Di pagi yang cerah suasana yang sejuk seperti biasa Rima sedang bersiap siap untuk berangkat ke Sekolahnya, ia menunggu Angkutan umum di tepi jalan tempat ia biasa berangkat.
Di lihatnya jam yang berada di handphonenya, menunjukkan pukul 07.30 wib, ia resah masih saja berada di pinggir jalan dan belum juga berangkat. Saat ia melamun sebentar tiba tiba suara klakson angkutan umum yang biasa, meleburkan lamunannya seketika ia tersenyum tipis dan langsung bergegas menuju angkutan itu.
Tepat pukul 08.00 wib, Rima sampai ke sekolahnya ia berjalan dengan santai sambil menatap murid yang biasa berada di luar pagar dan menongkrong di pinggir jalan diperhatikannya disisi jalan itu sudah kosong, "kemungkinan para murid sudah masuk " pikir Rima, mengingat Rima datang tepat pukul 08.00 Wib, biasanya para murid juga sudah masuk dan berbaris untuk melaksanakan Apel pagi.
Dengan langkah yang bahagia Rima Sampai ke sekolah entah apa yang membuatnya hari ini bahagia, sambil menyapa para tetangga yang berada di dekat sekolah, membuatnya semakin bersemangat.
tepat di depan meja piket sekolah, ia melihat seorang lelaki duduk di bangku plastik itu, dengan gagah dan tegap, membelakangi Rima, "oh ada orang tua siswa" pikirnya, ia kembali berjalan tanpa melihat orang itu dan menuju mejanya di ruang kantor guru.
setelah apel pagi selesai Rima bersiap-siap untuk masuk ke kelas XI IPA-1, sebelum ia bergegas dari mejanya itu, tiba tiba wakil kepala sekolah bapak Hasan masuk ke ruangan dan diikuti dengan seorang lelaki tepat di belakangnya.
"assalamualaikum, selamat pagi bapak ibuk" sapa pak Hasan.
" pagi pak" seraya para guru menjawab salam dari pak Hasan di ruangan itu.
" baik, saya ganggu sedikit, saya ingin perkenalkan kepada bapak ibu, bahwasanya kita kedatangan guru baru, jadi mohon kerjasamanya dan buatlah merasa nyaman" jelas pak Hasan kepada para guru.
Seketika Rima terdiam sejenak, melihat lelaki yang di perkenalkan di dalam ruangan itu, mata Rima tertunduk, setelah mata Rima dan lelaki itu berpapasan, hatinya bergetar hebat, badannya gemetar lesu keringatnya bercucuran seakan ia melihat sesuatu yang ia takuti sesekali ia seka air keringat yang berada di keningnya nafasnya terengah-engah.
" ohh, ini yah guru yang kita bicarakan kemaren " sambut pak Syarif, memecah ketakutan Rima, dan Rima kembali tertunduk merasa tidak ingin melihat lelaki itu
" iya benar pak" jawab pak Hasan.
" ohh, salam kenal yah pak" kata pak Syarif.
" nama bapak siapa pak, asalnya dari mana" tanya buk Syifa"
" Nama saya Mario buk, saya dari Desa Bintuju kebetulan saya di tempatkan di sekolah ini, mohon kerja samanya Bapak ibuk" kata Mario dengan sedikit gugup.
" Oke, mungkin sesi tanya jawabnya di lanjutkan nanti saja silahkan para bapak ibuk masuk keruangan masing masing, dan pak Mario silahkan ikuti saya " kata pak Hasan.
momen perkenalan pada pagi itu, membuat Rima yang tadinya ceria dan bahagia akhirnya murung, senyum yang ia berikan kepada tetangga tadi seolah olah tidak terjadi apa-apa, bagaikan badai di tengah hari siang bolong.
Rima menarik nafasnya dengan panjang dan bergegas menuju ke ruangan yang hendak ia masuki, di bawanya buku paket pelajarannya kemudian menuju kelas, ia tarik lagi bibirnya ke kanan dan ke kiri melupakan kejadian pengenalan pagi tadi untuk memotivasinya.
ketika melewati ruangan Administrasi Mata Rima kembali berpapasan dengan Mata Mario, langsung Rima berjalan cepat cepat untuk menghindari Guru baru itu
Bel Istirahat berbunyi, Rima pun keluar dari kelas XI IPA -1 Rima menuju meja piket melihat guru lain juga duduk di meja tersebut.
