NovelToon NovelToon

Menikahi Supir Billionaire

01. Kejadian

Saat ini Mona dan sang supir sedang berada disalah satu kota kecil (kota X) masih bisa disebut kabupaten untuk meninjau tempat baru untuk membangun cabang perusahaannya.

Untuk beristirahat mereka memilih menginap disalah satu hotel kecil karena hotel lainnya telah penuh, saat ini musim liburan.

Hotel yang mereka pilih ini juga hanya tinggal 1 kamar saja yang kosong khusus untuk 2 orang.

Karena sudah kemalaman dan butuh istirahat akhirnya Mona terpaksa harus 1 kamar dengan sang supir, tetapi tidak untuk berbagi tempat tidur.

"Nona apa tidak apa-apa kita 1 kamar!" Tanya sang supir yang bernama Gavin Alvaro.

"Mau bagaimana lagi kita butuh istirahat!" Jawab Mona.

Mona langsung menuju kekamar yang mereka dapatkan dari kasir.

Didalam kamar.

"Ingat kamu jangan macam-macam, disini kamu supir" ancam Mona.

"Iya saya mengerti Nona!" Jawab sang supir dengan tenang.

"Bagus" tegas Mona.

Sang supir pun merasa canggung berada 1 kamar dengan bosnya.

Setengah jam kemudian dalam keheningan, terdengar suara ribut-ribut diluar kamar mereka.

Mona bermaksud melihat keluar tetapi kakinya tersandung sendal hotelnya yang super tipis itu dan langsung saja dengan sigap sang supir menangkapnya, mereka saling pandang.

"Astaga tampannya supir ini" batin Mona tidak sadar jika dirinya sedang dalam pelukkan Gavin.

"Cantik" batin Gavin.

Bruuaakkkk!!!

Bunyi pintu kamar mereka terbuka dengan cepat.

"Kalian kami grebek!" Kata salah 1 polisi.

"Apa-apan ini pak!" Langsung saja suara Mona meninggi dengan wajah garangnya keluar.

"Kami mendapatkan laporan jika dikamar ini ada orang yang membawa narkoba!" Kata polisi tersebut.

"Kami tidak membawa narkoba, kami hanya butuh istirahat disini!" Jawab Gavin.

"Tunjukkan identitas kalian" ucap polisi tersebut.

Mereka pun menunjukkan identitas mereka.

"Kalian bukan suami istri berada dalam 1 kamar, kalian melakukan tindakkan asusila, sesuai peraturan ditempat ini, kalian harus langsung kami nikahkan!" Kata polisi tersebut.

"Apaaaa" teriak mereka bersamaan.

"Kami tidak melakukan apa-apa pak, ini supir saya, saya dan dia berada 1 kamar karena hotel ini sudah penuh dan tersisa 1 kamar, kalian bisa tanya ke bagian recepsionisnya!" Mona

"Apanya tidak melakukan apa-apa? Kalian tadi saja berdua berada diatas kasur!" Jawab polisi itu.

"Itu bos saya tidak sengaja tersandung dan saya menangkapnya pak!" Jawab Gavin.

"Kami tidak menerima alasan, kami melihat langsung kejadian kalian dalam kamar sekarang kalian berdua ikut kami kebalai kota untuk langsung dinikahkan" kata polisi tersebut.

Diluar ramai orang yang melihat mereka digerbek oleh polisi.

"Bentar pak!" Bentak Mona

"Saya sudah katakan saya bos dan dia supir saya, saya bos diperusahaan terkenal dari Campion Group"

"Apa buktinya?" Tanya polisi tersebut.

"Bentar pak, saya ambilkan berkas saya!"

"Gavin, cari berkas saya dimobil tadi sudah saya masukkan dalam 1 map!" Perintah Mona.

"Baik nona!" Segera sang supir menuju mobilnya untuk mencari apa yang bosnya perintahkan.

5 menit kemudian Gavin kembali.

"Mana berkasnya?!" Tanya Mona melihat Gavin kembali tidak membawa apa-apa.

"Maaf nona, sepertinya berkas tersebut ketinggalan dikantor!" Jawab Gavin cemas karena yang dicari tidak ada.

"Kalian tidak ada bukti, sekarang ikut kami!" Bentak polisi tersebut.

