Bagaimana perasaan kalian jika terlahir dari keluarga kaya terpandang dengan wajah tampan dan tubuh indah seperti seorang model. Apa yang kalian pakai dan makan semua kualitas nomor satu, pasti kalian pikir hidup seperti itu akan sangat sempurna. Seperti ketiga pria tampan ini mereka seperti pangeran dari negri dongeng yang dapat membius setiap wanita dengan hanya sebuah senyuman yang terukir di wajahnya .
Yang pertama Raden Chandra Wijaya siswa SMA dengan tinggi menjulang di atas rata-rata wajah tampan dengan hidung mancung bibir mungil dan mata yang indah. Dia terlahir dari keluarga Raden berdarah ningrat jika kita mencari tau silsilah keluarganya dia masih keturunan raja-raja jaman dahulu yang kini mempunyai perkebunan kopi, karet, dan tambang batubara yang tersebar di seluruh negri. Dia sangat terkenal dengan ketampanan nya tapi sangat dingin dengan senyum sinisnya yang cantik .
Yang kedua Kaisar Imanuel dia anak seorang Walikota kaya raya siswa SMA dengan wajah yang seksi dan maskulin. Dia terkenal sangat playboy banyak sekali wanita yang masuk kedalam perangkap cintanya siapa juga yang akan menolak pesona pria tampan dan kaya sepertinya dan juga dia sangat ramah murah senyum pada setiap gadis.
Yang terakhir adalah Sean Pernandes anak seorang aktris terkenal yang sukses. Ayahnya seorang warga negara asing yang mempunyai banyak hotel berbintang yang tersebar di beberapa negara. Wajah belasteran dengan hidung mancung dan mata sayup, warna rambutnya kecoklatan dia banyak di gilai gadis di sekolahnya, tapi dia sangat pemalu dan pendiam dia jarang menggubris mereka yang mendekatinya .
Ketiga pria tadi adalah bintang di SMA ini, mereka bertiga berteman sejak kecil keluarga mereka terikat bisnis sedari dulu dan sering mengadakan pertemuan yang membawa anggota keluarga, mengharuskan mereka bertemu dan akhirnya berteman hingga sekarang. Ketika mereka bertiga berjalan beriringan di koridor kelas semua mata memandang dengan kagum baik siswi maupun siswa, mereka kagum melihat ketampanan ketiga pria itu. Bahkan semua orang menyebut mereka bukan manusia.
"Chan loe lihat cewe baru gue cantik kan dia model dong chuyyy !"
Chandra melihat dengan malas layar ponsel Kai, nama panggilan Kaisar.
"B ajah tuh "
Kai sebal dengan jawaban Chandra dia beralih ke sebelah kirinya.
"Sean gimana menurut loe cewek baru gue ?"
Tak beda dengan Chandra Sean juga melihat sekilas dengan malas.
"Cantik "
Di jawab asal agar Kai tak bertanya lagi.
"Bener kan, dia model baru, gue ketemu semalem di bar kalian sih gak ikut gak asik "
Mereka masuk kelas dan duduk bersebelahan di pojok, tempat asik untuk murid yang datang hanya untuk tidur dan main games, bukannya bodoh mereka hanya malas nilai mereka cukup bagus meskipun pas-pasan, karna hanya di sekolah mereka bisa bebas seperti itu sesampainya di rumah mereka harus menjadi anak patuh yang menurut pada orang tua.
"Hahhhhhhhhhh "
Chandra mendengus kesal, kemudian melihat ke arah Kai dan Sean bergantian.
"Apa ? "
Sean bertanya heran, tapi dia tau pasti masalah keluarga kehidupan mereka bertiga tak jauh beda. Nasib mereka terlahir dari keluarga terpandang yang sangat menjaga nama baiknya keluarga, membuat mereka tak bisa melakukan apapun yang mereka sukai mereka hanya melakukan sesuatu yang orang tua perintah. Kecuali Kai yang badung tak tertolong dia sering membawa Chandra dan Sean ke club dan bolos sekolah atau berkelahi dengan lelaki yang Kai rebut pacarnya.
"Gue mau tunangan "
"Hahhhhhhh !!"
Kai,Sean terkejut dengan ekspresi yang sama.
"Gak bisa santai tuh muka kalian "
" wait wait come on masa tunangan, loe gak lagi bercanda kan ?"
Sean masih tak percaya teman nya yang dingin dan galak pada semua cewe tiba-tiba bicara mau tunangan.