"Cuaca hari ini terik sekali yah" ucap Rima pada guru yang duduk di meja piket itu
"Yah, sangat terik bikin tenggorokan kering." kata Wulan sahabat Rima.
Seketika tanpa Rima sadari ada Mario juga di meja piket itu membuat Rima kembali tertunduk, tapi Rima bersikap biasa saja ia juga duduk di meja piket itu.
" Oh iya, pak Mario sudah menikah? tanya Wulan.
" Ohh saya belum menikah buk" jawab Mario.
"Kenapa belum, bapak milih milih yah, kamu kan tampan, gak mungkin gak punya pacar" kata Wulan,
" Saya gak punya pacar buk" kata Mario
" gak usah panggil ibuk dek, kayaknya kita masih sepantaran, panggil Wulan aja oke!" Wulan meneguk minuman yang berada di tangannya.
"oh oke lan" Mario menganggukkan kepalanya.
" Aduhh, sayang sekali saya sudah nikah pak" gelak wulan sambil menggoda Mario.
" ahh kamu bisa saja Lan" Mario tersenyum
" aku pergi dulu yah" Rima berdiri karena merasa risih dengan keberadaan Mario.
" Mau kemana sih" tanya Wulan.
" Mau ke kantor" Teriak Rima
" Helleh, biasanya kita disini juga pun, udah disini aja deh, suasana lagi gak enak di dalam kantor" jelas Wulan menipiskan bibirnya.
" gak enak kenapa " tanya Rima.
" Udaaahh, mending disini godain Marion, mumpung masih anak baru" kata Wulan.
" Ah kamu ini ada-ada saja, aku mau makan dulu, aku belum makan" Rima beranjak dari Meja piket
" Yaudah habis makan kamu kesini lagi yah" teriak Wulan.
" Iyah, insyaallah lagi pulak aku masih ada dua kelas lagi, aku hari ini full" suara Rima terdengar sayup sayup karena Rima sambil menuju ruangan kantor
sesampai di kantor Rima langsung menuju ke mejanya ia terduduk lesu, badannya menggigil di panas hari, Rima pusing perasan Rima campur aduk, sehingga ia tidak jadi makan di atur ya kembali nafasnya agar tenang.
Bel kembali berbunyi menunjukkan pukul 10.15 wib, para guru juga bergegas memasuki ruangannya masing masing. Rima yang juga ikut bergegas di lihatnya roster di papan pengumuman untuk memastikan roster hari ini di lihatnya satu persatu sehingga membuat Rima agak lama berada di depan papan pengumuman itu tanpa Rima sadari Mario sudah lama berada di belakangnya, seketika Rima berbalik badan menatap mata mario Rima terkejut, buku buku yang Rima bawa hampir jatuh seketika Rima cepat cepat perbaiki buku itu dan langsung pergi meninggalkan Mario.
Mario yang ingin bertanya kepada Rima dimana kelas X-2 karena Mario sudah mendapatkan jam pelajarannya dari pak Hasan.
" huuffttt, aku selamat" pikir Rima.
"kalau begini terus aku bisa gila nih" pikir Rima, Rima langsung menuju kelas X-1
" Assalamualaikum" sapa Rima kepada murid muridnya
" Walaikumsalam ibuk" jawab para murid.
" buk, ibuk kita kedatangan guru baru yah buk? tanya salah satu siswa.
" iya," jawab Rima ketus
" buk bapak itu ngajar apa buk? tanya siswa lain.
" ibuk gak tau nak, kita lanjut belajar yah" kata Rima.
" ahh ibuk gak seru ah" kata siswa yang bernama Fitri.
" Iyah, gak seru tanya tanya dikit masa gak boleh sih" kata siswa bernama Silvi.
" kesini mau sekolah anak anak, bukan mau jadi wartawan, udah udah, kalau ada yang ingin bertanya silahkan saja langsung kepada gurunya" kata Rima agak sedikit kesal.
selang beberapa waktu ada bunyi ketukan pintu sambil mengucapkan salam
" assalamualaikum" Kata Mario mengejutkan Rima yang sedang kesal kepada para siswa itu.
"walaikumsalam" jawab Rima.
" bapak" sapa para murid dengan senang
" maaf buk mengganggu, kelas X-2 ya sebelah mana yah" tanya Mario.
