NovelToon NovelToon

Dia.. Jodohku

Bab 1

"Pokoknya Ocha gak mau ketemu, gak mau titik! Jangan paksa Ocha lagi mah, pliiss" ucap Ocha memelas pada mamanya. Lalu pergi berlari meninggalkan mamanya di ruang tamu.

Braakkk..!!! Ocha membanting pintu kamarnya dengan kencang. Membanting tubuhnya ke atas ranjangnya yang empuk dan memeluk boneka doraemon kesayangannya. Ia menatap langit-langit kamarnya yang bernuansa biru laut, warna kesukaannya.

"Nanti malam jam 7 calonmu akan datang kerumah, jadi kamu nanti dandan yang cantik yah sayang" ucap mama Reni lembut, (mamanya ocha) sambil membelai beberapa rambut ocha yang terjulur menutupi sebagian dahi anak semata wayangnya.

Kilasan kata-kata mamanya kembali terpantulkan di langit-langit kamarnya seolah seperti sebuah proyektor yang menampilkan adegan sebuah film, sore tadi saat Ocha baru saja pulang dari kuliahnya.

Ocha melirik jam dinding berbentuk Doraemon di kamarnya, saat ini jarum jam menunjukkan pukul 5 sore, artinya 2 jam lagi laki-laki itu akan datang kerumahnya. Huuuftt... Ocha menghembuskan nafas berat, tanda betapa ia sangat ingin menghindari perjodohan ini. Tapi mamanya tidak pernah menyerah untuk mengenalkan anak dari teman kerja papanya. Sudah dari 2 bulan yang lalu mamanya membicarakan tentang perjodohannya dengan anak teman papanya itu. Awalnya Ocha hanya menganggap angin lalu saja omongan mamanya, tapi ternyata mamanya benar-benar pantang menyerah, mamanya terus menerus mendesak Ocha untuk mau bertemu dengan laki-laki pilihannya.

Ocha bangun dari rebahan tidurnya hendak melangkah ke kamar mandi untuk mandi, membersihkan diri dari peluh dan penatnya aktivitas hariannya. Sesaat matanya melotot melihat gaun yang digantung di depan gagang lemari bajunya.

"Ya ampun.. segitu niatnya sih mama mau ngenalin aku ke laki-laki itu" Ocha berdiri berkacak pinggang melihat gaun yang panjangnya selutut berwarna pink bermotif bunga dengan pita dibagian pinggangnya. Sungguh berlawanan sekali dengan kepribadian tomboynya selama ini.

"Aaaarrghhh..!! Bikes (bikin kesel) aja deh!!! Teriak Ocha frustasi sambil menendang pintu kamar mandinya yang berwarna biru.

Setelah hampir 30 menit berada dalam kamar mandi, Ocha keluar dari kamar mandi dengan mengenakan handuk kimono doraemonnya. Rambutnya yang masih basah ia lilitkan dengan handuk kecil berwarna biru.

"Astaga.. mama! Ngagetin aja deh udah nongol aja di depan pintu kamar mandi kaya kunti" sungut Ocha sambil mengelus dada saking kagetnya melihat mamanya sudah berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Eh nih anak ga sopan banget ya malah ngatain mamanya kunti!! Ayo buruan..! Lama banget sih di kamar mandi, sengaja yah dilama-lamain!" Omel mama Rina pada Ocha sambil jewer telinga Ocha.

"Aw.. Aw.. Sakit mah, ampun ndoro..ampun.." Ocha mengusap-usap telinganya yang memerah akibat dijewer mamanya.

"Apa sih mah marah-marah ga jelas gitu, lagian kan masih lama ini datengnya kenapa mama yang buru-buru banget sih, santaaayyy maahh kaya dipantaayy, syelooowww" ucap Ocha cengengesan pada mamanya yang masih saja ngomel-ngomel akibat ulah Ocha yang ga serius nanggepin kekesalannya.

"Ya udah cepet pake nih gaunnya, gak pake lama..!!" Ancam mama Reni pada Ocha sambil menyodorkan gaun pink tadi lalu ngeloyor pergi keluar kamar Ocha.

Hemmmhh... Lagi-lagi Ocha mendengus kesal liat gaun pink itu. Dengan berat hati iapun mengenakan gaun pink itu, menalikan pitanya kemudian duduk di depan kaca riasnya. Sesaat ia kebingungan bagaimana caranya dandan, pasalnya selama ini ia tak pernah sekalipun berdandan cantik. Mungkin hanya sebatas bedak tipis dan lip gloss yang biasa ia pakai sehari-hari, dan bahkan terkadang ia lupa pakai bedak saking buru-buru kalau sudah telat berangkat ke kampus. Akhirnya ia hanya bisa duduk termangu, telapak tangan kirinya menopang dagu dan tangan kanannya memainkan ponselnya. Mengecek berkali-kali icon wattsapp, berharap ada pesan masuk dari pacarnya. Dan tanpa ia sadari kegiatan remeh itu menghabiskan waktunya berdandan.

