NovelToon NovelToon

DIE Or LIFE

episode 1 pertemuan

Tahun ini, tahun yang sangat mengejutkan “haah” hanya itu yang keluar dari mulutku aku kehilangan pekerjaan karena insiden yang tak terduga, ya walau aku sendiri yang mengundurkan diri. Bulan ke bulan terkadang terasa cepat dan lambat karena membosankan, sampai pada hari itu.

hari yang sangat mengerikan kali ini bukan hanya untukku tapi bagi seluruh dunia, aku tidak mengerti ini disebut kepunahan atau suatu proses mendekati kiamat yang sangat mengerikan semua bermulai dari Negara bagian Trish , Negara yang memiliki penduduk terbanyak dan ini dimulai dari sebuah pasar kecil di daerah FOX Negara bagian Trish.

“kembali bersama saya meggy, dan kini berita utama kita yang sangat mengejutkan bahwa suatu virus telah tesebar di seluruh kota FOX Negara bagian Trish dan kabarnya kini telah berada di beberapa Negara..” pembawa acara itu berbicara di tv

pada awalnya aku hanya menganggap enteng berita itu karena memang aku kurang peduli dengan berita apa yang terjadi di luar sana karena hidupku sangat sulit saat ini , tapi ketidak pedulianku sangat sangat aku sesali.

sekarang aku hanya bisa berusaha untuk melindungi adikku “hey ayo bangun. Kita harus berpindah tempat” aku mencoba membangunkan adikku, yah sekarang inilah kondisiku bahkan tak pernah terbayangkan akan separah ini,

“kita mau kemana sekarang?”

“hm.. aku tidak tahu, dan kenapa juga kau menanyakan hal itu?” tanyaku balik

“tidak” adikku satu – satunya yang aku punya.

Setelah apa yang terjadi dengan orangtuaku dan adikku yang lainnya aku berharap mereka selamat dari wabah ini, akhirnya setelah berjalan cukup lama aku menemukan sebuah minimarket

”hey aku menemukan minimarket” berjalan agak cepat

“apa kau yakin?” Tanya adikku ragu

“kenapa?” kataku

“aku..-”

“jangan takut aku akan melindungimu oke” potongku.

“baiklah”

aku rasa minimarket disini lumayan lengkap tapi sayang ranselku tak cukup menampung beberapa lagi, selagi aku memilah milih makanan yang masih layak untuk di makan adikku tiba tiba menemukan sesuatu.

“kaka, aku menemukan ini” sembari memberikan senapan

“senapan dari mana ini ?” tanyaku

“ ah, ini aku dapat dari mayat itu” menunjuk ke arah mayat yang terkapar di lantai

adikku berusia 7 tahun memang dia orang yang penakut tapi seiring kondisi ini dia mulai memberanikan diri, tapi mayat dia berani mendekati mayat.

“hey kau tidak boleh sembarang mendekatinya, kau tahu kan?" cemasku

“ aku tahu aku sudah mengecek dan dia bukan kroon” jelasnya

“oke, tapi jangan mengambil apapun dan tetap di dekatku” peringatanku sering sekali tidak di dengar olehnya.

Kroon adalah manusia yang terkena virus CV-19 mereka yang terkena awalnya hanya mengalami flu biasa namun virus itu semakin kuat dan akhirnya sampai pada tahap mereka dapat merubah sel otak dan merusak sel otak, entah bagaimana tapi aku sendiri masih menganggap virus itu sungguh sangat menyebalkan.

“KAKAAA, LARIII” belum selesai urusanku dengan bahan makanan Arfa sudah teriak membuatku kaget setengah mati

“ apa lagi?” belum selesai aku bertanya, sudah kutemukan jawabannya adikku menemukan kroon

“sial kenapa harus bertemu makhluk itu” gerutuku

“LARIII” teriak arfa yang sudah lari lebih dulu

“ck, apa yang kau lakukan?” napasku tersengal karena berlari

“kakaa, belook kesini” belum sempat menjawab pertanyaanku Arfa sudah menarik ku kebelakang tembok gedung ini “hah..hah” napasku dan Arfa sangat tipis karena kroon sialan itu “wrk wrk..” suara kroon yang sangat kesal karena tidak dapat menemukan kami.

