Gadis cantik blesteran Sunda Manado Belanda usianya akan menginjak 30 tahun ini masih betah menjomblo. Natasha Bleecker.
Natasha berusaha menghindar jika ditanya perihal pacar atau calon suami. Dan anti dengan perjodohan. Namun Mama Dira tidak putus asa dan kali ini rencananya dengan temannya itu harus berhasil. Mengingat umur Natasha yang sudah sangat cukup untuk menikah dan memiliki anak.
Tok tok tok
"Nat..Natasha" suara mama Dira sembari mengetuk pintu kamar Natasha
"Natashaaaa" suara mama Dira sedikit lebih keras
"I i ya ma" sahut Natasha malas
Cekrekkk
"Kenapa ma?" tanya Natasha sambil kucek kucek mata. Baru bangun tidur karna hari ini hari sabtu, artinya libur kerja.
"Mama boleh masuk?" mama Dira yg terlihat serius
"Iya ma, masuk aja" Natasha berjalan ke arah kasur dan duduk disebelah mama Dira
"Ada apa ma? Aku masih ngantuk. Hoaaammm"
"Kamu pasti begadang lagi nonton drakor kan. Makanya jam segini masih ngantuk. Sudah jam 8. Anak perawan bangun siang" celetuk mama Dira
"Kan hari ini hari sabtu ma, libur ngantor" jawab Natasha
"Iya tapi kan namanya anak cewe tuh bangun pagi, beres beres rumah, bantuin mama didapur. Nanti kalau jd istri, harus bisa semua nak" nasehat mama Dira yg panjanggg bikin Natasha malas mendengarnya
"Iyaaaa mamaaaa" Natasha malas berdebat karna masih mengantuk
"Trus sebenernya mama kesini mau ngomong apa? Serius banget kayaknya"
"Gini lho Nat...minggu depan kan kamu sudah 30th, tp kok belum ngenalin calon suami ke mama papa sih?" Tanya mama Dira serius
Jlebbbbb
Males banget ni klo udah bahas bahas calon suami. Batin Natasha
"E e e...belum ada ma" jawab Natasha ragu ragu
"Syukurlah" mama Dira terlihat senang
"Kok syukur ma? Bukannya tadi nanyain soal calon suami?" Tanya Natasha heran
"Kamu tau om Jodi dan tante Maya kan? Tetangga kita dulu waktu di Bandung" mama dira tanpa menjawab pertanyaan Natasha, langsung membahas yang lain
"Iya kenapa ma?"
"Tau Reza kan, anak mereka"
"Iya mamaaaa. Kenapa sih?" Tanya Natasha yg sudah semakin malas dengan bertele telenya mama Dira. Natasha masih teringat dengan Reza si anak kecil gembul yang menggemaskan.
"Besok Reza akan pulang dari studynya di Ausie"
"Teruuuussss???"
"Jemput Reza di bandara ya" perintah mama Dira
"Kenapa harus jemput jemput segala ma. Emangnya dia gak bisa naik taksi?" Natasha sebal dan terlihat malas
"Mama mau kamu yang jemput Reza. Sekalian ngobrol ngobrol gitu. Mau ya..pleaseee" mama Dira tersenyum manis dengan mata memohon
"Mama ihhhh.... Besok aku ada janji nonton sama Kimi"
Kimi teman sekantornya
"Ditunda dulu nontonnya. Oke? Pokoknya mama gak mau tau. Besok kamu harus jemput Reza. Titikkkk!!!!" mama Dira beranjak dari duduknya dan berjalan keluar kamar Natasha
Arghhhh.....Bete bangettttttt
Trus apa coba sangkut pautnya pertanyaan soal calon suami sama jemput Reza??
