NovelToon NovelToon

Whisper Of The Sea

Vol 1

kenangan antara kita di tengah lautan akan selalu hidup lama setelah jejak telapak kaki kita di pasir pantai menghilang..

Seorang pria berlari tergopoh-gopoh dengan mantel yang tertutup rapat ditubuhnya. Dia berjalan di tengah salju yang sudah mencapai lututnya yang panjang. Dia memeluk bungkusan panjang yang tebal, wajahnya terlihat sumringah tatapannya seketika berbinar melihat bungkusan besar itu, hal itu membuatnya senang.

"Carlotta, carlotta Lihat ! lihatlah apa yang kubawa, lihat !" teriaknya dari luar rumah.

"Apa dia mabuk lagi! Pria itu benar-benar tidak mendengarku, harusnya kucuri saja uangnya supaya dia berhenti datang ke kedai rose."

Wanita gemuk berisi dengan celemek menempel di pinggul besarnya, dia membuang kain lap lalu berkacak pinggang didepan pintu memandang pria yang berteriak-teriak itu.

"Apa yang kau teriakkan Rough, kau mabuk lagi? dan apa yang kau bawa di pelukanmu itu?" teriaknya. Pria bernama rough mencoba berlari tetapi sepertinya dia takut jika bungkusan itu nanti akan terjatuh di salju yang dingin.

Akhirnya dia mendekati pria kurus berkumis tebal itu, dan matanya seketika membulat menatap bungkusan tebal. Dia bergerak, pipinya yang merah merona, dengan rambut coklat yang terang dengan bibir kecil berwarna semerah mawar.

"Bayi?? seorang bayi rough? dimana, dimana kau mendapatkannya?" Wanita bernama Carlotta lalu menutup mulutnya rapat-rapat, takut jika tetangganya keluar dari rumah, dia menarik pria bernama rough masuk kedalam rumah.

"Apa kau tahu yang telah kau lakukan rough?? kau membuat masalah kepada kita? kenapa kau mengambil bayi itu?" teriaknya dengan berdesis.

"Sangat cantikkan carlotta? dia seperti peri kecil." Senyum tidak pernah terlepas dari wajah pria paruh baya itu. Pernikahannya sudah menginjak 20 tahun tetapi mereka sama sekali tidak dikaruniai seorang anakpun meskipun rough sangat mendambakan keturunannya sendiri, tapi melihat bayi mungil itu membuatnya rapuh dan tanpa berpikir panjang dia mengambilnya dari tepi laut di malam yang berombak.

Tangan bayi itu menggapai-gapai membuatnya seperti seorang ayah yang ingin segera memeluknya dan menenangkannya di pelukannya.

"Astaga rough, dimana kau menemukannya? kau tidak mencurinya kan?" teriaknya lagi, tapi cepat-cepat menutup mulutnya. lalu melirik ke samping jendelanya, dia takut Mrs. Chessy mendengarnya, dia wanita tua tukang gosip.

"Dia anakku, dia akan menjadi bayiku." matanya yang sayu terus memainkan jarinya yang besar ke jari mungil yang menggenggamnya. "Lihat ! lihat, Charlotte dia memegang jariku."

Wanita bernama Charlotte memukul jidatnya, putus asa menghadapi suaminya. Dia tahu suaminya sangat mendambakan seorang bayi. Dia sangat senang dengan anak kecil.

"Katakan padaku, dimana kau menemukannya rough sebelum masalah membawa kita ke jeruji Sherif Ron." Bentaknya.

Rough mengernyitkan alisnya, "Dia menangis seorang diri di tepi laut, jika aku tidak mengambilnya dengan segera ombak akan menggulung bayi malang ini."

Charlotte mencoba mendekati bayi itu, menatapnya lekat-lekat, bayi dengan warna mata tosca cerah, rambut hitam coklat yang terang, pipi merah merona.

"Siapa yang membuang bayi cantik ini, mereka sungguh dungu." Kata Charlotte yang mulai terpesona dengan bayi mungil di gendongan rough.

"Lihat ! Namanya ada di liontin ini, namanya Laura?"

"Stop ! jangan menyebutnya rough, lihat ! jangan menyebut nama belakangnya, ganti dengan nama lainnya. Lihat ! tertulis di surat kecil ini."

Mereka menatap kertas kecil yang dirobek sembarangan, sepertinya ditulis dengan tergesa-gesa. "Nama depannya Laura, Hm, bagaimana dengan Laura Scarlett? namanya Laura Scarlett Johansson diambil dari namaku rough Johansson." Serunya tertawa senang, Charlotte mau tidak mau dia ikut senang dan tertawa melihat betapa bahagianya suaminya.

