Reinkarnasi: Takdir Yang Terulang
Hidup yang terinjak
📱 Grup Chat Kampus – Edelweiss Squad
Mahasiswa 1:💬
🤣 Liat deh Aqeela tadi, ketinggalan materi lagi.
Mahasiswa 2:💬
Serius? Dia beneran nggak ngerti apa-apa tuh.
Risma wijaya
💬😂 Mana bajunya itu-itu aja. Aku sampe bosan liatnya.
Mahasiswa 3:💬
Bener! Kayak anak kampung nyasar ke kampus elit.
Risma wijaya
💬Udah biasa. Dari kecil emang norak.
Aqeela Cassarius
(hanya membaca, matanya berkaca-kaca. Jarinya gemetar ingin membalas, tapi ia tahu tak ada gunanya.)
Sandrina Ayudya
💬Qeel, kamu gapapa kan?
Aku tau mereka keterlaluan banget.
Aqeela Cassarius
💬Gapapa Rin… aku udah terbiasa.
Kayaknya emang aku cuma pengganggu buat semua orang.
Sandrina Ayudya
💬Hei! Jangan ngomong gitu.
Kamu berharga, Qeel. Kamu cuma belum sadar aja.
Aqeela Cassarius
(menatap lama pesan itu, lalu tersenyum tipis meski hatinya perih.)
Hasna wijaya
Aqeela!! Cepet pulang! Jangan main-main mulu.
Hendri wijaya
Kalau rumah masih berantakan pas aku sampai, awas kamu!
Risma wijaya
Kak Aqeela, jangan pura-pura sibuk di kampus. Cuci baju aku ya.
Aqeela Cassarius
Iya… aku pulang sebentar lagi.
Hasna wijaya
Dasar anak nggak tau diri!
Udah makan dari uang aku, masih lelet aja kerjanya.
Aqeela Cassarius
( menggenggam ponselnya erat, menahan tangis. Di tengah jalan pulang, ia menutup matanya sebentar, merasa dunia terlalu sesak.)
Sandrina Ayudya
Qeel, aku bakal selalu ada buat kamu.
Kalau kamu capek… cerita ke aku ya.
Aqeela Cassarius
Rin… kalau aku nggak ada besok, kamu jangan nangis ya.
Sandrina Ayudya
APA MAKSUDNYA?? JANGAN KATAKAN KAMU—
(Pesan Sandrina belum sempat terkirim semua, Aqeela sudah mematikan ponselnya. Malam itu, langkah kakinya membawanya ke atap gedung tua di dekat kampus… tempat di mana ia ingin mengakhiri semuanya.)
tubuh yang jatuh, jiwa yang terbang
🌙 Malam Hari – Atap Gedung Tua
(Aqeela berdiri di tepi gedung, matanya kosong. Ponsel di tangannya bergetar, panggilan dari Sandrina terus masuk. Namun, ia hanya menatap layar, lalu meletakkannya di lantai dingin.)
Aqeela Cassarius
Hidupku… nggak ada artinya lagi.
Mungkin dengan cara ini… sakitnya akan hilang.
(Ia melangkah maju, lalu terjun. Angin malam memeluk tubuhnya sebelum akhirnya...)
🚨 Keramaian di Bawah Gedung
Orang-orang:
“ASTAGAAA!! ADA YANG JATUH!!”
“TOLONG PANGGIL AMBULANS!!”
“ANAK PEREMPUAN!! CEPAT!!”
(Kerumunan panik. Tubuh Aqeela terbaring berlumuran darah. Nafasnya tersisa tipis.)
Joni(sekretaris Axel)
Tuan Axel, jalan macet sekali. Haruskah kita putar balik?
Axel sanjaya
Tunggu… ada keributan.
(Axel menoleh dari dalam mobil mewahnya. Ia melihat orang-orang berkerumun. Biasanya ia acuh, tapi entah kenapa hatinya terasa ditarik ke arah itu. Axel turun dari mobil.)
(Axel berjalan melewati kerumunan, tatapannya langsung tertuju pada tubuh Aqeela yang berlumuran darah.)
Axel sanjaya
(dalam hati) Kenapa… jantungku terasa sakit melihat gadis ini?
Aku bahkan tidak mengenalnya… tapi kenapa terasa begitu familiar?
(Tanpa ragu, Axel mengangkat tubuh Aqeela dengan tangannya sendiri.)
Axel sanjaya
Bawa aku ke rumah sakit terdekat. CEPAT!!
(Beberapa menit kemudian, Aqeela sudah berada di ruang gawat darurat. Dokter dan perawat berlarian.)
dokter
Cepat pasang infus! Tekanan darahnya turun drastis!
Pasien hampir kehilangan banyak darah!
(Axel menunggu di luar, wajahnya dingin tapi matanya bergetar menahan emosi yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.)
Joni(sekretaris Axel)
Tuan… kenapa Anda sendiri yang membawanya? Biasanya Anda tidak pernah peduli pada urusan orang lain.
Axel sanjaya
Aku juga tidak tahu…
Tapi aku tidak bisa membiarkannya mati.
(Dokter keluar dari ruang operasi, menatap Axel.)
dokter
Pasien selamat… tapi dia mengalami koma.
Kami tidak tahu akan berlangsung berapa lama.
(Axel menunduk, mengepalkan tangannya. Dalam hati, ia merasa ada sesuatu yang mengikat dirinya dengan gadis itu.)
Axel sanjaya
(dalam hati) Tidurlah… sampai saatnya kau membuka mata.
Aku… akan menunggumu.
tidur panjang
(Aqeela terbaring dengan alat bantu pernapasan. Tubuhnya penuh perban, wajahnya pucat. Axel berdiri di samping ranjang, matanya tajam namun hatinya bergejolak.)
Axel sanjaya
Aku ada di rumah sakit.
Ada seorang gadis yang aku temukan hampir mati.
Cassandra cassarius
Axel, kenapa kamu sendiri yang membawanya?
Itu bukan sifatmu.
Axel sanjaya
Entahlah… aku merasa harus menolongnya.
Ares Sanjaya
Rumah sakit mana? Aku ingin lihat.
(Ares dan Cassandra tiba di rumah sakit. Mereka berdiri menatap Aqeela dari balik kaca. Cassandra tertegun, air matanya jatuh tanpa sadar.)
Cassandra cassarius
Ares… lihat wajahnya…
Dia… mirip sekali dengan anak kita yang hilang dulu.
Ares Sanjaya
Jangan terburu-buru. Bisa saja hanya kebetulan.
Tapi… aku juga merasakan hal yang sama.
(Axel menatap kedua orang tuanya, hatinya berdebar keras. Untuk pertama kalinya, ia ingin percaya pada sesuatu yang tak bisa dijelaskan logika.)
🌌 Alam Bawah Sadar – Dunia Koma Aqeela
(Aqeela berdiri di sebuah padang bunga putih, sendirian. Langit di atasnya abu-abu. Ia merasa tubuhnya ringan, tapi hatinya berat.)
Aqeela Cassarius
Dimana ini?
Kenapa… aku masih bisa merasa hidup?
Bukankah aku sudah mati?
(Tiba-tiba bayangan demi bayangan muncul: masa kecilnya, suara tawa seorang wanita lembut, pelukan hangat seorang pria, dan seorang anak laki-laki yang memanggilnya “adikku.”)
Suara Lembut (Cassandra):
Qeela… jangan pergi…
Suara Tegas (Ares):
Kamu anak kami. Kembali lah…
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!
