NovelToon NovelToon

MISTY MORNING

Sultanah Shofiya

Aku masih heran bagaimana mungkin MTQ tingkat provinsi tahun ini di adakan di kabupaten ini. kabupaten bernama Dairi , dengan udaranya yang sangat dingin, dan Islam menjadi minoritas di sini.

Sejak kafilah kami sampai disini kemaren pagi, aku langsung di serang filek, tubuhku memang agak sensitif dengan udara dingin. Meskipun di kampung ku juga dingin, tapi udara di sini memang jauh lebih dingin. Ketika aku membuka pintu, udara dingin langsung berebutan masuk.

Aku berjalan agak ter buru-buru menuju bus ketika ibu offecial (pembimbing dari kantor bupati atau Kemenag) menjerit-jerit memanggil-manggil peserta yang masih di dalam pemondokan yang ternyata hanya tinggal aku sendiri.

 

“Ayok cepat! Peserta yang putri duluan di antar, jangan leletlah, nanti peserta yang putra terlambat di jamput, ayok cepat."

Aku menerobos gerimis kecil-kecil seperti salju, beberapa butir gerimis berhenti di kerudungku yang terhembus angin , gerimis itu tidak sempat menyentuh tanah. Pak sopir memperhatikan ku sejak aku muncul dari pintu pemondokan kafilah putri. Entah apa yang dia pikirkan tentangku aku tak peduli. Pak sopir itu berdiri bete di dekat pintu masuk, ia melipat tangannya di dada dengan raut jengkel di wajahnya.

Aku menunduk sopan dengan senyum tipis.

“Maaf pak aku agak telat."

‘’ Tupperware berisi minum di tangan kanan, udara sedingin ini kamu akan haus? Minyak kayu putih dan tissu di tangan kiri, memangnya kamu anak bayi? Cepat masuk, aneh sekali kamu, semua orang pake jaket, malah kamu bawa minum, tissu dan minyak kayu putih, kayak anak bayi aja, sudah gitu lama lagi, Ayok cepat."

Kata pak sopir memotong kalimat ku yang belum selesai.

Aku yang tidak dapat mengartikan apakah dia serius merepeti ku dengan kesal.

"Enak aja aku di anggap dedek bayi, apa hubungannya dedek bayi dengan minuman, minyak kayu putih dan tissu?"

Gumam ku dalam hati.

Aku masuk ke dalam bus, mataku ke sana – kemari mencari bangku yang kosong. Dan aku tersenyum senang ketika ku lihat bangku kosong dekat kaca. Aku berjalan menuju bangku kosong itu dan duduk dengan nyaman.

 

Udara benar-benar dingin, dan gerimis masih setia menemani, seolah ikut merayakan MTQ di daerah minoritas ini, banyak peserta yang mengeluhkan suasana ini, namun bagi ku ini menyenangkan.

 Aku memasukkan tissu, minyak kayu putih, dan botol minuman ke dalam tas kecilku, lalu mengeluarkan handset dari tas. Aku menyetel murottal al-qur'an di HP ku dan menyambungkannya dengan haedset, kemudian ku pakai headset di kepalaku.

Aku menggeser kaca bus, udara dingin segar langsung masuk dari kaca, di tambah dengan hembusan angin membuatku semakin menyukainya, Semakin romantis dengan lantunan surah ar-ra'du yang ku dengar melalui headset. Rasanya duniaku benar-benar menyenangkan. Aku mengeluarkan tanganku untuk merasakan butiran gerimis mirip salju di tangan. Butiran-butiran gerimis cantik itu pun berebut singgah di telapak tanganku, dan butiran lainnya juga singgah di handsok ku, tidak membuatnya basah. Ku perhatikan gerimisnya kecil-kecil sekilas terlihat mirip butiran salju. Aku tersenyum senang.