~

Wanita itu teriak histeris, memukul-mukul pria dihadapannya dengan tangisan yang bertubi-tubi.

"Kau betul-betul seorang ayah yang kejam, dimana kau membawa anakku, dimana !" Wanita itu terjatuh dan menangis di lantai.

"Aku harus melakukannya, kau boleh membenciku, bencilah aku seumur hidupmu, aku tidak rela kehilanganmu, aku harus melakukannya."

Pria itu keluar dari kamar, dia berhenti di depan jendela, menutup matanya yang berwarna coklat terang, setitik air matanya jatuh di pipinya.

"Maafkan aku."

~

Desa itu begitu terpencil, letaknya disebelah utara Eropa tepatnya negara estonia dengan ibukota tallin.

tetapi desa yang mereka tempati jauh dari kata kota bahkan begitu terpencil dan jarang sekali orang-orang pergi ke desa itu. Mereka hidup tidak jauh dari pantai, meskipun sekarang musim dingin tetapi masyarakat yang tinggal di sana tetap beraktivitas seperti biasanya, mereka bekerja setengah hari saja, karena salju yang menumpuk membuat orang-orang berpikir dua kali untuk melanjutkan pekerjaannya di tengah badai salju.

"Aku tidak tahu kalau kalian memiliki bayi perempuan Charlotte?" kata seorang wanita dengan rambut yang digelung seperti sarang burung, dia mengintip-ngintip melihat bayi yang ada di pelukan Charlotte.

"Dia keponakan kami, orang tuanya telah wafat jadi kami yang merawatnya." Jelas Charlotte lalu memalingkan wajahnya dari wanita penggosip itu.

"Beruntung benar kau Charlotte, akhirnya ada bayi dirumahmu setelah sekian lama rumah kalian sepi tanpa suara anak-anak, meskipun kalian sudah lama menikah." Semburnya.

Charlotte hanya menggeleng jengkel, dia pergi dan masuk kembali ke dalam rumahnya, "Dasar perempuan culas, sebentar lagi pasti seluruh desa tahu tentang Laura." Dia melotot jengkel sambil memandang jendela ingin memantau Chessy yang sedang bergosip lagi.

~

Tanpa terasa Charlotte sudah sangat sayang kepada Laura kecil, dia sudah menganggapnya seperti anak sendiri, kini Laura sudah tumbuh menjadi gadis kecil yang begitu cantik, warna kulitnya yang begitu kontras dengan rough dan Charlotte yang memiliki warna kulit berwarna coklat, sedangkan Laura dengan warna kulit pucat begitu kontras dengan bibir dan pipinya yang merona merah.

"Ayah? kapan kita ke pantai?" tanya Laura yang sedang bermain-main dengan bonekanya.

"Setelah kau selesai menyulam gadis kecilku, dan ibu memastikan sulamanmu yang terbaik." Laura lalu tertunduk dengan wajah cemberut.

"Lihat sulamanku ayah, tidak akan selesai tepat waktu." Katanya sambil menggeleng. Mr.rough tersenyum lalu menggendong Laura di pelukannya, "kalau begitu sulamannya bisa menunggu besok saja, bagaimana kalau kita pergi sekarang?"

Laura lalu bersorak dan memeluk ayahnya erat. "Let's go." Teriaknya gembira, hari itu cuaca sangat cerah, musim panas telah datang membuat segalanya menjadi lebih berwarna, begitupun kehidupan Laura nantinya.

Vol 2

Laura kecil sangat senang bermain-main di tepi pantai berlari-lari dengan kaki telanjang, menekan-nekan kaki mungilnya didalam pasir, dia tertawa-tawa sambil melambai kepada ayahnya yang duduk dengan kain yang dilebarkan diatas pasir putih yang halus. "Laura sayang jangan jauh-jauh." Teriaknya.

Musim panas kali ini membuat rough super sibuk, pesanan besi yang harus dibuatnya bukan main-main, kadang dia harus pulang larut malam, untuk menyelesaikan pesanan pembeli.

Pedagang dari luar kota sungguh memusingkan, mereka memesan begitu banyak besi sedangkan tenaga yang mereka curahkan sudah maksimal hingga rough pulang dengan badan yang terasa remuk dan letih, kadang tanpa melepaskan pakaiannya dia langsung tertidur begitu saja. Kali ini kesempatan untuk menghabiskan waktu berdua dengan putri kecilnya sangat dinantikanya, dia merindukan bermain-main bersama Laura.