“hey” ada yang menepuk bahuku

“siapa ini “gumamku

aku segera mengacungkan senapan dan ternyata hanya seorang pria.

“ wei wei.. aku bukan kroon “ pria ini bicara dengan bahasa asing sambil mengangkat tangan

“siapa kau?” aku tidak menurunkan senjata ku walau dia manusia, tetap saja aku tidak bisa mempercayai siapapun dengan mudah, lagi pula aku tidak mengerti bahasanya.

“pakai ini, aku tidak mengerti bahasamu” memberikan sebuah alat semacam headset

“akan ku jelaskan di tempat yang lebih aman, sekarang kalian ikut aku” ajak pria itu

dengan selalu waspada walau dia manusia.

“kaka sudahlah kita ikut saja, lagian juga disini lebih berbahaya” melihat wajah adikku yang sangat kelelahan dan juga ketakutan akhirnya aku dan adikku memilih ikut dengan pria itu.

***

“Sebenarnya kau mau membawa kami kemana?” selidiku.

“hm.. semacam camp” jawab pria itu.

“camp-,” aneh setahuku semua kota sudah hancur tapi,

“camp apa maksudmu, semua kota suda hancur bukan?” lanjutku.

“memang, tapi bukan berarti tidak ada yang selamat kan “

jawab si pria

setelah cukup lama berjalan akhirnya kami sampai di camp itu.

“selamat datang, ini camp yang ku maksud” pria itu menuntun kami masuk.

wah ternyata masih ada tempat perlindungan, aku sedikit kecewa tapi sukurlah masih ada yang selamat.

“ayo aku tunjukan jalan ke tenda kalian” ajak si pria.

“kaka, aku cape”rengek Arfa.

“sabar sebentar lagi kita sampai di tenda”.

Melihat mereka yang selamat aku sangat senang, dan berharap jika orangtuaku dan adikku yang lain juga selamat .

“kira kira orangtua kita ada di sini tidak ya?”tanya Arfa

“entahlah, kemungkinannya kecil” jawabku,

“hei mau meilhat – lihat tempat ini ?” hiburku agar adiku tak begitu sedih memikirkan orangtua kami.

Tenda dengan ukuran berfariasi berjejer di sepanjang jalan di camp, ada api unggung dan dapur umum untuk kebutuhan sehari – hari tapi aku belum melihat pria itu setelah dia mengantar kami ke tenda.

“darimana saja kau? Pria itu muncul secara tiba – tiba.

“apanya yang darimana, kau yang menghilang” pria itu menarik lenganku entah apa yang sedang tejadi sebenarnya.

“ tunggu i-ini ada apa sih? Tanyaku

”tetap didalam tenda oke?”

perintah si pria.

suara gemuruh seperti suara pesawat yang sangat dekat terdengar,

“itu suara apa?” tanya Arfa

“entahlah, aku akan periksa”.jawabku singkat

Pesawat militer itu mendarat perlahan ditengah lapangan semua orang berkumpul dan beberapa dari mereka diangkut ke dalam kapal

“apa ini?” gumamku .

hei sedang apa kau disini?” pria itu menarik lenganku.

“tunggu dulu aduh bisa gak sih kau jelasin apa yang sebenarnya terjadi disini?” teriak ku dengan rasa bingung dan frustasi akan apa yang terjadi.

“mereka bagian dari pemerintah yang menjemput keluarga yang sudah utuh untuk di evakuasi”jelasnya.

“oke artinya itu hal yang bagus bukan, lalu mengapa kau selalu menyuruhku untuk diam di tenda?” belum selasai percakapan ku dengan pria itu Arfa berlari ke arahku dengan menarik tanganku.

“ka ayo ka ada mamah sama ayah disana"

“mamah?ayah?”aku masih belum bisa mencerna apa yang dikatakan adikku.

