NovelToon NovelToon

SELINGKUH ( Selingan Indah, Keluarga Utuh )

Pertemuan pertama

Aku Nia, aku baru tamat kuliah di kota dan kembali ke kampung aku belum mencoba mencari kerja karena ingin istirahat dulu setelah lelah menyelesaikan kuliahku.

Kata orang wajahku cantik, kulitku putih bersih.

Baru satu malam aku dirumah, tiba tiba saja malam ini kulihat banyak tamu datang kerumah, ada seorang pria tampan juga, mama menyuruh aku membuat minuman dan berpakaian rapi.

Aku mengganti bajuku dengan dress hitam, rambutku aku kuncir kuda dengan ikatan agak kebawah, kemudian aku mengantar minuman dan cemilan.

" Nia, duduklah disini nak . "

Kata mamaku.

Ku letakan nampan dibawah meja dan aku duduk disamping mama.

" Ini Bob dan keluarganya, mereka ingin memperkenalkan Bob sama kamu, mana tahu nanti kalian bisa cocok dan kami akan menjodohkan kalian . "

"Huff "

Aku kaget, aku memang belum pernah punya pacar bagiku sekolah adalah nomor satu dan pacaran cerita selanjutnya.

Kami semua bersalaman saling mengenalkan diri, aku sempat melirik pada pria tampan bernama Bob itu, luar biasa, ku akui dia begitu tampan.

Tangannya terasa dingin waktu menyalamiku.

" Sekarang kalian sudah kenalan, kami berharap kalian bisa saling mengenal satu sama lain kalau kalian sudah cocok kita atur pernikahan kalian , gimana Bob dan kamu Nia ? "

Tanya mama Bob.

" Aku tidak banyak pilihan ma, kalau mama sudah suka dan Nia juga suka, lanjut saja ma, jangan lama² aku udah gak sabaran mau punya istri . "

" Jadi apa kamu tertarik sama Nia . "

" Tertarik banget ma. "

" Ha ??? . Secepat itukah ? "

Aku berbisik dalam hati.

" Bagaimana dengan kamu Nia ? "

" Karena aku gak pernah punya pacar, aku tidak punya perbandingan dan aku setuju. "

Aku menjawab begitu lancar, membuat semua mata memandang padaku dan semua bertepuk tangan.

" Alhamdulillah, berarti kita harus mengatur acara pertunangan dan pernikahan mereka, untuk hari ini kita silaturahmi aja dulu, silahkan diminum airnya dan cicipi cemilannya . "

Kata papa Nia.

Singkat cerita kami menikah dengan pesta meriah dikampung kemudian pesta lagi dikota di hotel bintang lima begitu meriah juga dengan undangan yang banyak sekali.

Tapi ada hal yang membuat ku sedih, malam pertamaku di kampung dan di hotel suamiku Bob tidak menyentuhku.

Aku sudah berharap , tapi ciuman pertama pun tak kudapatkan juga.

Setelah pesta, kami pulang kerumah hadiah pernikahan dari mama dan papa Bob, rumah sederhana  berlantai dua.

Dirumah sendiripun Bob tidak menyentuhku, ingin rasanya aku bertanya tapi aku tidak punya keberanian.

Dua hari setelah nikah Bob berangkat keluar negeri untuk melanjutkan kuliahnya S2, dia juga tidak menyentuhku malam dia akan berangkat.

Paginya dipun pergi meninggalkanku.

Cerita tentang malam pertama bagiku adalah hoax.

Karena tak mau kesepian dirumah aku menelpon Bob untuk minta izin bekerja, dia meng izinkannya.

Aku bekerja disebuah pabrik sebagai humas.

Tempat kerjaku cukup jauh satu jam kalau naik bus karyawan dan 45 menit kalau naik mobil pribadi.

Aku belum berani bawa mobil jauh jauh.

Setiap kerja aku selalu bareng dengan kawanku Fuji.

Kami menunggu dikantor pusat, jam lima kami sudah berangkat dari rumah dan jam setengah enam bus berangkat sampai dipabrik setengah tujuh kami absen dulu terus sarapan di kantin.

Sudah enam bulan aku bekerja, suatu hari Fuji berbisik padaku.

