Puncak Darah, dahulu kala di dunia persilatan sekte-sekte aliran hitam maupun putih mendapatkan informasi bahwa Di puncak yang sebelumnya bernama puncak darah ada kitab tanpa tanding yang di incar dari sekte manapun sekte aliran putih maupun hitam bertarung demi mendapatkan kitab tanpa tanding tersebut dan banyak bertumpah darah dari sekte manapun dan puncak itu disebut sebagai puncak darah.
Koji Cen seseorang petualang untuk mencari makanan dari pendapatan untuk bertahan hidup, ia tidak punya tempat tinggal maupun keluarga, dahulu ia mempunyai kedua orang tua dan adiknya yang masih kecil namun pada saat itu kedua orang tuanya bersama adiknya dibunuh oleh perampok yang merampok desa mereka sehingga tersisa Koji Cen seorang diri, ia melarikan diri dari kelompok perampok tersebut.
Koji Cen ialah seorang pemuda yang masih berumur 15 tahun yang sekarang hidup menyendiri. Koji Cen yang terus menerus mencari makanan hingga kehutan, bertahan hidup di manapun sehingga saat ia tersesat di puncak yang tidak ia ketahui.
Koji Cen terus mencari jalan keluar dari puncak tersebut namun matahari sudah turun sehingga ia terpaksa menempati sementara di goa puncak misterius yang belum diketahui aman atau tidak.
Koji Cen sudah memeriksa goa tersebut dan ia merasa kalau goa tersebut aman untuk dirinya tinggal sampai matahari terbit.
Malam berlarut menjadi pagi yang bisa dikatakan matahari lagi bersenyum untuk dirinya.
Sinar matahari menyentuh muka koji cen sehingga ia pun bangun dari tidurnya dan ia ingin melanjutkan perjalanannya, namun sebelum benar-benar ia keluar dari goa tersebut ada cahaya ke emasan dari dalam goa tersebut.
Koji cen merasa ingin tahu tetapi ia menjadi cemas ini perihal baik atau buruk?
"Apa yang ada didalam sana?" koji Cen bergumam
Ia pun penasaran apa yang ada didalam dan ia mendekati sehingga cahaya itu pun semakin terang di dekatinya.
Koji Cen sudah mendekati cahaya tersebut ia menemukan ruangan dengan emas di kelilingnya dan jalan setapak lurus, dibawahnya jalan tersebut ada kalajengking dengan mata empat dan banyak jumlahnya.
Dan pemuda itu pun mengamati jalan setapak lurus itu di ujung ada batu emas disampingnya ukiran yang sebuah bacaan seperti peninggalan dari seseorang
'Apa yang ada dibatu sana?' Batin koji cen
Koji Cen penasaran dan melanjutkan langkah kakinya ke jalan setapak itu. tetapi sebelum menginjak kan kaki, ia mendengar reruntuhan sedikit setelah telah beberapa detik suara reruntuhan tersebut menghilang.
Koji Cen pun melangkah saat tidak mendengar reruntuhan tersebut tetapi batin nya mengatakan kalau ini perihal yang buruk. walaupun batinnya mengatakan begitu tetapi Koji Cen tak menghiraukan nya.
Saat tepat di depan batu emas tersebut ia menemukan batu emas dengan ukiran aksara kuno, pemuda itu pun mengerti aksara tersebut karena ia sudah berpengalaman dalam ilmu bahasa walau tidak lancar tetapi ia bisa membacanya.
Dalam tulisan tersebut ia membaca
'Barang siapa yang sudah menemukan kitab Langit Keabadian bawa lah pergi dan pelajari nya dan tuntaskan lah kejahatan-kejahatan yang ada di dunia ini'.
Koji Cen pun bingung karena ia tak tahu bahwa puncak tersebut adalah Puncak Darah karena Puncak Darah sudah di nyatakan sebagai puncak yang sudah menghilang, maka Koji Cen dari awal tidak mengetahuinya.
Puncak darah yang diyakini menghilang sekarang pun di temukan. Puncak Darah dinyatakan menghilang karena Puncak tersebut sangatlah misterius, muncul dalam waktu yang tidak menentu. Koji Cen pun pernah mendengar bahwa puncak tersebut menyembunyikan kitab tanpa tanding yang mengguncang dunia persilatan.
Koji Cen menatap batu emas tersebut dan ia sudah mengetahui kalau di depannya ialah kitab tanpa tanding yang dimaksud oleh para leluhurnya.
...****************...
Apa ke se lanjutannya terus baca y, ini bab pertama semoga suka ya
(Remake ✔️) dukung terus PLYA ya ! See You Soon Chapter!