Gumam Natasha
Tak lama Natasha meraih gawai di atas nakas sebelah kasurnya. Mencoba untuk whatsapp Kimi untuk membatalkan nontonnya besok
"Kim...sorry besok gw gak bisa nonton. Disuruh nyokap jemput anak temennya" ketik Natasha yang kemudian dikirimnya dan langsung dibaca Kimi
"Ok Nat, santuy. Lain kali kita nontonnya. Btw yang dijemput cowok apa cewek?" Balasan dari whatsapp Kimi
"Cowok" jawab Natasha singkat
"Cie cie...kayaknya mau dijodohin niy" ledek Kimi
"Apaan siy Kim..cuma jemput doang. Jangan sampe deh. Amit amit...kek gak laku aja" jawab Natasha
"Emang gak laku 😋" balas Kimi dengan emoticon melet
"👊👊👊👊" balas Natasha dengan emoticon bogeman.
*****
Minggu 14:00 WIB
"Nat..udah jam 2 siang. Buruan gih siap siap trus ke bandara. Pesawat landing jam 4 sore kan. Nanti macet di jalan. Buruannn..." mama Dira menarik tangan Natasha yang masil males2an rebahan di sofa
"Malesss ma..mama papa aja yang jemput ya" Natasha masih tak beranjak
"Natttt..." suara bariton papa Doni
"Iya iya" Natasha memanyunkan bibirnya.
Mama Dira mendorong punggung Natasha ke anak tangga agar cepat ke kamarnya untuk berganti pakaian
Tak lama Natasha turun dari kamarnya dan terlihat sudah memakai dress merah selutut, sneakers putih dan tas slempang mini putih senada dengan sneakersnya.
"Ma pa...Natasha berangkat dulu ya" pamit Natasha sembari mencium tangan mama papanya
"Hati hati dijalan Nat, jangan ngebut. Kabarin mama papa kalau sudah ketemu Reza ya" pesan Mama Dira
"Iya mamaku sayang, Assalammualaikum" Natasha melambaikan tangannya lalu masuk ke dalam mobil Jazz putih miliknya
"Walaikumsalam" jawab mama Dira papa Doni berbarengan
2 jam kemudian.....
BANDARA - pintu kedatangan internasional
Penerbangan dari Ausie baru aja landing, bisa 1 jam lagi niy baru keluar, huftttt
Keluh Natasha sembari melihat sekeliling.
1 jam 30 menit kemudian.....
Ini anak mana sih?? gak nongol nongol.
Keluh Natasha yang memang sudah kelaparan karna belum makan siang.
Kata mama, Reza pakai hoodie hitam, topi hitam & celana jeans. Duh pasaran banget gayanya. Yang begitu udah ada 5 orang lalu lalang. Hufttt
Natasha mulai bete, tangan pegal karna sudah satu jam lebih memegang kertas bertuliskan "Reza Permadi"
Tak lama orang yang dimaksud berjalan ke arah tulisan "Reza Permadi"
"Natasha??" Tanya Reza kepada Natasha yang sedang menunduk
"Hah...i i iya. Aku Natasha" jawab Natasha kaget karna sedang melamun menunduk. Dan terlihat takjub melihat Reza yang ternyata sekarang menjadi lelaki tampan, tinggi dan gayanya cool. Kira kira 187cm tingginya. Ganteng seperti oppa oppa di drama korea. Padahal dulu gembul banget dan pendek.
"Natashaaa..." Reza membuyarkan lamunan Natasha dan sialnya melihatnya tersenyum merona
"Hah...i i ya" Natasha kaget lagi
"Hah hah mulu...trus kita mau disini aja?" Ketus reza
"Oia...ayok kita ke parkiran" ajak Natasha
Natasha yang terlihat berlari kecil mengikuti langkah lebar Reza. Dan membuatnya lumayan keteteran.
Reza membalikan badannya yang membuat kaget Natasha dan tak sengaja menabrak dada bidang Reza.
Brukkk
"Auwww....maaf maaf za" suara Natasha yg kesakitan karna wajahnya menabrak dada Reza
"Loe ngapain jalan dibelakang? Kan loe yang markir. Mana gw tau mobil loe dmn" lagi lagi Reza ketus
"Iya iya maaf...habisnya loe jalan cepet banget" jawab Natasha sambil mengelus elus wajahnya yang masih sakit
"Dasar pendek" ejek Reza
Whatt?? Pendek?? Tinggi gw 170cm. Termasuk tinggi dong untuk ukuran cewe indonesia. Loenya aja yang ketinggian. Bete banget, ini bocah gedenya songong. Mentang mentang kuliah di Luar Negri.