" di samping pak " menunjukkan ke sebelah kiri ruangannya
"terimakasih yah buk"
" sama-sama pak"
Perasaan yang canggung menyelimuti keduanya serasa dunia berjalan dengan sangat lambat.
Bel istirahat kedua pun di bunyikan, Rima mengucapkan salam kepada kepada para siswa, kemudian para siswa pun bergegas menuju kantin. Rima pergi meninggalkan ruangan itu di lihatnya dari ekor matanya Mario juga sudah berada tepat di belakangnya, dengan cepat Rima meninggalkan Mario agar tidak ada perbincangan.
"buk" panggil Mario.
"buk tunggu sebentar"
Rima mendengar panggilan itu tapi Rima kembali berjalan seakan-akan tidak mendengar panggilan dari Mario.
"Rima" panggil Mario dengan sangat Tegas sehingga membuat langkah Rima terhenti, Mario berjalan mendekati Rima sebelum sampai kepada Rima.
" Ada keperluan apa yah?" balas Rima.
" Aku gak nyangka kita ketemu disini" kata Mario.
" sekian banyak tempat kenapa harus kesini yah" Rima meninggalkan Mario
Seketika tangan Mario menarik tangan Rima dan mencegah kepergian Rima.
"Apa yang salah dari perkataan ku, aku hanya memanggilmu, bukan kah kita saling kenal" kata Mario sambil menarik tangan Rima sehingga Mario dan Rima saling berhadapan membuat suasana semakin tegang diantara keduanya.
" Lepaskan aku" Rima menarik tangannya.
"Mengapa kau menghindari ku"tanya Mario.
"Karena aku benci kepadamu" tegas Rima
"Kenapa kau membenciku" tanya Mario
dengan wajah yang sangat marah dan menggenggam tangan Rima semakin erat.
"Bisa kau lepaskan tanganku, nanti anak-anak bisa salah paham kepada kita" kata Rima.
" Jawab dulu pertanyaan ku mengapa kau membenciku" tanya Mario dengan tatapan tajam.
"Aku ingin ke kantor, bisa lepaskan tanganku" tegas Rima.
" Tidak, jelaskan dulu" kata Mario dengan tegas.
"Bapak Mario Syahputra, mohon lepaskan tangan saya, saya rasa anda tidak berhak memperlakukan saya seperti ini, dan ini lingkungan sekolah maaf sekali lagi" jelas Rima dengan kesal dan mendorong Mario dengan keras sehingga genggaman itupun terlepas. Rima pun bergegas pergi meninggalkan Mario.
" Rima melati Azzahra, tunggu sebentar, maaf mungkin aku agak sedikit berlebihan tapi aku gak akan berhenti sampai disini" kata Mario dengan berdiri tegak di belakang Rima.
Rima pun melaju dengan cepat meninggalkan Mario dengan hati yang terguncang ia mengatur nafasnya yang terengah-engah seakan Rima berlari sangat jauh.
Sesampainya Rima di ruangan guru ia mengambil segelas air hangat di bawanya ke meja sambil Rima seruput air hangat itu tidak lama kemudian pak Hasan datang memasuki ruangan kantor guru diikuti oleh Mario .
" Baik pak Mario, silahkan meja bapak berada di samping meja buk Rima" kata pak Hasan
" Oke pak terimakasih pak" kata Mario
" Ini itu meja pak Husein guru yang sudah pensiun" kata pak Hasan.
" Oh begitu yah pak" kata Mario
" Iyah oh iya, setelah ini pak Mario dan ibuk Rima tolong datang ke ruangan saya, karena ada informasi yang mendadak dari ibuk kepala sekolah" jelas pak Hasan
" Baik pak" kata Rima.
Selang beberapa waktu, Mario dan Rima bergegas menuju ruangan pak Hasan, dengan lembut Rima mengucapkan salam.
"Assalamualaikum pak" sapa Rima
"Walaikumsalam, yah silahkan masuk" kata pak Hasan
" Jadi begini buk, tadi ada informasi mendadak yang di dapatkan ibuk kepala kita, bahwasanya besok ada kegiatan di SMA 7 , kayaknya mereka ada pengukuhan gitu, jadi kalian besok yah yang menghadiri kegiatan tersebut" jelas pak Hasan.
" SMA 7 bukannya agak jauh yah pak" tanya Rima
" Iya, nanti kalian bisa tanya tanya lah, emang agak jauh dan agak terpelosok" kata pak Hasan
" Tapi itu jauh sekali loh pak kami berangkat jam berapa dari sekolah" Rima bingung.
