NovelToon NovelToon

DAISY

Boneka yang Hilang

Daisy
Daisy
"Papa!"
Daisy
Daisy
"Boneka Daisy hilang!"
Sambil berteriak, Daisy lari ke ruang kerja.
Lorenzo, papa dari Daisy itu sedang duduk di meja penuh dokumen... yang tentunya bukan dokumen biasa.
Melainkan peta wilayah mafia.
Dengan cepat Lorenzo menyembunyikan dokumen itu di bawah tumpukan koran.
Lorenzo
Lorenzo
"Papa sudah bilang, jangan masuk kalau pintu tertutup."
Daisy
Daisy
"Tapi ini darurat!"
Daisy
Daisy
"Boneka Daisy itu penting… lebih penting dari semua kertas jelek di atas meja itu!"
Mata mungil Daisy melotot, sembari menunjuk ke arah tumpukan koran di atas meja kerja dengan telunjuk mungilnya.
Lorenzo mendesah.
Lorenzo
Lorenzo
"Itu cuma boneka, nanti Papa belikan yang baru."
Daisy
Daisy
"Tidak!"
Daisy
Daisy
"Itu saksi mata terakhir yang lihat siapa yang nyolong permen Daisy kemarin!"
Lorenzo menatapnya lama.
Lorenzo
Lorenzo
"Daisy… kamu cuma enam tahun."
Lorenzo
Lorenzo
"Jangan mulai pakai kata-kata 'saksi mata'."
Daisy
Daisy
"Tapi Papa sering bilang gitu ke Om Carlo."
Lorenzo
Lorenzo
"Itu… urusan orang dewasa."
Daisy menyipitkan mata.
Daisy
Daisy
"Kalau Papa nggak mau cari, Daisy yang cari sendiri."
Daisy
Daisy
"Siapapun pencurinya… akan menyesal."
Daisy kabur keluar, dengan rencana kecil di kepalanya.
Lorenzo
Lorenzo
"Daisy!"
Lorenzo menepuk kening.
Dunia mafia boleh saja mengerikan.
Tapi anak perempuannya itu, kalau dibiarkan, bisa jauh lebih berbahaya.
Bersambung...

Operasi Penyelidikan Permen yang Hilang

Daisy duduk di bawah meja makan.
Membawa buku catatan bergambar unicorn dan pensil merah.
Di halaman pertama, Daisy tulis besar-besar: "Daftar Tersangka"
Nama pertama: Om Carlo Alasan: Suka mengunyah permen keras.
Nama kedua: Bibi Rosa Alasan: Selalu bilang "gigi harus sehat" sambil sembunyikan permen.
Nama ketiga: Papa Alasan: pura-pura sibuk.
Daisy merangkak keluar dan mulai menguntit Om Carlo yang sedang berbicara dengan dua pria berbadan besar.
Carlo
Carlo
"Eh, bocah… ngapain nguping?"
Tanya Carlo, kepada Daisy yang sudah tertangkap basah.
Daisy
Daisy
"Daisy cuma mau tanya…"
Daisy
Daisy
"Om, kemarin makan permen rasa stroberi nggak?"
Carlo melirik kiri-kanan.
Carlo
Carlo
"Itu… rahasia."
Daisy
Daisy
"Aha!"
Daisy mencatat sesuatu lalu kabur.
👧🏻
👧🏻
👧🏻
Di sudut koridor, Lorenzo muncul.
Lorenzo
Lorenzo
"Daisy!"
Lorenzo
Lorenzo
"Papa sudah bilang-"
Daisy
Daisy
"Papa, tenang."
Daisy
Daisy
"Ini cuma investigasi kecil-kecilan."
Daisy
Daisy
"Nggak ada pistol, cuma pensil."
Daisy mengangkat pensilnya dan tersenyum bangga.
Lorenzo memijat pelipis.
Lorenzo
Lorenzo
"Kalau terus begini, kamu bisa…"
Daisy
Daisy
"Bisa apa?"
Daisy
Daisy
"Bisa jadi bos besar?"
Daisy tersenyum licik lalu berlari pergi.
Bersambung...

Rahasia yang Tertukar

Daisy berdiri di belakang pintu gudang tua di halaman belakang rumah besar mereka.
Di dalam, dua anak buah Lorenzo sedang berbisik-bisik.
Pria 1
Pria 1
"Bos sudah tahukan?"
Pria 2
Pria 2
"Iya."
Pria 2
Pria 2
"Bos, sudah tahu kalau barang itu telah disembunyikan di pelabuhan."
Daisy mengerutkan kening.
Barang?
Pelabuhan?
Daisy
Daisy
Hmm… pasti mereka ngomongin permen stroberi!
Tanpa ragu, Daisy masuk sambil membawa buku catatan unicornnya.
Daisy
Daisy
"Halo, Om-Om."
Daisy
Daisy
"Daisy mau wawancara."
Daisy
Daisy
"Barang yang di pelabuhan itu, warnanya merah atau pink?"
Kedua pria itu saling menatap, wajah mereka pucat.
Pria 1
Pria 1
"Nona... dengar semua?"
Daisy
Daisy
"Iya."
Daisy
Daisy
"Jadi kalau Om jujur, Daisy bisa catat dan kasus ini cepat selesai."
Pria kedua itu berkeringat.
Pria 2
Pria 2
"Kita… kita cuma ngobrol soal… eh… ikan!"
Daisy
Daisy
"Ikan?"
Daisy memiringkan kepala, wajah polos tapi matanya menyala tajam.
Salah satu dari mereka buru-buru keluar.
Dalam lima menit, kabar sampai ke Lorenzo: "Bos! Nona Daisy… dia tahu soal barang di pelabuhan!"
👧🏻
👧🏻
👧🏻
Lorenzo
Lorenzo
"Masuklah Daisy."
Perintah Lorenzo dari dalam ruang kerja.
Daisy masuk dengan wajah tak bersalah.
Daisy
Daisy
"Papa, Daisy cuma mau nyari permen."
Daisy
Daisy
"Eh, orang-orang Papa malah ngaku nyimpen barang misterius di pelabuhan."
Lorenzo
Lorenzo
"Itu bukan urusanmu, Daisy."
Kata Lorenzo dengan nada setengah marah, setengah lelah.
Daisy
Daisy
"Kalau begitu, Papa harus kerja sama."
Daisy
Daisy
"Siapa tahu kita dapat menemukan pencurinya."
Lorenzo menatap, anak perempuan yang licik seperti negosiator berpengalaman itu.
Lorenzo
Lorenzo
"Daisy… kalau kamu terus begini, Papa bakal kirim kamu sekolah jauh dari sini."
Daisy
Daisy
"Asal sekolahnya ada permen gratis, Daisy mau kok."
Lorenzo menghela napas.
Dunia mafia memang rumit… tapi tidak serumit menghadapi Daisy.
Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!