NovelToon NovelToon

Luka Dan Cinta Dalam Perjodohan

Eps 01. Kandas nya Hubungan

Mobil mewah bermerk mercend*z berwarna hitam berhenti tepat ditempat parkir sebuah coffe shop dipusat kota J. Pemilik mobil itu segera turun dan menutup pintu mobilnya, kemudian ia membenarkan jas mahal yang melekat ditubuh atletis nya.

Setelah itu, ia bergegas berlari masuk kedalam coffe shop karena sang kekasih sudah menunggunya didalam. Saat dia membuka pintu masuk coffe shop itu, semua pandangan mata langsung tertuju padanya. Tapi, tidak ia pedulikan.

Dia fokus mengedarkan pandangannnya mencari dimana kekasih pujaan hatinya itu duduk.  Seorang wanita mengulas senyum cantik dan melambai kearahnya, bergegas dia menghampiri wanita itu.

“Sayang, maaf aku terlambat. Jalanan macet sekali". Ucapnya meminta maaf seraya menarik kursi depan sang kekasih, lalu ia duduk.

"Gapapa Zi, aku juga baru datang kok”. Sahut wanita itu

Pria itu adalah Zio Nabastala Winata (28 tahun), dan Laura (29 tahun). Kedua nya sudah menjalin hubungan selama kurang lebih tiga tahun. Namun, kedua orang tua Laura tidak pernah suka pada Zio.

“Sayang sudah pesan makan atau minum ?”, tanya Zio dengan lembut

Laura mengangguk, “Sudah, mungkin akan diantarkan sebentar lagi Zi”.

Dan benar saja, tak lama kemudian seorang waitress datang mengantarkan pesanan Laura.

“Atas nama Laura”. Kata Waitres itu

“Ya”. Sahut Laura

“Americano dan apple juice”. Waitress itu mengulang kembali daftar makanan yang dipesan Laura seraya meletakannya diatas meja.

“Ya, terimakasih”. Ucap Laura

“Sama-sama”. Kemudian, waitress itu pamit undur diri.

Laura menyodorkan segelas kopi Americano pada Zio. “Zi, Americano kesukaan mu”.

Zio mengulas senyum tipis seraya meraih gelas itu, “Terimakasih sayang”. Ucapnya lalu meminum kopi tersebut sedikit demi sedikit. Dan, Laura hanya melempar senyum sebagai balasan.

“Sayang, kamu bilang ada yang ingin kamu katakan. Soal apa ? Apa sayang udah setuju untuk menikah dengan ku? Jika iya aku akan segera bertandang kerumah untuk melamar”. Kata Zio dengan begitu antusias nya.

Laura yang mendengar itu, menggigit pelan bibir bawahnya dan mengulas senyum getir. Sejujur nya ia ragu untuk mengatakan hal ini pada pria yang sudah menemani hari-harinya itu selama tiga tahun lamanya. Pria yang amat sangat mencintainya, pria yang selalu mengusahakan apapun yang terbaik untuk nya dan pria yang berhasil mengisi kembali kekosongan hatinya dengan penuh cinta.

“Laura.. Sayang..” Panggil Zio saat melihat kekasihnya itu terdiam melamun sambil terus menatap nya.

“Ah ya Zi?”. Laura gelagapan dan langsung tersadar dari lamunannya.

Zio terkekeh gemas melihatnya, ia meraih tangan Laura dan menggenggam nya erat. Dielusnya punggung tangan yang halus itu dengan lembut.

“Sayang bilang ada yang ingin sayang katakan sama aku, apa hmm?”.

Laura tak langsung menjawabnya, ia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya pelan. Ia Tarik pelan tangannya yang digenggam oleh Zio.

“Zi maaf. Aku ingin putus”. Ucap Laura lirih namun masih bisa didengar oleh Zio.

BRAAKKK!!!!

Tiga kata terakhir yang Laura ucapkan mampu memancing amarah Zio. Pria itu sampai berdiri dari duduknya dan menggebrak meja dengan keras membuat pengunjung lain seketika mengalihkan atensi nya menatap kearah Zio dan Laura.

“Jangan bercanda Ra!”. Tekan Zio menahan amarahnya

“Zi, duduklah.. Jangan membuat keributan seperti ini”. Lirih Laura, melirik pada para pengunjung yang masih menatap kearah mereka berdua.

“Kamu yang sudah membuat keributan Ra”. Geram Zio, matanya menatap tajam Laura. Rahangnya mengetat hingga urat-urat dilehernya menonjol dan tangannya terkepal erat disamping tubuhnya.