"Kaya gak tau keluarga gue aja kalian "
"Wahhh hebat, siapa cewe nya cantik sekolah di mana siapa namanya "
Chandra hanya mengangkat kedua bahunya untuk menjawab pertanyaan Kai dia juga belum tau siapa gadis yang akan di jodohkan dengan nya. Ini sebuah tradisi turun temurun di keluarganya menikah dengan cara di jodohkan termasuk kedua orangtuanya memang ini sudah bukan jaman nya lagi, tapi begitulah adanya Chandra harus menerima suka atau tidak, kedua sahabatnya hanya menepuk-nepuk bahu Chandra agar tabah menghadapi cobaan terbesar hidupnya ini.
Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi ketiga pria tampan itu langsung menenteng tas dan keluar kelas, mereka pasti sudah di tunggui supir yang menjemput baik berangkat ataupun pulang sekolah.
"Tumben loe di jemput Kai, pasti bapak loe lagi ada di rumah ya kan haha "
Ledek Chandra.
"Sialan loe tau aja kaya ibu-ibu tetangga gue"
Kai yang pertama meninggalkan sekolah supirnya sudah menunggu dari sebelum sekolah bubar.
"Sean mana jemputan loe, gue duluan "
"Gak tau mana ya mang ucup kok telat, yang sabar ya bro gue doain dapet cewenya yang tabah ngadepin loe "
"Kurang ajar !"
Kedua teman nya sudah pulang Sean celingukan di depan gerbang sekolah supir yang biasa menjemputnya belum juga terlihat, banyak murid lain yang memperhatikan nya bahkan ada beberapa siswi yang mendatanginya dan meminta tanda tangan nya.
"Berasa artis aja nih gue, padahal mamih gue yang artis "
Gerutu Sean, karna sudah kesal menunggu Sean akhirnya menelepon supirnya itu.
"Mang Ucup di mana sean udah nunggu lama nih ?"
"Maaf den ban mobil nya kempes ban nya harus dibtambal dulu ,den sean mau nunggu "
Terdengar suara cempreng kas mang Ucup di sebrang sambungan.
Sean mendengus kesal dia tak mau menunggu di depan sekolah dengan jadi perhatian para siswi bahkan beberapa dari merka dengan sengaja memotret membuatnya kesal, dia kemudian berjalan ke sebuah cafe di sebrang jalan lebih baik menunggu di tempat tertutup pikirnya.
"Tringggg !!"
Bunyi lonceng di atas pintu begitu dia masuk, cafe itu cukup sepi sepertinya baru di buka, Sean tak pernah melihat cafe ini sebelumnya. Dia menuju kasir memesan minuman kesukaan nya bubble tea rasa cokelat kemudian duduk di meja pojok. Tak jauh dari tempatnya duduk ada seorang gadis sepertinya pekerja paruh waktu yang sedang mengelap kaca dia terlihat seperti seorang siswi SMA .Sean menikmati minuman nya sambil memainkan ponselnya tiba-tiba hal tak terduga terjadi gadis yang di lihatnya tadi jatuh ketika membersihkan kaca bagian atas. Dia jatuh dari kursi yang menjadi pijakan nya, Sean dengan cekatan langsung menolong gadis itu.
"Elo gak apa-apa ?"
Sean terkejut melihat gadis itu wajahnya cantik sekali, kulit nya sangat putih bersih, bibir mungilnya merah, dan hidung mancung nya membuat Sean membeku beberapa saat kemudian jantungnya berdegup kencang. Ini pertamakalinya Sean merasakan hal yang aneh di hatinya, gadis itu langsung berdiri, Sean melihat sikutnya berdarah, tapi gadis itu langsung pergi setelah membungkuk padanya beberapa kali.
"Reinbi "
Itu nama yang tertulis di bajunya.
"Nama yang indah, seperti orangnya "
Bisik Sean wajahnya memerah dia tersipu sendiri.
** **
Sesampainya di rumah Chandra di sambut dengan kesibukan para pekerja di rumahnya mereka sedang menghias rumah untuk acara nanti malam. Di bagian dapur juga sama mereka sedang memasak, entah berapa banyak hidangan yang sedang di siapkan, Chandra malas melihatnya dia langsung naik ke lantai atas menuju kamarnya. Di lemparkannya tas kesembarang tempat kemudian dia merebahkan badanya di atas kasur besar di kamarnya itu memejamkan kedua matanya, dia tak siap dengan ini.