" Nia, ada yang kirim salam. "

" Ih gak lucu akh, aku ada suami . "

" Suamimu aja gak disini, apa kamu gak kesepian. "

" Gak lah . "

" Bohong. "

" Dia nanya aku apa kamu sudah kawin, aku bilang kamu perawan tua . "

" Ih ngaco kamu Ji . "

" Jangan nge gas dong, nanti pulang kamu duduk sama dia ya . "

" Ji, jangan gitulah gak enak akh . "

Percuma aja aku ngomong sama Fuji, dia gak dengar juga, sore itu aku sudah duduk dibangku bus tempat aku biasa duduk dan tiba tiba di sebelahku duduk seorang karyawan yang cukup tampan sepintas kulihat.

" Hai, boleh kenalan, aku Doni. "

Dia mengulurkan tangannya padaku, mau gak mau aku tentu menjabat tangannya sementara Fuji yang duduk di belakangku men deh em.

" Sialan Fuji . "

Bisik ku dalam hati.

" Aku Nia, Nia Santoso . "

" Nama yang singkat tapi manis kayak orangnya, tinggal dimana Nia . "

" Jalan Kemuning. "

" Gak jauh dong rumah kita . "

" Memang kamu dimana ? "

" Jalan Sudirman . "

" Eee jauhlah . "

Ucapku.

Disitulah perkenalan awalku dengan Doni.

Sejak itu kami selalu pulang pergi bertiga tapi lebih sering naik mobil Doni.

Doni tetap tidak percaya kalau aku sudah punya suami ditambah Fuji yang selalu bilang aku perawan tua.

Suatu hari Fuji  gak masuk kerja kami cuma berdua, hujan begitu lebat, kami berdua makan bakso dan kemudian pulang.

Doni mengantarku kedalam rumah, entah apa yang ada di hati kami, tiba tiba saja kami berciuman dan kaki kami melangkah ke kamar, disana kami melanjutkan ciuman hangat ditengah derasnya suara hujan dan petir yang saling menyambar dengan cahaya kilat yang menerangi langit.

Tak tahu entah sejak kapan kami sudah berada dalam satu  selimut.

Bibir kami saling bertemu, alat perasa  kami pun ikut menari, aku yang belum pernah merasakan malam pertama tiba² merasakan satu kehangatan, jari Doni  bermain disetiap titik tubuhku membuat aku mendesah, apa lagi saat mulutnya bermain di putik buah kembarku, suaraku dan suara derasnya hujan entah mana yang kuat.

Bertambah lah jeritanku saat sesuatu yang keras mulai bermain dia area sensitif ku, dia mulai bergerak mencari mulut gua ku yang belum tersentuh.

Pelan   pelan   pelan, tongkat sakti itu mulai mencari jalan kedalam  dan menekannya, aku tak kuasa menahannya, kubiarkan saja, seumur hidup inilah sentuhan pertama laki laki yang aku rasakan.

Dan

"oh . "

Suara terdengar  dan  terasa sakit sekali di bawahku.

" Doni, aduh . "

"  cuma sebentar sayang, tahan ya. "

Doni terus keluar masuk ke gua ku, akupun terus mendesah , merintih  dan aku merasakan suatu titik nikmat yang luar biasa disela ngilu  ku, aku mencengkram pundak Doni dengan kuku ku dan memegang  tangannya yang kekar yang bertumpu diatas ranjang.

" Sakit sayang?. "

Tanyanya sebelum dia mengerang kuat.

" Argh . "

Doni rebah di sebelahku.

" Katanya kamu punya suami, tapi kenapa masih suci. "

" Karena aku belum disentuh . "

" Ada apa dengan dia ? "

" Aku gak tahu. "

" Seandainya kamu ditinggal atau diceraikan aku akan bertanggung jawab . "

" Apa kamu gak punya kekasih Doni ? "

" Gak, aku jomblo, aku bujang lapuk. "

Doni memeluk tubuhku.

" Apa masih terasa nyeri ? "

" Sedikit . "

" Maaf kan aku ya . "

" Iya, gak apa apa, aku juga butuh sentuhan. "

" Apa kamu gak nyesal ? "

" Gak, kusiapkan tubuhku, dua kali pesta dimalam pertama, jangankan mencium aku, memegang tanganku pun dia tidak . "

" Hujan sudah teduh, aku gak mungkin nginap disini, apa kamu takut sendirian ? "

" Gak, aku sudah biasa. "

" Kalau gitu, aku pulang ya, besok pagi aku jemput kerja . "

" Oke, terimakasih ya . "

" Aku juga terimakasih . "

Kami berpelukan dan berciuman lagi didepan pintu.

" Sampai besok sayang, bye . "

"Bye."