Laura berdiri meraih tangan Zio mengajak pria itu untuk duduk kembali dan berbicara secara baik-baik. Tapi, Zio langsung menepis tangan Laura.

“Iya aku yang sudah buat keributan, ayo duduk Zi kita bicara baik-baik. Jangan seperti ini”. Pinta Laura dengan lembut

Zio menurut, ia menarik nafas panjang lalu kembali mendudukkan dirinya dikursi dengan kasar. Zio sandarkan punggung lebar nya disandaran kursi dan mata  nya terus menatap Laura dengan tajam, jika biasanya hanya tatapan lembut dan penuh cinta kini tatapan itu berubah menjadi kemarahan.

“Zi, aku minta maaf. Kita harus mengakhiri hubungan kita sampai disini”. Ucap Laura

“Apa karena laki-laki itu kamu sampai meminta mengakhiri hubungan kita?”, tebak Zio

Laura tak menjawab, ia hanya menggigit bibir bawahnya dengan kepala yang tertunduk. Zio yang melihat itu tertawa getir.

“Baiklah aku sudah tau jawabannya”. Kata Zio dingin

“Maafkan aku Zi”.

“Jika itu mau mu, baiklah aku tidak akan menahan mu lagi untuk tetap berada disamping ku Ra”. Zio menjeda kalimatnya menarik nafas panjang. “Semoga kamu bahagia dengan pernikahan mu Ra, aku pamit”.

Setelah mengatakan itu, Zio langsung beranjak dari duduknya melangkahkan kakinya keluar dari café shop tersebut. Laura hanya diam menatap punggung Zio yang sudah pergi menjauh dan pria itu masuk kedalam mobil. Tanpa sadar air matanya menetes membasahi wajah cantiknya.

“Maafkan aku Zi, kamu layak mendapatkan wanita yang lebih baik dari aku”.

.

.

“Aarrghhh.. Brengsek!!” Zio memukul kuat stir kemudi lalu mengusap kasar wajahnya. Ia tidak menyangka wanita yang amat sangat ia cintai itu tega mengakhiri hubungan dengan dia dan memilih menikah dengan pria pilihan kedua orang tuanya.

Selama tiga tahun ini rasanya hanya sia-sia, hancur berkeping-keping tak bersisa. Jika saja, Laura memilih untuk bersabar dan tetap mempertahankan hubungan mereka, Zio sudah menyiapkan kejutan lamaran sekaligus pernikahan mewah yang menjadi ‘wedding dream’ Laura.

Tapi, nyata nya wanita itu memilih untuk menikah dengan pria pilihan kedua orangtua.

Saat Zio berusaha untuk meredam amarahnya, ponsel yang ia simpan didalam saku celana formalnya bergetar. Zio segera meraihnya dan melihat siapa yang menelpon.

Nama Zaki- asisten pribadinya itu terpampang jelas dilayar ponselnya. Zio menarik nafas pelan lalu menggeser tombol hijau kemudian menempelkan benda pipih itu ditelinga kanannya.

"Ada apa ?", tanya Zio tanpa basa-basi pada asistennya itu

“Bos, tuan Gala mencari anda". Kata Zaki

"Hm.. Aku segera kembali”. Sahut Zio, setelah itu ia mematikan sambungan teleponnya secara sepihak dan melempar kasar ponsel mahal nya itu didashboar mobil. Kemudian, Zio segera menyalakan mesin mobil dan bergegas mengemudikannya kembali ke kantor.

Zio Nabastala Winata, Presdir VELOCE GUARD. Perusahaan yang bergerak dibidang keamanan juga penyedia jasa, seperti bodyguard dan pengawalan. Perusahaan yang Zio bangun sendiri tapi dengan dibantu sedikit suntikan dana dari sang papa.

Selain itu juga, tanpa ada yang tau jika Zio juga seorang Filantropis. Dia membantu dan berkontribusi dalam berbagai kegiatan social, pendidikan dan kesehatan yang bertujuan untuk meringankan beban orang-orang yang membutuhkan.

.

.

.

Haii kembali lagi di keluarga Winata series 3. Semoga suka yaa.. Jangan lupa dukungan nya ❤️

Eps 02. Kedatangan Gala ke Kantor

Zio tiba dilobi basement tempat parkir khusus petinggi dikantor nya. Ia bergegas turun dan melangkahkan kaki jenjang nya menuju lift yang tersedia dilantai tersebut.