~

Robert Hoult adalah seorang pedagang kaya yang memiliki berbagai usaha pembuatan kapal di Eropa utara, dia pria yang menghabiskan waktunya dengan pekerjaannya, pria super sibuk dan pemarah adalah kombinasi yang tidak menguntungkan bagi Sean Nicholas Hoult, pria itu berumur 24 tahun, hari ini dia ingin meminjam salah satu kapal ayahnya untuk berlayar ke berbagai negara di Eropa, menghabiskan waktunya dengan bersenang-senang bersama teman-temannya dan wanita-wanita yang di undangnya.

"Apa susahnya kau berkata pada ayahmu ingin meminjam salah satu kapalnya hingga sebulan, hanya satu kapal Sean ! dan ayahmu memiliki puluhan bahkan ratusan kapal di berbagai negara di Eropa utara." kata Salah satu temannya yang bersandar di kursi panjang sambil meregangkan kakinya.

"Gampang untukmu bicara Jon kau tidak mengenal ayahku." Dia mengerling Jon yang menggoyang-goyangkan bahunya.

"Tapi..akan kucoba, aku tidak ingin menghabiskan waktu liburanku hanya mendekam di negara ini, itu pasti akan sangat membosankan, lagi pula aku ingin mengajak rianna mengelilingi samudera." Senyumnya antusias.

"Kita akan lihatkan bagaimana kau membujuk ayahmu." Jon mengerling Sean dan tersenyum miring.

"Aku sudah tidak sabar menunggunya kawan, aku pulang, hubungi aku jika kau berhasil."

Dia melenggang pergi meninggalkan Sean dengan rencana-rencananya tentang kapal dan menghabiskan waktu selama sebulan, bersama kekasihnya rianna yang baru saja sebulan ini mereka memadu kasih.

~

"Ayah begitu sibuk mom, dia akan pulang larut lagi kan?" Laura kecil yang berumur 8 tahun mengintip di balik jendela setelah makan malam.

"Kau khawatir? tanya Charlotte tersenyum melihat kekhawatiran di wajah mungilnya, Laura mengangguk menatapnya.

"Oh sayangku, kemarilah akan kuceritakan dongeng biar kau tertidur nyenyak." Dia duduk di tepi tempat tidur Laura, lalu mulai menceritakan dongeng yang membuatnya tertidur nyenyak.

Malam begitu larut, jalanan begitu lengang tidak ada seorangpun berada di jalan di waktu seperti ini, meskipun desa ini sangat kecil mereka tetap harus berhati-hati, kadang perompak atau pembajak bersembunyi di antara hutan dan mengambil barang-barang warga jika mereka lengah.

Rough pulang kerumahnya begitu larut, dia berjalan di jalanan sepi memegang tas bututnya berupa perkakas yang dibawanya ketika bekerja. Seketika Mr rough terkejut seseorang memukul tengkuknya dan menyeretnya kedalam hutan.

~

Desa pirita terkenal juga dengan sungainya yang bernama pirita yang jauh dari kota estonia, negara estonia berada dekat dengan teluk baltik merupakan perbatasan dengan teluk finlandia, meskipun bahasa yang digunakan terkadang bahasa Estonia, Rusia dan British raya, sehingga masyarakat menggunakan bahasa tersebut didalam keseharian mereka.

Pagi itu Lady Jessy berlari-lari tidak memperdulikan roknya yang berterbangan, ia dengan mudah mendapatkan gosip segar untuk dibagikan di pertemuan minum teh mereka bersama lady-lady lainnya.

"Ambil napas lady, paru-parumu akan tersiksa jika kau tidak beristirahat sebentar." Kata salah seorang lady yang sudah menunggu di pertemuan minum teh mereka.

"Coba tebak sayang-sayangku ! dia lalu menyeruput tehnya dengan kasar meskipun masih panas. "Kalian pasti sangat senang mendengar kalau desa kita akan dijadikan tempat persinggahan para kapal-kapal billioner yang akan bersandar." Mereka semua membelalak, lady Bigael memegang dadanya mencoba mengambil napas.

"Aku mendengarnya dari suamiku semalam, kau tahu ! semua itu terjadi karena pandai besi di desa kita menjadi terkenal di kota estonia bahkan pesanan datang dari negara bagian, kalian pasti tidak akan percaya."