"Chan sayang "
Ibunya masuk ke kamar Chandra.
"Ayo makan nak kamu harus siap-siap baju dan segala perlengkapan sudah ibu siapkan di ruang pakaian mu "
Chandra bangun kemudian duduk memandangi ibunya itu.
"Apa harus ya bu Chan kan masih sekolah ?"
Ibunya langsung menghampirinya, duduk di samping chandra kemudian membelai rambut anak kesayangan nya itu, Chandra anak lelaki satu-satunya di keluarga ini kedua adiknya perempuan dan masih duduk di sekolah dasar dan SMP.
"Chan ini kan sudah di bicarakan satu bulan yang lalu, cuma tunangan kok kalian bisa saling mengenal terlebih dahulu "
Tak ada gunanya bicara bahkan Ibunya tak bisa mendengarnya, Chandra hanya bisa pasrah dan menurut kalau tidak semua pasilitas mewah akan di ambil Ayahnya.
Soya Citra Larasati, gadis cantik dengan senyum yang sangat manis. Dia terlahir dari keluarga kaya terpandang siswi SMA kelas 11 yang cukup berprestasi, dia sangat ceria dan murah senyum meskipun terlahir dari keluarga berada tak menjadikannya sombong. Soya terkenal sangat baik dan suka menolong, tapi karna terlalu baik dan polos banyak orang yang memanfaatkannya. Seperti yang terjadi di suatu sore saat jam pulang sekolah teman-temannya memaksa mengajaknya pergi ke club tentu saja alasan mereka mengajak Soya karna dia yang akan membayar semua yang mereka inginkan.
"Maaf teman-teman aku gak bisa kalo Mamih tau bisa kena marah "
"Jadi elo gak mau, katanya kita temenan "
Soya tetap menolank meski di bujuk dengan kata-kata manis apapun. Membuat teman-teman nya yang entah pantas di panggil teman itu marah dan menyeret Soya ke belakang sekolah. Mereka merampas tas Soya menggeledahnya dan mengambil dompetnya.
"Teman-teman jangan, kenapa kalian seperti ini "
"Heh Soya gadis bodoh, yang kita butuhkan cuma ini dari loe"
Mereka mengambil dompet Soya dan mendorongnya ke sisi tembok belakang sekolah.
"Kita kan berteman kenapa kalian seperti ini "
"Teman katamu, dasar gadis sombong jangan pikir karna kau punya segalanya bisa membeli kita dengan uang mu, mana kita mau berteman sama gadis manja seperti mu "
"Kalian jahat "
Salah satu dari mereka mencengkram kerah baju Soya hendak meninju nya, kalau saja tak datang seseorang yang menolongnya, mungkin dia sudah babak belur olah mereka.
Chandra Kai dan Sean yang saat itu sedang asik meroko di belakng sekolah mendengar ada keributan. Niat mereka ingin melepas penat saat jam pelajaran terakhir, mereka sengaja bolos dan sembunyi di sana tapi malah terusik dengan suara keributan. Chandra yang kesal hendak mengusir sumber keributan itu tapi dia di kejutkan dengan aksi bulying yang di lihatnya.
"Apa yang kalian lakukan di sini ?"
Para gadis pembuly itu kaget melihat Chandra salah satu dari tiga siswa tampan yang populer di sekolah, memergoki mereka sedang membuly seseorang.
"Kak Chandra kami ..."
"PERGI KALIAN "
Dengan sekali bentakan para gadis itu pergi. Wajah Chandra yang dingin dengan mata melotot membuat mereka merinding, tapi sebelum mereka pergi.
"Kembalikan dulu dompet nya ,kalian pencuri ya ?"
Salah satu dari gadis itu kemudian melemparkan dompet Soya ke arahnya .Sean dan Kai yang menunggu Chandra tak kembali akhirnya menghampiri nya .
"Lama banget sih broo ada apa "
Gerutu Kai .
"Ada kecowa gembel tadi "
"Ayo kita pulang "
Ajak Sean.
Mereka bertiga kemudian pergi meninggalkan Soya yang celingukan di sana kemudian dengan langkah seribu dia berlari. Seolah jantung hampir saja melompat dari tempatnya dia bukan kaget dengan perlakuan gadis yang membulinya tapi dia kaget dengan Chandra. Soya tau tiga pria tampan di sekolah nya, tapi tak pernah bertatapan secara langsung dan baru kali ini dia melihatnya. Chandra sangat tampan dia dengan berani mengusir gadis-gadis itu tanpa menyentuh mereka, Soya sangat terkesan dan kagum dengan Chandra membuat hatinya seolah di gelitiki sesuatu rasanya aneh. Sebulan berlalu sejak saat itu soya selalu memperhatikan Chandra kaka kelasnya yang mulai dia sukai.