Gumam Natasha sembari jalan menuju mobilnya
Tak lama mereka ada dalam mobil Natasha
Drtt drtt drtt
Gawai Natasha bergetar didalam tasnya. Dilihatnya nama Mama yang menghubungi
"Halo Assalammualaikum ma" jawab Natasha
"Walaikumsalam. Nat..sudah ketemu Reza?" tanya mama Dira
"Udah ma, ini udah di mobil" jawab Natasha lagi
"Syukurlah. Hati hati dijalan ya nat. Jangan ngebut" kata mama Dira mengingatkan
"Iya mama...Assalammualaikum"
Setelah menutup telepon, ternyata perut Natasha bunyi keroncongan yg langsung dilirik Reza. Dalam hati "Malunyaaaaaa🤦♀️🤦♀️🤦♀️"
"Laper??" tanya Reza datar
"Iya..gw belum makan dari siang" jawab Natasha pelan
"Yaudah, mampir makan" lagi lagi dengan nada datar
"Loe mau makan apa?" tanya Natasha lagi
"Loe yang laper, kenapa tanya ke gw" ketus
"Ya kali loe gak doyan makanan indonesia. Entar gw salah lagi" jawab Natasha dengan nada kesal
"Udah deh cepetan jalan, ngomong mulu" Reza ketus lagi
"Iya iya" jawab Natasha langsung melajukan mobilnya
"Eh bentar, jangan jalan dulu" Natasha menatap Reza heran
"Kenapa?"
Reza terlihat melepas hoodienya dan langsung meletakkan di atas paha Natasha yang ternyata sedari tadi jelas menampakan paha mulusnya, karna dress selutut yang dipakainya.
"Aurat" celetuk Reza yang memang dia menahan menelan salivanya karna melihat paha mulus Natasha. Godaan. Glekk
"Emm..thanks" Natasha nampak bersemu merah. Baru kali ini dia merasakan perhatian laki laki. Yang nyatanya memang banyak laki laki yang justru melihatnya begitu tergiur. Termasuk bosnya Dimas yang tersenyum menggoda melihat Natasha dari atas sampai bawah.
Hanya keheningan selama perjalanan mereka menuju tempat makan
2 jam kemudian....
Sampailah mereka di salah satu restoran Padang Seder**na
"Gw mau makan disini. Terserah loe doyan apa gak. Udah laper" Natasha langsung mematikan mesin mobilnya dan keluar
"Berapa orang mbak?" Tanya pelayan di restoran tersebut
Natasha menoleh ke arah Reza yang berdiri dibelakangnya.
"Mau makan?" tanya Natasha pada Reza
"Iya" Reza mengangguk
"Dua ya uda" pesan Natasha dan langsung menarik kursi yang ada didepannya.
Tak lama pelayan membawa 2 piring nasi
"Oia mba, minumnya apa?" tanya pelayan kembali
"Es teh aja uda, dua ya" pesan Natasha tanpa bertanya pada Reza. Bodo amat, udah laper. Dalam hati Natasha
Selesai makan, Natasha ke kasir untuk membayar. Dan saat mengeluarkan dompet, Reza lebih dulu memberikan sejumlah uang.
"Lho kok loe yang bayar?" Natasha kaget
"Pantang bagi gw, cewe yang bayarin" dengan gaya coolnya Reza menjawab
"O o o ok..thanks" kata Natasha tanpa dijawab oleh Reza yang terus berjalan ke arah mobil
******
POV Reza
Setelah keluar dari pintu kedatangan internasional, Aku melihat dari kejauhan tulisan "Reza Permadi" dan mendapati sosok wanita yang selama penerbangan Ausie-Jakarta terus ada dipikirkanku. Ya, sebenarnya satu minggu yang lalu, aku sudah diberitahu mommy daddy akan dijodohkan dengan anak om Doni dan tante Dira. Tetangga masa kecil. Mommy mengirim foto Natasha terbaru. Begitu cantik dan aku langsung teringat samar masa kecil kami dengan Natasha. Natasha yang 4th lebih tua dariku.