Salah satu lady yang duduk dihadapannya memperbaiki sanggulnya, dengan tenang memandang lady Jessy angkuh.

"Aku tidak tahu apa yang membuatnya menarik lady Jessy?"

"Apa yang membuatnya menarik adalah para bangsawan dari berbagai negara akan datang ke desa kecil kita, dan mereka pasti betul-betul tampan." Dia berseru sambil memeluk tubuh cekingnya.

Lady-lady yang lain masih bisa menahan dirinya, tidak seperti lady Jessy yang jelas-jelas mengharapkan sesuatu terjadi nantinya.

"Para bangsawan tidak akan melirik wanita yang setengah baya seperti kita, asal kau tahu saja lady Jessy mereka mengincar daun muda yang masih segar." Kata lady rose mengipas helaian rambutnya yang selalu terjatuh di keningnya.

"Setidaknya mereka memiliki awak kapal yang kuat, mereka em.. bayangkan saja tangannya dan lengannya yang menonjol dan kekar entah mengapa jantungku tiba-tiba berdetak cepat."

Meskipun mereka menggelengkan kepalanya, tetapi antusias dari wanita-wanita yang kurang mendapatkan kasih sayang dari suaminya yang sibuk atau merantau di beberapa negara membuat darah mereka bergejolak, segera setelah pulang dari pertemuan beberapa dari mereka mendatangi butik-butik atau memesan alat make up.

"Huh ! setidaknya aku tidak munafik seperti mereka, aku mengakuinya tidak seperti mereka yang menggelengkan kepalanya tetapi segera berburu begitu keluar dari sini."

~

Laura kecil menunggu sang ayah kembali sembari bermain-main pasir di halaman rumahnya.

"Mom? mengapa ayah belum pulang juga? tanya Laura yang menatap Charlotte memijit-mijit tangannya dan menatap kearah jalan berharap suaminya muncul dengan tiba-tiba.

"Tu... tunggulah sayang, ayah pasti kembali."

Kata Charlotte menenangkan meskipun dalam hati dia sangat ketakutan jika sesuatu menimpa suaminya.

Seorang pria tiba-tiba berlari kencang menuju rumah mereka. "Charlotte... Charlotte ikut denganku, cepat!" Dengan wajah memerah menatap istri tuan rough dengan ngos-ngosan.

"Ada apa Cody, kenapa kau berteriak seperti itu." Kata Charlotte yang memegang dadanya.

"Cepat ! ikut aku!" Charlotte lalu menarik tangan mungil Laura mengikuti Cody yang setengah berlari dan berjalan menuntun mereka ke suatu tempat.

Mereka tiba di balai pengobatan Eston, di desa itu hanya ada balai pengobatan desa, untuk berangkat ke rumah sakit membutuhkan jarak yang cukup jauh dan harus menyeberang lautan selama dua hari.

Matanya membelalak bibirnya tiba-tiba gemetar. Sepertinya dia tahu siapa yang berbaring di sana dengan perban dikepalanya dan kakinya di perban dan ditopang dengan tongkat.

"Oh Rough ! Apa yang terjadi..mengapa dia seperti ini, apa yang menimpanya?" Charlotte seketika menangis di sebelah suaminya.

"Sepertinya Rough diserang perompak semalam, dia di temukan bersimbah darah di seberang hutan, untung saja beberapa warga mengiringnya kemari, sehingga dia tidak terlalu kehilangan banyak darah." Kata Cody yang bekerja di tempat yang sama dengan tuan rough.

Laura mendekati ayahnya, "Ayah, buka matamu ayah." Laura kecil menangis menatap ayahnya yang sangat disayanginya terbaring lemah. Charlotte memeluk Laura dan membisikkan semua akan baik-baik saja...ayah akan pulih dengan cepat.

Vol 3

"Berapa lama kau menjadi kapten kapal sean?" tanya rianna yang duduk meregangkan kakinya dengan santai dengan gaun pink menjuntai sampai ke kakinya, meskipun begitu, belahan dadanya begitu rendah sehingga dia begitu tampil menggoda di hadapan sein.

"Baru setahun ini, beberapa awak kapal ikut denganku mengantar orang-orang ke beberapa negara di eropa." Kata sean yang mulai mendekati rianna.

"Apakah kau memiliki kapal sean? selain milik ayahmu?" Tanya rianna yang dengan sengaja membusungkan dadanya agar sean segera mendekatinya.

Sean menggaruk hidungnya, "Emm mungkin sebentar lagi aku akan memiliki kapalku sendiri." Tangannya mulai membelai punggung rianna.