“ AYOO” teriaknya

“ah shit” gerutu si pria

episode 2 permulaan

“oke semua yang sudah berkumpul silahkan masuk setelah di beri penanda sesuai kelompok atau keluarga kalian” arahan komandan itu,

ada apa ini apa yang sedang terjadi aku melihat adik dan orangtuaku akan menaiki pesawat

“AYAAAH, MAMAAH aku disini” teriaku sembari melambaikan tanganku.

“stop it “ pria itu lagi lagi mengikutiku.

“iissh apa yang kau mau brengsek, kau sudah membohongiku kan iya kan?”tanyaku dengan air mata yang tak bisa ku bendung lagi.

“Alex namaku Alex oke, nanti aku jelaskan tapi bisa kau sedikit tenang?” jelasnya.

“tidaak” Alex berteriak yang ternyata adiku menerobos ke kerumunan itu.

“ARFAAA, apa yang kau lakukan?” teriaku.

Akhirnya adikku benar – benar menghampiri orangtua kami sepertinya Arfa memberitahu bahwa aku juga ada disana karena melihat ayah ku yang melambaikan tangan ke arah ku, entah apa yang dilakukan ayah dia seperti berbicara dengan penjaga lalu ayah ku ditahan oleh penjaga lainnya.

“bagus sekarang apa yang harus aku katakan pada si tua menyebalkan itu” gumam Alex yang berada di belakangku.

“ada apa ini, Alex kenapa dengan ayahku?” aku menatap Alex mungkin akhirnya dia mengerti aku benar – benar khawatir.

“ aku tahu kau cemas begitu juga aku sekarang,-” Alex menatap petugas yang sedang berbicara kepada ayahku.

“ayo sekarang kau ikut aku dan tolong jangan menghilang terus” ketus Alex.

ekspersinya gampang sekali berubah dia melotoiku sekarang padahal beberapa menit yang lalu aku tahu dia sangat cemas.

Sepertinya Arfa akan diangkut dalam evakuasi itu entah apa yang ayah katakan mamah juga menangis disebelah nya. Aku, Alex, ayah, dan mamah walau kami berada di satu ruangan tapi aku dan Alex berada jauh dari ayah dan mamah.

“Alex sebenarnya ada apa? Bukankan aku seharusnya bisa ikut dengan orangtuaku? Bisiku kepada Alex yang sedari tadi wajahnya sangat masam.

“haaa… yah nanti juga kau akan tahu, seandainya kau diam dan menuruti apa kataku aku tidak akan bertemu dengan pria tua itu? Dia sangat sebal denganku.

Setelah beberapa menit orangtuaku berbicara dengan komandan evakuasi itu, ayahku melangkah menghampiriku, aku berlari dan memeluk ayahku sayang ibuku hanya menangis dari jauh memperhatikan padahal aku juga ingin memeluknya.

“ayah apa kau baik baik saja?” pelukku erat.

“ayah baik nak, terimkasih karena kamu sudah berhasil selamat dan menjaga adikmu” suara ayah bergetar menahan rindu dan tangis.

“ kita akan kemana sekarang?”

tanyaku

“nak maaf maafkan ayah,-“ ayahku terdiam tidak melanjutkan kata katanya.

“maaf Kenapa ayah kita sudah bertemu sekarang” senyumku berusaha menenangkan ayah.

“ iya kita sudah bertemu tapi aku harus berpisah lagi denganmu nak ?” kali ini ayah menjatuhkan air mata di pipinya.

“apa? Kenapa ?”

tanyaku.

Beberapa penjaga menghampiriku dan ayah mereka seolah memberi peringatan pada ayah untuk segera berangkat, komandan evakuasi juga menghampiri ayah.

“biar aku yang menjelaskan apa yang terjadi, kau bisa segera naik ke pesawat” perintah komandan pada ayahku.

Semenjak aku ikut dengan Alex aku awalnya tidak mengerti apa yang Alex katakan lalu Alex memberi ku semacam earphone dia bilang itu alat transletor. Berhubung wabah ini menyebar keseluruh dunia jadi aku juga tidak tahu sekarang berada di Negara apa dan untungnya mereka memiliki alat canggih dengan transletor seperti earphone yang dapat menerjemahkan bahasa orang orang ini, ya fungsinya hampir mirip dengan translet yang ada di google hanya ini berbentuk earphone dan mengunakan via suara pada earphone tersebut.