Saat aku duduk di kelas 5 SD, Natasha sudah SMP kelas 3. Disitulah timbul cinta monyet. Sudah ketebak dong, kalau cinta bertepuk sebelah tangan. Mana mungkin anak SMP kelas 3 mau dengan anak SD. Setelah kelulusan SMP, Natasha pindah dari bandung ke ibu kota. Lost contact dan memang kami berdua sibuk dengan kegiatan masing masing. Akhirnya setelah bertahun tahun tak bertemu, hari ini kami akan bertemu setelah sama sama dewasa. Sebenarnya bukan pertemuan pertama kali tapi aku pernah melihatnya 5 tahun lalu di restoran. Dia bersama dengan seorang laki laki. Dia tidak melihatku.
Natasha..benar itu dia. Semakin cantik saja, dewasa, putih bersih sama seperti dulu
Gumamku
"Natasha??" Tanyaku kepada Natasha yang sedang menunduk
"Natashaaa..." aku membuyarkan lamunan Natasha dan melihatnya tersenyum merona
Cantiikkk...kenapa tersenyum merona seperti itu?? Melihat ketampananku?
Batinku
Tapi kenapa aku ketus dengan Natasha??
Ya..aku memang sengaja ketus pada Natasha, agar dia tidak GR dan tau kalau selama ini memang aku masih memendam rasa padanya. Cinta Pertamaku.
*****
Rumah Natasha 19:00 WIB
Tok tok tok
"Ma..mamaaaa. Ini Natasha" panggil Natasha dari depan pintu rumah
"Sebentar nak" sahut mama Dira
Cekrekkk
"Assalammualaikum...Malem tante" sapa Reza yang berdiri disebelah Natasha dan bersalaman
"Eh Reza, walaikumsalam. malem juga. Masuk nak" mama Dira mempersilahkan Reza masuk
"Duduk nak..tante ambilkan minum dulu ya"
"Iya tante" jawab Reza sopan
Natasha duduk di sofa berhadapan dengan Reza. Terheran melihat Reza bersikap sopan pada mama tapi sebaliknya ketus kepada Natasha
"Reza.." sapa papa Doni
"Iya om" jawab Reza dan bersalaman
"Capek ya?" tanya papa Doni
"Lumayan om" jawab Reza dan tersenyum
"Sudah makan?" tanya papa Doni lagi
"Sudah kok om, tadi sama Natasha" Reza menjawab dan melirik Natasha yang diam saja sedari tadi
"Nak Reza, ini minumnya. Ayok diminum dulu" mama Dira datang membawa teh manis hangat
"Iya tan, terimakasih" Reza langsung mengangkat cangkir teh lalu meminumnya perlahan
"Nat, kok diem saja?" Tanya mama Dira
"Natasha capek ma. PP nyopir sendiri, macet pula. Natasha mau ke kamar ya"
Natasha langsung berjalan menuju kamarnya yang ada dilantai 2, tanpa berpamitan dengan Reza
"Nat kok gak pamitan sama Reza?" teriak mama Dira karna Natasha dengan cepat menaiki tangga
"Maaf ya Reza" kata papa Doni kepada Reza
"Iya om gak papa"
"Oia, nak Reza kamarnya di lantai 2 ya. Depan kamar Natasha. Sudah malam, istirahat dulu gih" perintah mama Dira
"Iya tante, Reza memang sedikit mengantuk. Reza pamit ke kamar ya om tante" pamit Reza pada papa Doni dan mama Dira dengan membawa kopernya
"Iya nak" jawab papa dan mama
Reza berjalan manaiki tangga satu persatu dan dilihatnya foto foto keluarga yang terpajang disepanjang tembok tangga.
Tersenyum melihat Natasha kecil yang memang cantik dari dulu. Percampuran Sunda, Manado dan Belanda.