" Kalian berangkat seperti biasa saja, tidak perlu ke sekolah lagi, surat pengantarnya juga sudah di buat, jadi kalian langsung saja yah ke sana" pak Hasan memberikan secarik kertas
" Oke pak, besok saya dan ibuk Rima berangkat bersama saja dengan motor saya, mungkin kami bisa janjian ketemu di jalan anggrek arah menuju SMA 7 agar lebih mempermudah buat kami" ucap Mario menerima secarik kertas itu.
" Oke, kalau begitu, berarti sudah aman yah buk, besok ibu dan bapak berangkat bersama saja, karena lebih aman, yah kalau begitu ibu bapak bisa keluar" jelas pak Hasan
Mereka pun pergi dari ruangan pak Hasan menuju ruangan guru, sepanjang perjalanan mereka hanya diam, membuat suasana canggung.
"Emang kamu tau dimana SMA 7" celetuk Rima memecah kesunyian
"Gak sih, tapi kan bisa bertanya ada google map kan" kata Mario.
" Hummm terserah" kata Rima
"Kamu takut" tanya Mario
" Takut? yah aku takut, apalagi berangkat dengan mu " jawab Rima kesal.
" Maksudmu" tanya Mario
"Ahh sudahlah" jawab Rima langsung meninggalkan Mario
" Kenapa sih, kalau ditanya gak pernah jawab" kejar Mario kepada Rima yang sudah meninggalkannya lebih dahulu
" Karena tidak semuanya harus di jelaskan Mario" jawab Rima
"Sebenci itu kamu kepadaku" tanya Mario.
" Hah, benci? untuk apa aku membencimu, apakah kita pernah berbicara seperti ini , apakah kita pernah bertengkar dulu, apakah kita pernah dekat, seperti nya tidak" kata Rima dengan tenang.
Mario kembali menarik tangan Rima Seraya berkata " kau masih cinta kepadaku?".
mendengar kata kata Mario, Rima senyum sedikit sambil menepis tangan Mario
" cinta? kata Cinta terlalu berat di artikan untuk di umur kita yang setua ini. Tapi, bagaimana dengan mu? apakah kau baik baik saja? setelah kau melakukan itu semua kepadaku" lanjut Rima langsung meninggalkan Mario sendirian.
Mario tertampar dengan kata-kata Rima ia terdiam, rasa bersalah sepertinya menyelimuti keadaan hari itu.
***
Keesokan harinya Rima menunggu di tepi jalan yang sudah mereka sepakati, pukul 07.30 Rima melihat jam di lengannya masih aja Mario belum kelihatan, di lihatnya kiri dan kanan masih saja belum terlihat " apa, dia marah yah, karena kejadian kemarin, tapi kenapa dia harus marah, dia yang mulai dia pula yang jadi korban" pikir Rima .
Tin Tin Tin, suara klakson mengejutkan Rima yang sedang sibuk scroll media sosial nya di ponselnya.
" Udah lama" Mario tersipu malu
" Hummm lumayan" kata Rima " dasar lelaki tak tau diri, udah tau terlambat, tau begini aku berangkat sendiri" dalam hati Rima mengutuk Mario.
" Maaf yah tadi agak macet ada kecelakaan " kata Mario.
" Oke, terserah" kata Rima dengan jutek, langsung naik ke atas motor Mario dan mereka pun bergegas pergi.
Di dalam perjalanan mereka kembali saling diam, suasana canggung mulai menyelimuti, angin yang berhembus begitu kencang membuat hijab Rima menjadi berantakan membuat Rima tidak nyaman.
Dalam waktu tempuh setengah jam mereka akhirnya sampai ke persimpangan menuju SMA 7, dari simpang SMA 7 kira kira membutuhkan waktu hampir 45 menit. jadi di dalam perjalanan mereka membutuhkan waktu hampir satu setengah jam.
Akhirnya mereka sampai ke Sekolah tersebut, sudah ramai para guru menyambut para undangan.
" Silahkan pak buk, ruangannya sebelah kiri" Kata salah satu penyambut undangan
" terimakasih buk" kata Rima,
mereka masuk ke dalam ruangan tersebut mengikut serangkaian kegiatan di Sekolah itu
***
Tak terasa kegiatan tersebut selesai hampir seharian berada di Sekolah itu. Sekolah itu pun mulai sepi, begitu juga dengan Rima dan Mario yang bergegas hendak pulang,
Pukul 16.00 wib mereka bergegas menuju parkiran, semua orang di sekolah sudah sepi, hanya tinggal mereka berdua dan dua orang guru menunggu merak pulang, Mario juga sempat ke kamar kecil itu yang membuat mereka agak sedikit terlambat.