Menerima apa adanya

Hari ini aku tidak kerja, seperti biasa dihari sabtu aku akan bebenah, cucianku satu minggu, bersih² rumah dari debu , ngelap kaca rumah, itu sudah kerjaanku dari aku mulai bisa bekerja, aku anak yg mandiri, setelah itu aku akan belanja utk persiapan satu minggu.

Jam 11.00 semua kerja rumahku sudah selesai, tinggal aku belanja lagi.

Aku bersiap utk keluar tapi telp ku berdering dari Doni.

Aneh bukan hanya dadaku yg berdebar jari jemariku pun rasa kesetrum.

" Hallo Nia sayang, kekasih hatiku yang cantik . "

" Halo "

jawabku singkat.

" Kamu lagi ngapain ? "

" Aku mau ke super market belanja. "

" Trus kamu habis itu gak kemana mana khan ? "

" Gak ."

Jawabku

" Aku jemput ya,kita jalan."

"hhmmm, tap ajak Fuji ya."

Jawabku, aku gak mau pergi berdua aja, aku harus ditemani Fuji

" Oke, aku jemput Fuji dulu ."

katanya diserang sana.

" Oke."

Aku langsung ke super market yang tidak begitu jauh dari rumahku.

Sampai dirumah, tak lama kulihat Doni datang, turun dari mobilnya tapi kok sendiri ya.

Aku membuka pintu.

" Lho Fuji mana ?."

" Telat aku jemput Fuji dia udah keburu pergi."

"Masuklah dulu."

Ku tawarkan dia masuk

" Tapi aku gak enak kalau kita jalan cuma berdua saja."

" Gak apa apalah gak aku apa²in kok."

Candanya.

Aku mengambil tas dan mengikutinya, melangkah,

kami pergi setelah pintu ku kunci.

Dalam mobil, aku diam, aku agak gemetar, telapak tanganku jadi dingin tapi berkeringat, aku takut kejadian beberapa malam lalu terulang lagi.

" Nia kamu kelihatannya tegang sekali, rileks dong, tarik nafas, keluarkan. "

katanya menggodaku.

" Nia kita kemana ? "

" Cari makan enak ajalah, aku belum sarapan."

kataku.

Dia meletakan tangannya di perutku .

" kamu lapar ya ?"

Aku tersentak kaget, hendak mengawas kan tangannya, tapi dia malah menggenggamnya.

" Nia I love you."

Aku memandang mata yg sejuk itu.

" Tanganmu dingin sekali Nia itu tandanya kamu juga mencintaiku."

Entah senyum yg keberapa yg dilakukannya untukku.

" Kamu nyetir aja deh ya."

Aku memohon sambil menarik tanganku.

Duh, dia itu kayak ada magnetnya, sampe jantungku dibuat mau copot begini.

Kami sampai disebuah tempat makan yg udaranya begitu sejuk, dari jauh aku dapat melihat hutan yg lebat.

Dia mecari tempat agak di luar dekat kolam, aku memandang ikan² warna warni dikolam, indahnya.

Doni memanggil pelayan dan kami memesan makan.

" Nia , coba cari ikan yg lagi pacaran kayak kita."

Mungkin karena aku hanya memandang ikan², dia bertanya padaku.

" Aku gak lihat."

jawabku

" Itu loh, yg lagi renang barengan."

Jawabnya sambil menunjuk dua ikan yg berenang barengan.

" Kamu bisa aja."

" Iya, mereka kayak kita."

Katanya sambil memeluk pundakku dan mendekatkan pada dadanya.

" Nia kita sudah pacaran kan ?, kan kita dah ciuman, sudah begituan . "

" Memang kalau dah gituan udah pacaran ?"

Tanyaku.

" Iyalah."

Katanya sambil meraih daguku dan mencium lembut bibirku.

Aku menoleh dan memandang matanya yg sejuk, adem syahdu, susah aku menjelaskannya, aku merasa damai bersamanya.

Aku mulai menyesuaikan diri dengannya, canda ria kami membuat hatiku berbunga bunga.

Kulupakan dulu tentang suamiku, aku juga berhak bahagia.

Setelah makan kamipun pulang, tapi sebelum pulang dia mengajakku berkeliling, sepanjang jalan kami bercerita, masalah apa saja, tentang masa² sekolah tentang kantor oh bahagianya.

Sampai dirumah sudah hampir malam, Doni pamit pulang, dia mengantarku sampai ruang tamu, tak lupa dia melumat bibirku dengan hangat dan akupun ikut membalasnya, begitu hangat dan mesra.

"Hhhmmm, aku pamit ya cantik."

bisiknya di telingaku dan mencium keningku.