Zio menekan tombol lift yang berada disamping pintu. Dan, tak lama pintu itu terbuka. Zio segera masuk, kemudian ia menekan lagi tombol nya dan pintu itu kembali tertutup lalu bergerak naik menuju lantai atas, tempat dimana ruang kerja nya berada.

Ting!

Sesampainya dilantai 20, pintu lift terbuka dan Zio bergegas melangkahkan kakinya keluar.

"Pak Zio.." Sapa Indi sekretaris pribadinya berdiri menyapa di dibalik meja kerja nya.

"Hmm.." Sahut Zio berdehem sambil menganggukkan kepalanya.

Kemudian, Zio mendorong pintu ruang kerja nya lalu masuk kedalam. Dilihatnya, Gala- sang kakak sudah duduk tenang dikursi sofa panjang didalam ruang kerja nya. Dibelakangnya, Lendra asisten pribadi pria itu berdiri tak jauh dibelakang Gala. Dan, tak jauh dari meja kerja nya berdiri lah Zaki.

Zio menghampiri Gala lalu membanting kasar tubuh tegap itu dikursi single sofa.

"Ada apa kak Gala kemari ?" tanya Zio tanpa basa-basi

Gala yang tengah membalas pesan sang istri tercinta seketika mendongak kala mendengar suara Zio. Ia lalu memasukkan kembali ponsel nya kedalam saku celana formalnya.

"Zi, carikan aku bodyguard terbaik yang kamu miliki". Kata Gala

Zio yang mendengar itu, mengerutkan alis nya bingung."Untuk apa ? bukankah dimansion mu sudah ada penjaga?". Tanya Zio lagi

Gala mendesahkan nafas nya kasar, "Untuk menjadi pengawal istri ku, kau tau bukan jika akhir-akhir ini aku sering pergi melakukan perjalanan bisnis. Aku tidak tenang meninggalkan Mikha dan Serra sendirian dimansion". Ucap Gala mengungkapkan kekhawatirannya.

"Bukankah biasanya kau mengajak Mikha dan Serra ?".

"Kali ini tidak, Serra bulan depan sudah masuk sekolah taman kanak-kanak dan Mikha, istri ku itu sedang hamil muda. Dokter menyarankan untuk tetap beristirahat selama kehamilan trimester pertama". Ungkap Gala, dengan nada suara yang khas seperti suami dan bapak yang selalu mengkhawatirkan juga mencemaskan keluarga nya.

Zio yang mendengar itu mengangguk-anggukkan kepalanya paham. "Mau berapa orang ?".

"Setidaknya satu atau dua orang yang bisa selalu diandalkan untuk menjaga Mikha dan Serra saat aku sedang perjalanan bisnis". Kata Gala

"Zaki.. " panggil Zio ada asisten pribadinya

"Ya bos ?", sahut Zaki

"Panggilkan Bram kemari". Perintah Zio

Zaki mengangguk, "baik bos". Setelah itu, ia bergegas melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerja Zio untuk mencari Bram.

Hening!

Tak ada pembicaraan antara kakak-beradik itu, Gala kembali sibuk dengan gawainya dan Zio. Jangan tanyakan lagi sedang apa pria itu, yang jelas Zio sedang melamun dengan tatapan lurus kedepan, wajahnya terus menampakkan ekspresi dingin juga kusut. Hingga tak berselang lama kemudian, Zaki kembali masuk kedalam ruang kerja nya bersama dengan Bram.

"Bos, saya sudah membawa Bram kemari". Kata Zaki

"Anda mencari saya bos ?", tanya Bram dan sukses membuyarkan lamunan Zio. Pria itu menoleh menatap anak buah nya.

"Hm.. " Zio berdehem sambil menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"Kak, ini Bram. Dia bodyguard terbaik yang aku miliki". Kata Zio memperkenalkan Bram pada Gala.

Gala meletakkan ponselnya diatas meja lalu mengalihkan pandangannya menatap kearah Bram. Tatapan mata nya yang tajam menelisik penampilan Bram dari ujung rambut hingga kaki.

Bram, pria yang masih berusia muda sekitar 25 tahunan, dengan bentuk tubuh yang tinggi, tegap dan proposional. Wajahnya lumayan sedikit tampan dan ...

"Zi, apa tidak ada yang lain ?". Tanya Gala

Zio mengerutkan alisnya bingung. "Kenapa ? Bram ini sesuai dengan kriteria yang kak Gala minta. Dia tangguh dan ahli dalam hal bela diri".