 

Bagi teman-teman peserta lain udara dingin dengan gerimis ini adalah suasana yang tidak menyenangkan, namun bagiku ini malah suasana romantis. Suasana ini mengingatkan ku pada masa – masa kecilku di kampung. Di pelosok negeri yang menyatakan dirinya merdeka dan pemerintah yang menjanjikan kehidupan yang sejahtera. Benarkah sejahtera? Aku tidak tahu. yang ku tahu kehidupan di kampung ku adalah kehidupan yang memperihatinkan. Namun aku menyadari itu semua setelah aku dewasa. Sewaktu kecil aku tak pernah tau ada orang yang hidup dengan hiruk pikuknya kota metropolitan, bahkan aku tak pernah melihat mobil atau sejenisnya kecuali di TV. Yang aku tau di kampung ku orang-orang mau pergi kemanapun selalu jalan kaki.

 Untuk bertahan hidup orang-orang di kampungku menanam padi di sawah, sementara untuk mendapatkan uang mereka menderes. Lalu bagaimana nasib mereka ketika pemerintah menurunkan harga getah karet? Benar-benar memperhatinkan kawan, ah jangan di bahas kehidupan di kampungku itu membuatku jadi benci pada sistem pemerintahan.

 

Ayah ku sendiri mata pencahariannya adalah bersawah, namun untungnya ayah memiliki lahan sawah yang lumayan luas, sehingga kehidupan kami sedikit lebih baik dari yang lain. Ibu ku juga berkebun di pinggiran sawah kami, menanam sayuran dan bumbu dapur seperti cabe, tomat, bawang dan sejenisnya.

Itulah yang di lakukan orang-orang untuk memenuhi kehidupan dan bertahan hidup.

Sewaktu kecil bersama kaka kembarku aku suka mandi hujan, dan kejar kejaran ketika gerimis turun, biasanya ayah akan melarang kami jika terlalu sering.

Ayah dan ibuku bukanlah orang yang bependidikan tinggi tapi kami selalu dapat perhatian lebih dan tidak terlalu di kekang, bahkan ayah ibu selalu membiarkan kami menentukan apa yang ingin kami lakukan, asalkan hal itu baik dan membuat kami bahagia, kami selalu di beri kebebasan dan kepercayaan dalam hal apapun.

 Jemari ku penuh dengan butiran gerimis dan handsok yang ku kenakan penuh dengan butiran gerimis, tidak membuatnya basah dia berbintik bintik seperti butiran salju, aku menarik tangan ku kedalam saat ibu offecial menegur ku.

“ Masukkan tangan mu ini bukan SIPIONGOT"

 

Bisiknya ketelinga ku.

 

Ia sengaja mendekati ku khusus untuk membisikkan itu pada ku, benar-benar menjengkelkan. Entah kenapa 'SIPIONGOT' ibu kota kecamatan ku selalu menjadi bahan ledekan di daerah kabupatenku atau mungkin juga di seluruh provinsiku. Aku sadari bahwa kecamatanku di anaktirikan, atau mungkin juga kabupatenku di anaktirikan di provinsi ini, entahlah aku tidak bergelut di dunia pemerintahan atau politik, hanya saja aku merasa seperti itu.

‘’Dia menegurku atau mau mengejek ku?

 

Gumam ku dalam hati

Bus itu terus meluncur ke Stadion utama Dairi, bus kami berhenti setelah memasuki lokasi, aku melongok keluar, ku lihat para peserta dan para offecial lalu lalang sibuk pada urusan masing-masing.

 ‘’Ayok cepat daftarkan diri masing-masing! Jangan leletlah gerakannya,"

 

Teriak ibu offecial.

Aku turun dari bus setelah memperhatikan beberapa peserta dengan map di tangannya dari kaca bus.

‘’Hei anak bayi jangan lama-lama. Nanti peserta putra terlambat,"

 Teriak pak sopir padaku

 

‘’Ya aku bukan anak bayilah, lagian apa hubungannya denganku dan keterlambatan peserta putra?

Jawab ku sedikit kesal.

‘’ Boru apa kau anak bayi?