"seperti nya teman ibuk sudah datang" sambil menunjuk Mario yang sedang menuju ke parkiran
"iya pak, terimakasih, sudah di temenin pak" kata Rima.
" iya, nanti pulangnya hati hati yah buk"
" loh bukannya kita bareng pak" tanya Rima.
"kami orang desa sini buk, tapi aman kok, jangan takut " kata penjaga sekolah.
" kenapa pak" tanya Mario.
" gak ada apa apa kok pak"
Rima agak sedikit cemas karena mereka orang terakhir yang melintasi jalan sepi itu.
" Kamu takut yah" tanya Mario
"Sedikit"
" Kenapa harus takut sih, kan ada aku"
" Kamu gak boleh ngomong gitu , ini Hutan tau, mending berdoa deh" kata Rima.
" Ah penakut banget sih, sini deh aku lawan" kata Mario dengan sombong.
" Jangan sombong, kamu gak boleh ngomong gitu".kata Rima
" Udah santai aja, mudah mudahan aman kok" kata Mario.
selang beberapa waktu mereka masih berada di jalan kecil itu menuju jalan lintas. Tiba-tiba
" Bruuk"
" Kenapa" tanya Rima.
" Sepertinya bannya pecah" kata Mario.
" Apa, pecah"
"Iya" kata Mario sambil melihat ban sebelah mana yang bocor.
" Tuh kan, apa aku bilang, kamu terlalu sombong sih, tuh lawan ban bocor".kata Rima kesal duduk di tepi jalan.
" Iya maaf deh, bentar aku cek dulu seberapa parah" Mario sedang mengotak Atik ban motornya itu
" Jadi gimana," tanya Rima setelah 15 menit terjebak di sana sambil menunggu bantuan.
" Hummm, jadi bagaimana?" tanya Rima lagi.
"Kita tunggu aja dulu, sampai ada yang lewat" kata Mario.
" Entahlah, dari tadi kita tunggu belum ada orang yang lewat"
Selang beberapa waktu mereka masih menunggu
"udah lama loh kita menunggu hari juga sudah hampir gelap, dari tadi tidak ada satupun kendaraan yang lewat dari sini" kata Rima dengan cemas
"tenang dong, jangan cemas kata bapak tadi aman kok disini" jelas Mario.
" gimana mau tenang, kita ini di pelosok, dalam hutan jauh dari keramaian, menurut mu aku masih bisa tenang? ini yang aku takutkan " jelas Rima.
" ya udah kita dorong aja motornya, bisa jadi ada bengkel di depan" kata Mario.
" humm, terserah, yang penting bisa pulang" kata Rima
Akhirnya mereka mendorong motor itu berdua, Rima yang sejak tadi terdiam, mendorong motor Mario dari belakang .
" ini salah mu" kata Rima dengan kesal.
" kenapa jadi aku yah" tanya Mario
" karena kamu gak liat kondisi motormu sebelum berangkat"kata Rima
" siapa yang tau kalau kejadiannya begini Rima" kata Mario kesal.
" dari awal kamu taunya cuma marah marah, cuek, gak perdulian, nyalahin aku terus, kamu pojokin terus, aku capek tau, aku capek mengahadapi sikapmu, aku gak tau salahnya dimana" Mario berhenti seketika
" salah aku apa sih, aku cuma mau buat hubungan kita jadi membaik, setidaknya tidak ada lagi rasa bersalah yang tersimpan, sehingga aku bisa melanjutkan hidupku atau apalah " jelas Mario.
" ohhh, jadi itu rencana mu mendekati aku, kamu merasa dirimu punya salah sama aku, kenapa kau merasa bersalah kepadaku, apa yang telah kau lakukan, atau kau berfikir aku masih mengharapkan mu" tanya Rima dengan tatapan tajam kepada Mario
" aku gak bilang gitu tadi" balas Mario
" kau tak berubah Mario, kau sama seperti dulu, yang selalu menyakiti aku, hingga sampai sekarang kau masih melakukannya"
" kau selalu sombong kan dirimu di hadapanku Mario" tegas Rima
" satu hal lagi, pertanyaan mu kemarin kepadaku, apakah aku masih mencintaimu?" Rima menatap wajah Mario
" jawabannya adalah, aku sudah membunuh rasa cinta itu sejak lama, dan aku sudah melanjutkan hidupku, tapi sekarang kau datang untuk mengolok olok ku?" wajah Rima memerah.
