...Gemilang Galaxio Kusuma...
...Mouresa Munaj...
Clarybella (ibel)
Bara Gazaldo
Romanio Salendra Munaj & Jenita Aulia Wang
Exel Mawardi Utama
Ilona Tanesa (Lona)
Samudra Barindra Munaj (Sam)
Arjuna Zalekaviar (Juna)
Beniqno Bagaskara (Ben)
Yohan Saputra
.
.
.
.
Salam kenal untuk semuanya, sebelum membaca novel ini disarankan membaca "Elang dan Emila" dulu ya, ini sequel nya.
Happy reading gaesss 💋
Bali. . .
Ketika senja mulai menampakkan rupanya..
Langit jingga nampak begitu menggoda..
Sungguh warnanya indah memanjakan mata..
Namun lain halnya dengan wanita cantik satu ini, ia berjalan tanpa alas kaki menyusuri pantai, mengabaikan ombak kecil yang menyapanya,
Mengabaikan deru suara air yang menenangkan,
Dan mengabaikan langit jingga yang memancarinya. . .
Semua tampak kosong seperti pandangannya saat ini, ia terus berjalan meskipun tidak tahu arah kemana ia akan pulang.
"Bgsd! emang Lo itu bgsd bar!" Teriaknya sambil melemparkan kerikil kecil ke pantai.
Ia menundukkan pandangannya , sekuat apapun ia mencoba untuk melawan perasaannya. Semakin kuat juga sakit hatinya.
Buliran air bening itu jatuh begitu saja menandakan ia memang sedang tidak baik-baik saja.
Memang benar patah hati adalah runtuhnya sebuah dunia, dunianya sedang hancur lebur sekarang, Benar-benar tidak tersisa sama sekali.
Ia berjalan menuju ombak yang begitu menggelora, saat ini ia benar-benar sedang kacau. Mungkin benar,
mati adalah solusi nya.
Dunia tak menginginkan nya lagi, tunangan yang ia cintai lebih dari apapun, berkhianat dengan wanita lain, apalagi saat mereka sudah menyebarkan undangan pernikahan. Papa nya sendiri memiliki kekasih setelah kematian Mama nya.
Dan di dunia ini memang tidak ada laki-laki setia!
Ia terus berjalan mendekati ombak , bahkan sampai air pantai hanya sebatas dadanya saja.
Ia memejamkan matanya untuk menyambut kematian untuk perdamaian hatinya. . .
Namun tiba-tiba ia merasakan pelukan seseorang dari belakang "mbak kalo mau mati jangan mengotori pantai yang indah ini" ucapnya kemudian membopong tubuh mungil itu ke tepi pantai begitu saja.
Namanya Mouressa Munaj, gadis berparas cantik dengan lekuk tubuh sempurna, kulitnya putih tinggi semampai . . . Ia terlahir dari keluarga yang cukup punya, ia adalah seorang selebgram beribu followers. Namun semuanya itu tak cukup untuk memikat hati laki-laki yang akan menikahinya itu tinggal disisinya, entah dengan alasan apa ia selalu dicampakkan. . katanya ia terlalu menuntut, manja, dan tidak dewasa.
Padahal sudah empat tahun mereka berpacaran, apalagi sebenarnya Bara adalah sahabat kecilnya dulu.
Mou baru saja hendak memukul pria yang berani mengatainya dan mengangkat tubuhnya seenaknya. Tangannya sudah melayang namun ia urungkan ketika melihat wajah pria itu.
Tampan
Inilah kelemahan Mou pria tampan yang memabukkan.
"Mbak semua orang disini pergi untuk menghibur diri. Jadi tolong jangan membuat kekacauan untuk orang yang sedang merefresh otak disini"
Mou menyadarkan diri dari lamunannya. "Aku juga mau menghibur diri" ucapnya ketus.
"Kalo yang tadi itu membunuh diri , bukan menghibur diri mbak".
Mou tampak terdiam menyesali perbuatannya itu , ia tak pernah berfikir panjang memang, otaknya yang pas-pasan dan lambat membuatnya kerap kali menyesali perbuatannya.
"Coba lihat indahnya warna jingga di sore ini" ucap pria itu sambil menunjuk langit senja "terlalu indah bukan untuk mengakhiri hidup, masih banyak yang indah di dunia ini" ucapnya kemudian berlalu.
"Siapa namamu!" Teriak Mou karena pria itu hampir jauh.
"Gemilang!" Teriaknya, kemudian kembali melanjutkan langkahnya dengan bibir yang sedikit terangkat.
Gemilang Galaxio Kusuma putra mahkota dari Elang Grup bahkan kini ia siap menduduki posisi Direktur utama meskipun usianya tergolong muda namun otaknya yang cemerlang ia jenius dalam segala hal. . . Memang faktor keturunan karena ia terlahir dari orang tua yang sangat cerdas. Dan berkat itu semua ia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menyelesaikan studinya.
