NovelToon NovelToon

Friendship In Love

Antara aku dan Dion

Cinta itu ada. Cinta itu tidak terduga kapan datangnya. Kadangkala orang tidak menyadari datangnya cinta. Cinta juga harus diperjuangkan dan dimengerti.

Sore itu aku diajak Dion ke rumah yang baru saja ditempatinya. Kurang lebih 20 menit sampailah kami di rumah itu. Akupun bersama Dion turun dari mobil yang dikemudikannya.

" Ayo masuk, nggak usah malu-malu ", ucap Dion sambil tersenyum manis.

Senyuman itu sungguh membuat hatiku berdebar - debar. Tapi harus kutahan rasa ini agar Dion tidak tahu apa yang kurasakan setelah aku melihat senyumannya.

" Oh Tuhan, bagaimana aku harus menutupi rasa ini , " gumanku dalam hati.

"Woy.... disuruh masuk malah bengong ! mau masuk apa nggak ? " Dion setengah berteriak di sebelah telingaku dan membuatku kaget.

" Sialan kamu....emang kamu pikir aku tuli ya, teriak - teriak di telingaku ! " umpatku.

Dion tersenyum geli melihatku.

Dion adalah teman kerjaku atau

atasanku di kantor lebih tepatnya. Kami berteman sudah lama sejak kita sama - sama masih SMP. Dion orangnya tertutup, walaupun aku sudah mengenalnya lama tapi tidak banyak yang ku ketahui tentang keluarganya. Hanya saja baru - baru ini aku baru tahu ternyata dia anak pemilik perusahaan tempat aku bekerja. Sekitar seminggu yang lalu dia menjadi ceo perusahaan Aditama Group. Dion diangkat menjadi ceo menggantikan papanya yang akan fokus mengelola perusahaan di Amerika.

Namaku Amora Putri, usiaku 22 tahun. Aku bekerja di kantor Aditama Group sudah lebih dari satu tahun. Aku bisa bekerja di kantor ini juga berkat jasa Dion. Dia dengan tulus membantuku melamar kerja di kantor ini.

Sebelumnya aku tidak tahu kalo dia anak pemilik perusahaan ini. Aku hanya tahu kalo dia sudah kerja paruh waktu di perusahaan ini selama dia kuliah.

Oh iya temanku itu benama Dion Kusuma Aditama. Usianya sama dengan aku baru 22 tahun.

" Ra, ngapain bengong terus ngelamunin apa sih ?"tanya Dion ke aku.

Aku kaget karena keningku diusap dengan tangannya.

"Eh... kamu sekarang suka bikin aku kaget ya ! " ucapku dengan sewot.

Dion hanya tertawa kecil melihatku.

" Ayo masuk Ra...nggak enak dilihat

orang ! " ucapnya sambil menggenggam tanganku mengajakku masuk ke rumahnya.

Dengan tertunduk malu akupun mengikuti langkah kakinya untuk memasuki rumahnya. Sungguh debaran di jantungku tambah tidak karuan.

Setelah sampai di ruang tamu akupun

duduk di sofa setelah dipersilahkan olehnya.

" Kamu mau minum apa Ra...?" tanya Dion.

" Air putih dingin aja Yon ! " jawabku cepat.

" Kamu itu nggak berubah ya Ra dari dulu paling suka air putih dingin ," ucapnya sambil berjalan ke arah dapur untuk mengambil air minum.

Aku heran kenapa ya Dion masih ingat aja apa yang aku suka. Jadi baper deh aku. Tapi mungkin karena kita berteman sudah lama kali ya.

Dion berjalan menghampiriku sambil membawa air putih dingin dan sepiring camilan. Diletakkanya air putih dan camilan dalam nampan dimeja dihadapan ku.

" Makasih ya Yon....tahu aja kalo aku lagi haus ," ucapku sambil mengambil segelas air putih dan mrminumnya.

