1 Prolog
Umur Tita baru sembilan belas tahun ketika ia harus menerima perjodohan ibunya dengan seorang karyawan swasta yang bernama Adi.
Tita yang baru saja lulus sekolah, ibunya selalu menekannya untuk sesegera mungkin menikah dengan Adi.
Hanya dua minggu saja Tita mengenal Adi. Tanpa pikir panjang ia pun menyetujui perjodohan itu, dan menerima lamaran Adi.
Singkat cerita mereka pun menikah.
Tita merasa bahagia bersuami Adi yang memang penuh perhatian, hari pertama menikah Adi sudah memboyong ke rumah nya hasil dari kerjanya selama belasan tahun, Adi menang seorang yang pandai mengatur keuangan, terbukti ia dapat membeli rumah, walaupun rumah itu kecil dan sederhana.
Hari -hari Tita begitu menyenangkan, Adi yang romantis dan penyayang membuat Tita tidak menyesal menikahinya, walaupun Tita terbilang masih muda untuk berumah tangga.
Tita berusaha membahagiakan Adi dengan melayaninya dengan baik.
enam bulan sudah Tita mengecam begitu manis kebahagian rumah tangga, ia pun mengandung anak pertama, Adi begitu bahagia mengetahui Tita tengah mengandung, buah cintanya.
Tapi Kebahagian Tita berubah justru ketika ia tengah mengandung anak pertamanya.
Malam itu tidak biasanya Adi mulai terlambat pulang, Tita begitu gelisah tidak seperti biasanya suaminya pulang terlambat.
Dengan perasaan cemas Tita mengambil ponselnya, dan berusaha menghubungi Adi. Tapi hanya ada jawaban { Diluar jangkauan } Dari ponsel Adi, Titapun semakin cemas, ia berusaha menghubungi keluarga Adi, tapi mereka tidak mengetahui keberadaan Adi.
Jam menunjukan pukul 21:00. Tapi Adi belum juga pulang.
Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu, dengan terburu-buru Titapun membuka pintu dan benar saja suaminya yang datang.
"Kok, baru pulang sih, yank?"tanya Tita kesal.
"Iya nih. Ada lembur di kantor," sahut Adi seraya membuka jaket dan sepatunya.
"Lembur! Masa sih!" ucap Tita yang terlihat penasaran dengan kata lembur. Sepengetahuannya suaminya tak pernah ada jadwal lembur, tapi Tita tak mau berpikiran yang aneh- aneh, iapun pergi menuju dapur dan menyiapkan teh hangat untuk suaminya.
Tapi malam itu, Tita mencium bau yang aneh di baju Adi.
"Yank? Kok bajumu wangi parpum sih?" Tanya Tita sambil hidungnya mengendus ke pakaian Adi.
"Ah kamu ini!" sahut Adi sambil membuka pakaiannya dan melemparnya ke keranjang cucian.
Ada rasa curiga di hati Tita, tapi ia tak mau mempermasalahkannya.
Yang penting baginya Adi pulang dengan selamat.
Pagi harinya seperti biasanya, Tita menyiapkan sarapan buat suaminya, walaupun ia masih penasaran dengan bau parpum pakaian suaminya, tapi ia tak hiraukan. Tita begitu percaya sama Adi, tak mungkin Adi mengkhianatinya apalagi ia tengah mengandung anaknya.
"Yank, bangun udah siang," ayo cepat nanti kamu terlambat," ucap Tita lembut .
Wajah Adi yang masih kantuk akhirnya bangun dan bergegas menuju kamar mandi.
Di kamar mandi tak seperti biasanya Adi bernyanyi melantunkan lagu lagu cinta. Tentu saja Tita merasa aneh dengan kelakuan Adi yang tak biasa, Titapun mendekatkan telinganya ke pintu kamar mandi. Sungguh ia merasa aneh sejak kapan suaminya bernyanyi sambil mandi, setahunya Adi tak suka bernyanyi, tapi pagi itu ia seperti begitu bahagia, lagi-lagi Tita tak menghiraukannya.
Selesai mandi, Adi seperti biasa menyantap sarapan yang telah di siapkan Tita, sebelum ia pergi ke kantor.