Bab 2

>Ocha<<

"Kenapa hari ini kok aku sial mulu yaa hemmhhh.. " ucapku dalam hati.

"Mulai dari bangun kesiangan, ada mata kuliah pagi, terlambat masuk kelas dosen killer, dicuekin pacar, eh ditambah permintaan mama yang menggelikan, yang bikin aku pengen ngerobek gaun jelek ini. Aaarrgghh makin kesel kan jadinya, kesel..! Kesel..! Keseeee...l!!!" Aku mengoceh sendiri di depan kaca riasku. Berusaha meluapkan rasa kesalku pada hari sabtu sialan ini.

Berkali-kali aku mengirim pesan melalui fitur wattsapp pada pacarku tapi tak ada balasan sama sekali. Hanya tanda centang satu yang tertera di layar pesanku. Entah kenapa aku merasa akhir-akhir ini Doni (pacarku) mengabaikan pesanku. Kalaupun pesanku dibalas hanya pesan yang amat singkat saja, tak pernah tanya balik. Seperti jalur jalan satu arah yang tak bisa berbalik.

Pesan tak dibalas, boro-boro dibalas, aktifpun gak. Telpon? Apalagi deh, yang ada aku diceramahin terus ama operator "Nomor yang anda tuju sedang sibuk. Sibuk? Sibuk apaan sih, lama-lama tuh operator jadi berbusa juga ngomong berkali-kali sibuk. Entar malah yang ada si operator bilang "anda keras kepala sekali, silakan banting saja hape anda" aaaaaghh menjengkelkan!

Aku bersungut-sungut kesal.

Ditengah ocehanku yang tiada hentinya merutuki kesialanku hari ini, mama datang mengagetkanku. Persis seperti jelangkung "datang tak diundang pulang tak diantar".

"Astaga ini anak satu, bener-bener ya nguji kesabaran mama! Ditungguin daritadi malah asyik-asyikan bengong depan kaca, kesambet setan apa sih nih anak!" Mama ngomel-ngomel gak karuan dan langsung mendekatiku. Aku hanya diam saja menerima perlakuannya yang kemudian menyisir rambut ikalku yang panjang berwarna hitam legam. Aku pasrah aja, ketika mama mengeksekusi mukaku yang polos ini dengan berbagai polesan make up. Sampai aku sendiri terpesona menatap pantulan wajahku di depan cermin itu, meskipun riasan yang mama pakaikan ke mukaku riasan sederhana dan tidak terlalu menor.

"Nah kan anak mama jadi keliatan cantik dan anggun banget sekarang. Makanya ubah dong penampilanmu jangan pakai kaos, kemeja, jeans terus, kan cantik nih kalo pakai gaun begini". Ucap mama sambil menyentuh daguku. Aku tersipu, tapi segera ku sembunyikan rona malu di wajahku secepat kilat supaya mama tidak merasa menang atas perkataannya.

"Aku kan emang udah cantik dari sononya ma. Jadi diapain aja tetep cantik." Selorohku pada mama yang langsung ditimpali mama dengan sebuah cubitan kecil di pipiku.

"Siapa dulu dong mamanya. Udah ah ayo cepet ke bawah, udah jam berapa ini. Astaga..! Udah jam 7 tuh, kamu sih kebanyakan ngelamun."

Terdengar sayup-sayup suara orang berbincang di ruang tamu. Sepertinya papa sedang menyambut tamu yang datang.

"Tuh kan tamunya udah datang, mama ke depan dulu nemenin papa, kamu siap-siap ya, tuh bibir jangan manyun aja. Senyum..!" ucap mama sambil menggerakkan bibirku agar tersenyum dengan jarinya lantas berlalu pergi keluar kamarku.

.

.

.

Dan disinilah aku duduk di samping mama tertunduk malu tanpa suara. Aku hanya menjadi pendengar setia percakapan orang tuaku dengan calon mertua. Eh calon mertua? Belum tentu juga mereka jadi calon mertuaku. Aku masih berharap perjodohan ini batal.

"Oia jeng, kayanya daritadi saya ga liat anaknya jeng, kemana ya" tanya mama penasaran. Betul juga sih, aku baru sadar daritadi percakapan di dominasi oleh para orang tua, tanpa ada pergerakan suara dari si calon.

"Oh ya maaf ya jeng, anak saya agak terlambat datangnya, lagi ada keperluan dengan temannya sebentar, katanya nanti menyusul kesini, paling bentar lagi juga anak saya datang." ucap ibu-ibu depan mama itu.

Batinku "teman apa teman, jangan-jangan ngapel dulu tuh ke rumah pacarnya sebelum kesini. Huh.. Laki-laki buaya..!"

Selang beberapa menit terdengar suara motor berhenti di depan rumah.

"Nah tuh kayanya anak saya udah datang" ucap ibu-ibu depan mama yang bernama ibu Arni, setelah tau namanya sesaat sebelumnya mengenalkan diri padaku tadi.

Entah kenapa aku jadi grogi, degup jantungku berkejaran ga karuan, memompa adrenalinku naik sehingga menghasilkan keringat kecil-kecil yang hadir ditelapak tanganku.