 Tanya pak sopir lagi tidak peduli dengan keberatan ku di panggil anak bayi. Sepertinya ia punya kepribadian suka semena-mena.

 

‘’Boru ritonga pak! "

 Jawab ku kesal. Tak ada gunanya protes dia tidak akan peduli.

 

‘’Trus nama lengkap kau siapa?

 Tanyanya lagi.

 

"Hm... tertarik juga dengan ku rupanya?

Gumam ku dalam hati, tidak berniat menjawabnya. Melihat aku diam tidak menggubris pertanyaannya, pak sopir itu mengulangi pertanyaanya lebih kuat lagi.

‘’Nama ku Sultanah Shofiya Ritonga pak"

 Jawab ku dan langsung buru-buru menyusul teman-teman yang lain.

 

"Oalah... headset.. anak muda jaman sekarang gak ada sopan santunnya sama orang tua,"

Gerutu pak sopir itu, kesal dengan sikap ku. Aku tidak peduli aku juga cukup jengkel dengannya. Terus saja aku berjalan meninggalkannya.

Muhammad Makky Matahari

Aku sedikit kesal kenapa MTQ tingkat provinsi sumatera utara malah di adakan di kabupaten ini, kabupaten bernama Dairi. Padahal ini pertama kalinya aku mengikuti MTQ lagi semenjak aku memutuskan untuk kuliah di Cairo delapan tahun yang lalu. Ia, delapan tahun yang lalu, terakhir kali aku mengikuti MTQ sewaktu aku kelas tiga MA.

Satu bulan yang lalu saat aku baru kembali ke Indonesia kedua orang tuaku memintaku mengukuti MTQ tingkat kabupaten, dan aku setuju, aku pun mengikutinya. Al hamdulillah karna aku dapat juara satu di kabupaten, aku pun menjadi utusan ke provinsi.

Para peserta dan official dari kabupaten kami kebanyakan mengeluhkan suasana dingin dan gerimis pagi ini, maklumlah kawan di PALUTA(Padang Lawas Utara) memang bisa di bilang iklimnya panas, jadi wajar saja kami sangat mengeluhkan keadaan ini.

Oya kawan namaku Muhammad Makky Matahari siregar, aku tidak habis fikir bagaimana mungkin kedua orang tuaku memberiku nama sepanjang itu, aku selalu kesulitan mengisi dataku ketika ujian, ketika di negeri ini masih ujian dengan menual yaitu mengisi secarik kertas. Namun begitupun aku menyukai nama yang di berikan oleh kedua orang tua ku.

  kawan, bukan sombong tapi aku ingin memperkenalkan siapa diri ku. Biar kau tau betapa pentingnya peran ku dalam kisah ini. Ayah dan ibuku adalah orang tua yang berpendidikan tinggi, ayah ku adalah derektur sekaligus pemilik pesanteren Darul qur’an di paluta, santrinya hampir mencapai seribuan.

Orang-orang selalu hormat pada ayah dan ibuku, selain pemilik pesanteren ayah ku juga memiliki harta kekayaan yang banyak, intinya ayah ku adalah orang yang sangat kaya, selain kaya dan pemiliki pesanteren orang tuaku juga terkenal dermawan, sholeh dan baik pada orang-orang.

 

Aku anak tunggal dari ayah dan ibu yang kaya, sholeh dan sholehah, walau aku hanya anak tunggal tapi aku tidak pernah di manjakan. Dari kecil aku sudah memulai kehidupan yang teratur dan disiplin, aku di ajari solat, selain solat wajib aku juga di biasakan solat duha, dan sholat tahajjud sedari kecil. Tidak heran jika aku sangat risih melihat orang-orang yang suka melalaikan solat apalagi meninggalkannya. Aku di ajari menghargai waktu dan bertutur kata yang sopan dan baik. Aku juga di beri guru pembimbing sekaligus pengasuh, aku juga memiliki wajah yang tampan, aku juga pintar.