"Tunggu saya telepon tante saya buat membuktikan kalau saya Ceo diperusahaan itu!" Dengan cepat Mona mengambil hpnya dan menelepon Tantenya.

"Kog enggak aktif nomor tante" batin Mona.

Dicobanya berulang kali juga tidak aktif.

"Ada apa nona!" Tanya Gavin.

"Nomor tante gak aktif, bagaimana ini?" Binggung Mona memikirkannya karena situasi panik.

"Telepon assiten pribadi nona, Friska!?"

"Friska sedang saya liburkan, dia pergi kekampung halaman neneknya dan dia sudah berpesan bahwa disana dia tidak bisa dihubungin karena susah sinyal!"

"Sudah kalian ikut kami!" Perintah polisi tersebut.

Terpaksa Mona dan supirnya Gavin mengikuti para polisi tersebut dan mereka langsung dibawa kebalai kota untuk dinikahkan.

Beberapa saat berlalu, kini mereka telah sah sebagai suami istri.

"Sekarang kalian silakan pulang!" Kata polisi tersebut yang terlihat garang.

"Sialan" batin Mona.

Mereka kini balik kedalam kekamar hotel yang mereka pesan.

Mona terduduk diatas ranjangnya, meratapi nasibnya, mengapa harus menikah dengan cara begini dan harus bersama supirnya.

"Maaf nona" ucap Gavin karena merasa bersalah atas kejadian ini, seharusnya bagi dia tadi tidak ikut saja untuk beristirahat dikamar.

"Sudahlah, ini sudah terjadi" jawab Mona lemas.

"Besok saya ceraikan nona!" Ucap Gavin tegas.

"Tidak, bagi saya pernikahan hanya 1 kali seumur hidup, itu pesan orang tua saya juga" jawab Mona dengan nada suara lemah.

"Tetapi nona, saya ini supir"

"Bagaimana juga bila tante nona mengetahuinya!"

"Tidak apa-apa, saya juga pasti memberitahu tante" jawab Mona.

Mau tidak mau Mona belajar menerima nasibnya kini menjadi seorang istri dari supirnya.

02. Orang Tua Mona

Mereka tidak melakukan malam pertama seperti pada umumnya orang menikah.

Gavin sadar dia hanya seorang supir yang menikahi bosnya itu karena suatu kesalah pahaman.

Bagi Gavin, Mona mau menerimanya sebagai supir saja dia sudah sangat bahagia, tetapi siapa yang tidak tertarik dengan Mona, gadis cantik, pintar, berkulit putih, rambut dia lurus panjang sepinggang, tubuh yang sang ideal bak seorang super model (tentunya Mona merawat tubuhnya) mata yang bulat berwarna hitam gelap dan merupakan seorang ceo disebuah perusahaan besar dengan usia Mona yang sangat muda berusia 20 tahun, Mona sudah mempimpin perusahaanya semenjak orang tuanya meninggal, sedari Mona masih duduk dibangku SMA, dia sudah sangat sering ikut orang tuanya kekantor untuk belajar pekerjaan kantor.

Kini Mona telah tertidur diatas kasurnya, sedangkan Gavin masih saja memainkan hpnya.

Tidak lama pun, Gavin ikut naik keatas kasur itu atas permintaan Mona sendiri. Mona tidak tega jika Gavin tidur dibawah lantai yang dingin, sedangkan mereka besok masih harus melaksanakan pekerjaan dikota tersebut.

"Papa, mama jangan tinggalkan mona, Mona sendirian, Mona harus sama siapa!" Teriak Mona terbangun dengan airmata yang membasahi pipinya.

Gavin pun segera bangun, dia kaget karena Mona tiba-tiba saja berteriak dan menangis.

Mona masih dalam kondisi menangis, Gavin yang melihatnya tidak tega, Gavin berniat untuk memeluk Mona tetapi dia tidak berani, dia takut Mona akan membencinya.

Akhirnya Gavin hanya memberanikan jari telunjuknya untuk mengusap airmata Mona.

"Sudah jangan nangis lagi ya!" Bujuk Gavin.

"Aku disini akan jagain kamu selalu" janji Gavin.

Mona terperanjat sesaat akan kata-kata Gavin.

"Kamu bisa ceritakan apa yang kamu alami!" Gavin

"Kamu mimpi apa?" Penasaran Gavin.