Aku mengangguk dan melepasnya pergi sambil menutup pintu.

Nia masuk kamar dan mengambil hape nya, begitu banyak panggilan tak terjawab dari suaminya.

Kemudian telpon berdering lagi.

" Halo Nia, kamu dari mana aku telpon² gak ngangkat, ini kan hari Sabtu masak kamu kerja juga. "

" Maaf mas, aku gak kerja aku dirumah cuma ketiduran, hape ku bisukan . "

" Lain kali, jangan bisukan hape. "

" Ada apa mas telpon aku . "

" Gak ada, apa apa, aku ngasih tahu aja, aku udah di bandara sebentar lagi aku pulang. "

" Dekh . "

Berdesir darah dijantung Nia.

"  Iya, mas, aku tunggu . "

Aku yang tadinya ingin bermanja manja di pembaringan mengingat indahnya hari ini bersama Doni, buru² beres², aku mandi lagi dan mengenakan baju cantik dan berdandan secantik mungkin.

Perasaanku terus gak enak, karena aku belum disentuh suamiku dan sekarang aku sudah tak suci lagi, apa boleh buat dipikirkan pun sakit kepala, aku pasrah, apa yang terjadi terjadilah.

Aku membuka kulkas, kebetulan aku masih ada stok daging bebek di freezer, aku akan mengolahnya menjadi goreng bebek kriuk.

Jam delapan malam suamiku sampai dirumah,

Aku menyambutnya , dia memelukku.

Tumben sekali, aku semakin takut.

" Mas mandi dulu ya sayang, siapkan makan, mas lapar . "

" Iya mas. "

Ya Allah, perasaanku semakin gak enak, bagaimana nanti kalau dia mau berhubungan denganku sementara aku sudah tak suci lagi.

Gak lama kemudian dia turun kebawah, aku yang sedang menata meja makan dipeluknya dari belakang.

" Kita makan dulu sayang, habis itu kita masuk kamar ya . "

" Iya, mas . "

Dia makan dengan lahapnya, aku memperhatikannya sementara nasi dipiringku belum aku singgung.

" Loh, Nia kamu gak makan ? "

" Eh iya mas, aku makan. "

Aku menuang banyak kuah sup kenasiku biar aku  mudah menelan nasi.

Setelah selesai makan tibalah saat yang menakutkanku.

Aku sengaja lama lama membereskan meja makan tapi dia malah menungguku.

" Sudah sayang ayok kita keatas . "

Dia memeluk pinggangku naik tangga.

Sampai dikamar dia langsung merebahkan ku di ranjang.

" Maaafkan mas ya, mengabaikan malam pertama kita. "

Dia mencium bibirku dan leherku, tapi aku tidak merasakan apa apa.

Dia terus saja melakujan pemanasan sampai lama hanya jari jarinya yang turun kebawah menyibak rumput liar disekitar gua ku.

Dia juga memberikan banyak tanda ditubuhku, kadang aku merasa sakit dan di sekitar area sensitifku tapi belum juga dia mencoba tongkat saktinya.

Meskipun suhu AC dikamar rendah, keringatnya jatuh ketubuhku.

" Mas kenapa ? . "

Dia berhenti  menciumiku dan duduk di tepi ranjang.

" Mas gak bisa sayang, mas gak bisa bahagiakan kamu, junior mas gak bangun . "

Dugh

Jantungku berdetak kencang.

"Suamiku tak berdaya, suamiku lemah, aku dijodohkan dengan laki laki yang salah . "

Satu sisi aku senang, aku gak dicap istri peselingkuh, disisi lain apa aku akan menderita selamanya, tidak mendapatkan nafkah bathin.

Aku duduk disampingnya dan memeluk pundaknya.

" Jangan sedih mas, aku menerima kamu apa adanya yang penting kamu mencintaiku . "

" Aku janji membahagiakanmu sayang, kita akan mencoba terus, semoga saja aku bisa sembuh, sebenarnya aku bukan kuliah keluar negeri, tapi aku mencari pengobatan, terapi dan lain lain, akhirnya aku bosan dan aku pulang, untuk berkata jujur sama kamu . "

" Iya mas, aku senang kamu pulang, kita jalani rumah tangga kita apa adanya. "

" Iya sayang, terima kasih . "

Tak ada kata terlambat

Aku izin cuti tiga hari dengan alasan ada urusan keluarga.

Aku dan Bob berencana pulang kampung bersilaturahmi dengan keluarga karena sudah hampir satu tahun sejak menikah kami belum pulang lagi ke kampung.