Bayangkan saja kawan ketika aku duduk di kelas dua mts aku sudah menyelesaikan hafalan qur’an ku, jadi wajar saja mulai dari kecil aku sudah menjadi idola para teman-teman apalagi para anak cewek. Hampir semua orang yang bertemu dengan ku menyukai ku, dan aku selalu menjadi idola di mana pun aku berada, aku memang ciptaan tuhan yang nyaris sempurna, satu-satu nya kekurangan yang ku tau ada pada diriku adalah sulit mengendalikan emosi, atau mudah marah dan jengkel.

  Kawan! sebagai orang yang tampan dan nyaris sempurna aku di sukai banyak gadis, banyak gadis yang suka pada ku, baik dari santri ayah atau pun gadis yang pernah bertemu dengan ku. Lalu menurut mu kawan apakah aku pernah pacarana atau menjalin hubungan tanpa status? Tidak kawan , aku tidak pernah pacaran, bukan karna di antara para wanita yang naksir padaku tidak ada yang ku suka, bukan karna itu. Lalu karna apa kawan? Karna aku tidak mendapati agama islam yang ku pelajari membolehkan pacaran.

Hari ini aku berada di kabupaten Dairi mengikuti MTQ tingkat provinsi, gerimis masih saja setia menemani pagi ini. Semua teman-teman di kafilah ku masih duduk malas dengan selimut masing – masing. Dari tadi aku duduk di teras rumah penginapan kami, menunggu bus yang akan menjemput ku. Aku mengenakan jaket untuk menghindari udara dingin. Tidak lama kemudian, bus yang ku tuggu pun tiba, dan berhenti di depan penginapan kami.

 

" Makky! Ayok cepat naik! Nanti kita terlambat, cepat naik! nanti kita terlambat!"

Teriak pak sopir padaku.

‘’Lo? Bukannya bapak yang lerlambat datang ? Aku sendiri sudah lama menunggu di sini,"

Jawab ku pada pak sopir sambil merapatkan jaket ku kemudian berjalan cepat menuju bus.

‘’Yang lain siap-siap ya! Sebentar lagi bapak akan kembali jemput,"

Teriaknya lagi. Meski yang di teriaki tidak peduli dengan teriakannya. Buktinya tidak satupun diantara mereka yang menjawab. Mereka masih bergelut dengan selimut mereka.

Aku duduk di bangku paling belakang.

Sekali lagi kawan aku bukanlah orang ramah alias banyak bicara. Tapi orang- orang selalu ramah dan baik pada ku. Entah karna mereka terpesona dengan ketampanan ku atau setiap orang yang bertemu dengan ku melihat kebaikan pada diriku aku tak tau.

‘’Makky!

Teriak pak sopir padaku dari belakang kemudi, teriakannya kuat, sampai aku tersentak dan kaget, buku yang ada di tangan ku terlempar ke kursi kosong di kiri ku.

‘’Bapak ini bikin kaget aja.. untung aku sendirian di sini"

Gerutu ku kesal sambil berjongkok memungut buku yang dari tadi ku baca.

 ‘’Ha ha ha ha ha ha gitu aja kau sudah kaget,"

 

Katanya sambil tertawa lebar.

‘’Ya ialah pak orang bapak ngomong kayak manggil orang hilang, pake menjerit segala, "

Jawab ku kesal.

‘’Hahahaha kau memang benar-benar putra tunggalnya buya Abdurrahman. Biar kau kesal kau tetap tampan, dalam situasi apa ya kira – kira kau kelihatan jelek dan menjengkelkan?

Kata pak sopir itu lagi, aku diam tidak menanggapi. Melihat ku masih kesal dan diam pak sopir itu tertawa lagi.

 ‘’Bapak tadi mau nanya, kenapa kau satu-satunya peserta putra yang berangkat barengan peserta putri? Bukankah itu aneh? Atau mungkin karna kau ganteng ibu offecial malah suka sama kamu?

 

Katanya lagi dengan begitu seenaknya. Sebenarnya aku merasa terganggu dengan kalimatnya yang sesukanya.