"Aku mimpi papa dan mama, mereka pergi meninggalkan aku!" Jawab Mona lemah dan mengalir lagi airmatanya.

"Papa, mama meninggal karena kecelakaan, tetapi aku yakin kecelakaan itu ada tindak kesengajaan, aku ingin menyelidikinya, tetapi tante selalu melarangku, katanya ini sudah berlalu jangan dicari lagi!"

"Bagaimana kamu tau orang tua mu meninggal karena sebuah kesengajaan?" Penasaran Gavin.

"Itu karena papa selalu merawat mobilnya, dia tidak pernah melewatkan untuk mengecek keadaan mobilnya, apalagi untuk berpergian jauh, kecelakaan itu terjadi saat papa dan mama akan meninjau lokasi pembangunan cabang perusahaan ini, tetapi entah mengapa saat itu rem mobil papa blong dan mengalami kecelakaan" cerita Mona

Gavin yang hanya diam mendengarkan dengan sesakma.

"Bagaimana bisa?" Batin Gavin.

"Sudah ya tidur lagi, besok kita kerja Nona!" Bujuk Gavin.

Mona hanya mengganggukkan kepalanya dan segera berbaring kembali kekasur dengan diikutin Gavin, mereka memang kelelahan, dalam sesaat mereka tertidur.

2 tahun lalu.

Hari dimana orang tua Mona belum mengalami kecelakaan.

"Kak, aku pinjam mobil mu ya, mau pergi ke rumah teman sebentar" kata Dewi (adik dari papa Mona)

"Mobil mu kemana?" Tanya papa Mona.

"Kempes kak bannya, tuch dalam garasi" jawab Dewi.

"Ya sudah ini, jangan malam-malam pulangnya, besok kakak mau kelokasi pembukaan cabang baru!" Papa Mona

"Siap kak!"

Dewi pun pergi mengendarai mobil tersebut, setelah malam Dewi pun pulang dan langsung memberikan kunci mobilnya ke kakaknya.

"Kak, ini kuncinya, mobilnya enak dibawa, sudah kakak servis ya!"

"Sudah, ok kan semuanya!"

"Ok kak" jawab Dewi dengan senyumnya.

Besoknya pun tiba, berangkat lah orang tua Mona, setelah berpamitan dengan Mona dan Dewi.

Tiba-tiba saja setengah jam setelah keberangkatan orang tua Mona.

Dewi mendapatkan telepon dan langsung saja dengan derai air mata, Dewi memanggil Mona yang sedang berada dalam kamarnya.

"Ada apa tante, kog tante menangis?" Tanya penasaran Mona.

"Mona, hiks, hiks ,hiks!"

"Iiih, tante kenapa sih drama gitu!" Becanda Mona.

"Mona, papa mama mu!" Dewi tidak sanggup berkata-kata lagi.

"Papa, mama, mereka kenapa tante!" Langsung saja Mona berkata dengan paniknya, setelah mendengar tantenya menyebut orang tuanya.

"Papa dan mamamu, mereka kecelakaan" masih dengan airmata yang menetes dengan sekuat tenaga Dewi menyampaikan kepada Mona.

"Tante bohongkan, papa dan mama baru saja berangkat!" Mona tidak percaya.

"Tante tidak bohong, tante baru ditelepon oleh pihak rumah sakit jika papa dan mamamu dirumah sakit dan mengalami kecelakaan!"

"Enggak, enggak mungkin tante" teriak Mona dengan airmata yang sejak tadi ditahannya kini mulai mengaliri pipinya.

"Papa dan mama baik-baik sajakan tante!"

"Tante belum tau kondisi papa dan mamamu!"

Keadaan mereka juga sangat panik pada saat itu, hanya airmata yang terlihat diwajah mereka.

03. Orang Tua Mona 2

Mona dan tantenya bergegas menuju rumah sakit Citra Medika dimana orang tuanya berada.

Didalam mobil sepanjang jalan Mona terus saja menangis, airmatanya terus mengalir.

Dewi yang kini fokus menyetir sudah tidak menangis lagi.

Sesampainya dirumah sakit yang mereka tuju, Mona segera turun dari mobil dan berlari memasuki rumah sakit tersebut untuk mencari keberadaan orang tuanya.