**
Malam hari pertunangan di kediaman keluarga Wijaya. Chandra dengan muka malas duduk di kursi panas menunggu kedatangan calon tunangan nya, dia tak tau siapa gadis yang akan di jodohkan dengannya beberapa minggu lalu ibunya memperlihatkan foto gadis itu pada Chandra dan dia melihatnya sekilas lalu melempar foto itu sembarang dia tak ingat dengan wajahnya, dan tak perduli.
"Chan loe tegang banget "
Kai yang baru datang langsung menghampiri Chandra yang sedang bengong sendirian dia datang bersama keluarganya.
"Elo kaya yang mau di sunat,tegang banget haha "
Tambah Sean yang juga baru datang.
"Berisik gue lagi mode macan jangan ganggu "
Mereka kasian melihat Chandra tapi tak bisa berbuat apa-apa, mungkin nasib mereka juga akan sama dengan nya tinggal menunggu waktu saja.
"Hahhhhhhhhhhhh "
Mereka menghela napas bersamaan kemudian saling pandang satu sama lain dan menutup mulut mereka menahan tawa agar tak menganggu orang lain.
Beberpa menit kemudian rombongan keluarga itu datang semua orang berdiri untuk menyambut kedatangan mereka termasuk ketiga pria tampan itu. Leher Kai dan Sean mendadak lebih panjang, kepala mereka mendongak ingin melihat gadis calon temannya yang baru keluar dari mobil.
"Chan lihat dia imut banget, hahhhh gue akhirnya lega secara pisik dia gak mengecewakan "
Chandra penasaran juga setelah Kai bicara seperti itu dengan gengsi dia melirik gadis itu.
"B ajah tuh "
Faktanya dia juga lega setelah tau calonnya, setidaknya dia tak seburuk yang di bayangkan.
Dan akhirnya acara di mulai Chandra duduk bersebelahan dengan gadis itu tatapan nya dingin dia hanya ingin acara ini cepat selesai dan dia bisa tidur. Berbanding terbalik dengan gadis di sampingnya yang terlihat sangat bahagia dia beberapa kali mencuri pandang melihat kearah Chandra, tapi dia sedikit kecewa Chandra tak meliriknya sama sekali bahkan tak ada satu patah kata terucap dari mulutnya sejak mereka duduk bersebelahan.
"Mari kita mulai ke acara inti. Ke dua calon pasangan kita Raden Chandra Wijaya dan Soya Larasati di persilahkan berdiri dan menuju tempat yang sudah di tentukan. Ayo den Chandra gandeng calonnya "
Chandra berdiri di ikuti Soya di lihatnya Soya yang berdiri di sampingnya dan dengan terpaksa dia gandeng tangan Soya senyum palsunya mengembang setidaknya dia tak mau mempermalukan keluarganya. Soya terkejut dengan perlakuan Chandra dia menengadah melihat Chandra yang jauh lebih tinggi darinya dia tau Chandra hanya pura-pura bahagia tak sepertinya yang benar-benar bahagia. Tapi dia harus menerima kenyataan bahwa Chandra mungkin tak senang dengan perjodohan ini.
Acara pertukaran cincin itu berjalan lancar kedua keluarga tampak sangat bahagia sekarang saatnya acara makan-makan dan mengobrol santai, Kai dan Sean entah kemana Chandra mencarinya tapi mereka nihil dia tau pasti mereka kabur ke club.
"Hai kak sedang apa di sini ? "
Soya menghampiri Chandra yang sedang sendiri di taman belakang rumah.
"Gue mau ngeroko elo sebaiknya balik ke dalam rumah "
Jawab Chandra dingin dan ketus.
"Kaka gak suka perjodohan kita ?"
Dia tak menjawab pertanyaan itu, malah mengambil bungkus roko dari dalam saku jasnya mengambilnya satu batang dan memainkannya.
"Emang ada yang suka di jodohin ? "
"Aku suka "
Chandra langsung memandang gadis di depan nya jawabannya tak terduag.