"Yank, kamu kok beda ya? hari ini," Sejak kapan kamu suka nyanyi?" ucap Tita dengan nada menyindir .
"Oh ya? semalem ponselmu kok gak aktif?" begitu banyak pertanyaan yang dilontarkan Tita pada Adi, mendengar pertanyaan Tita, Adi hanya tersenyum seraya menikmati sarapannya.
"Kok malah senyum sih!" sahut Tita mulai kesal.
"Kamu ini yank! bawaan nya curiga terus, mentang-mentang lagi hamil!" ujar Adi membentak.
Mendengar jawaban Adi yang terkesan menyepelekannya tentu saja Tita semakin naik pitam.
"Kamu itu, tinggal jawab, kenapa mesti bentak saya!"teriak Tita yang mulai terpancing emosinya.
Mendengar teriakan Tita, Adi tak menghiraukannya, dengan segera ia menuju ke luar rumah dan pergi menjalankan motornya dengan kencang.
Tita yang masih emosi mulai berkaca-kaca dan mulai menahan tetesan air matanya, ia begitu tersinggung dengan tingkah Adi yang mulai acuh dan berani membentaknya. Tidak seperti biasanya.
Hari itu sengaja ia tak melakukan tugas rumah tangganya, hatinya mulai dilanda curiga dengan sikap Adi yang tak biasanya.
Sambil mengelus perutnya, Tita masih dihantui perasaan yang aneh, ia merasa tak ada mood, tempat tidurnya yang biasa ia rapihkan, hari itu dibiarkannya.
Sikap suaminya begitu membuatnya bingung, Adi yang biasanya romantis dan mesra, hari itu terkesan cuek, sebelum pergi ngantor biasanya Adi selalu mencium keningnya, tapi jangankan ciuman, Adi malah buru-buru pergi ke tempat kerjanya tanpa memperdulikannya.
Seperti malam sebelumnya Adi kembali pulang larut malam. Tapi malam itu berbeda, wajah Adi begitu semuringah. Begitu tiba Adi tersenyum manis pada Tita, malah memeluknya mesra dan terus menciumi kening Tita.
Tita bukannya senang melihat tindakan suaminya, mendadak suaminya begitu romantis padahal tadi pagi Adi begitu kasar padanya, tapi malam itu Adi seperti melupakan kesalahannya pada Tita. Tak ada kata maaf darinya, malah terkesan biasa saja. Adi malah mengajaknya langsung ke kamar.
"Yank, kamu gak ganti baju?" tanya Tita mengerutkan sedikit alisnya.
Mendengar perkataan Tita, Adi malah tersenyum seperti sedang membayangkan seseorang.
Tita yang mulai kesal dengan tingkah Adi, iapun menarik lengan Adi dan menyuruhnya untuk segera mengganti pakaiannya.
Dengan tatapan dingin, Adipun beranjak dan melepaskan bajunya. Tita hanya diam terpaku memperhatikan suaminya yang mulai senyum- senyum sendiri. Dua malam Tita merasakan kejanggalan tingkah suaminya, kadang sikapnya mesra kadang membentak, ada apa sebenarnya yang terjadi pada suaminya, pribadi Adi begitu cepat berubah-ubah. Seusia Tita yang begitu masih muda, ia tak mengerti dengan tingkah suaminya.
Tak lama dilihatnya Adi sudah mulai tertidur.
Pikiran Tita malam itu sangat kacau, ia tak dapat memejamkan matanya, melihat Adi yang sudah pulas tidurnya, Titapun diam -diam mengambil ponsel Adi yang disimpannya di lemari hias. Tita dengan perlahan berjalan ke luar kamar sambil membawa ponsel Adi, dan bergegas menuju dapur. Titapun membuka password ponsel, tapi anehnya tetap saja terkunci tak bisa terbuka. kecurigaan Tita makin menjadi, ternyata Adi telah mengganti password nya. Tita mulai kebingungan, sekarang ia tak bisa membuka kode password milik Adi. Titapun kembali menyimpan ponsel Adi dengan hati- hati. Tita kemudian berubah pikiran, iapun bermaksud mencari petunjuk dari dompet milik suaminya yang selalu di simpan di saku celananya, Tita mulai mencari dompet di celana Adi, tapi Tita tak menemukannya, iapun beranjak menuju lemari Adi dan berusaha mencari dompet Adi, tapi tetap saja tak menemukan dompet Adi. Titapun menyerah, malam itu Tita galau, entah dimana Adi menyembunyikan dompetnya, biasanya suaminya menyimpan dompet di saku celananya.