Tak terasa kakinyapun telah sampai di lantai 2. Berjalan menyusuri lorong. Dan dilihatnya 2 pintu kamar yang saling berhadapan. Jelas sekali pintu sebelah kanan kamar Natasha, gantungan bertuliskan "Natasha Room" tepat di pintu kamarnya. Reza tersenyum melihat pintu kamar Natasha.
Cekrekkk
Mata Reza dan Natasha saling bertemu. Kaget karna Natasha tak tau kalau Reza berdiri didepan kamarnya. Rezapun salah tingkah
"E e e...maaf. salah kamar" Reza membalikan badannya dan langsung masuk ke kamarnya
Natasha bingung
Salah kamar?? Jelas jelas ada tulisan Natasha Room. Gak bisa baca apa gimana?
Gumam Natasha, berjalan menuju lantai bawah mengambil air minum lalu kembali ke kamarnya
POV Reza
Begitu malunya Reza saat ketahuan berdiri didepan kamar Natasha, membuat dirinya salah tingkah.
Begoooo, ngapain juga diem berdiri didepan pintu kamar Natasha. Arghhhhh....
Teriak Reza lumayan terdengar keras, menjatuhkan dirinya dikasur.
Selang beberapa menit, Reza bergegas ke kamar mandi untuk menyegarkan badannya.
Bersambung...
*****
Terimakasih untuk teman pembaca semua. Ini karya pertamaku, yang masih banyak kekurangan. Tapi aku berusaha untuk lebih baik lagi.
Jangan bosan untuk membaca episode selanjutnya ya. Semoga suka dan terhibur.
Author juga minta dukungannya untuk vote, komen, like, favorite dan share.
Gomawoyo 🙏😊
Pagi ini Natasha seperti biasa bangun awal dan bersiap siap untuk berangkat bekerja di perusahaan yang terbilang cukup besar. Natasha menjadi sekretaris seorang CEO muda yang terpaut lebih tua 2 tahun darinya, Dimas Adiyaksa Putra. Sejujurnya Dimas memiliki rasa pada Natasha. Tertarik dengan kecantikan, kepintaran dan pastinya dengan kemolekan tubuh Natasha yang sungguh menggoda. Padat berisi pas tidak berlebihan dan asli, bukan karna permak sana sini.
Natasha telah siap dengan pakaian kerjanya selayaknya sekretaris CEO yang cantik dan make up natural dengan lipstik pink nude. Kemeja lengan panjang berwarna biru laut, kancing baju yang terbuka sedikit rendah, rambut panjang coklat tergerai dan rok span selutut berwarna hitam.
"Pagi mama papa" sapa Natasha sembari menuruni anak tangga dan menghampiri mama papanya di meja makan untuk sarapan bersama. Tak ketinggalan juga ada Reza yang sudah duduk manis melihat kagum akan kecantikan Natasha.
"Pagiii" jawab mama papa kompak
Mama Dira menyenggol lengan papa Doni memberikan isyarat bahwa Reza sedang diam terpukau melihat Natasha dan berbisik. "Sepertinya kita benar mengambil keputusan untuk menjodohkan mereka berdua pap" papa Doni hanya tersenyum dan menggangguk
"Nat, kok Reza gak disapa juga?" Tanya mama Dira dengan senyuman penuh arti
"Hmm...pagi Reza" sapa Natasha datar.
Reza hanya mengangguk dan berpaling ke arah piring berisi roti panggang dengan selai coklat, bersikap cuek.
Natasha pun langsung menarik kursi yang ada dihadapan Reza, bergabung untuk sarapan bersama. Suasana sedikit canggung diantara mereka berdua.
"Nat, pagi ini kamu berangkat dengan nak Reza ya. Mama mau pakai mobil kamu untuk arisan dengan teman teman mama nanti siang" sepertinya mama Dira memang sengaja mencari alasan agar Natasha bisa lebih dekat dengan Reza.
"Mamaaa..kok mendadak sih. Kenapa gak bilang dari kemarin?" Natasha sebal karna terlalu malas untuk berangkat bersama Reza.