"Oh ya, jadi kapan kita akan pergi berlibur?" Tanya rianna sambil mendekatkan bibirnya ke arah sean.

"Segera, kita akan pergi mengelilingi beberapa negara bagian sayang." Sean langsung saja menyerang bibir rianna dengan rakus, menjelajahi bibirnya dan membelai bibirnya agar membiarkan dia merasakan bibir rianna lebih dalam. Rianna memiringkan bibirnya, membalas ciuman sean dengan ahlinya.

"Kelihatannya kalian menikmatinya." Suara itu membangunkan mereka berdua dari ciuman panas mereka, "Hai Jon kau datang." Sean segera melepaskan ciumannya seketika. Rianna nampak santai dan tidak merasa terganggu dengan kehadiran Jon.

"Jadi, kapan kita akan berangkat sean, liburan akan segera berakhir kawan." Kata Jon mendesaknya.

"Emm Ok, malam ini aku akan mengambil kapal dad, tenanglah, kalian hanya perlu membawa barang-barang kalian saja. Kalau begitu aku harus pulang kan." Kata sean berlalu pergi begitu saja.

Setengah jalan menuju rumahnya, sean tiba-tiba kembali karena melupakan rompi pemberian bibinya yang sangat disukainya. Sesampainya didepan pintu villa miliknya, dia mendengar suara erangan panjang dan desahan napas yang panjang. Sean mengintip di balik pintu dengan mata safirnya yang tajam.

Melihat Jon dan rianna sedang bercumbu dengan sangat intim, tangan sean terkepal kuat, jantungnya berdetak cepat, melihat mereka mulai melepaskan satu persatu pakaiannya sambil bercakap-cakap, sepertinya hal seperti ini bukan hal baru bagi mereka, sebelum sein mendobrak pintu sialan itu, dia seketika terhenti mendengar apa yang mereka perbincangkan.

"Bagaimana? apakah ayahmu juga berhasil?" tanya rianna yang mulai duduk diatas Jon sambil mendesah, dia mulai menggerakkan pinggulnya mengoda. "Mungkin sekarang ini ayah sedang bersorak, dia berhasil memindah tangankan seluruh kapal-kapal milik Hoult tanpa tersisa sedikitpun." Jon menggeram dengan gerakan rianna.

"Jadi, bagaimana dengan sean?" tanya rianna yang mulai mengerakkan tubuhnya dengan liar.

"Tinggal tunggu waktu saja dan dia tidak akan memiliki apapun lagi." Kata Jon menggeram nikmat.

"Berhenti membicarakan pria ***** itu, sekarang kau harus memuaskanku dan berhenti bertingkah seperti wanita lugu didepan sein, membuatku jijik." Rianna tersenyum menggoda, mereka lalu menikmatinya tanpa pembicaraan apapun lagi.

Sean tidak lagi memperdulikan mereka, dia berlari sekencang-kencangnya menuju rumahnya. Beberapa kereta kuda sudah berada didepan rumahnya, dengan sembunyi-sembunyi dia memanjat pintu belakang menyaksikan banyak pria didepan rumahnya.

"Sean membuka jendela kamar ayahnya dan mendapatinya sedang terbaring di lantai dengan beberapa peluru di perutnya.

"Sein? kaukah itu sein?" Suaranya begitu lemah.

"Dad? apa yang terjadi? dad siapa yang melakukannya?" Kata sean, matanya memanas melihat ayahnya berlumuran darah.

"Kita harus kerumah sakit dad, aku akan menggendongmu".

"Sstt, sean jangan ribut, pergilah!" Desak ayahnya.

"Dad ! apa yang kau bicarakan, aku harus membawamu kerumah sakit, sekarang!"

"Dengarlah sean!" Dia terbatuk lemah sambil menggenggam tangan anaknya.

"Pergi dari sini, bawa kapal ayah yang berada di bawah jembatan Boston, pergilah! jangan sampai mereka melihatmu, dan bawa itu juga". Sambil menunjuk brangkas miliknya.

"Tapi, ayah." Sean mulai menangis, ayahnya betul-betul sangat lemah.

"Jangan kembali ke kota ini sebelum kau betul-betul menjadi orang yang berhasil dan membalas mereka yang menghancurkan kita, ingat kata ayah, Pergi...pergilah sejauh mungkin, arungilah lautan, itu adalah mimpimu."