Gala mendesahkan nafas nya kasar, lalu mengalihkan pandangannya menatap Zio dengan raut wajah gusar. "Dia terlalu muda untuk menjadi bodyguard Mikha dan Serra".

"Bram yang terlalu muda atau kak Gala yang takut jika Mikha akan berpaling ?". Tebak Zio

Bola mata Gala sontak terbelalak mendengar ucapan adiknya itu. Ya, memang benar apa yang dikatakan Zio tapi bukankah dia lebih segala-gala nya dibanding Bram? Gala lebih tampan, lebih kaya dan tentu nya juga bibit unggulnya tidak perlu ditanyakan lagi. Hanya saja, Gala kalah dalam hal umur, itu saja.

"Sembarangan!". Maki Gala seraya menyambar majalah bisnis yang ada diatas meja lalu ia lemparkan kearah Zio. "Istriku tidak akan berpaling dari ku, dia juga tidak ada apa-apanya dibanding denganku". Imbuhnya dengan nada bicara sombong nya seraya menunjuk Bram dengan dagunya.

Mendengar itu, Zio terkekeh pelan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Sebegitu cinta nya kakak nya itu pada Mikha.

"Bram, jangan kau masukkan hati ucapan kakak ku ini. Dia hanya bercanda". Ucap Zio, ia merasa tidak enak hati pada Bram.

Bram hanya menyunggingkan senyum tipis, "Tidak masalah bos, saya mengerti".

"Jadi, bagaimana kak? Apa masih ingin ganti yang lain atau tetap memilih Bram sebagai bodyguard Mikha dan Serra?". Ujar Zio bertanya

Gala kembali menoleh menelisik penampilan Bram berkali-kali. "Baiklah, aku tetap memilih dia untuk menjadi pengawal Mikha dan Serra. Tapi, sebelum itu harus ada perjanjian hitam diatas putih".

Zio mengangguk-anggukkan kepala mendengar nya, "Tidak masalah. Zaki.. "

"Ya bos ?". Sahut Zaki

"Ambilkan pena dan kertas diatas meja kerja ku". Pinta Zio

"Tidak perlu, Len.. " Gala menengadahkan tangannya pada Lendra yang berdiri tak jauh dibelakang nya

Lendra segera mendekat lalu memberikan sebuah map pada Gala."Ini tuan".

Gala menerima map itu lalu membuka nya, "Ini surat perjanjian kerjasama. Zi bacalah dan minta dia.. " Gala menunjuk Bram dengan dagu nya, "Juga membacanya".

Zio meraih map itu lalu mulai membaca satu persatu isi didalam perjanjian tersebut. Menurut, Zio tidak ada persyaratan aneh yang Gala berikan untuk Bram. Kemudian, Zio memberikan map itu pada Bram untuk ia baca.

"Apa ada persyaratan yang memberatkan mu Bram ?", tanya Zio

Sebagai atasan, dia harus selalu memastikan jika bawahannya selalu aman dan tidak tertekan saat bekerja diperusahaannya.

Bram menggelengkan kepala, "Sejauh ini tidak ada persyaratan yang memberatkan saya bos". Jawab Bram

"Baiklah, jika kau setuju silahkan tanda tangani surat itu dan lusa kau sudah bisa mulai bekerja menjadi pengawal istri dan anak ku saat aku sedang bekerja". Kata Gala

Bram menganggukkan kepalanya paham lalu segera membubuhkan tanda tangan di atas materai disurat pernjanjian tersebut kemudian memberikannya kembali pada Lendra.

Setelah itu, Gala meraih ponsel nya diatas meja lalu berdiri dari duduknya seraya membenarkan kancing jas yang ia kenakan.

"Baiklah Zi, urusan ku sudah selesai aku pamit undur diri. Ah ya jangan lupa. Mama mengundang kita untuk makan malam bersama nanti malam dimansion. Papa juga bilang ada hal yang ingin dia sampaikan" kata Gala mengingatkan

"Makan malam? Kenapa mama tidak menghubungi ku langsung?". Ujar Zio, sebab biasanya setiap ada acara makan malam bersama mama Retta pasti akan menelpon satu persatu anak nya untuk datang ke mansion. Kecuali, Zia- kembaran Zio. Wanita itu yang masih tinggal satu atap dengan kedua orang tua nya, sedangkan Zio sudah memiliki rumah sendiri meskipun tidak sebesar mansion milik papa Kai setidaknya bisa untuk tempat ia berteduh.