‘’Oh bukan begitu pak! Berkas-berkas ku belum lengkap jadi harus cepat sampai ke sana untuk melengkapi berkas-berkas ku,"

Jawab ku serius. Pak sopir tertawa lagi mendengar jawaban ku yang serius. Kemudian ia berkata lagi.

‘’Ha ha ha itu aku taulah, aku hanya bercanda kau orangnya serius, "

Aku semakin jengkel. Aku alihkan perhatian ku pada buku yang tadi ku baca. Hanya sekitar tiga menit bus kami sudah sampai di depan pemondokan putri. Pak sopir menghentikan bus. Beberapa peserta putri berebutan masuk dan duduk dengan tertib. aku tak peduli soal itu, aku masih fokus pada buku di tangan ku, ku dengar ibu offecial berteriak teriak mengarahkan para peserta putri supaya cepat masuk ke dalam bus, benar-benar cerewet.

Aku masih fokus pada buku dan sabar menunggu. Para peserta duduk tenang di bangku masing-masing , sesekali mereka mengalihkan pandangan padaku.

‘’Tunggu pak! Satu peserta masih siap –siap,"

 Teriak ibu offecial saat pak sopir hendak menutup pintu bus.

 

Aku mulai kesal karna terlalu lama menunggu dan menutup buku yang ku baca. Dengan kesal aku membuang pandanganku ke luar dan saat itulah seorang gadis dengan baju biru dongker, kerudung merah maron membalut wajahnya, kelihatan anggun dan polos, dia berjalan menerobos gerimis menuju bus. Ku lihat dia berdiri dekat pintu bus mencari kursi yang kosong, tanpa sadar aku memperhatikan wajahnya, manis, polos dan cantik tanpa make up. Di tangannya ada map berisi berkas, minyak kayu putih, tissu dan botol minuman, gadis itu duduk dekat kaca.

"Bahkan ia tidak memakai jaket? Begitu dinginnya pagi di dairi ini? Bahkan di tambahi dengan gerimis?

 Gumam ku dalam hati.

 

Pak sopir mulai menjalankan bus saat ibu official memberi aba-aba untuk berangkat. bus kami meluncur perlahan, aku masih memperhatikan gadis itu, ia mengeluarkan headset dari tas kecilnya, lalu memakainya. Ku lihat ia menggeser kaca bus agar terbuka.

"Ampun deh! Untuk apa dia membuka kaca itu di udara sedingin ini?

Gumam ku dalam hati. Aku sangat jarang kepo dengan urusan perempuan, apalagi orang yang tidak aku kenal. Tapi kali ini aku benar-benar ingin kepo. Setelah kaca bus itu terbuka, perlahan ia mengeluarkan tangannya, perlahan pula beberapa butir gerimis singgah di jarinya dan handsok yang di pakainya.

  Entah kenapa sejak gadis itu masuk ke dalam bus, aku susah mengalihkan pandangan darinya. Aku terkagum-kagum padanya, yang sebenarnya lebih tepatnya mungkin aku menyukainya.

 

Bus kami terus meluncur menuju lokasi pendaftaran peserta MTQ. Tidak berapa lama kemudian, Bus kami berhenti di stadion utama Dairi. Lokasi pendaftaran peserta MTQ.

Aku keluar setelah para peserta putri keluar. Saat itulah ku dengar ia menyebut namanya, Sultanah Shofiya.

‘’nama yang unik seunik orangnya"

Gumam ku dalam hati. Jantung ku hampir copot mendengar ia menyebutkan nama itu. Sekali lagi ku perhatikan gadis itu, kerudungnya panjang sempurna menutup auratnya. Namun tidak sekalipun dia melihat ke arah ku, aku hampir menyapanya, tapi melihat penampilannya yang kalem, cantik, rasa gakum ku di kalahkan oleh was-was di hati ku. Kurasa aku benar benar menyukainya.