"Maafin mama ya nak, memang mama baru tau tadi malam di group arisan. Mama mau kasih tau kamu tapi sudah tidur" Mama Dira memasang wajah dan mata yang memelas.
"Gak papa kan nak Reza?"
"Emm...iya tan gak papa kok. Kebetulan arah kami sama" jawab Reza sedikit kaget karna keceplosan.
"Emang loe tau kantor gw?" Natasha menatap Reza heran. Karna memang sebenarnya Reza sudah mencari tau segala hal tentang Natasha seminggu sebelumnya, setelah tau perjodohan mereka.
"E..e..e tau dari nametag itu" Reza menunjuk nametag yang menempel di saku kemeja Natasha. Terpampang jelas Putra Perkasa Group. Untung Reza mendapatkan alasan yang tepat.
Natasha hanya mengangguk dan memang sudah terlalu malas untuk menanyakan hal selanjutnya.
"Yasudah, sekarang kalian berangkat. Sudah jam berapa ini. Nanti kalian telat. Papa juga mau berangkat ke rumah sakit" papa Doni yang memang bekerja sebagai dokter bedah syaraf di salah satu rumah sakit besar di ibu kota.
"Iya pap..Natasha berangkat dulu ya. Assalammualaikum" sambil mencium kedua tangan orangtua Natasha.
"Mari om tante. Assalammualaikum" pamit Reza
"Walaikumsalam" jawab mama papa bebarengan dan disusul papa Doni ke arah mobilnya yang terparkir di garasi, tak lupa mencium kening istrinya.
Di dalam mobil sedan mewah milik Reza, mereka berdua masih terdiam cukup lama. Hingga akhirnya mereka sama sama membuka percakapan saat lampu merah menyala.
"Nat"
"Za"
Mata mereka saling bertemu dan terlihat canggung lalu terdiam kembali. Reza hanya menggaruk garuk belakang kepalanya yang tidak gatal. Sedangkan Natasha mengalihkan pandangan ke arah luar jendela.
"Natasha" suara Reza terdengar lebih lembut tidak seperti kemarin yang ketus
"Iya za" jawab Natasha dan menatap Reza yang sedang menyetir, karna lampu sudah berganti berwarna hijau.
"Nanti siang apakah bisa kita makan siang bersama?" Tanya Reza tanpa menoleh ke arah Natasha, menatap lurus ke jalan.
"Maaf za, aku ada janji makan siang dengan klien bos. Aku harus mendampingi beliau" jawab Natasha dan merutuki dirinya kenapa jadi aku kamu, biasanya juga gw loe 🤦♀️🤦♀️🤦♀️.
"Baiklah, mungkin lain kali" jawab Reza kecewa tapi suka karna Natasha sudah memulai percakapan akrab seperti seseorang yang sedang menjalin hubungan. Aku kamu 😁
"Za, kenapa mobil kamu ada dirumah pagi ini?" Natasha heran, karena setau dia orang tua Reza tinggal di bandung dan karna itu Reza menginap dirumahnya untuk beberapa hari.
"Tadi sopir daddy yang antar" jawab Reza singkat, agar Natasha kembali bertanya. Reza ingin lebih banyak mengobrol dengan cinta pertamanya itu.
"Bukannya om Jodi dan tante Maya tinggal di bandung?"
"Kami sudah pindah ke Jakarta 5 tahun lalu Nat" Reza menjawab, kali ini sambil menatap mata Natasha. Reza terpukau dengan kecantikan Natasha yang semakin dewasa semakin menarik. Dan tak lupa meletakkan jas hitamnya ke atas paha Natasha yang terekspos. Seolah Natasha sudah terbiasa dengan perlakuan Reza itu.
"Lalu kenapa kamu menginap dirumah dan akan tinggal beberapa hari lagi?" Natasha makin penasaran
"Aku ingin lebih dekat mengenalmu Nat" jawab Reza tanpa ragu ragu menggenggam tangan kanan Natasha dan mencium lembut.
"REZAAA" Natasha terlihat cukup kaget langsung menarik tangannya. Terus berfikir, kenapa mendadak berubah sikap? Reza yang ketus menjadi lembut dan romantis.