Gala menggedikkan bahu nya, "Ya sudahlah, aku akan kembali ke kantor".

Zio berdehem pelan seraya menganggukkan kepala nya.

.

.

.

Jangan lupa kasih dukungan like, vote dan komen. Subscribe ya biar gak ketinggalan update.an nya ❤️🌹

Eps 03. Undangan Makan Malam Keluarga

Selepas peninggalan Gala, Zio langsung beranjak dari duduknya seraya melepas jas yang melekat ditubuh atletisnya itu lalu ia sampirkan disandaran kursi kebesaran.

"Zaki.."

"Ya bos ?"

"Kau handle pekerjaan, aku ingin istirahat dan tidak ingin diganggu". Kata Zio seraya menggulung lengan kemeja nya hingga sebatas siku.

Zaki menganggukkan kepala paham."Baik bos, kalau begitu saya pamit undur diri".

"Hmm..." Zio berdehem lalu melangkahkan kakinya menuju ruang tempat istirahatnya.

Seperti pada umumnya ruang kerja seorang Presdir pasti memiliki ruang untuk beristirahat, sama halnya dengan Zio. Dia juga memilikinya, ruang istirahat yang yang letaknya tak jauh dari tempat meja kerja nya, hanya tersekat oleh tembok.

Zio menggeser buku-buku yang tersusun rapi dirak. Disana ia menekan sesuatu dan tak lama kemudian rak-rak itu terbelah menjadi dua dan terlihatlah sebuah pintu rahasia.

Zio menempelkan ibu jari nya untuk mengakses pintu tersebut agar bisa terbuka.

Klik!

Pintu itu terbuka sesaat setelah sidik jari Zio terdeteksi, setelah itu ia melangkahkan kakinya masuk dan tak lupa menutup kembali pintu nya dari dalam.

Zio langsung membuka semua kancing kemeja nya dan melepas sepatu nya. Kemudian, ia membanting tubuhnya dengan kasar diatas ranjang king size yang ada didalam ruangan tersebut.

Perasaannya sedang kacau balau, ia tidak berminat untuk bertemu dengan siapapun saat ini. Tadi adalah pertemuan terakhir kali nya dengan Laura, wanita yang sangat di cintai tapi kini sudah menjadi mantan.

Zio tidak habis pikir, kenapa Laura tiba-tiba meminta untuk mengakhiri hubungan mereka. Padahal kedua nya sudah berjanji untuk selalu bersama, melewati apapun badai nya dan tidak akan meninggalkan satu sama lain.

Dan, sekarang lihatlah... Laura memilih mengakhiri hubungan nya dengan Zio dan menerima pinangan dari pria pilihan kedua orang tua.

Zio jadi penasaran seperti apa pria itu. Apa dia sehebat keluarga Winata sampai keluarga Laura sangat takut dan menghormati nya ?

Jujur saja, sampai saat ini kedua orang tua Laura memang belum memberikan restu akan hubungan mereka. Kedua orang tua Laura tidak tau jika Zio putra kedua dari papa Xabiru Kaivan Winata.

Karena saat pertama kali Zio mengenal Laura, dia mengaku sebagai pekerja karyawan biasa dan tengah merintis bisnis kecil-kecilannya, sehingga mereka meremehkan Zio dan menganggap Zio tidak setara Laura dan tidak pantas menjadi menantu keluarga mereka.

Zio bangun dari posisi berbaring nya dan beralih duduk ditepian ranjang. Ia menyugar kebelakang rambut lebat nya itu dengan kasar. Setelah itu, Zio beranjak dari duduknya dan melangkah menuju kamar mandi yang ada diruang istirahat nya tersebut.

Mungkin dengan mandi dan membersihkan diri bisa membuat Zio sedikit lebih tenang.

Sekitar 30 waktu yang Zio habiskan untuk membersihkan diri, setelah itu Zio menggeser lemari penyimpanan baju lalu meraih kemeja putih yang masih bersih, tak lupa juga dengan celana panjang formal berwarna hitam yang sangat cocok dipadu-padankan dengan kemeja itu.

Zio memang sengaja membuat ruang istirahat yang didalamnya ada ranjang dan lemari tempat penyimpanan baju-baju ganti nya. Karena, Zio tidak selalu pulang kerumah. Ia lebih sering menghabiskan waktu dikantor.