"Aku suka perjodohan ini, karna kali-laki nya kaka"
soya yang tak sengaja pernah di tolong Chandra sangat senang begitu melihat foto calon tunangan yang di berikan ibunya. Dia langsung berjingkrak kegirangan dan mengiyakan nya keluarganya sangat bahagia melihat putri sematawayang nya begitu bahagia dengan perjodohan ini dan langsung mempercepat tanggalnya. Sebenarnya rencana pertunangan akan dilakukan setelah mereka selesai SMA. Tapi melihat putri kesayangannya sebahagia itu mereka memutuskan untuk mempercepatnya
Kai dan Sean sengaja meninggalkan acara itu tanpa sepengetahuan Chandra. Mereka ingin Chandra lebih akrab dengan tunangan nya, mereka tau Chandra adalah cowok kaku yang susah akrab dengan orang yang baru di kenalnya apalagi pada seorang gadis dia tak bisa bersikap manis. Sean memacu kendaraan nya dengan kecepatan normal kemudian menepi dan parkir di depan cafe yang ada di depan sekolah nya.
"Bukannya kita mau ke club kenapa berhenti di sini ?"
Keluh Kai yang kesal karena Sean malah masuk kafe.
"Gue mau minum bubble tea aja males ke club "
Kai aneh dengan tingkah teman nya itu biasanya dia tak pernah menolak jika di ajak ke club olehnya. Meskipun kesal kau tetap mengikuti Sean dari belakang dan memesan latte.
Sean tersenyum melihat gadis itu lagi dia berdiri di belakang mesin kasir melayani pesanan nya dan tersenyum padanya dengan sangat cantik membuat Sean salah tingkah takut ketahuan Kai. Setelah mendapatkan minuman dan makanan nya mereka duduk di pojokan. Kai semakin merasa aneh dengan tingkah Sean yang terus curi-curi pandang pada pelayan di kasir tadi, dia akui gadis kasir itu sangat cantik.
"Elo suka ya sama cewek itu ?"
"Apa !!, tidak"
Kai tersenyum sudah jelas Sean suka padanya hanya saja dia sangat pemalu jika menyangkut urusan wanita. Jelas sekali ada benih-benih cinta yang terlihat di mata Sean, dia jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis itu. Saat akan pulang Sean menyuruh Kai untuk duluan ke dalam mobil Kai mengerti dan memberi kesempatan temannya itu untuk PDKT kepada gadis incaran nya.
"Emmmmmm emmmmm"
Sean mendadak bodoh di hadapan gadis itu niatnya cuma ingin meminta nomor ponselnya tapi suaranya mendadak hilang dia gugup. Gadis itu tampak bingung melihat tingkah konyol pria tampan di depan nya.
"Bisa minta nomor ponselmu tidak, aku bukan orang aneh aku sekolah di depan sana ?"
Gadis itu tak menjawab, dia hanya tersenyum menuliskan sesuatu dalam secarik kertas kemudian memberikannya pada Sean. Sean menerima secarik kertas berisi nomor ponsel gadis itu kemudian tersenyum, tapi dia merasa aneh di sana juga tertulis jangan menelpon aku.
"Kenapa aku tak boleh menelpon mu, kau sudah punya pacar, aku tak masalah dengan itu? "
Gadis itu menggeleng lemah kemudian menulis lagi dalam sebuah buku catatan yang di kalungkan di lehernya. Saat membacanya ekspresi Sean tampak terkejut.
Sean keluar dari kafe itu dengan lesu. Kai langsung menghampirinya, melihat ekspresi Sean begitu Kau yakin Sean sudah di tolak.
"Kenapa, di tolak cewek itu ?"
Sean menggeleng lemah bibirnya cemberut Kai tau ekspresi itu sean gunakan ketika dia sedih.
"Terus ?"
"Hahhhhhhhhh gimana nih ternyata dia tak bisa bicara, kasihan sekali padahal dia sangat cantik"
"Apa ?"
Kai pun ikut menyayangkan keadaan gadis itu. Padahal dia sudah senang akhirnya Sean suka seseorang.
