Adik Tiriku Yang Ganas
Kebahagiaan Mama Hana
Aku di perintahkan Mama untuk bersiap-siap.
Meski aku sempat membantah, karena itu keluarga baru Mama. Bukan keluarga baru ku, namun aku tetap mengikuti kemauan Mama Hana.
Mama Hana
Setidak nya temanin Mama disana dalam seminggu, Jana. Kamu anak Mama yang tidak mungkin tinggal sendirian di sini. Tolong dengarkan Mama kali ini aja.
Renjana Blue
Hah ... Sesuai rencana ya, Ma. Hanya seminggu selebihnya, aku tetap kembali kerumah peninggalan Papa.
Mama Hana mengangguk, kesenangan. Setidak nya aku bisa melihat kebahagiaan Mama, setelah di tinggal kan Papa.
Aku tidak pernah melarang Mama untuk kembali melanjutkan hidup nya, seperti ini punya suami baru. Yang sekarang sedang menunggu di ruang keluarga.
Papah Irvan Brow
Apakah sudah, sayang?
Mama Hana
Ya, Mas. Ayok ke berangkat. Renjana!
Sekarang mengikuti langkah Mama dan suaminya barunya.
Melihat ke arah rumah yang aku tinggal kan sedari kecil.
Renjana Blue
Aku akan kembali kesini lagi.
(Bathin ku)
Di mobil, sekarang aku sedang duduk di belakang kedua pasangan yang sudah lanjut usia ini. Kebahagiaan dan senyuman yang aku lihat di bibir Mama. Membuat ku juga mengulum senyum, karena bisa merasakan atmosfer kebahagiaan nya.
Aku hanya berdoa. Semoga Mama dan suami baru nya bisa bersama sampai akhir hayatnya.
ketemu
Di rumah besar, milik suami baru Mama.
Aku melihat nya dengan seksama, terlihat mewah dan elegan
Renjana Blue
Ma! Ingat kan, aku cuma seminggu.
Mama Hana
Iya, Renjana. Mama selalu ingin kok, tenang aja
Papah Irvan Brow
Kalo mau tinggal selama nya juga boleh, Renjana. Kamu itu sudah seperti putri papah
Aku hanya tersenyum untuk merespon ucapan suami Mama.
Sekarang aku duduk di sofa ruang keluarga.
Apa saja akan aku lihat kan, dari foto-foto yang di pajang kan di dinding
Gaharu Irven Brow
Pa, baru pulang!?
Papah Irvan Brow
Ya, kamu dari mana Gaharu? Kenapa berantakan seperti itu.
Aku melihat kearah bocah yang tadi bertanya, wajahnya terlihat babak belur.
Papah Irvan Brow
Biasa? Pasti berantem lagi kan? Hentikan kebiasaan ini, Gaharu.
Nada suara suami baru Mama terdengar naik. Dia seperti sedang marah melihat kelakuan pria yang babak belur ini.
Gaharu Irven Brow
Sudah lah, Pah. Aku mau istirahat.
Bocah itu berlalu, namun dengan tatapan yang menatapku menjadi tajam.
Aku mengangkat kedua bahu tidak perduli.
Papah Irvan Brow
Maaf ya, nak Renjana. Kelakuan putra Papah, memang selalu bikin sakit kepala.
Renjana Blue
Tidak apa-apa, Pah.
Mama Hana
Sudah lah, sayang. Itu memang kebiasaan anak muda. Renjana juga begitu dulu waktu sekolah.
Aku jadi mendelik ketika mendengar kata Mama. Kapan aku senakal itu!?
Papah Irvan Brow
Pria dan wanita beda, sayang. Benar kan, Renjana?
Renjana Blue
Tentu, aku jelas selalu main cantik.
Suami Mama tertawa kencang, ketika mendengar ucapan tidak masuk akal ku.
Pria yang aneh
Papah Irvan Brow
Renjana ini kamar kamu, buat lah dirimu dengan nyaman. Oke ...,
Renjana Blue
Tentu Papah. Aku akan selalu lupa diri di sini, hmm.
Papah Irvan Brow
Haha ... Iya benar, lakukan sesuka mu.
Aku bisa melihat senyum Mama yang penuh kebahagiaan, dengan tangan nya yang selalu mengandeng suami baru nya
Mama Hana
Mama dan Papah, turun kebawah ya Renjana.
Aku mengangguk sembari melihat kepergian kedua orang tua itu.
Aku sekarang ada di bagian kamar atas.
Kamar yang penuh di dominasi warna putih.
Renjana Blue
Tempat ini nyaman, namun kenapa aku seperti merasakan hal berbeda.
Aku sesekali mengangguk, ketika melihat interior tata letak perabotan nya yang indah. Tersusun rapi dan bersih
Aku melihat kearah pintu yang di ketukan.
Ketika aku membuka pintu itu. Dan, melihat seseorang wanita yang mungkin usia nya sama, seperti ku.
Nayanika Irven Brow
Kamu, Renjana kan?
Renjana Blue
Iya, saya Renjana. Siapa?
Nayanika Irven Brow
Ah ... Maaf lupa. Aku, perkenalkan aku anak tertua Papah Irvan. Nama ku Nayanika.
Nayanika Irven Brow
Jadi kita saudara sekarang. Astaga aku senang punya saudara perempuan.
Aku bisa melihat senyum sumringah dari wanita yang bernama Nayanika.
Nayanika Irven Brow
Panggil aku Mbak. Pasti aku yang paling tua dari kamu, ya kan Renjana?
Aku bingung ingin menjawab seperti apa. Karena tidak tahu.
Aku menengok ke arah sumber suara yang ada di lorong kanan. Pria itu!
Nayanika Irven Brow
Ah ... Sini-sini kamu Gaharu. Ini saudara kita juga. kakak kamu!
Gaharu Irven Brow
Mbak saya cuma satu.
Nayanika Irven Brow
Gaharu Irven Brow!
Aku melihat pria babak belur itu yang berlalu melewati. Tapi tidak lupa dengan tatapan mautnya
Nayanika Irven Brow
Maaf ya, Renjana. Anak itu, memang seperti itu.
Renjana Blue
Enggak apa-apa, Mbak.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!