*
*
Valentino Alexander : Usia 22 tahun masih kuliah, mempunyai dua sahabat yang konyol
bernama Satria dan Kevin.
Kalau sudah bersama mereka nama sekebun binatang bisa mereka sebut.
Alex hidup bersama maminya, papinya pergi meninggalkan mereka sewaktu dia masih kecil dan sejak saat itulah Alex tidak mempercayai yang namanya cinta.
Alex gonta-ganti cewek bukan dia yang mendekati cewek-cewek tersebut namun sebaliknya, mungkin karena wajahnya yang kelewat rupawan.
Kalau di kampus dia cool, gentle tapi kalau sudah ketemu mami manjanya kumat.
*
🌴🌴🌴
*
Florencia Agatha : Usia 24 tahun
bekerja di kantor maminya Alex sebagai sekretaris sekaligus asisten pribadinya.
Flo mempunyai satu sabahat bernama Jessica, mereka berteman sejak kuliah sampe sekarang dan tempat kerja mereka pun sama.
Flo hidup bersama mama dan adiknya laki-lakinya.
Mamanya mengurus toko kue milik mereka, sedangkan adiknya bernama Arga, dia seumuran dengan Alex dan masih kuliah juga.
Author : Prolog nya cukup segitu ya?? Yuk langsung kita mulai saja ceritanya. Cuzzz.....
*
🌴🌴🌴
*
Di sebuah kaffe duduklah seorang pria dengan wajah kusutnya, dia memainkan jari telunjuknya di bibir cangkir kopi miliknya
dengan tatapan kosong, dia tenggelam dalam lamunannya.
Sampai ada tepukan di bahunya yang mengagetkan dirinya sekaligus membuyarkan lamunannya.
"WOY!!! Nyet, muka lo kenapa lecek gitu kayak baju belum di setrika? Bukanya tadi habis kencan?" tanya Satria kepada Alex setelah menepuk bahu Alex lumayan kencang lalu menempati kursi kosong di sebelah Alex.
Alex langsung membalas dengan menginjak kaki Satria. "Sialan lo!!" umpat Alex. "Ngagetin gue aja untung gue kagak jantungan, kalau gue jantungan terus mati, lo mau tanggung jawab?!"
"Gampang, kalau lo mati tinggal gue buang ke laut." jawab satria dengan entengnya.
"Dasar temen laknat lo!! Kagak tau apa temen lagi sedih, bukannya di hibur malah di tindas!" kata Alex dengan muka sok sedih.
"Iye ye sorry, sedih kenapa sih nyet?" tanya Satria penasaran, biasanya anak itu seperti tidak punya beban hidup kegiatannya cuma gonta-ganti cewek dan menghambur-hamburkan uang.
"Kepala gue rasanya mau pecah Sat, otak gue penuh dengan masalah." jawab alex sambil mencengkram rambutnya frustasi.
"Ya makanya lo cerita supaya gue tau permasalahnya apa, siapa tau gue bisa kasih solusi buat lo."
Alex mengehela napas pelan sebelum mulai menceritakan masalah yang menganggu pikiranya. "Lo tau kan sebentar lagi gue mau skripsi?"
Satria hanya manggut-manggut "Terus?"
"Nyokap gue akhir-akhir ini sering sakit-sakitan mungkin faktor U dan mungkin juga sudah capek mengurus perusahaan sedari dulu, terus sekarang dia nyerahin beban tanggung jawab itu ke gue. Bayangin betapa pusingnya gue! Selama ini gue kagak tau apa-apa tentang perusahaan terus tiba-tiba dia nyerahin tanggung jawab itu ke gue, padahal gue sedang pusing mau persiapan skripsi." curhat Alex panjang lebar.
Satria berpikir sambil mengetuk-ngetukkan jarinya ke dagu. "Meskipun lo belum paham dengan urusan perusahaan, nyokap lo nggak mungkin kan ngelepas lo gitu aja pasti dia ngasih pembimbing buat lo?!"
"Emang, ada yang membantu gue dan membimbing gue, tapi galak apalagi kalau udah marah, Singa di hutan aja kalah galaknya sama dia." jawab Alex sambil bergedik ngeri.
"Masak lo kalah sama bawahan?!" ejek Satria.
"Masalahnya dia lebih pinter dari gue bang Sat!" jawab Alex sedikit emosi.
*
*
Di sebuah ruangan, seorang wanita paruh baya sedang memijit pelipisnya, kepalanya terasa berdenyut nyeri, bukan masalah pekerjaan, namun dia sedang memikirkan anak semata wayangnya yang sampai sekarang belum juga mau merubah kebiasaan buruknya.