" memang seharusnya aku tidak disini bersama mu, aku menyesal telah menyetujui ini semua" jelas Mario"
"kau, kau merasa dirimu yang paling menjadi korban yah, kau menganggap dirimu yang paling menyedihkan, kau tak pernah melihat dari sudut pandang ku"
" kau wanita yang egois" bentak Mario
"Yah, aku memang wanita yang egois, aku memikirkan diriku sendiri, memikirkan kesehatan mental ku sendiri, kau benar aku wanita yang egois mario "
Apa tadi kau bilang, apa kesalahan mu? Serius kau bertanya seperti itu, kau mau tau jawabannya" Rima menghela nafas sebentar.
" Kesalahan mu adalah, kau datang di dalam kehidupan ku kembali, setelah sekian lama aku mengubur kenangan pahit itu" bentak Rima
Rima menatap mario dengan lama, tatapan mata itu seakan rima ingin memukul mario dengan keras, tapi Rima memilih untuk diam.
Mereka berdua saling tatapan dengan kemarahan masing-masing serasa ada lingkaran api di sekeliling mereka.
" Maaf pak, ada yang bisa saya bantu"
Suara seorang lelaki paruh baya memecah kemarahan mereka sore itu.
" Ehm, iya pak, kami lagi kebocoran ban, dari tadi kami menunggu bantuan tidak ada satu orang pun lewat" kata mario menutup matanya dan menarik nafasnya panjang.
" Ohh begitu, iya pak disini kalau mau gelap jarang orang melewatinya menghindari hal hal yang seperti ini" jelas bapak paruh baya itu sambil memeriksa ban yang bocor.
Kalian dari mana" tanya bapak itu.
"Kami dari SMA 7 pak tadi ada kegiatan disana" jawab mario
" Ibuk nya dari tadi diam saja, kalian lagi marahan yah" sambut bapak paruh baya itu.
" Kalian suami istri " tanya bapak itu serius
" Bukan" sontak jawabannya mario dan Rima membuat kaget bapak paruh baya itu.
" Ohhh, bukan suami istri yah, kenapa marahan" kata bapak itu dengan nada suara yang semakin kecil
Kenapa pak" tanya mario"
" Gak, ehh kita bawa aja motornya ke bengkel di ujung jalan ini ada bengkel, mari saya bantu." jelas bapak paruh baya itu.
***
Selang beberapa waktu akhirnya motor mario kelar juga, mereka melanjutkan perjalanan. Di atas motor mereka hanya diam, tak berkutik apapun hingga sampai di penghujung jalan anggrek, Mario matikan motor nya dan Rima tanpa aba- aba langsung turun. Tanpa seucap kata terima kasih sekedar basa basi pun tidak ada,bahkan tidak menoleh dan Mario langsung mengidupkan motornya itu kemudian tancap gas.
***
Keesokan harinya seperti biasa menjalani aktivitas ke sekolah. pak Hasan memanggil Rima dan Mario untuk melaporkan kegiatan kemarin
" jadi bagaimana kegiatan kemarin bapak ibu" tanya pak Hasan.
"lancar pak, hanya saja ada kendala sedikit, motor kami bannya pecah" kata Mario.
" ohh, tapi gak ada yang luka kan" tanya pak Hasan.
" gak ada pak, semuanya aman kata Rima.
" ohh, okelah kalian bisa kembali" kata pak Hasan.
Sepanjang koridor sekolah Rima berjalan di depan Mario, saat itu mereka hanya diam .
"ibuk" panggil salah satu siswa lelaki kelas XII Rima tersenyum sedikit dan langsung berjalan.
" buk, jangan sombong sombong kenapa sih buk" kata siswa itu.
Mario melihat siswa yang seperti menggoda gurunya sendiri, tapi Mario tidak perduli dia cuma perhatikan nama murid itu yang susah di baca dari paparan bajunya.
***
" Rima" panggil Wulan, Rima melihat Wulan di meja piket langsung bergegas kesana.
" hah, ada apa, ada gossip" kata Rima.