Seperti biasa kami ngobrol dengan asyiknya sampai tak terasa hari sudah menjelang malam.

" Yon...kayaknya aku harus pulang dulu ya udah malam nich badanku juga sudah capek ," kataku sambil meregangkan tubuhku di sofa.

" Kuantar ya Ra.... sekalian kita makan malam ," jawabnya.

" Ok lah tapi aku nggak merepotkan khan ? " tanyaku.

" Nggak lah Ra....apapun akan kulakukan buat kamu " jawabnya tenang sambil tersenyum ke aku.

Jantungku seperti mau loncat keluar mendengar apa yang dia ucapkan itu.

Wajahku terasa panas dan memerah kalo kubayangkan pasti wajahku seperti kepiting rebus berwarna merah.

Hai readers....ini adalah karya pertamaku.....

Harap maklum ya kalo masih belepotan....

Terimakasih sudah membaca...

Saya tunggu like, comment dan vote nya ..

I love you all....

Seorang sahabat sejati

" Ayo Ra buruan...cacing - cacing diperutku sudah mulai demo nich minta makan !" kata Dion.

Aku pun bergegas masuk mobil dan duduk di sebelahnya, Dion pun mulai menjalankan mobilnya.

Tak terasa kami sudah sampai di sebuah restoran sederhana yang sudah menjadi langganan kami. Jangan salah sangka ya walaupun restoran sederhana tapi masakannya sangat enak.

Kami turun dari mobil dan berjalan beriringan masuk mencari tempat duduk yang nyaman.

Dion memesan makanan. Tak berapa lama makanan yang dipesan telah tersaji di hadapan kami.

Karena memang sudah lapar kami menikmati makanannya tanpa banyak bicara.

Setelah selesai makan kami melanjutkan perjalanan ke rumah kost ku. Sekitar 200 meter dari rumah kost kulihat ada mobil pemadam kebakaran terparkir di depannya. Aku kaget dan bingung tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

" Yon...ada apa ya kok di depan rumah ada mobil pemadam kebakaran ? " tanyaku ke Dion sambil melihat ke wajahnya.

" Sepertinya ada kebakaran Ra ! " jawab Dion.

"Jalannya macet Ra ...kita herhenti disini aja ya nanti jalan kaki ke rumah kost kamu ! " ucap Dion lagi sambil memarkirkan mobilnya di bahu jalan.

"Ok...ayo buruan Yon perasaanku mulai tidak tenang , " kataku sambil bergegas keluar dari mobil Dion.

" Tenang Ra ada aku disini !" ucap Dion sambil menggandeng tanganku.

Ternyata yang kuduga benar adanya rumah kost ku yang selama ini kutinggali terbakar. Hanya meninggalkan puing - puing dan barang - barang yang berserakan.

Kakiku terasa lemas tubuhku terasa tak bertulang melihat ini semua.

Dion dengan sigap merangkulku menahan agar tubuhku tidak jatuh ke tanah.

Pandanganku tiba - tiba menjadi gelap. Tidak ingat apa yang terjadi.

Samar - samar hidungku mencium aroma minyak kayu putih yang terasa sangat lembut.

Pelan - pelan ku buka mataku...kulihat sekelilingku ternyata aku berada di sebuah kamar dan ditemani oleh Dion.

"Ra...kamu sudah sadar ? " tanya Dion

pelan sambil mengusap punggung tanganku.

" Aku haus....." jawabku lemah.

Dion memberi segelas air putih untuk ku minum. Aku meminumnya pelan.

"Aku dimana Yon....?" tanyaku

"Kamu dirumahku Ra....!" jawab Dion lembut.

"Apa yang terjadi dengan rumah kost aku ?" tanyaku.

" Rumah kost kamu terbakar...sementara kamu tinggal di sini saja ! " pinta Dion ke pada ku.

Aku kaget dan berusaha untuk bangun.

" Aku nggak enak sama kamu takutnya aku merepotkanmu !" kataku.