Hidupnya anaknya tidak pernah lepas dari alkohol gonta-ganti pacar serta menghambur-hamburkan uang.
Pikiran wanita paruh baya itu sudah buntu, tidak tau lagi harus menggunakan cara apa untuk merubah anaknya itu.
Dia bersandar di kursi kebesarannya
meraih telefon di meja kerjanya dan menghubungi asisten pribadinya.
"Hallo bu Elisa." jawaban seseorang dari telepon di luar ruangannya.
"Flo ke ruangan saya sekarang!"
"Baik bu."
Elisa menaruh gagang teleponnya tak berselang lama pintu ruangan di ketuk dari luar.
"Masuk!" titah Elisa pada seseorang yang mengetuk pintu.
"Ada apa bu? Anda memanggil saya."
"Flo, tolong kamu gantikan meeting saya hari ini!" titah Elisa, karena dia tak sanggup untuk menghadiri meeting karena sudah tidak bisa berkonsentrasi dan ia juga sedang merasa tidak enak badan.
"Baik bu, bu Lisa sedang sakit?" nada khawatir di lontarkan Florencia.
"Saya cuma sedikit tidak enak badan, akhir-akhir ini saya sering pusing." jawab Elisa lemas masih dengan memijit pelipisnya.
"Apa perlu saya antar anda ke rumah sakit bu? Dan saran saya sebaiknya anda menyuruh anak anda untuk membantu mengelola perusahaan ini bu, umur anda sudah tidak muda lagi seharusnya anda sudah mulai menikmati hari tua anda dengan istirahat bukan dengan tumpukan kertas itu." Saran Flo sambil menunjuk tumpukan kertas di atas meja atasannya itu.
Elisa membuang napasnya berat. "Kamu benar Flo kenapa saya tidak berfikir sampai ke situ? Tapi anak saya masih kuliah Flo."
"Kuliah kan bisa ngambil hari ming_"
Belum sempat Flo menyelesaikan kalimatnya dia langsung panik begitu melihat atasan pingsan di kursi kebesarannya dengan muka yang pucat pasi.
Flo yang panik langsung keluar meminta bantuan untuk membawa Elisa ke rumah sakit.
Sampai di rumah sakit, Elisa langsung mendapat penanganan dari dokter.
Flo menyelesaikan urusan pendaftaran di administrasi, setelah semua beres dia menunggu di luar ruangan, dia mondar-mandir tak jelas sampai akhirnya dokternya keluar.
Flo langsung mendekat kepada sang dokter yang menangani atasan. "Bagaimana dok kondisi bu Elisa?"
"Faktor usia, kondisi yang kurang fit terlalu capek dan banyak fikiran sehingga bu Elisa tumbang, seharusnya beliau tidak boleh terlalu banyak fikiran itu akan menjadi pemicu tensinya naik." jelas dokter kepada Flo.
Flo mengangguk paham
"Boleh saya masuk dok?"
"Silahkan saya permisi dulu." pamit dokter dan berlalu meninggalkan kamar VIP tersebut.
Flo memasuki kamar rawat Elisa lalu duduk di sebelah Elisa dia juga bingung harus menghubungi siapa, Flo juga tidak mengenal anaknya Elisa.
Flo masih tenggelam dalam fikiranya tiba-tiba mata Elisa terbuka secara perlahan.
Flo langsung menyentuh tangan Elisa serta mengelusnya pelan. "Tante sudah sadar Gimana keadaan tante? Tante haus mau minum? Atau laper?" Flo memberondong Elisa dengan banyaknya pertanyaan.
Elisa pun tersenyum. "Kamu itu bertanya atau mengintrogasi tante sih? Pertanyaannya banyak banget."
Flo hanya nyengir kuda. "Hehe habisnya tante tiba-tiba pingsan membuat Flo panik."
"Flo, tolong hubungi anak tante!" ucap Elisa sambil menunjuk handphonenya di atas nakas samping ranjangnya.
Flo meraih handphone yang di maksud Elisa, ia menatapnya lalu mengarahkannya pada Elisa. "Tapi saya nggak tau kontaknya tante."
"Cari yang namanya Alex."
Flo mencari kontak yang namanya Alex namun sebelum dia menemukan kontak tersebut keburu si pemilik kontak menelepon,
Flo segera menggeser icon hijau untuk menjawab panggilan yang masuk. "Hallo" sapa Alex lebih dulu.