Sesampainya di Ugd.

"Keluarga bapak dan ibu Luis?" Tanya seorang dokter.

"Saya dok, saya anaknya!" Teriak Mona, setelah mendengar nama keluarganya disebut.

"Bagaimana keadaan papa dan mama saya, dok?" Tanya Mona dengan hidung dan mata yang memerah karena menangis.

Tantenya pun sudah sampai di Ugd.

"Maaf, mama anda tidak dapat bertahan dan beliau telah meninggal!" Dengan suara lembut sang dokter menyampaikannya.

"Mamaaaaaaaaaaaaaaaaa" tangis Mona kian pecah, dia merasakan hancur.

"Sekarang papa anda mencari anda, silakan masuk" kata dokter tersebut.

Mona dan tantenya segera masuk kedalam ruang Ugd dan menemui papanya.

"Mo-na" suara terbata-bata dari papanya dengan rasa kesakitan.

"Papaaaa" langsung memeluk papanya tidak perduli dengan darah yang ada dibaju papanya atau darah yang mengalir dikepala papanya.

"Mona, anak papa sayang, maafkan papa dan mama mu tidak bisa menemanin mu lagi"

"Ukhuk, ukhuk" suara papa Mona batuk, meringis, menahan sakit.

Mona terus menangis didepan papanya, dia berusaha kuat agar tidak membuat papanya cemas, tetapi dia tidak bisa.

"Kak, jangan bicara dulu, diam dulu biar lebih baik" kata Dewi.

"Mona, teruskan perusahaan papa"

"Dewi tolong jaga Mona"

"Ukhuk" suara terbatuk dari papa Mona, darah keluar dari mulutnya.

Titttttttttttttt!!!!!

Suara mesin monitornya melurus menandakan tidak ada lagi detak jantung, paru-paru yang bernafas.

"Papaaaaaaaaaaaaaaaaaa" Teriak Mona dengan tangisan yang semakin pecah dalam ruangan tersebut.

"Dokter!" Teriak Dewi.

Segera dokter datang melihat dan menyatakan jika papa Mona juga telah meninggal.

Semua orang yang berada disana langsung saja melihat kearah Mona.

"Sudah Mona tenanglah!" Bujuk tantenya, walau dia sendiri juga menangis.

Hati Mona hancur sehancurnya, karena dia harus kehilangan 2 orang tuanya sekaligus.

"Papa, mama mengapa kalian tinggalkan Mona" teriak Mona.

Sangat sedih melihat Mona dalam keadaan sekarang. Dia terus saja menangis.

Datanglah beberapa polisi mencari keberadaan keluarga Luis.

Polisi menyatakan jika kecelakaan yang dialami oleh orang tua Mona adalah karena remnya blong, mereka menghindari seekor kucing yang melintas.

Mona tidak percaya akan hal itu, karena dia tau orang tuanya tidak akan lalai dalam mengecek keadaan mobilnya, selama beberapa hari Mona tidak mau makan, dia hanya minum itu pun sedikit, didalam kamar hanya dia habiskan untuk menangis.

Dewi selalu membujuknya untuk keluar makan atau melakukan hal lainnya tetapi Mona sangat terpuruk, hingga suatu hari dia bermimpi orang tuanya lagi, dan menyampaikan untuk Mona tidak terus terpuruk dan harus melanjutkan perusahaan tersebut.

Dan disitulah Mona mulai bangkit kembali.

Mona juga terus berusaha untuk menyelidiki kecelakaan yang terjadi, tetapi tante Dewi selalu melarangnya, dan mengatakan tidak mau mengungkit hal yang menyakit, hal yang telah berlalu tersebut.

Segala hal yang menyangkut Mona selalu melalui tangan tantenya, karena dalam hak waris sebelum Mona berusia 21 tahun, Dewi merupakan walinya.

Jadi selama ini segala hal masih terkontrol oleh Dewi.

Dewi juga merupakan wakil Ceo. Dia adalah adik kandung dari papa Mona, dia wanita yang juga cantik, memiliki rambut yang sedikit bergelombang, matanya juga indah tidak kalah dari Mona, karena Mona menurunin kecantikkan dari keluarga papanya. Hanya saja Dewi belum berkeluarga diusia dia yang ke 40 tahun.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!