Koji Cen menatap batu emas tersebut dan ia sudah mengetahui
kalau di depannya ialah kitab tanpa tanding yang dimaksud oleh para leluhurnya.
Tanpa pikir panjang Koji Cen yang sudah mengetahui kalau kitab didepannya itu ialah kitab tanpa tanding ia langsung mengambil kitab tersebut namun ia dibuat heran karena kitab tersebut tidak bisa diambil olehnya.
Sudah berkali-kali ia mencoba untuk mengambil kitab tanpa
tanding tersebut tetapi tidak bergerak sekalipun.
'Kenapa kitab ini tidak bisa diambil?' batin koji cen
Ternyata aksara yang ia baca masih ada kelanjutannya
dibawahnya tetapi Koji Cen belum menyadarinya. sementara puncak tersebut gempa ringan dengan waktu yang lebih lama dari sebelumnya, sekitar 1 menit puncak Darah gempa.
Disisi lain jauh dari puncak tersebut di sebelah utara ada
desa yang bernama vengse, desa tersebut agak besar tetapi tidak tergolong sebuah kota.
Desa tersebut banyak pen jual-beli ada yang menjual makan
sampai perlengkapan untuk pendekar. sementara pendekar yang hendak membeli sesuatu perlengkapan yang ia butuh kan, ia merasakan gempa yang cukup lama.
"Gempa!! gempa!!" ucap pendekar
"Anak ku berlindung bersama ibu sini-!" ucap
penjual yang berteriak ke pada anaknya yang sedang bermain.
Setelah selesai gempa tersebut para penduduk desa lega
tetapi ada orang yang dibuat penasaran dari mana asal gempa itu.
"Dari mana penyebabnya gempa tersebut?" ucap
penduduk desa
"Iya, darimana ya gempa itu?" ucap penduduk desa
yang lainnya
"Sudahlah, yang penting sudah berakhir." ucap
pendekar
Di sisi lain, Koji Cen sedang berusaha mengambil kitab tanpa
tanding tersebut setelah berkali-kali, ia memikir dan mengamati sekitar ruangan emas tersebut tetapi tidak ada tanda-tanda petunjuk dari ruangan tersebut.
Seketika Koji Cen membaca aksara kuno dan ia pun dibuat
terkejut karena masih ada kelanjutan dari aksara kuno tersebut, setelah berkali-kali mencoba ternyata ada cara lain dari aksara kuno tersebut.
Petunjuk itu mengatakan,
'Ambil 2 keping emas untuk kunci dari batu ini jika kau
menginginkannya kitab tersebut lewati tantangan ini dahulu'.
Yang dimaksud tantangan tersebut ialah ia harus jalan dari
atas yang dibawahnya ada ratusan kalajengking bermata empat.
Setelah dipikir-pikir, Koji Cen bingung ia melewati jalan
yang mana sedangkan cuma ada jalan 1 setapak lurus yang sebelumnya ia lewati.
Tidak disangka lagi dan lagi ternyata ada aksara kuno dengan
memakai huruf umum yang diketahui oleh koji cen.
Tetapi walaupun huruf dari aksara kuno tersebut sama dari
umumnya tetapi koji cen bingung karena tidak ada arti dari aksara kuno
tersebut.
Koji cen pun membaca aksara kuno terbuat dengan tulisan
seperti ini,
"Weile tiantang, chuangzaole heping" ucap koji cen
dengan meng heja aksara kuno tersebut.
Seketika setelah koji cen membacanya keluar lah jalanan
setapak lurus yang amat sedikit untuk menginjaknya bisa diperkirakan cuma 7 cm. tetapi koji cen tidak mau ambil marabahaya karena tidak logis untuk mengikuti tantangan tersebut ia pun melangkah keluar.
Sebelum melangkah keluar, puncak Darah mengalami gempa lagi
yang membuat nya ketakutan jika di dalamnya, berarti siapa sudah ikut dalam tantangan tersebut tidak boleh keluar sebelum menyelesaikan nya.
Koji Cen pun mengerti arti dari gempa tersebut, ia sampai
berkeringat dingin detak jantung yang tidak beraturan bagai mana tidak ia harus melewati tantangan yang tidak logis tersebut.
...****************...
Hello readers semoga pada suka ya dengan tulisan saya, ini chapter 2 sudah di remake, tinggal para readers koreksi aja jika ada yang kurang pas atau kesalan dalam kata mohon komen saja ya!
koji cen pun mengerti arti dari gempa tersebut, ia sampai Berkeringat dingin detak jantung yang tidak beraturan bagai mana tidak ia harus melewati tantangan yang tidak logis tersebut.