Kehidupan nya nyaris sempurna, tapi ia memutuskan untuk tidak mengenal pacaran, ia lebih memilih menggunakan waktu untuk kedua orang tuanya, dan juga teman-teman nya. Sebenarnya Gemilang sudah memutuskan untuk tidak berpacaran dan langsung menikah saja.
"Gem lama banget sih" gerutu wanita paruh baya namun tetap terlihat cantik itu, wanita yang sangat disayangi Gemilang.
"Maaf Mam, ada problem dikit tadi"
"Yaudah ayo, udah ditungguin sama Papii kamu"
Gemilang melingkarkan tangannya pada Mamii nya , jika seperti ini mereka lebih terlihat sebagai sepasang kekasih bukan ibu dan anak karena dandanan Mila Mamii nya menolak tua.
Mereka menghampiri pria paruh baya yang tetap sama tampannya. "Papii matanya ngelihat kemana-mana tuh Mam" goda Gemilang.
"Hussssttt, ini anak ya . . . Nggak lah sayang cuma kamu seorang saja" ucapnya merayu sang istri.
Mila mendengus kesal "lihatin aja tuh bule-bule pakek bikini tapi nanti Mamii tidurnya sama Gemilang aja"
"Yes. . Yes. . .Papii kalah hahahahah" Gemilang tertawa renyah.
Begitulah keluarga mereka, anak dan bapak yang tidak mau mengalah satu sama lain untuk memperebutkan Mamii nya. Sebenarnya Gemilang akan bersikap konyol seperti ini hanya didepan keluarga nya saja. Diluar ia adalah sosok laki-laki yang cukup dingin terkadang.
.
.
.
TINGGALKAN JEJAK KOMENTAR GAESSS 💋
Tiga bulan kemudian. . .
Seorang gadis berparas cantik mengenakan rok jeans diatas lutut serta kaos hitam yang melekat sempurna pada tubuhnya, dan tak lupa kacamata hitam yang bertengger di kepalanya.
ia melangkah dengan anggun memasuki sebuah cafe yang bernama Caviar Cafe, cafe yang cukup terkenal di ibu kota , karena selain pemandangan nya yang indah, tempat nya juga hits kalo kata anak muda jaman sekarang.
Ia berjalan menuju lantai paling atas, karena janji dengan sahabat nya untuk bertemu di lantai dua cafe ini.
Caviar cafe, cafe yang memiliki dua lantai ini nampak ramai di sore ini, dengan atap yang terbuka di lantai dua, membuat orang-orang berebut untuk melihat senja diatas pantai itu.
Sedangkan terlihat di kafe atas itu, empat orang sedang asik berbincang-bincang,
"Gem Lo yakin nggak mau pacaran, ada temen gue kayaknya cocok sama Lo" ucap Ben lalu meneguk kopi tanpa gula yang berwarna cokelat kehitaman itu.
"Gue mau langsung nikah Ben, nggak pacar-pacaran" jawab Gemilang cuek dan dingin.
"Ben Lo jangan maksa dong kalo Gemilang nggak mau, dia kan dari dulu nggak suka Lo jodoh-jodohin kayak gini!" Sentak ibel satu-satunya perempuan yang berada di sana.
"Loh kok jadi Lo yang sewot sih bel!" Sentak Ben tak terima.
"mulai deh. . " Gerutu Juna yang sedari tadi asik dengan bukunya. . . Memang kedua sahabatnya itu tidak pernah akur. Berbeda dengan ia dan Gemilang yang tenang.
Mata Gemilang terkesiap ketika melihat sosok wanita cantik tersenyum kearah mereka dengan rambut yang berterbangan karena diterpa oleh angin.
"Ibel. . ." Panggil wanita cantik itu dengan senyuman manisnya.
"Mo. . " Ucap ibel melambaikan tangan kearah nya.
Kedua wanita itu saling berpelukan karena memang sudah lama tak berjumpa. "Ya ampun kangen banget gue sama Lo mo"
Ketiga laki-laki itu seolah terhipnotis dengan kecantikan wanita itu. "Woy. . . Dasar cowok ngelihat yang bening dikit aja langsung melek" sentak ibel.
Mou melepaskan kacamata nya dan ikut memperhatikan ketiga laki-laki itu, namun ia terkesiap saat melihat sosok pria berkaos hitam polos yang tidak asing baginya "loh. . ." Ucap Mou menunjuk nya.
Merasa dirinya ditunjuk Gemilang berdehem sejenak, lalu membuang pandangannya ke sembarang arah.
"Kalian saling kenal?" Tanya ibel
"Enggak!" Ucap Gemilang tak santai.