 Walau sebenarnya aku tau bahwa aku bukanlah lelaki yang mudah menyukai para gadis. Tapi kali ini aku rasa aku benar-benar ingin di kagumi oleh wanita itu. Setidaknya dia mengenal ku, jika dia tidak akan mengagumi ku. Ku rasa di kenal olehnya itu sudah lebih dari cukup. Entahlah, untuk pertama kalinya aku merasa minder pada seseorang, dekat dengannnya sepertinya adalah sesuatu yang mustahil.

 

Angin Pagi Dairy

Pagi-pagi sekali, sekitar pukul 06.30 para peserta putri dari kafilah kabupaten Padang lawas utara memilih bobok cantik setelah selesai melaksanakan sholat subuh. Hanya ada satu dua peserta yang masih duduk terjaga, ada yang main HP, ada juga yang latihan cabang lomba yang di ikutinya.

 

Gadis cantik bernama Sultanah itu sudah bangun untuk sholat tahajjud sejak pukul 03.30. Ia tidak tidur lagi sampai sholat subuh tiba, setelah selesai melaksanakan sholat subuh, ia memilih membaca al-qur'an dan memuroja'ah hafalannya. Sampai Pagi pukul 06.30 ia masih terjaga.

Gadis itu mengisi tupperwarenya dengan air hangat. Di ambilnya tissue dan minyak kayu putihnya. Tidak lupa juga la-qur'an merah maronnya dan buku tulis bersampul batik berisi materi tafsir bahasa inggris cabang lomba yang di ikutinya. Di dalam buku tulis batiknya itu sudah lengkap di ringkasnya, materi yang sudah di persiapkannya, mulai dari terjemah ayatnya, tafsirnya, asbabunnuzulnya, munasabah ayatnya, kesimpulan dan ibrahnya. Semua sudah di ringkasnya dalam bahasa ianggris. Persiapannya sudah benar-benar matang, namun ia tetap belajar dan belajar.

Gadis itu mengenakan kaos kaki, handsok, dan jilbabnya. Kemudian ia membuka pintu. Udara dingin langsung menampar wajahnya, ia menghirup udara segar sambil menutup matanya seolah menikmatinya. Di pasangnya headset di kepalanya. Di putarnya murottal al-qur'an di HPnya kemudian ia menyambungkannya ke Headset. Terdengar lantunan indah oleh Misyary Rosyid. Gadis itu begitu menyukai murottal itu. Kemudian gadis itu berjalan ke samping rumah sebelah timur.

Sultanah mengangkat kursi plastik untuk tempat duduknya. Kemudian ia meletakkan barang-barang yang di bawanya di kursi plastik yang di sediakannya persis di depannya.

Ia mulai membuka al-qur'an juz 10. Kemudian mencoba menterjemahkannya ke dalam bahasa inggris. Di tandainya ayat yang memiliki asbabunnuzul dan ia memang sudah menghafal asbabunnuzulnya Dan sudah bisa menafsirkannya dalam bahasa inggris. Setelah merasa mantap mengusai juz 10 nya, ia tersunyum puas, lalu di tutupnya juz 10. Kemudian ia menenggak satu teguk air minum dari tupperwarenya, lalu menutupnya kembali dan meletakkannya di tempat semula.

Ia kembali membuka Al-qur'an kesayangannya, di lafazkannya lagi ayat demi ayat yang sudah di hafalnya, ia mengikuti murottal Misyary Rasyid yang ia dengar dari headsetnya, manakala sampai ia pada Surah Ali imran ayat 133-134.

" Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari tuhanmu,dan mendapatkan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang di sediakan bagi orang-orang yang bertaqwa. Yaitu orang yang berinfak baik di waktu lapang maupun sempit,dan orang-orang yang menahan amarahnya, dan memaafkan kesalahan orang lain,dan allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.(Q.S. Ali Imran :133-134)

Hatinya menangis, kembali ia teringat kenangan sekitar dua tahun yang lalu.