" gak, nanti pulang sekolah kita jalan jalan yuk kan besok weekend " ajak Wulan.
" seperti biasa?" kata Wulan
" bermalam?" jawab Rima sambil duduk.
" mending kita bawa persediaan aja kali jaga jaga kalau perlu bermalam kan, sesekali kok, yah, yah" kata Wulan memohon.
" yaudah deh aku iku aja" kata Rima
" Mario, sini ikut gabung yuk" kata Wulan seketika Rima badmood mendengar nama Mario.
" apasih" Rima tepuk kaki Wulan.
" kenapa sih emang" elak Wulan. "biar saja, kalau perlu kita ajak sekalian"
Mario tersenyum sedikit
" aku boleh ikutan nih" tanya Mario
" boleh boleh saja, ayolah" kata Wulan girang.
" okeh, nanti kabari yah" kata Mario sambil meninggalkan Rima dan Wulan.
***
Hari yang cerah sangat mendukung untuk berlibur menenangkan diri. Tepat pukul 16.00 wib, mereka berkumpul di tempat yang di tentukan. Wulan datang dengan keluarga kecilnya, ia membawa suami beserta anaknya, Wulan juga membawa adik perempuannya.
" ehh Mario udah datang" kata Wulan
" kenalin nih, Syifa adik aku" kata Wulan.
" Ni Mario Syifa, yang aku ceritakan kemaren, kali aja cocokan" kata Wulan. Mario tersenyum sedikit, sambil berjabat tangan dengan Syifa, dengan mata yang sedang mencari sesuatu.
" kenapa Mario" tanya Wulan.
" humm, Rima belum datang" tanya Mario.
" bentar lagi kali" kata Wulan
"emang kenapa " tanya Wulan dengan dahi yang mengkerut.
" yah, maksudnya dia kok terlambat yah, maksudnya biar kita cepat berangkat aja" kata Mario.
" tuh Rima" kata Wulan, Rima menghampiri mereka. Mata Mario seakan tersenyum melihat kedatangan Rima.
" ramai sekali kita? kata Rima.
" iyanih, gimana kalau kita ke air terjun saja" kata wulan
"kalau mau air terjun kita harusnya berangkat pagi" kata Febri suami Wulan.
" dan kita gak bawa perlengkapan dan peralatan" kata Febri lagi.
" iya, lebih beresiko sih" kata Mario.
" tapi kalian bawa baju ganti kan buat jaga jaga" tanya Wulan.
" bawa sih" kata Mario
" kamu bawakan Rima?" tanya Wulan.
" iya bawa, tenang aja" jelas Rima .
" oke, jadi kita kemana nih," tanya Wulan
"Gimana kalau kita ke wisata yang baru di buka itu, disana pemandangannya bagus, suasana sejuk, ada filanya lagi, nanti kita bisa ke kebun teh sekalian" kata Syifa
" itu baru di buka" tanya Mario
"iya, pokoknya seru deh" kata Syifa.
" okelah, gass" kata Wulan.
Mereka pun berangkat menggunakan jasa travel, perjalanan mereka membutuhkan waktu sekitar 4 jam perjalanan.
Di dalam mobil Mario selalu melihat Rima melalui kaca spion, begitu pun Rima tapi setelah mata mereka papasan seakan waktu berhenti sejenak dan mereka salah tingkah.
setelah selama perjalanan 4 jam, akhirnya mereka sampai tujuan. Memesan sebuah Fila untuk mereka beristirahat.
tepat pukul 20.00 wib, mereka sudah bersih-berish dan berkumpul di meja makan.
karena perjalanan yang jauh membuat mereka lelah dan lapar.
" besok kita mau kemana dulu nih" tanya Febri
" kebun teh juga bagus" kata Syifa.
"habis dari kebun teh, ada kebun strawberry juga loh, kita kesana aja" ajak Syifa.
" yaudah Syifa terserah aja, yang penting malam ini kita makan dulu oke, laperr" kata Rima
" tuhh, bener tuh, lebih pasti makan dulu" kata Mario.
" eh, tapi kayaknya aku tadi liat Hamdi murid kelas XII itu" kata Wulan.
" dimana" kata Rima.
" kayaknya berlibur kesini juga kali sama keluarganya " kata Rima lagi
" iya sih, yaudah ah, malam ini kita istirahat, besok baru berpetualang" kata Wulan.
semuanya bersorak bahagia, gak sabar menunggu esok tiba.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!