*
*
TBC.
*
*
Flo menggeser tombol hijau untuk menjawab panggilan tersebut "Hallo.." sahut Flo.
"Hallo mih, mami belum pulang? Ini udah mulai gelap lho... jangan capek-capek nanti drop lagi." jawaban seseorang dari seberang telepon.
Flo menarik nafas dan menghembuskannya pelan sebelum menjawab pertanyaan anaknya Elisa. "Ehm.. maaf, ini saya asistennya bu Elisa mau mengabarkan kalau bu Elisa saat ini sedang di rawat di rumah sakit, dia tadi pingsan di kantor."
"Mami di rumah sakit?" tanya Alex panik. "Tolong kasih tau di rumah sakit mana mami di rawat? Saya akan segera menyusul kesana."
"Di rumah sakit ***** ." jelas Flo.
"Okay. Tolong jaga mami saya, saya akan segera menyusul kesana." Alex langsung menutup sambungan teleponnya secara sepihak dan menyambar kunci mobil di meja beserta jaketnya di sofa dan melesat menuju rumah sakit.
"*D*asar tidak tau sopan santun main tutup aja teleponnya" kata Flo dalam hati.
*
🌴🌴🌴
*
Flo sedang menyuapi Elisa, setelah sampai saat suapan terakhir, pintu kamar terbuka dan munculah Alex dengan raut wajah paniknya ia berlari berhambur ke pelukan maminya.
"Mami kenapa pingsan lagi? Kecapek'an?" tanya Alex khawatir sambil memeluk Elisa.
Elisa tersenyum tipis. "Iyaaa mami kecapek'an makanya kamu bantuin mami ngurus kantor!"
"Bentar lagi mih, nunggu skripsi terus sidang habis itu Al janji akan ngurus perusahaan peninggalan kakek dengan benar."
"Tapi kata dokter mami harus istirahat Al, nggak boleh capek lagi." Elisa baru ingat kalau masih ada Flo di situ. "Oya Al kenalin ini Florencia asisten mami di kantor."
Flo mengulurkan tangannya pada Alex. "Florencia."
"Alex." ucap alex sembari menerima uluran tangan Flo.
"Oya Flo gimana meetingnya sama klein kita dari Bandung? Apakah di batalkan?" tanya Elisa karena tadi dia pingsan dan Flo yang mengurus dirinya.
"Nggak di batalkan tante cuma di undur besok pagi terus siangnya ada meeting lagi sama klein dari Sing_."
"Tunggu-tunggu!" potong Alex cepat. "Kok manggilnya tante?" tanyanya bingung.
"Flo itu anak temen SMA mami, jadi kalau di luar kantor dia manggilnya tante biar lebih akrab, oya Al besok kamu harus ikut meeting bersama Flo! Kamu harus belajar mengurus perusahaan kita." Alex baru mau membuka mulut untuk protes namun segera di cegah Elisa. "Nggak ada penolakan! Kalau kamu nolak semua harta akan mami berikan kepada Flo."
"Kok gitu sih ancamannya?!" protes Alex tidak terima dengan keputusan maminya.
"Mami nggak menerima protes!" Elisa sedikit melotot kepada Alex anak semata wayangnya dan beralih menatap Flo. "Dan kamu Flo tolong kamu bimbing si cunguk ini! Tante percaya sama kamu, tanggung jawab kamu adalah membimbing nya sampai bisa, kalau dia bandel jewer aja telinganya sampai putus."
Alex langsung memberenggut sebal bibirnya mengerucut. "Mami kejam sama anak sendiri."
"Kamu yang kejam tega membiarkan mami yang sudah tua ini mengurus perusahaan sendiri tanpa bantuan dari anak mami yang nakal."
Flo yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya "*D*asar bocah." kata Flo dalam hati.
Ternyata hari sudah gelap waktunya Flo pulang ke rumah, dia mengeluarkan handphone dari dalam tasnya dan mengetikkan sesuatu untuk seseorang
setelah selesai dia berpamitan.
*
🌴🌴🌴
*
Sekitar pukul 10:00 wib Alex mulai ikut meeting bersama Flo.
Namun baru 30menit berjalan Alex sudah mulai bosan, lalu dia mengeluarkan handphone dari saku celananya dan memainkannya, tanpa dia sadari ada sepasang mata yang memperhatikanya dengan jengkel atas kelakuannya.
*
*
Awas Alex, ada singa betina yang siap menerkam 🤭🤭🤭
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!