Namanya Haikal, ia begitu menyukai lelaki itu sehingga namanya pun di sukainya. Waktu itu ia berada di detik-detik menjelang wisuda sarjananya di UINSU medan. Saat itulah Haikal datang melamar ke rumahnya. Sebelum Haikal datang melamarnya mereka sudah saling kenal. Meskipun tidak menjalin hubungan pacaran namun mereka cukup dekat. Dan sepertinya ia dan Haikal sama-sama saling menyukai dan saling jatuh cinta dalam diam.

Jujur Sultanah memang menyukai Haikal sejak di pesanteren. Kelihatannya Haikal juga menyukai Sultanah sejak di pesanteren.

Lelaki yang sudah lama di sukainya tiba-tiba datang melamarnya, yang pasti Sultanah sangat senang dan bahagia. Sebelum ia menerima lamaran Haikal ia sempatkan sholat istikhoroh terlebih dahulu. Setelah melakukan sholat istikharah barulah ia menerima lamaran Haikal. Dan hari pernikahan pun di tentukan, yaitu dua hari setelah ia wisuda. Cincin tunangan sudah melingkar di jarinya, Haikal juga sudah memilihkan Mahar untuknya, gaun pengantin juga sudah di pilih. Semua sudah di persiapkan, hanya tinggal menghitung hari.

Banyak yang iri mengetahui bahwa ia akan menikah dengan Haikal, benar-benar pasangan serasi. Begitu komentar orang yang mendengar kabar pernikahan mereka. Banyak lelaki yang patah hati begitu juga para gadis

Di hari ia akan wisuda seharusnya Haikal hadir hari itu, ia telah berjanji untuk hadir dan ia juga sudah berjanji menyiapkan hadiah untuk Sultanah. Namun sampai selesai acara wisuda Haikal tidak pernah muncul. Chat yang di kirimnya sama sekali tidak di baca oleh Haikal, dan panggilannya juga tidak di jawab. Sultanah sangat khawatir jangan-jangan terjadi sesuatu yang buruk pada Haikal.

 Sampai malam tiba Sultanah masih cemas dan khawatir. Sultanah mencoba menghubunginya namun Nomornya tidak aktif lagi. Ia mencoba menghubungi ibunya Haikal namun ibunya Haikal juga bilang bahwa ia tidak bisa menghubungi Haikal dan nomornya juga tidak aktif.

Hingga pagi tiba, Haikal menghubungi Sultanah melalui panggilan WA. Singkat sekali lelaki itu bicara.

"Apa kamu baik-baik saja? kenapa tidak memberiku kabar? Kamu janji akan hadir dan memberiku hadiah, aku menunggumu sepanjang hari, aku sangat khawatir, "

 

Kata Sultanah waktu itu.

"Sepertinya aku tidak bisa melanjutkan ini, aku belum siap untuk menikah, "

Kata Haikal tiba-tiba.

"Apa semua ini?

Tanya Sultanah heran.

"Kita akhiri dulu sumuanya, aku belum ingin menikah, "

Lanjut Haikal lagi.

 "Apa? Jangan bercanda, ini serius"

Kata Sultanah lagi

"Ia aku serius, jadi terima aja lamaran orang lain, aku dengar banyak lelaki yang kamu tolak jadi terimalah orang-orang itu, "

 

"apa? Jika kamu belum siap untuk menikah aku akan menunggu, tidak apa-apa. jangan begini, "

Kata Sultanah tidak terima.

"Jangan menungguku. Maari kita serahkan pada tuhan. Jika berjodoh kita pasti akan bertemu. Namun begitupun tidak usah menungguku, terimalah lamaran orang lain,aku akan melakukan hal yang sama,"

 "Haikal! mana bisa seperti ini,apa alasannya ini?

"Harusnya kamu mengerti alasanku ketika ku katakan terimalah lamaran orang lain. begitulah bahasaku mengatakan kita sudah berakhir, dan aku agak sibuk! Assalamualaikum,"

Haikal langsung mematikan teleponnya, dan nomornya langsung tidak aktif.