“tunggu, apa lagi sekarang, Kau kakek tua mau memisahkan ku dengan orangtuaku lagi?”nada biacaraku agak tinggi karena aku kesal.

“bawa dia ke pesawat” perintah komandan evakuasi kepada penjaga untuk membawa ayahku segera.

“TIDAAK..” bentakku.

Alex menarik lenganku lalu memeluk ku yang berusaha menahan agar aku tidak mengejar kedua orangtuaku yang dipaksa naik ke pesawat lagi. Aku meronta – ronta tapi tenaga Alex sangat besar dia bahkan tidak goyang sedikit pun walau aku meronta sekuat tenaga.

“tenangkan dirimu gadis kecil” suara serak komandan.

“diam kau, kau tidak bisa memerintahku” bentaku.

“sebaiknya kau diam dulu, dia akan menjelaskan semuanya” bujuk Alex.

Akhirnya aku berhenti berontak, Alex melepas ku dari pelukannya yang menyebalkan.

“oke, Alex kenapa kau tidak melapor saat membawa sample baru keadalam camp?”suara itu nampak sebal kepada Alex.

“aku memang mau lapor, tapi gadis ini menghilang aku pikir dia sudah pegi dari camp”jelas Alex dengan santai.

“ALASAAN” bentak komandan tua itu.

“haah-,” komandan itu menghela napas

“sebenarnya kalian ini apa? dan Siapa? “ Tanya ku

****

Hening sekali di ruangan ini suasana menjadi tegang terlihat dari wajah pak tua itu alias komandan menyebalkan dan juga wajah Alex yang gampang sekali berubah ekspresi sekarang wajahnya menunjukan ekspresi tegang.

“ kau akan -,” Alex mencoba menjelaskan tapi dipotong oleh komandan.

“ diam kau-,” ketus komandan.

Wajah Alex Nampak sangat kesal dengan pak tua itu.

“ siapa namamu nak” tanya komandan

kenapa pak tua ini malah bertanya bukannya menjelaskan kepadaku apa yang terjadi.

“namaku Lisa”

jawabku singkat.

“aah Lisa jadi kau memang akan dipisahkan dari orangtua mu karena semua anak seumuran mu juga harus tinggal disini" jelasnya.

“maksudmu tinggal disini, kenapa aku dan anak yang lain harus tinggal disini?” tanyaku.

“bukan aku yang akan menjelaskan” komandan itu berbalik dan meninggalkan ruangan.

Bukan dia yang menjelaskan lantas siapa lagi, aku benar benar marah , bingung, aku keluar menuju gerbang masuk saat pertama kali aku datang, Alex mengejarku kali ini dia tidak menarik lenganku dia hanya berbicara denganku.

“mau kemana kau” Tanya Alex.

“jangan mengikutiku pergi sana” aku melanjutkan langkahku.

Disini banyak sekali penjaga bagaimana bisa aku keluar dari sini, malam sudah hampir tiba aku berpikir lebih baik disini dulu untuk beberapa hari kemudian aku akan menyusun rencana keluar dari sini.

Malam semakin larut aku memandang langit tenda sembari memikirkan cara keluar dari sini, aku merasa aneh dengan tempat ini tapi aku harus keluar tenda ini terlebih dahulu, aku membutuhkan peta jalur menuju tempat evakuasi tadi. Besok akan ku cari peta itu dengan memanfaatkan Alex si pria aneh itu, sebenarnya apa hubungannya dengan kakek komandan itu.