Mou membelalakkan matanya tak percaya, bagaimana bisa pria ini tak mengingat dirinya, tapi ia memilih untuk bungkam.
Namun ia segera tersenyum pada ketiga laki-laki itu dan mengulurkan tangannya untuk berkenalan.
"Perasaan Lo nggak punya temen cewe deh" ucap Ben yang tak melepaskan pandangan pada Mou.
"Ini temen cewe gue satu-satunya" jawab ibel
"Masih ada ternyata cewe yang mau temenan sama Lo" ucap Ben tersenyum mengejek.
"Dasar Lo pantat ayam , gini-gini gue juga baik orangnya" sentak ibel jengkel.
"Hilih orang baik itu nggak ada yang muji dirinya sendiri" balas Ben.
"Udah-udah" Juna menengahi mereka lagi
"Mbak kok mau temenan sama dia ini" ucap Ben lagi.
Mou tersenyum lembut "hehe ibel orangnya baik kok" pujinya terang-terangan, lalu ikut duduk bersama mereka.
"Mbak mbak mbak, kapan dia nikah sama abang Lo. Asal Lo tau mo ini umurnya lebih muda daripada kita" jelas ibel.
"Iya sih udah keliatan baby face banget" sahut Ben
"Jadi nggak usah panggil mbak ya hehehe, panggil aja Mou" seru mou.
"Jangan Mou terlalu susah, panggil aja Mo lebih enak kan" ucap ibel menyunggingkan senyumnya.
"Iya iya terserah" ucap Mou yang terus tersenyum.
"Lo murah senyum juga ya" ucap Juna yang seolah terhipnotis dengan senyuman cantik itu.
"Hehe iya begini lah" jawab Mou
"Eh, Tapi nggak marah kan kalo manggil nya Lo gue".
"Iya gapapa kak Ju Juna" ucap Mou berusaha mengingat mamanya.
"Santai aja meskipun gue lebih tua nggak usah panggil kak, biar lebih akrab" jelas Juna
"Ehm . . Iy iya Juna"
Mou melirik kearah laki-laki yang terus terdiam sedari tadi.
"Mo kalo dia itu nggak usah Lo pikirin, emang nggak banyak omong anaknya" seru ibel yang memperhatikan Mou.
Mou tersenyum malu, lalu mengangguk.
"Kok gue kayak pernah lihat Lo ya. . . Tapi dimana?" Ben memejamkan matanya untuk mengingat nya.
"Dia selebgram nya Bali , jadi wajarlah kalo nggak asing" sahut ibel meminum kopinya.
"Oh ya, pantesan bening banget" ucap Ben yang membuat orang disana tertawa karena ia terlalu blak-blakan.
Gemilang memang tidak terlalu menyukai orang yang belum akrab dengannya, ia tidak pandai bergaul. . .
Mereka berbincang bincang ringan, Mou bisa mengimbangi pembicaraan mereka , karena ia adalah orang yang cukup humble .
Mata Mou terkesiap ketika melihat seorang laki-laki berjalan menuju meja yang tak jauh darinya bersama wanita yang terus tersenyum pada laki-laki itu.
Mou menundukkan pandangannya karena matanya yang sudah panas bahkan kini buliran bening itu jatuh begitu saja.
Ibel memperhatikan dua orang yang dilihat Mou lalu kembali menatap Mou yang menundukkan kepalanya.
"Are you okay?" Tanya ibel mengusap punggung Mou.
Ibel tahu betul laki-laki itu adalah Bara Gazaldo kekasih Mou yang sudah lama. Namun laki-laki itu memang brengsek selalu bermain api dibelakang Mou, bahkan Mou mengetahui hal itu namun ia hanya diam saja . . . Ibel sendiri tidak tahu apa yang ada dipikiran Mou sehingga mempertahankan laki-laki b*jingan itu.
Mou mengusap kedua matanya yang basah kemudian mengangkat wajahnya. Ia melengkungkan bibirnya dengan terpaksa ke arah sahabat nya.
"Jangan pura-pura tersenyum Mou, Lo buat gue merinding. . . . Ayo kita labrak dia" ucap ibel memegang pergelangan tangan Mou.
Mou menahan lengan ibel yang hendak beranjak, kemudian ia menggelengkan kepalanya "aku udah selesai sama Bara" ucap Mou dengan senyuman yang jelas terpaksa.
Alih-alih bersedih ibel malah tersenyum lebar "ini Mo yang dari dulu aku tunggu-tunggu. . . Lo udah ngelakuin hal uang tepat"
Mou mengangguk lemah. .
"Sekarang waktunya kita balas dendam" ucap ibel bersemangat.
"Balas dendam?" Tanya Mou mengerutkan keningnya.
.
.
.
TINGGALKAN JEJAK KOMENTAR GAESSS 💋
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!