deh"

Rachel memang tidak suka keramaian kota apalagi saat pagi hari, karna baginya keramaian di pagi hari sangat membuatnya merasa tidak bebas. Makannya jika ada waktu di pagi hari, Rachel pasti akan menyempatkan untuk berjalan santai di sekitar rumahnya.

Tidak jauh dari tempat Rachel duduk, ternyata ada Adi yang juga akan beristirahat di taman ini. Banyak cewek-cewek yang terpesona melihat Adi berkeringat, karna keringatnya membuat rambut Adi basah dan itu yang membuat cewek-cewek mengatakan bahwa Adi sangat cool. Ditambah lagi Headband yang selalu ia pakai jika berolahraga, benda itu memberi kesan oppa-oppa pada diri Adi.

Bukannya senang diteriaki para cewek-cewek, Adi malah merasa risih dalam keadaan ini. Baginya cewek yang terlalu lebay dan berteriak tidak jelas jika bertemu cowok ganteng membuatnya tidak nyaman, apalagi sampai mencoba sok kenal, benar-benar itu salah satu hal yang paling dia tidak suka.

Merasa ada keributan, Rachel pun menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya dia saat matanya menangkap sosok Adi yang sedang meminum air mineralnya. Bukan terkejut karna pesonanya seperti cewek-cewek teriaki, namun karna dia terkejut kenapa Adi bisa ada di sini? dan dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari tempat duduknya.

Tidak mau Adi mengetahui dia ada di sini, akhirnya Rachel memilih untuk pergi. Daripada dia harus melanggar aturannya sendiri? mending dia pergi.

Adi yang sudah selesai meminum air mineralnya, menoleh ke samping. Terlihatnya seseorang yang tidak lagi asing baginya, rambut digerai sebahu, kulit putih, dan gaya fashion yang Colourful membuatnya tidak sulit mengetahui bahwa dia adalah Rachel. Adi hanya menatap punggung Rachel dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, entah apa yang dia pikirkan sekarang.

Setelah itu, Adi pun memutuskan untuk pulang ke rumah dan bersih-bersih agar badannya tidak bau.

...****************...

Kenapa sih gua selalu ketemu terus sama dia? padahal kita nggak janjian. Sumpah gua sebel banget ama dia, kapan gua bebas dari dia?

ya udah deh nggak usah di pikirin lagi, yang ada ntar hari Minggu gua yang cerah bisa-bisa suram kalo gua ngurusin dia. Mending sekarang gua mandi trus ngajak temen hangout deh.

tok...tok...tok...

pintu pun terbuka, ternyata mamah yang membukakannya

"eh anak mamah yang cantik udah pulang ternyata, cepet masuk trus mandi biar badan kamu nggak bau"

"iya mah, ya udah aku langsung ke kamar ya"

dibalas anggukan dari mamahnya

Setelah selesai mandi, Rachel berbaring di ranjangnya sambil memainkan hpnya. Tujuannya yaitu mengajak sahabatnya hangout bareng, sekarang dia akan menelpon Farsya terlebih dahulu.

"hallo Sya, eh Sya kita hangout yuk mumpung hari Minggu"

"maaf Chel gua nggak bisa, lagi ada urusan"

"Sya, Lo kenapa kok dingin banget sama gua? Lo sakit? apa gua ada salah sama Lo?"

"nggak, nggak ada. gua cuma lagi nggak mood hari ini"

"oh, em....ok deh nggak papa, gua ngajak Faiza aja"

Rachel mematikan sambungan teleponnya dan masih memikirkan kenapa tiba-tiba Farsya bersikap dingin padanya, padahal biasanya jika Farsya di ajak hangout dia orang pertama yang bersemangat. Dan hari ini Farsya sangat berbeda dari biasanya.

Di lubuk hati Farsya, dia merasa bersalah karna memperlakukan Rachel dengan dingin. Rasanya dia ingin meminta maaf pada Rachel, tapi dia harus melakukan rencananya bersama sahabat-sahabatnya untuk membuat Adi dan Rachel makin dekat dan ini merupakan salah satu caranya.

maafin gua Chel, gua nggak bermaksud cuekin Lo. Sebenernya gua juga nggak mau ngelakuin ini, tapi ini bagian rencana kita jadi gua nggak bisa nolak. Gua janji nggak akan ngelakuin ini lagi ke Lo, gua pasti akan jelasin ke Lo kalo waktunya udah tepat

itulah rasa bersalah Farsya pada Rachel, memang Farsya dikenal cuek dan dingin disekolah tapi dia tidak pernah mencueki sahabat-sahabatnya sendiri apalagi Rachel. Karna bagi mereka Rachel adalah adik kecil mereka yang imut, jadi mereka tidak pernah mencueki dan memarahi Rachel.