"Maaf Nat, aku sudah lancang" Reza sedikit kecewa karna Natasha masih sama seperti dulu yang belum membuka hatinya untuk Reza. Tapi kali ini Reza tidak akan menyerah begitu saja. Dia akan memperjuangkan cintanya pada seorang Natasha Bleecker.
Setelah beberapa lama, mobil Reza memasuki gedung menjulang nan tinggi Putra Perkasa Group. Dengan sigap Reza keluar dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Natasha. Natasha masih diam dan hanya tersenyum kecil saat Reza membukakan pintu untuknya.
"Terimakasih za" Natasha berlalu memasuki gedung perkantoran tersebut.
"Oke" reza menjawab singkat sembari menutup pintu dan memasuki mobilnya, melajukan dengan kecepatan sedikit kencang.
Saat Natasha turun dari mobil Reza, ternyata ada sepasang mata yang terlihat ada kilatan merah amarah dari kejauhan didalam sebuah mobil yang tak kalah mewahnya dengan milik Reza. Ya dialah Dimas, bos Natasha. Melihat dengan heran dan tanda tanya, dengan siapa Natasha ke kantor pagi ini. Dimas tak terlalu jelas dengan wajah Reza.
*******
POV Natasha
Saat menuruni tangga menuju ruang makan, aku melihat Reza yang sudah duduk manis. Dan kenapa dia memakai baju formal seperti itu? Kemeja putih dengan setelan jas hitam dan dasi yang melingkar di lehernya, serta jam tangan mahal di tangan kirinya. Sungguh sempurna melekat ditubuhnya. Tampan 😊😊😊
*******
POV Reza
Roti panggang yang ada dihadapanku sedang kuolesi selai coklat dan siap untuk aku santap. Namun kuurungkan, malah terpukau melihat Natasha menuruni tangga dengan senyum yang menyungging diwajahnya. Sungguh sempurna penampilannya. Kemeja lengan panjang berwarna biru laut, kancing baju yang terbuka sedikit rendah dan rok span selutut berwarna hitam. Serta make up yang natural tidak berlebihan. Aku suka. Cantik 😍😍😍
Shitt!!! Aku ketahuan memandanginya dengan rona merah dipipiku. Kualihkan menatap roti panggang yang sudah kuolesi selai coklat.
Bersambung....
Kantor
Sesaat Natasha memasuki gedung perkantoran Putra Perkasa Group, tak lama tangannya diraih oleh seseorang dari arah belakang. Ya CEO tampan Dimas Adiyaksa Putra.
"Pa-k Dimas" Natasha terlihat kaget dan berusaha melepas tangan Dimas namun usahanya sia sia karna berubah menjadi genggaman yang terlampau kuat dan menariknya masuk ke dalam lift khusus CEO. Karyawan lainpun menatap keduanya dan berbisik bisik dengan pemandangan yang terjadi di hadapan mereka.
"Pak Dimas, tolong lepaskan tangan saya" Natasha merintih kesakitan dipergelangan tangannya yang mulai memerah. Dimas hanya diam tak menjawab dan melepaskan genggamannya. Natasha terus berfikir kesalahan apa yang sudah dia lakukan sehingga membuat Dimas terlihat marah.
Ting
Pintu lift terbuka tepat dilantai 15 dimana hanya ada ruangan Dimas sebagai CEO, ruangan Natasha sebagai sekretaris dan asisten Dimas yaitu Roy. Kebetulan hari ini Roy sedang berada diluar kota untuk menyelesaikan urusan perusahaan yang tak dapat dihadiri oleh Dimas.
Cekrek
"Ikut saya!!!" Dimas membawa Natasha masuk ke dalam ruangannya dan mendorong Natasha dan terjatuh ke sofa. Natasha gugup dan terus berfikir apa kesalahannya. Dimas semakin mendekati Natasha yang sudah terpojok dipinggir sofa. Lalu tiba tiba Dimas mencium paksa bibir Natasha, amarah bercampur gairah yang tak lagi dapat dia bendung.