Setelah kembali dari kampung aku kembali bekerja, lain dari sebelumnya hari ini aku diantar Bob kekantor pusat tempat bus karyawan, aku duduk disebelah Fuji , saat bus berangkat aku melambaikan tangan pada Bob yg melepas ku sampai bus berangkat.

Fuji yang belum mengenal suamiku bertanya.

" suami mu itu Nia , gantengnya".

"Bisa aja Fuji. "

sahutku sambil mencubit paha Fuji.

" Fuji, Doni mana, apa dia sudah tidak bekerja

lagi ?."

"Itulah yang aku gak tahu Nia, sejak kamu cuti Doni sudah tidak nampak lagi, aku kemaren mampir ke kantornya dia gak kelihatan, misterius banget tu anak ".

"Gimana kalau nanti kita ke kantornya Nia ? mungkin dia akan keluar dari persembunyiannya kalau lihat kamu. "

"Oke Ji aku juga penasaran, kenapa dia tiba² menghilang sejak suamiku datang. "

Saking asyiknya kami ngobrol bus telah sampai di pabrik, akupun berpisah dengan Fuji.

Seperti janjiku sama Fuji, akupun pergi ke kantor pusat sambil membawa berkas yang harus ditanda tangani, kami berjalan santai berdua, tiba² seorang mengendarai motor melintas didepan kami Fuji teriak memanggil .

" Doni !. "

Dia terus berjalan jangankan menegur melihat pun tidak, jantungku berdebar kencang.

" Fuji . "

Kami saling bertatapan, Fuji mengangkat bahunya .

"Kenapa ya dia Nia ?"

" Entah lah Ji, padahal aku belum ada bercerita apa² padanya. "

Setelah urusan kami selesai, kamipun ke kantor masing².

Hatiku galau, betul² galau , aku ingin bicara padanya, kuingin meminta maaf padanya karena suamiku sudah kembali,aku terlanjur mencintainya tapi aku punya ikatan pernikahan.

Sorenya pulang kerja, aku dan Fuji naik bus, kami duduk berdua dan aku lihat Doni masuk ke bus dan duduk bangku belakang ku.

Jantungku berdebar sekencang²nya seakan mau lepas, Fuji yang tahu perasaanku menggenggam tanganku yg dingin, tiba² aku mendengar notifikasi hp ku.

aku segera membukanya dan aku melihat sederet syair lagu broery.

*Kan ku cari jalan yang sepi

Tuk menghindar darimu

Ku berjanji didalam hati

Takan lagi, ku menjumpaimu, bla bla bla *

Tak terasa air mataku menetes, Fuji memberiku tisu, ingin sekali memandang kebelakang, melihat wajahnya yang masih aku rindukan.

" Doni, kamu kejam.

Aku harus bagaimana ya Allah, dia merebut hatiku, setelah suamiku meninggalkanku dan dia pergi begitu saja setelah mengambil mahkota kesucianku yang seharusnya aku sembahkan untuk suamiku, kini dia membenciku dan aku tak mampu untuk tidak mencintainya. "

Aku berkata dalam hati sambil air mataku jatuh di pipi.

Kamipun sampai di kantor pusat lokasi bus karyawan.

Bob sudah menungguku diseberang jalan, dia langsung menyeberang, meraih tanganku dan membukakan pintu mobil untukku.

Sebulan sudah kami bersama, tiba² pagi ini perutku terasa mual, badanku gak enak, aku berlari kekamar mandi dan muntah, Bob memijit pundakku, dia memapah ketempat tidur,

membalur perut dan seluruh tubuhku dengan minyak kayu putih, tanganya yg nakal sempat²nya meremas lembut buah kembarku , aku menepis tanganya.

" Nakal ."

Dia tersenyum genit.

" Nia , aku belum bisa memberi anak utk kita, seandainya kamu hamil dengan pria lain, aku benar² ikhlas, aku gak marah, kamu jangan takut dan sedih , ayo kita bahagia, kamu tidak perlu bercerita padaku siapa yg telah menghamili mu yg penting kamu melakukannya tidak karena terpaksa, tapi ikhlas dan penuh cinta ".

Aku terkejut dengan ucapan Bob, aku yakin anak ini, anak Doni, tapi Bob malah dengan santai berkata seperti itu.

" Besok kita beli testpack ya, kita cek, aku berharap dirahimmu ada cabang bayi kita, apalagi kalau dia laki² alangkah bahagianya aku. "

Aku terisak, air mataku membasahi baju kaus yg dipakainya.