Selesai berpakaian Zio bergegas melangkahkan kakinya keluar dari ruang istirahat. Ia berniat ingin pulang kerumah kedua orang tua nya.

Saat Zio hendak menyambar jas yang ia sampirkan disandaran kursi kebesarannya, tiba-tiba terdengar suara dering ponselnya yang ia letakkan diatas meja kerja.

Segera, Zio raih ponsel itu dan melihat siapa yang menelponnya.

"Zia". Nama kembarannya terpampang jelas dilayar ponselnya. Tak butuh waktu lama, Zio segera menggeser tombol hijau lalu menempelkan benda pipih itu ditelinga kanan nya.

"Hmm.. Apa ?" Tanya Zio tanpa basa-basi

"Slow Zi, salam dulu kek". Ketus Zia, namun tidak diindahkah oleh Zio.

"Aku tidak punya banyak waktu Zia, cepat katakan ada apa ?" Tukas Zio dengan tegas

"Mama sudah hubungi kamu kan kalo ada makan malam dirumah papa?" tanya Zia

"Hmm..." Jawab Zio berbohong, pasalnya mama Retta belum menghubunginya dan memberitahukan hal tersebut pada dia.

"Udah mau pulang belum ?" tanya Zia lagi

"Kenapa ?" sahut Zio

"Mau nebeng Zi, ban mobil ku tiba-tiba bocor pas mau pulang dari firma". Kata Zia

Ya, anak bungsu papa Kai dan mama Retta ini bekerja sebagai pengacara disalah satu firma hukum ternama dikota J.

Sebenarnya, papa Kai sudah beberapa kali menawari putrinya itu untuk mendirikan sendiri firma hukum tapi Zia selalu menolaknya. Dengan alasan ingin mencari pengalaman lebih dalam dulu dengan cara bekerja di firma lain sebelum akhirnya ia akan mendirikan sendiri firma nya.

Terdengar helaan nafas panjang dari Zio. Pria itu menghela nafas seraya memijat pangkal hidungnya.

"Ya sudah, tunggu disitu aku jemput sekarang". Kata Zio

"Oke, thanks Zi".

Tanpa membalas ucapan terimakasih dari saudara kembarnya, Zio langsung menutup sambungan teleponnya. Namun, saat Zio hendak memasukkan ponsel nya kedalam saku celana nya tiba-tiba ponsel itu kembali berdering dan itu panggilan telepon dari sang mama tercinta.

tanpa pikir panjang Zio langsung mengangkatnya.

"Halo ma". Sapa Zio

"Zio, kamu lagi sibuk tidak nak?" tanya mama Retta dari seberang telepon

"Enggak ma, kenapa ?" Zio balik bertanya

"Bisa pulang kerumah papa Kai sayang? Mama bikin makan malam kesukaan mu. Mama juga undang Kakak mu buat datang kemari". Kata Mama Retta

Zio menghela nafas pelan seraya mengangguk.

"Oke ma, habis ini Zio langsung kesana". Ucap Zio

"oke, hati-hati dijalan Zi".

"Iya mama".

Setelah itu, sambungan telepon berakhir dan Zio segera menyimpan ponselnya kedalam saku celana. Kemudian, ia bergegas melangkahkan kakinya keluar dari ruang kerja.

Saat di lobi, Zio berpapasan dengan Zaki. Asisten pribadinya itu baru saja mengantarkan tamu kliennya sampai depan pintu lobi.

"Zaki..." panggil Zio

Mendengar nama nya dipanggil, Zaki pun berbalik badan menghadap kearah Zio.

"Mau pulang bos ?" tanya Zaki

"hmm.." Zio berdehem sambil mengangguk pelan

"Tapi ini masih jam 3 bos". Ujar Zaki seraya melirik arloji yang melingkar dipergelangan tangan kirinya

"Saya ada urusan". Sahut Zoo

"Perlu saya antar bos?" tawar Zaki

"Tidak perlu, kau stay disini dan handle pekerjaan saja", tukas Zio.

Zaki mengangguk paham,"Baik bos".

Setelah itu, Zio bergegas melangkahkan kaki nya pergi menuju tempat parkir mobil yang ada dilantai basement. Kemudian, mobil mewah merk mercend*z berwarna hitam itu melaju pergi meninggalkan perusahaan VELOCE GUARD menuju kantor firma hukum untuk menjemput Zia, sebelum akhirnya ke tujuan akhir yaitu kediaman papa Kai.

.

.

.

Jangan lupa dukungannya! ❤️ 🌹

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!