Suara pintu di gedor-gedor keras, sean menangis dalam diam, kini ayahnya betul-betul tidak bergerak, dia mengecup kening ayahnya, lalu dengan cepat membuka brangkas dan mengosongkan isinya dengan tas yang dibawanya, mengambil beberapa barang milik ayahnya didepan meja kerjanya yang menjadi kenangan terakhirnya. Sean kemudian melompat dari jendela dan segera berlari kencang di kegelapan malam.

~

"Sudah hampir setahun rough menggunakan tongkatnya untuk menopang tubuhnya, meskipun dia tidak lagi bekerja di tempat Wilker tempat pandai besi, rough kini lebih banyak menghabiskan waktunya bersama Laura yang sekarang berumur 9 tahun, wajah mungilnya semakin terlihat sangat mempesona dan semakin cantik, hal ini sangat disadari oleh Charlotte, dia dengan berhati-hati menjaga putrinya, menjauhkannya dari keramaian dia akan begitu mencolok dengan wajah cantiknya dengan kulit pucat mempesona.

"Kapal berlabuh lagi?" kata rough menatap kapal besar di seberang dermaga yang sudah dibangun sepanjang tahun ini di desanya, sehingga kapal-kapal dapat ditambatkan ketika berlabuh.

"Halo rough bagaimana kabarmu?" Seorang pria bernama Alferd mendekat kepada rough dan langsung saja duduk disampingnya.

"Halo Al seperti yang kau lihat, aku sangat sehat." Mereka bercakap-cakap sehingga pengawasan rough kepada Laura sedikit berkurang.

Laura kecil berlari-lari mengejar kelinci didekat semak belukar, "Ayolah kelinci kecil temani aku bermain, ayolah." Dia sudah setengah jalan ketika Laura berada di dalam hutan.

"Kelinci, kelinci." Teriaknya lagi, suara mungilnya membangunkan seorang pria yang bersandar di pepohonan, dia mengernyitkan alisnya mendengar suara kecil yang mengganggu tidurnya.

Rambutnya hitam panjang sebahu, meskipun acak-acakan dia terlihat sangat tampan, kulitnya berwarna coklat karena seringnya dilautan, pancaran matanya sangat tajam berwarna safir yang indah, tubuhnya begitu tegap dan kokoh, sean mengerling menatap gadis kecil berjalan sambil teriak-teriak membelakanginya.

"Kau ribut sekali gadis kecil." Kata sean menopang tangannya diatas lututnya. Matanya memandang rambut coklat panjang dari Laura. Seketika Laura berbalik, dia menatap pria dihadapannya tanpa rasa takut sedikitpun.

"Kau melihat kelinciku?" Mata tajamnya menatap ke manik mata berwarna tosca cerah milik Laura.

"Kelincimu? tidak ada yang memiliki kelinci didalam hutan ini anak kecil."

"Pergilah ! ayahmu akan mencarimu." Bentaknya. Laura terkejut dia mundur selangkah tidak ada seorangpun yang membentaknya, sehingga dia begitu ketakutan.

"Siapa kau? tanya Laura kecil, sean terkekeh, "Aku seorang perompak, kenapa? sekarang kau takut?"

Laura mundur ketakutan, dia mendengar kalau seorang perompak sangat menakutkan, mereka pernah menyerang ayah dan hampir membunuhnya.

"Tuan sean sembunyilah para pembajak mengejar kita sampai ke desa kecil ini." Pria itu terkejut menatap gadis kecil di tengah hutan.

Dengan santai sean berdiri dia meregangkan tubuhnya, rambutnya yang panjang diikatnya, dia lalu memandang Laura.

"Hei anak kecil sembunyilah ! jika tidak, mereka juga akan membunuhmu."

Laura dengan cepat bersembunyi di belakang semak-semak yang lebat, sean menunggu pria-pria pembajak menghampirinya dengan senjata-senjata di tangannya.

Sean dengan gerakan cepat menebas mereka, sehingga darah bercucuran di tubuhnya, dengan lincah menangkis serangan dan tanpa ragu menghilangkan nyawa para pembajak itu. Laura berjongkok dengan ketakutan. Tubuh sean dipenuhi darah para pembajak, dia lalu mendekat ke tempat Laura bersembunyi.

Dia mengeluarkan liontin kecil lalu dengan tiba-tiba memasangkannya di leher Laura. "Suatu saat kita akan bertemu lagi gadis kecil." Sean kemudian pergi tanpa berbalik menatap Laura yang ketakutan melihat mayat-mayat di hadapannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!