" maafkan aku. "

"Jangan minta maaf sayang, akulah yg minta maaf, aku tidak bisa memecah perawanmu bagaimana kamu mau hamil ?"

" Bob, sayang ."

Aku memeluk tubuhnya dengan erat diapun merengkuh tubuhku, melumat bibirku, bermain leherku.

Aku mendesah.

Kami pun bergelut walau hanya permainan jari tapi aku menikmatinya dan sesuatu itu mulai bergerak.

"Sayang, ayo di coba lagi."

Aku membantu dengan tanganku tapi masih belum maksimal.

" Sayang sabar ya, lama² pasti bisa."

Aku mencoba menghiburnya dia tersenyum.

" Ayo aku bantu ."

Dia mulai menggumul ku, kami berguling² diatas springbed yg luas tiba² aku klimaks  Bob mengerang saat jemarinya terjepit punyaku dan basah.

Kamipun terbaring lelah.

" Sayang, maafkan aku . "

" Untuk apa sayang ?. "

" Aku telah mengkhianatimu . "

" Itu bukan salah mu, aku gak mampu . "

" Tapi kalau aku benaran hamil gimana ?. "

" Aku senang akhirnya kita seperti pasangan lain, kita punya anak. "

" Tapi dia bukan anakmu . "

" Dia anakku sayang, keluar dari rahim orang yang aku cintai, rahim istriku . "

" Apa kamu capek ?. "

" Gak. "

" Yok kita keluar cari angin, sekalian cari buah biar kamu gak muntah²."

" Oke yok . "

Kami mengganti baju dan keluar.

Hari berganti bulan berlalu, saat ini perutku sudah membesar, kebahagiaan kamu memang betul nyata, Bob yg sangat perhatian padaku, dia yang membawa aku berobat, kontrol dan bahkan dia yang membeli semua perlengkapan bayi.

Tentang  Doni , sejak dia mengirim lagu Boery padaku di bus sejak itu akau mulai menghapus semua kenangan tentang dirinya, cinta kilatku padanya mudah didapat mudah dilepas, mudah datang dan mudah pergi begitu saja, seperti angin lalu.

Bob  tak pernah bertanya tentang  siapa ayah janin yg aku kandung.

Usaha kami berdua belum membuahkan hasil Bob  belum sembuh dari impotennya, aku menerima dia apa adanya.

Kini kami tak pernah berpisah lagi aku sibuk dengan rumah kos yg  dibangunkan Bob untukku karena aku resign dari pekerjaanku dan aku gak bisa berhenti bekerja.

Suatu malam aku merasakan perutku sangat sakit,

Bob melarikanku kerumah sakit.

Subuh bayi kami lahir, seorang bayi laki ² kami sangat bahagia, wajahnya mirip sekali denganku, tak ada wajah Doni sedikitpun.

Kami pulang kerumah dengan anggota baru, bahagianyanya,

Anak kami bernama Boni, Bob dan Nia.

Sekarang aku ada kesibukan dirumah dan Bob juga perusahaan propertynya semakin maju.

Dirumah aku pakai Art karena aku juga mengelola sendiri usaha kost ku.

Suatu hari, aku sedang duduk² di teras dan Bob sedang keluar kota, sebuah mobil masuk kehalaman rumahku.

Aku sangat kaget ketika seseorang turun dari mobil, dia adala Doni.

" Apa kabar Nia sayang. "

" Doni, kamu ngapain kesini, kamu sudah nyakitin hatiku . "

" Maafkan aku Nia, waktu itu aku sangat cemburu melihat kamu diantar suami kamu ke bus, aku sangat mencintai kamu , apa aku gak dipersilahkan masuk ni ? . "

" Iya masuklah , aku antar Boni dulu ke atas dia tidur . "

Aku naik keatas mengantar Boni dan turun kembali.

" Apa dia bayiku ?. "

" Kok kamu nanya gitu, apa kamu gak lihat suamiku sudah pulang . "

" Ya sudah jangan marah gitu, aku cuma rindu kamu. "

" Cukup Doni, sebentar lagi suamiku pulang. "

" Suamimu keluar kota . "

Aku kaget kok dia tahu Bob keluar kota.

" Okelah, aku mau pulang tapi boleh gak aku minta cium kamu . "

" Gak usah macam² Doni, keluarlah. "

" Baik, aku berharap suatu saat nanti kita

bertemu. "

Doni keluar dan melaju dengan mobilnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!