Rencana Di Mulai

Keesokan harinya tepatnya hari Senin, Farsya, Faiza, Ferro dan Tristan memulai rencana mereka untuk membuat Adi dan Rachel menjadi dekat. Rencana mereka yaitu mencuekinya dan membuat mereka lebih punya banyak waktu bersama, jadi mereka akan saling merasa nyaman dan mungkin mereka bisa jadian? why not?.

"Sya, Lo kemaren di ajakin Rachel hangout nggak?"

"iya, tapi gua tolak. Kalo Lo Za?"

"iya kemaren gua juga diajakin tapi sesuai rencana jadi gua tolak, tapi gua nggak tega sama Rachel...... pasti dia sedih, gua jadi ikut sedih...."

"nggak usah lebay deh Za, ini cuma sementara aja"

"Lo ma gampang ngomongnya Tan, tapi kita yang ngelakuin susah apalagi gua nganggep dia adik kecil gua"

"udah udah jangan ribut, kita susun rencana aja. Sebentar lagi mereka dateng" lerai Ferro

"bener tuh katanya Ferro, dari pada kita ribut mending kita susun rencananya aja"

"Ok, menurut gua kita bikin mereka sering ketemu aja kesannya nggak sengaja tapi padahal kita yang bikin mereka ketemu, trus kita liat reaksinya apa kalo mereka ribut kita biarin aja kan kita udah cuekin mereka sebelumnya dan kalo mereka nggak ribut itu malah kesempatan kita bikin mereka deket lebih gampang" usul Faiza

"hm..... boleh juga ide lo" ucap Tristan sambil memegang dagunya seperti berpikir

"Ok, berarti kita coba rencana pertama kita ini"

Di TKP

"Guys, kita berpencar. Lo sama Farsya ngikutin Rachel, gua sama Ferro ngikutin Adi. Jadi kalian kabarin kita dimana Rachel dan nanti kita akan bikin mereka jalan di tempat yang sama"

"Ok, yuk Sya"

"yuk, guys kita duluan"

"bye, good luck guys"

Di tempat Faiza dan Farsya

Sekarang mereka sedang mengintip Rachel dari kejauhan. Tempatnya ada di dekat lorong sekolah. Rachel sedang berjalan menuju perpustakaan sendirian, karna teman-temannya memang sudah mencuekinya dari kemaren. Rachel tampak kebingungan dan kesepian tanpa sahabatnya disampingnya.

"Sya, gua jadi kasian deh sama Rachel. Liat deh, dia kaya kesepian gitu.... tatapannya aja kosong, gua takut nanti dia jadi stress deh"

matanya masih mengikuti arah langkah Rachel

"ya sih....gua juga ngerasa gitu, tapi ini kan rencana kita, jadi kita harus tahan rasa bersalah kita dan kasian kita ke Rachel. Lagian ini juga buat kebaikan bersama" bisiknya pada Faiza

"iya juga, kenapa sih kita nggak pake cara lain tanpa nyuekin Rachel?" teriaknya yg membuat Farsya refleksi membungkam mulut Faiza

"St.......Lo jangan teriak, nanti Rachel tau gimana?" bisiknya sambil tangannya masih membungkam mulut Faiza

"mmmpphh...... mmmpphh....!!!" suara Faiza yang memberontak

"diem makannya" lalu melepaskan tangannya dari mulut Faiza

"hah......pega tau nggak? mana tangan Lo asin lagi, cuih....brep...." ucapnya sambil mengelap mulutnya kasar

"ya maaf, itu kan salah Lo. Makannya ja..." kata-kata Farsya terpotong karna Faiza menepuk-nepuk pundaknya saat sedang fokus berbicara

"Sya, Sya..."

"apaan sih" Farsya pun menoleh ke arah Faiza melihat

"hah?!!!, Za..... Rachel nya mana?" kaget Farsya

"ya mana gua tau, Lo sih ngomong terus jadinya Rachel pergi duluan kan"

"ih..... enak aja, Lo kali yang salah. Makannya jangan teriak-teriak, nanti kalo Rachel tau gimana?"

"ya bukan salah gua, yang ada tuh Lo yang salah. Lo yang nyerocos terus makannya gua nggak konsen ngeliatin Rachel"

"liatin mah tinggal liat aja, apa susahnya Lo liatin Rachel sambil ndengerin gua ngomong?"

"ya nggak bisalah, yang ada gua nggak konsen liat Rachel"

"masa gitu aja nggak konsen?"