Jangan - jangan dia bawahannya komandan terserah saja aku akan memanfaatkan kondisi dan situasi besok, aku tidak bisa tidur sekarang jadi ku putuskan untuk keluar tenda dan melihat kondisi sekitar.

sepi sekali di luar sini, sepetinya tadi sore mereka sangat ramai di luar sini, apa karena akan ada penjemputan kapal tadi, aku jadi ingat dengan orangtuaku, akhirnya aku kembali ke tenda.

episode 3 pembagian tim

Pagi sudah tiba terdengar suara hingar bingar dari luar tenda, benar kata pak tua itu hanya ada anak seumuranku disini mungkin beberapa ada yang lebih tua dariku. Mereka sibuk menyiapkan sarapan tapi beberapa ada yang berkelompok dan ada yang seperti mencari temannya, seseorang menghampiriku dan menyuruhku untuk ikut bergabung dengan mereka. Aku mencari dimana Alex si perubah ekspresi itu aku harap dia tidak ada disini atau di sekitarku bisa gagal rencanaku, baru saja aku merasa aman menjalankan rencana ku untuk keluar dari sini Alex dia tiba tiba ada disebelahku bagaimana mungkin padahal aku sudah melihat sekeliling ku.

“ aduh ngapain ada disini sih” Tanya ku galak

“ kenapa kau mau kabur ya? Kabur saja kalau bisa” sambil memakan roti dan susu ditangannya.

“ sebenarnya memang selalu seperti ini setiap pagi?” aku berusah tidak peduli dengan apa yang dia katakan tentang aku yang ingin kabur.

“ ya tapi kali ini letnan akan berkunjung untuk mulai mengirim kita” mengunyah roti terakhirnya .

“mengirim? Apa yang dikirim?” tanyaku.

“ kau sungguh berisik nanti juga kau akan tahu” mendekatkan wajahnya kepadaku.

Apa apaan dia tiba tiba mendekatkan wajahnya seenaknya kalau disini tidak ramai orang aku akan menghajar wajahnya itu, ya dia memang tampan untuk seukuran nya tapi aku tidak ada niatan untuk tertarik. NGWOOONG NGWOOONG suara sirine berbunyi .

“untuk para surviver yang sebelumnya sudah dipanggil tolong ambil kartu penentu distrik kalian”.

suara pemberitahuan sepertinya tapi aku tidak mengerti untuk apa karena Alex yang menyebalkan ini tidak pernah membuka mulutnya.

“ diam disini jangan menghilang lagi okey” menunjukan tangannya padaku.

“siapa dia berani memerintahku” gumamku

Mau bagaimanapun aku mencoba menganggap ini mimpi tapi inilah dunia yang ku hadapi sekarang, aku berusaha untuk mencari informasi yang ada dengan mengelilingi camp. Akhirnya informasi yang kudapatkan menjawab hampir semua pertanyaanku, aku mengelilingi camp dan tidak sengaja aku mendengar percakapan seseorang didalam tenda mereka, mereka seperti sedang mengeluhkan sesuatu.

“untuk apa kita datang kesini jika pada akhirnya kita dijadikan sample di luar sana”

itu yang dikatakan salah satu dari mereka lalu aku kembali mendengarkan .

“sebentar lagi kita akan menghadapi kroon diluar sana bertahan hidup, mereka memisahkan kita dari orangtua dan saudara kita agar membuat kita mau dikirim keluar” tegas seseorang.

Apa maksud mereka kami akan dikirim, keluar camp untuk menghadapi kroon tapi apa hubungannnya dengan keluarga. Sepertinya mereka menggunakan orangtuaku sebagai umpan begitu juga dengan anak anak yang lain. Inikah alasan Alex tidak mau membuka mulutnya.

“brengsek” gumamku.

Aku berjalan dengan cepat mencari Alex dengan niat ingin menghajar wajahnya tidak peduli dengan situasi disini.

“Lisa hei” suara itu memangilku dari jauh.

“itu dia si brengsek gila” gumamku.

Alex menghampiriku dengan berlari kecil.

“kau kemana saja apa kau tidak bisa diam di tempatmu” sembari memberikan amplop putih.

Aku hanya menatap Alex dengan menahan amarah yang mungkin Alex menyadarinya setelah melihat raut wajahku.

“kenapa lagi sekarang ?” nada bicaranya agak menurun.

“aku sudah tahu Alex, semua yang kau sembunyikan” aku mengepalkan tangan dan menahan airmata ku.