Koji cen Ragu Terhadap Tantangan Tersebut ia Menatap Kebawah dan membayangkan Kalau dirinya Jatuh Akan Tamat Riwayat Hidupnya.
Koji cen terus menerus mikir iya atau tidak sehingga ia memilih dengan cara memakai jarinya.
'Tidak, Iya, Tidak, Iya, Tidak, iya, tidak, iya, Tidak, Iya'. batin Koji cen
Koji cen Tambah Berkeringat Dingin dan Membayangkan yang Tidak-tidak Untuk Dirinya.
Terpaksa karena Pilihannya Harus mengikuti Tantangan Tersebut, Bagaimana Pula ia mengelak dari Tantangan Tersebut jika ia tidak mengikutinya Maka akan Tambah besar bahayanya Untuk dirinya mungkin untuk orang lain juga.
Koji cen melangkah ke arah Jalan Setapak Yang Selanjutnya Ia pelan-pelan melangkah demi selangkah Untuk tidak Jatuh.
Sesampai nya di depan Jalan Setapak Lurus Tersebut Ia melihat Banyaknya Keping-keping emas, koji cen pun mengambil 2 keping Emas dengan Mudahnya Ia mencabut.
Setelah Mencabut Koin emas Tersebut, Koji cen pun ingin mencabut koin Emas yang Lainnya untuk membeli kebutuhan sehari-hari nya.
Tetapi Koji cen Tidak Jadi Melakukan hal tersebut karena ia Tidak Ingin membawa Marabahaya Yang lebih Besar, Koji cen kembali dengan sangat hati-hati.
Di Tengah Perjalanan jalan Setapak lurus Tersebut terdengar Sedikit Retakan Dari Bawah. Koji cen menoleh ke Arah Bawah Ia Melihat Jalan Tersebut Sudah Ada Retakan kecil.
Koji cen langsung Buru-buru menuju tempat Kitab Langit keabadian Tersebut dan Menaruh di Tempat Kecil seperti Mangkok Yang Sudah Disiapkan.
Dan seketika Kitab Tersebut Bisa Diambil Dari tempat nya Itu, Koji cen dengan Buru-buru Melangkah keluar karena diruangan Tersebut sudah Mulai berjatuhan Batu-batu Besar.
Disisi lain Matahari Mulai Tenggelam seperti di Telan bumi.
Dengan Nafas Yang terputus-putus Dan Detak Jantung Yang Tidak Beraturan ia sudah keluar dari goa tersebut Ia pun Lega Tetapi Rasa Takut Yang Belum Menghilang Dari Hatinya.
Ia Memikirkan Jika Ia Sudah mengambil Kitab Tanpa Tanding Tersebut Maka ia Sedang Marabahaya Yang Lebih Besar, Ya Ia akan Di Incar Dari Manapun Sekte-sekte yang sedang mencari Kitab tersebut.
Hari Menjelang Menjadi Malam, Koji cen pun melihat di Depannya ada Penginapan Yang Besar Dipenuhi Dengan pendekar, Petualang dan Penjual-penjual.
Koji cen yang berniat untuk Menginap Semalam Di penginapan Itu, ia pun masuk Ke penginapan Tersebut Begitu Ramainya di penginapan Tersebut.
ketika Koji cen masuk banyak Yang Melihat Pemuda Tersebut dan Juga Ada Yang Tidak peduli Dengan Pemuda tersebut Mungkin ada Yang Tidur juga.
"Hey Pemuda Mari kita Minum Arak Bersama-sama" Ucap Salah Satu Pendekar Yang Sedang Mabuk
"Hey Pendekar Botak Diam Saja Atau Mata Kau Aku Congkel hahaha" ucap Pendekar lainnya menegur pendekar Botak Tersebut Sambil Mabuk
"Apa kau kata, Beraninya Kauu!!" ucap pendekar Botak Yang tidak Terima
Koji cen dan Yang Lainnya Menggeleng kan kepala mereka ketika Mendengar keributan kecil Tersebut dan Semuanya Duduk kembali ketempat semula.
"Tuan Muda Ada Yang saya Bantu?" Ucap pelayan penginapan
"Bibi, Saya pesan Makanan Hangat satu dan 1 kamar untuk sehari saja" Ucap Koji cen
"Baik tuan, Silahkan Duduk di meja yang disana tuan" Ucap pelayan Tersebut sambil menunjuk Meja yang Ia maksud
Koji cen pun melangkah ke arah meja yang dimaksud Pelayan tersebut.
***
OK GENGS SAMPAI DISINI DULU ****YA**** NNTI KITA LANJUT LAGI, BYE JANGAN LUPA VOTE DAN LIKENYA YA
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!