**
Suara tuts piano membentuk sebuah alunan musik indah yang menggema di ruangan, tangan-tangan mungil yang indah itu dengan gemulai memainkan nadanya membuat kombinasi indah yang menyejukan hati. Dengan senyum yang menawan Renbie mengakhiri permainannya, satu ruangan yang terdapat belasan murid juga satu orang guru itu penuh dengan suara tepuk tangan permainan pianonya seperti biasa selalu memukau. Gadis cantik dengan kulit seputih susu itu sangat berbakat dia duduk di kelas 11 sekolah menengah seni. Hanya saja tak ada yang sempurna di dalam kehidupan ini dia bisu. lima tahun lalu ketika keluarganya melakukan perjalanan untuk liburan mobil yang di kendarainya mengalami kecelakaan, menyebabkan dia cedera parah dan harus kehilangan suaranya. Bukan hanya itu kedua orangtuanya meninggal dunia yang hidup hanyalah dia dan kaka laki-lakinya. Sepeninggal kedua orang tuanya kini kakanya mengelola sebuah cafe dan Renbie selalu membantunya ketika tak ada kelas. Saat itulah dia bertemu Sean pria tampan yang sore itu berdiri di depan gerbang sekolah.
"AKU TAK BISA BICARA"
Dia menulis itu dalam buku catatan yang kemudian di lihat Sean. Ekspresi Sean langsung berubah terkejut dia sudah biasa melihat orang menatapnya dengan ekspresi itu, tapi kemudian Sean seakan menahan tangisnya air mukanya berubah sedih.
"Tidak apa-apa, aku akan menghubungi mu kalo video call boleh kan ?"
Renbie mengangguk kemudian Sean pergi. Baru pertama kali dia mlihat ekspresi itu saat orang tau keadaan nya. Biasanya mereka akan terkejut kemudian mengasihaninya, tapi Sean dia seolah peduli dan masih mau menghubunginya Renbie tersenyum, dia berharap Sean adalah pria baik.
**
Pagi datang dengan cepat sinar mentari sudah mulai muncul cuaca cerah sepertinya akan datang hari itu. Chandra yang baru tidur pukul 03;00 masih terbuai dalam mimpi, hari itu dengan semangat empat lima Soya datang ke rumah Chandra dia di sambut hangat oleh ibu Chandra dan kedua adiknya, hari minggu ini dia berencana mengajak Chandra keluar.
"Apa kau suka dengan perjodohan ini karna aku ?"
Chandra tak percaya dengan apa yang di dengarnya dia mengulangi perkataan Soya.
"Iya aku suka kaka "
"Tapi gue enggak, meskipun kita tunangan gue gak akan ngekang, elo bebas kalo mau berhubungan dengan siapa pun selain gue "
Soya mengernyitkan alisnya kenapa Chandra bisa berpikir seperti itu.
"Aku suka kaka dan akan ku buat kaka menyukai ku "
Chandra terkekeh mendengar ucapan gadis manja di depannya.
"Iya coba aja gue doain semoga berhasil "
Pagi ini Soya dengan penuh keyainan mendatangi rumah Chandra rencananya harus sberhasil. Rencana membuat Chandra menyukainya, dia masih tidur dan ibunya meminta Soya membangunkannya. Soya dengan senang hati mengangguk kemudian menuju kamar Chandra. Di ketuknya pintu kamar itu berkali kali tapi tak ada respon.
"Percuma abang gak akan bangun dengan cara itu "
Elsa adik Chandra memberitahu Soya yang sudah beberpa kali mengetuk pintu kamar Chandra.
"Benarkah ? "
"Kaka masuk aja buka tirai jendela nya pasti bangun tuh kebo "
Soya mengikuti saran Elsa kemudian perlahan masuk ke kamar Chandra. Begitu membuka pintu dia bisa melihat kamar Chandra yang rapih dan bersih dengan warna dominan hitam, semua perabotan di tata rapih buku-buku pelajaran dan komik juga tersusun di meja belajar. Kemudian matanya tertuju pada sosok yang sedang tertidur lelap wajah polosnya sangat tampan dengan rambut berantakan. Dia di balut selimut tebal wajahnya sangat mengemaskan membuat Soya tak tega untuk membangunkan nya dan akhirnya hanya duduk di samping Chandra sambil memandanginya.
Chandra yang sedang terlelap tidur merasakan kehadiran seseorang di kamarnya. Dugaannya benar, begitu membuak mata betapa terkejutnya dia saat melihat Soya. Dengan refleks Chandra melompat dari kasurnya.
"loe ngapain di kamar gue ?"
Soya menahan tawanya melihat Chandra, dia memakai kaos oblong hitam dengan bokser Spongebob. Rambutnya acak-acakan dan kini sedang memelototinya. Soya tak takut sama sekali dia malah tertawa melihat Chandra.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!