Akhirnya mereka jadi bertengkar beradu mulut tanpa ada yang mau mengalah, sampai Ferro dan Tristan datang barulah mereka bisa diam.

"heh!, ini kok malah pada berantem?" tanya Ferro yang baru datang bersama Tristan

"ini nih Farsya, gara-gara dia kita jadi kehilangan jejaknya Rachel" tunjuk Faiza pada Farsya

"eh.... enak aja, Lo yang ngeliatiinnya nggak bener makannya kita kehilangan jejaknya Rachel"

"kalo Lo nggak nyerocos terus ngomongnya pasti gua nggak akan kehilangan Rachel, ini semua gara-gara Lo!!"

"eh.... nggak pokoknya ini semua gara-gara Lo!!"

"Lo!"

"nggak, ini gara-gara Lo!!"

"Lo!"

"lo"!

"udah-udah!!, kenapa jadi pada berantem gini?"

"ya itu tuh, Farsya"

"jangan percaya Tan, ini tuh salahnya Faiza"

"udah, jangan ribut lagi. Mending kita nyari Rachel barengan aja"

"betul tuh katanya Ferro, daripada Lo semua ribut, mending kita barengan aja nyarinya"

"lah? emang Lo nggak ketemu sama Adi?" heran Faiza

"gua udah nyari kemana-mana tapi kita nggak nemuin dia"

"apa Adi nggak masuk?"

"masuk kok Sya, tapi emang habis pelajaran selesai dia langsung pergi dan kita nggak tau Adi pergi ke mana"

"oh gitu, ya udah kita nyari sama-sama aja"

Setelah lama mereka mencari kemana-mana tapi mereka tetap tidak menemukan Adi atau Rachel.

"guys, gimana nih? kita masih nggak nemuin mereka"

"iya, gua juga udah mau capek. Duduk dulu dong, capek tau mana panas lagi nanti kalo kulit gua gosong gimana?"

"alah..... cuma gitu doang ribet amat Za?"

"ih Lo ma laki, nggak mikirin kulit putih apa nggak, kalo gua kan cewek ya jelaslah gua ribet apalagi kalo kulit gua beneran gosong nanti"

"udah, nggak usah banyak bacot. Sekarang juga udah mau masuk, mending kita ke kelas masing-masing aja siapa tau mereka udah ada di kelas" lerai Farsya

"bener tuh, mending kita balik ke kelas"

"kalo gini ceritanya ngapain kita muter-muter sekolah yang gedenya segini?"

"ya.... gimana lagi, diantara kita juga nggak ada yang kepikiran buat ke kelas dari tadi?"

"ya udah deh, Sya, Za, kita balik ke kelas ya"

"kita juga mending balik sekarang Za"

"ntar ah Sya.....gua masih capek"

"Lo mah gitu, ntar gua tinggal lho"

"jangan gitu dong, Lo jahat sama gua"

"hahaha, ya udah ayok balik ke kelas"

"mm.... nanti dulu......"

"ayok! nanti keburu masuk" ucapnya sambil menarik-narik tangan Faiza

"ya udah, yuk balik"

"nah gitu dong daritadi"

"tapi gendong....." merentangkan tangannya meminta digendong

"nggak, Lo berat gua kan kecil"

"ah.....Lo ma gitu.... gua nggak berat kok"

"gua gandeng aja nggak usah di gendong"

"ya udah iya"

"nah gitu dong......yuk!!"

...----------------...

Saat di kelas, Faiza dan Farsya sangat kecewa karna sudah capek-capek mereka mencari Rachel kemana-mana tapi malah Rachel daritadi ada di kelas. Begitu juga dengan Ferro dan Tristan, mereka juga kecewa. Sebenarnya Adi tidak pergi jauh tapi cuma ke toilet sebentar dan balik lagi ke kelas. Sebelum Adi ke kelas, Ferro dan Tristan keburu keluar mencari Adi, jadi mereka mengira Adi pergi jauh padahal daritadi dia ada di kelas.

"Fer, Lo ngerasain nggak apa yang gua rasain?"

"iya Tan, gua juga ngerasain"

ucap mereka lemas sambil menatap punggung Adi dengan tatapan capek.

"sumpah, kenapa tadi kita nggak kepikiran Adi ada di sini?"

"nggak tau Fer, gua juga bingung. Kenapa otak gua rasanya berhenti sampe nggak kepikiran buat cek ke kelas"

Akhirnya mereka mendudukkan dirinya ke kursi bersama dan merenggangkan otot-otot yang tegang karna berkeliling sekolah mencari Adi yang padahal ada di kelas.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!