Tita akhirnya kembali ke tempat tidurnya meskipun ia belum puas dengan pencariannya.
Karena matanya tak jua ngantuk, Tita akhirnya mengambil ponselnya dan membuka berita tentang dunia perselingkuhan berikut dengan ciri-cirinya, di beritakan jelas.
(Tanda-tanda Suami Berselingkuh) Tita begitu serius membaca tentang perselingkuhan dan benar saja, salah satu tandanya memang sedang ia alami dengan suaminya sekarang.
Kening Tita mulai berkeringat, ia rasanya tak percaya jika Adi selingkuh dari nya, lagi pula belum ada bukti yang kuat untuk menuduh suaminya selingkuh.
Berita di ponsel semakin membuat dirinya cemas, Titapun mematikan ponselnya dan berusaha untuk tidur dengan tidak memikirkan berita yang membuatnya malah semakin khawatir. Tita akan langsung saja bertanya pada Adi tentang kecurigaannya, mudah-mudahan Adi dapat memberinya penjelasan, dari pada ia harus percaya pada .
Seperti biasa Tita setiap pagi menyiapkan sarapan, pagi itu ia akan memberanikan diri untuk bertanya pada suaminya secara langsung.
Nampak Adi terlihat sudah siap untuk pergi ngantor.
"Yank?" tanya Tita gugup.
"Mm......" jawab Adi.
"Kamu selingkuh ya?" tanya Tita menerka, maklum efek dari semalam karena baca berita dari ponselnya.
"Apa?!"
Titapun mulai ketakutan melihat raut wajah Adi yang berubah.
"Jawab aja yank! kamu selingkuh atau enggak?" tanya Tita tak sabar mendengar pengakuan dari suaminya.
"Memang kamu punya bukti?"kalau saya selingkuh?" bentak Adi, matanya menatap tajam ke arah Tita.
"Ah sudahlah! kamu semakin ngaco saja pertanyaannya!" teriak Adi sambil bergegas pergi.
Lagi- lagi Tita di buat kesal dengan tingkah Adi yang mulai kasar terus bawaannya, setiap ia menanyakan sesuatu padanya.
Tita sangat menyesal bertanya pada suaminya, tentu saja jika memang benar selingkuh mana ada suami yang ngaku bahwa dia selingkuh.
Kembali Tita merasa kecewa, rasanya ia ingin sekali curhat pada temannya, tapi mungkin saja temannya tak kan membantunya, paling di jadikan bahan gosip pada temannya yang lain. Pada siapa Tita harus mengadu tentang kemelut rumah tangganya. Tak mungkin Tita mengadu pada orang tuanya, yang akan membuat orang tuanya khawatir.
Tita akan berusaha menyimpan saja sendiri masalahnya, sebagai seorang istri. Tita harus bisa menjaga nama baik suaminya. Apalagi ia tengah mengandung tak baik memikirkan hal- hal yang sewaktu- waktu akan membahayakan janinnya. Seorang wanita yang tengah hamil harus mengontrol emosinya demi kesehatan si jabang bayi. Tak baik jika dirinya stres memikirkan yang belum tentu kebenarannya.
Dua malam Adi selalu pulang terlambat, Tita yakin ada wanita lain yang mengusik rumah tangganya, tapi apa daya perempuan hamil seperti Tita akan sulit melacak perselingkuhan suaminya, ia juga tak mengetahui nomer kantor suaminya, haruskan ia diam-diam mengikuti suaminya, tapi untuk apa, jika benar Adi selingkuh, memangnya apa yang akan di lakukan Tita, haruskah ia meminta cerai, tentu saja Tita tak akan melakukan itu karena ia sedang mengandung anaknya, lagipula perceraian akan membuatnya malu, terlebih orang tua Tita, bisa-bisa mereka jantungan mendengar kata perceraian, lebih baik Tita simpan sendiri saja deritanya, meskipun bathinnya terasa sakit, tapi ia harus kuat menghadapinya.