Alex hanya terdiam menatapku

“kenapa tidak kau jelaskan semuanya padaku Alex, KENAPA?” perlahan nada bicaraku meninggi semua orang – orang disekitarku mulai melihatku dengan Alex

.

“ bukan aku yang akan memberi tahumu”.

“lalu siapa lagi? Apakah letnan sialan itu?” mungkin aku tidak sadar karena terlalu emosi sehingga menghina letnan .

Semua orang mulai berbisik ada yang mengatakan aku begitu berani mengatakan itu .

“iya dia memang sialan” menaikkan tangannya ke pinggang.

NGWOONG NGWOONG suara sirine itu berbunyi kembali, anak - anak yang lain tampak segera berkumpul.

“tidak ada waktu lagi jika kau ingin jawaban kau harus buka ini” memberikan amplop putih.

“apa lagi ini? Urutan penyikasaan?” Tanya ku ketus.

“itu adalah nomor distrik yang akan kau masuki, mungkin kau dan aku akan terpisah mulai sekarang” .

Alex pergi bersama anak – anak lainnya begitu juga aku. Aku pikir akan berkumpul di lapangan lagi seperti tadi pagi ternyata kali ini berbeda, entah apa lagi yang akan terjadi yang pasti aneh saja ada ruangan di dalam tebing – tebing ini . jelas ini dibuat oleh seseorang. Ruangan itu berada di dalam tebing yang mengelilingi lapangan singkatnya camp ini berada di tengah dinding tebing tinggi.

“ surviver masuk ke ruangan sesuai kartu kalian” perintah letnan itu melalui pengeras suara aku masuk dalam distrik 4 di kartuku tertulis nomor 4, aku memasuki ruangan nomor 4 ada begitu banyak pintu ruangan berjejer. Didalam ruangan terdapat sebuah layar monitor dan 5 buah kursi itu artinya ada 5 anggota dalam distrik ini, aku mengambil bangku di baris kedua , didepanku ada seorang anak laki – laki sepertinya dia seumuran denganku.

“ hai, kau di distrik ini?” berusaha menyapa

“ jika bukan, aku tidak akan ada di sini

kan?”jawabku ketus.

Aku benar – benar sedang tidak ingin di ganggu.

“oke, sepertinya kau sedang dalam mood yang kurang bagus-,”kembali menghadap ke monitor.

“ah namaku Liam” menengok lalu kembali ke posisi awal.

“aku Lisa” jawabku datar.

Tidak lama datang lagi seorang anak laki – laki dengan perawakan tinggi berisi dia seperti sudah terlatih bertarung karena postur badannya yang cukup bagus, dia duduk disamping Liam seperti biasa Liam memperkenalkan dirinya aku rasa itu bukan sikap sok akrab tapi memang Liam orang yang ramah. Betapa terkejutnya aku ketika mengetahui orang yang datang selanjutnya masuk ke distrik 4 ini adalah sahabatku yang sudah sangat lama kami tidak berjumpa, dia memasuki ruangan lalu duduk di ujung barisan ke dua.

“apa ini, Lyta dia masih hidup” gumamku

Sungguh aku sangat ingin menyapa dan bertanya “bagaimana kau ada disini dan syukurlah kau selamat” tapi ada yang aneh dari Lyta, apa dia tidak melihatku disni. Belum selesai dengan Lyta yang membuatku sangat terkejut ternyata Alex memasuki distrik yang sama dengan ku dia orang terakhir yang memasuki ruangan ini.

KREK suara pintu terdengar

“Alex, tapi bagaimana-,” dalam hatiku

Alex berjalan menghampiri bangku yang tersisa disebelahku, aku pun berusaha untuk tidak peduli dengan Alex, kami menjadi agak canggung karena pertengkaran tadi. Ini aneh tadi terakhir dia bilang kemungkinan aku dan Alex tidak akan satu distrik, tapi kenapa sekarang dia ada di sini.

pria yang tadi datang sebelum Alex juga sangat familiar untukku,apa mungkin aku dan pria itu pernah bertemu at berpapasan saat kami masih survive diluar sana. Entahlah aku sendiri masih terkejut dengan adanya Lyta.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!