 

Sultanah merasa hancur. Cincin yang melingkar di jarinya seolah seperti api yang membakar jiwanya, gaun pengantin di kamarnya terasa seolah membakarnya hidup-hidup.

Banyak hal yang ingin di tanyakannya pada Haikal, jika belum siap menikah kenapa memberiku harapan dan datang melamar ke rumah? Sebenarnya apa alasan yang sesungguhnya? Apa salahku? Tidak bisakah bicara baik-baik dan menemuiku seperti saat kau datang padaku untuk meminang?

Begitulah kira-kira pertanyaan yang ingin di ketahuinya jawabannya. Namun, jangankan bertanya bahkan berbicara pun ia tidak di beri ijin.

Ia benar-benar galau setengah gila, ia benci sumuanya, ia marah pada Haikal, lelaki itu menggores luka di hatinya, menghancurkan harapannya dan mematahkan hatinya, menyakiti dan menghianati,dan mengingkari janjinya, pergi tanpa pamit, tanpa minta maaf. benar-benar kejam dan sadis.

 Ketika itu ia benar-benar hancur,. Ia ingin lari namun entah mau lari kemana. Ia malu pada dirinya, ia merasa dirinya dan hidupnya menyedihkan.

 

Hari-hari di habiskannya hanya untuk menangis, menangis dan menangis, waktu seperti berjalan sangat lambat. Hingga seolah tidak sanggup lagi untuk hidup. Fikirannya sudah mulai menyimpang dan kacau, hampir saja ia bunuh diri, sudah di persiapkannya ancang-ancang untuk melakukannya saat ia sudah mulai putus asa.

Ia pergi ke sebuah mesjid dengan sebotol racun di tangannya, terlebih dulu ia solat mohon ampun sebelum meminum racun yang sudah di persiapkannya.

 Setelah ia sholat dua rokaat, perlahan di bukanya butul racun itu, lalu di tenggaknya sampai habis.

 

Namun tuhan mengirimkan seseorang untuk menyelamatkannya, orang itulah yang membawanya ke sebuah ma'had tempat menghafal al-qur'an, di sanalah ia menata hatinya dengan bimbingan ustazd-ustazdah yang luar biasa, di sana pulalah ia mendapat hidayah besar, akhirnya ia menghafal al-qur'an sampai tiga puluh juz. Selain menghafal al-qur'an, di lingkungan ma'had juga wajib berbahasa arab dan inggris. Di sanalah ia belajar bahasa arab dan bahasa inggris, juga mendalami al-qur'an dengan mentafsirkannya.

Di sana juga ia bertemu guru-guru yang luar biasa dan teman-teman yang mengagumkan, yang membawanya pada kehidupan islam yang kaffah.

"Allah.... berat sekali memaafkan orang yang bahkan tidak meminta maaf. Astaghfirullah! ampunilah hamba yang lemah ini, "

Gumam Sultanah ketika tersadar dari lamunannya tentang kenangan dua tahun lalu.

"Ah kini aku berada di kabupaten Dairi, sedang mengikuti MTQ tingkat provinsi, hmm... kini aku sudah tumbuh dan berkembang dan sudah baik-baik saja,"

Gumamnya sambil menyunggingkan senyum meski hatinya sedikit menangis. Namun ada rasa syukur dalam hatinya, bahwa luka dan patah hatinya mengantarkannya pada sesuatu yang lebih besar dan jauh lebih baik.

Di sunggingkannya lagi sesungging senyum, ia teringat kata-kata dari guru pembimbing tahfizdnya

"Tidak semua orang di dunia ini bisa menghafal al-qur'an, jika kamu bersama al-qur'an maka kebaiakn-kebaikan akan menghampirimu"

"Al hamdulillah! Terima kasih ya allah! Sudah memisahkan ku dengan Haikal, dan terima kasih sudah membuat hatiku patah namun kau tuntun aku ke jalan syurga, "

Bisiknya lagi dalam hatinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!