\=\=\=\=\=\=
Seperti biasa Adi selalu pulang malam, tapi malam itu Tita membiarkannya, percuma ia bertanya pada Adi yang ujungnya akan terjadi pertengkaran, Tita lebih baik diam saja, terserah apa yang dilakukan Adi, Tita tak mau perduli, yang penting baginya Adi masih memberinya uang belanja.
melihat wajah Tita yang sedari tadi hanya diam, Adi merasa heran dengan sikap Tita yang mengacuhkannya.
"Yank, dari tadi kamu kok diam saja?"tanya Adi.
Tapi Tita tak menjawab pertanyaan suaminya, Tita malah masuk kamar, dan tak menghiraukan Adi lagi.
"Yank!" teriak Adi yang kesal melihat sikap Tita yang tak memperdulikannya, Adipun mengikuti Tita ke kamar.
"Yank, besok saya akan ke luar kota, ada tugas dari kantor," ucap Adi.
Mendengar perkataan suaminya tentu saja Tita kaget, bagaimana bisa ada tugas begitu mendadak lagi pula besok adalah hari minggu, tiba- tiba lembu_ lah, tugas kantor_lah entah apa lagi, Adi selalu membuat alasan.
"Terserahlah!" ucap Tita sambil membaringkan tubuhnya ke tempat tidur ,nyesek rasanya dada Tita mendengar begitu banyak kebohongan yang Adi katakan padanya.
"Kamu kok jawabnya gitu? teriak Adi, kesal dengan perkataan Tita yang seolah tak mempercayainya.
"Terus! saya harus gimana?" teriak Tita yang seakan ada bom yang siap diledakkan ke wajah Adi.
Mendengar bentakan Tita tentu saja Adi semakin Emosi, iapun melepaskan tamparan pada Tita yang menurutnya Tita begitu kurang ajar.
"Plakk" tangan Adi mendarat keras dipipi Tita.
"Kurang ajar! kamu sekarang berani ya? ngelawan sama suamimu!" teriak Adi yang merasa di sepelekan oleh Tita.
Titapun menangis sambil memegangi pipinya karena kesakitan, ia juga tak menjawab pertanyaan Adi dan berlari keluar kamar. Tapi Adi tak diam saja, ia mengejar Tita dan menjambak rambut Tita, hingga Titapun terjatuh.
"Kalau suamimu bertanya jawab?" jangan diam saja!" teriak Adi sambil kembali menarik lengan Tita dan menyeretnya ke kamar.
"Sakit yank!" Teriak Tita mengerang kesakitan, belum lagi perutnya yang tengah mengandung terasa ngilu.
Adi tak memperdulikan keadaan Tita yang menjerit kesakitan, Adipun melepaskan tangan Tita dan menyuruhnya untuk masuk kamar.
Sambil memegangi perutnya, Tita masuk ke dalam kamar, direbahkan tubuhnya di tempat tidur sembari menangis menahan sakitnya bekas tamparan Adi, melihat Tita yang begitu kepayahan, Adi kembali mendekati Tita dan membelai rambut Tita, ia merasa menyesal telah menampar istrinya yang tengah mengandung.
"Maaf yank," ucap Adi lembut.
"Saya lagi hilap, habis kamu bikin jengkel saya," bisik Adi yang mulai reda emosinya.
Tapi Tita tak meresponnya ,hanya air mata yang terus menggenangi pipinya, Adipun mengusap tetesan air mata Tita dengan tangannya, Tapi tetap saja Tita tak bergeming, Tita merasa Adi telah melampiaskan amarahnya padanya, sepertinya suaminya telah dikecewakan oleh seseorang entah siapa, yang jelas Tita di jadikan bahan pelampiasan, begitu pikiran Tita terhadap Adi. Suaminya.
Adipun dengan hati-hati menyelimuti Tita, meskipun Tita masih menangis. Kemudian Adipun tidur di samping Tita sambil mendekap Tita dengan erat.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!