"Assalamualaikum.. " terdengar suara barito dari depan pintu ruang tamu.

"Wa'alaikum salam" serentak jawaban kami yang ada di ruang tamu.

Bab 3

>>author<<

Ocha mengaduk-aduk isi piringnya, seolah tidak berselera lagi dengan menu makan malamnya. Mama Reni menyuguhkan makan malam untuk menyambut tamu dari calon besan dengan berbagai menu yang menggiurkan selera, tapi entah mengapa menu yang disuguhkan mama Reni malam ini sama sekali tidak menggiurkan bagi Ocha. Padahal jelas-jelas mama Reni memasak makanan kesukaan putri tersayangnya, udang asam manis.

"Sayang kenapa makanannya dianggurin gitu? Itu kan makanan kesukaanmu sayang" suara mama memecah lamunan Ocha dan membuat seluruh orang yang hadir di meja makan sontak melihat pada piring Ocha.

"E.. Enggak kok mah.. Ini juga Ocha lagi makan" ucap Ocha sambil menyunggingkan senyumnya yang manis, terlihat ada ceruk lesung pipit pada pipi putihnya.

"Manis..!" ucap Abi dalam hati sesaat melirik sekilas ke arah bibir tipis milik Ocha, tapi kemudian melanjutkan kegiatan makanannya tanpa menghiraukan lagi obrolan para orang tua mereka.

Entah mengapa menurut Ocha makan malam, malam ini terasa sangat lama dan membosankan. Ia ingin segera menyudahi kegiatan makan malamnya ini dengan secepat kilat dan kembali ke kamarnya untuk merebahkan badannya yang sudah pegal duduk berlama-lama di kursi makan.

Tapi bukannya keinginan Ocha untuk kembali ke kamar terwujud, mama Reni malah mengajukan tawaran pada Abi si calon menantu untuk mengajak ngobrol Ocha di teras rumahnya. Sontak mata Ocha melotot ke arah mamanya, seolah memohon untuk membatalkan ide gila mamanya itu. Mama Reni bukannya tidak mengerti arti tatapan anaknya, ia malah dengan sengaja mengabaikan tatapan kesal anaknya. Mama Reni malah bangkit dan langsung menarik tangan Ocha untuk segera bangkit dari tempat duduknya dan menyuruhnya pergi ke depan dengan si calon mantu.

.

.

.

Ocha duduk berdampingan dengan Abi, hanya pembatas meja taman kecil yang memisahkan jarak antara Ocha dan Abi.

Malam belum terlalu larut, terlihat dari beberapa kendaraan yang sesekali melintas di depan gerbang rumah Ocha.

Rumah Ocha berada di komplek di tengah kota. Meskipun komplek di tengah perkotaan, komplek rumahnya memiliki jam malam yang harus dipatuhi oleh warga kompleknya. Setelah pukul 11 malam, maka gerbang komplek akan ditutup oleh security. Hal itu bermaksud meminimalisir adanya tindak kriminal di kompleknya. Karena kompleknya hanya memiliki satu gerbang utama (one gate system) maka otomatis kendaraan ataupun orang hanya melintas dari satu gerbang masuk saja.

Kalaupun ada warganya yang datang ke komplek melewati jam malam mungkin dikarenakan pulang dari dinas malam atau dinas luar kota, maka security akan menahan KTP orang yg melintas tersebut hingga besok pagi dikembalikan saat orang tersebut pergi keluar kompleknya. Sungguh penjagaan yang sangat ketat. Tapi Ocha bersyukur sudah selama 21 tahun ia tinggal di komplek itu belum ada tindak kriminal yang terjadi.

*H*iiiyyy.. jangan sampe deh. Ocha bergidik ngeri.

"Kamu kedinginan?" ucap Abi sesaat tadi melihat ekspresi Ocha bergidik seolah Ocha sedang kedinginan.

"Hah apa?" Ocha mengerutkan dahi tanda tak mengerti ucapan Abi.

Tapi sebelum Ocha bertanya maksud pertanyaan Abi tadi, Abi beranjak dari duduknya dan memberikan jaket motornya pada Ocha.

"Nih pakai..supaya kamu ga kedinginan" ucapnya sambil menyerahkan jaket kulit berwarna coklat pada Ocha.

Ocha menerima jaket itu dengan perasaan kikuk dan bingung. Meski akhirnya "terima kasih" ucapan terima kasih keluar dari bibir Ocha.

Sebenarnya Abi sudah tahu semua tentang keseharian Ocha. Tapi Abi berusaha berbasa-basi supaya situasi saat ini tidak terlalu canggung.

"Ocha kuliah jurusan apa?" tanya Abi basa-basi yang sebenarnya Abi sudah tahu kalau Ocha kuliah jurusan pendidikan matematika. Dan bahkan Abi pun tahu nama universitas Ocha.

"Ocha kuliah jurusan pendidikan matematika pak" ucap Ocha, nadanya merendah ketika mengucapkan kata "pak" dia ragu mau panggil laki-laki itu dengan sebutan apa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!