"Hmmptfff..." Natasha berontak tak membalas ciuman Dimas. Terus memukul mukul dada dan mendorong Dimas tapi usahanya sia sia. Hingga akhirnya tangan Dimas mulai menjalar ke kancing kemeja Natasha berusaha membukanya. Satu kancing saja terbuka, akan menampakan isi didalamnya yang sudah terlalu lama Dimas tergoda. Natasha pasrah dan menitikan air matanya yg membasahi lengan Dimas.
"Ma-af..aku minta maaf" Dimas tersadar akan perbuatannya yang sudah terlewat batas dan menyudahinya. Menghapus air mata yang menetes di pipi Natasha dengan usapan lembut, membawa dalam pelukannya.
"Hiks hiks hiks" Natasha masih saja menangis dipelukan Dimas.
"Maafkan aku, aku terbawa emosi" Dimas sambil membelai kepala Natasha
"Apa salah saya pak?" Natasha melepaskan diri dari pelukan Dimas yang memang dia tidak membalas pelukannya, karna tidak ada rasa sedikitpun di hati Natasha untuk Dimas. Hanya sebagai Bos dan sekretaris.
"Aku suka kamu Nat, aku sayang kamu, aku cinta kamu" pengakuan Dimas yang mendadak ini membuat Natasha tak dapat bereaksi apapun.
"Aku tidak suka kamu bersama dengan laki laki lain selain aku"
Apakah dia melihatku dengan Reza tadi pagi? Gumam Natasha yang hanya terdengar oleh dirinya sendiri.
"Jadilah kekasihku Nat"
"maaf pak, saya gak bisa" Natasha melangkahkan kakinya menuju pintu sembari merapihkan keadaannya yang berantakan oleh perbuatan Dimas tadi.
"Shitt!!!" Dimas mengacak acak rambut dan melonggarkan dasinya kemudian duduk di kursi kebesarannya.
******
"Bos gila, bisa bisanya dia nyium paksa gw. Gimana gw mau nerima dia, cowok playboy. Tiap hari gonta ganti cewek. Najissss gw" Natasha masih terlihat kesal dan tidak habis pikir bosnya bisa melakukan hal seperti itu.
Drtt drtt
Handphone Natasha bergetar, ada pesan whatsapp baru dari nomor tak dikenal.
"Nat, ini aku Reza. Nanti pulang jam berapa? Aku jemput ya"
"Aduhh ni bocah ngapain lagi sih. Gak Dimas gak Reza main nyosor aja. Arghh" Natasha mengacak acak rambutnya. Lalu membalas whatsapp Reza tapi sedikit lama karna ragu ragu harus membalas apa.
"Ok..nanti aku kabarin lagi" jawab Natasha singkat. Rezapun tak membalas, hanya membacanya.
Haripun berlalu terasa lama bagi Natasha. Karna jadwal hari ini sangat padat untuk menemani bos tampan Dimas bertemu dengan beberapa klien. Mereka sedikit canggung mengingat kejadian tadi pagi yang begitu mengejutkan bagi Natasha.
"Aku antar kamu pulang ya Nat" Dimas menawarkan diri saat mereka berdua berjalan menuju loby kantor.
"Tidak perlu pak, saya sudah ada janji" Natasha bersyukur dijemput Reza untuk menghindari Dimas.
"Dengan siapa?" Dimas terlihat kesal memikirkan jikalau laki laki tadi pagi yang akan bertemu dengan Natasha.
"Emm...dengan teman pak"
"Cowok atau cewek?" Selidik Dimas
"Emm..." belum sempat Natasha menjawab, suara klakson mobil berbunyi cukup keras dan itu mobil Reza. Timing yang pas untuk menghindari bos gila Dimas.
"Maaf pak, saya duluan" Natasha berlalu menghampiri Reza yang sudah membukakan pintu untuknya dan tersenyum.
"Thanks Za"
Dimas mengepalkan tangan kanannya melihat Natasha bersama Reza dan tersenyum. Matanya panas, merah membara.
Bersambung....
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!