" Ini rumahku sendiri kenapa kamu mesti merasa nggak enak, aku juga nggak merasa repot kok...malah seneng jadi ada teman dirumah ini, " kata Dion berusaha meyakinkanku.

" Kita disini nggak cuma berdua tapi ada bi siti ," jawab Dion lagi.

" Bi siti itu pembantumu ya...dimana dia kok tidak kelihatan orangnya, " tanyaku.

" Bi siti lagi cuti pulang kampung...besok pagi dia akan ada di sini lagi ," jawabnya.

" Barang - barangku apa terbakar semua ya ?" tanyaku pelan sambil berusaha mengingat apa yang kulihat tadi.

" Belum tahu juga besok kita tengok ke sana....sekarang kamu istirahat dulu ya ini sudah larut malam !" jawab Dion sambil mengelus puncak rambutku dengan lembut dan berjalan ke luar kamar.

" Yon...terima kasih ya ! " ucapku sambil melihat dia berjalan ke arah pintu.

" Sama - sama Ra..." jawab nya sambil tersenyum.

Malam telah larut aku pun tertidur pulas mungkin karena tubuhku yang sangat lelah.

Pagi sudah tiba....sinar matahari menerobos masuk ke dalam kamar dan ku dengar suara kicauan burung di dahan pohon.

Aku bangun pelan - pelan menuju ke kamar mandi.

Setelah beberapa saat di kamar mandi untuk membersihkan diri akupun keluar kamar untuk bertemu Dion.

Ternyata dia berada di dapur sedang membuat sarapan.

Mendengar aku sudah bangun dia

berjalan ke arahku dan mengajakku ke ruang makan.

" Ra....ayo sarapan dulu nanti setelah selesai sarapan aku antar ke rumah kost kamu !" kata Dion sambil menata menu sarapan di meja.

" Kamu bisa masak Yon....bi siti mana ?" tanyaku sambil melihat sekeliling mencari keberadaan bi siti.

" Kalo cuma masak yang gampang - gampang aku bisa....bi siti lagi saya suruh ke pasar !" jawabnya.

Kami berdua menikmati nasi goreng yang di masak oleh Dion. Ternyata enak juga masakannya.

Setelah selesai sarapan aku membersihkan meja makan dan mencuci piring bekas yang baru saja kami pakai.

Masih tentang sahabat sejati

Dion menuju ke kamar dan tak lama kemudian keluar dari kamar sambil mrmbawa setumpuk pakaian wanita dan menyerahkannya ke aku sambil berkata " Ini baju adikku yang ditinggal disini....pakailah kurasa ukurannya sama dengan badan kamu...dari semalam kamu kan belum ganti baju ".

" Terima kasih Yon kamu memang teman yang mengerti apa yang kubutuhkan ," ucapku sambil tersenyum.

" Aku coba dulu ya sekalian aku mau mandi, " ucapku lagi.

" Baiklah Ra semoga bisa dipakai ya untuk sementara, " ucap Dion sambil berjalan menuju ke ruang tengah.

Selesai mandi aku mencoba mrmakai baju yang diberi oleh Dion tadi dan ternyata pas di tubuhku. Aku keluar dari kamar dan berjalan menuju ruang tengah. Kulihat Dion duduk di sofa ruang tengah sambil mainan Hp.

" Cukup Ra bajunya ?" tanya Dion.

" Pas banget Yon ukurannya....adikmu badannya seukuran demgan aku ya, " jawabku.

" Sepertinya iya Ra " ucap Dion.

" Ayo aku antar ke rumah kost kamu siapa tahu ada barang yang bisa diambil dan madih bisa dipakai ," ucap Dion sambil berdiri dan menggandeng tanganku.

Akupun menunduk malu berjalan di sebelahnya.

" Duh kok perasaan ku menjadi berdebar - debar seperti ini ," ucapku dalam hati.

" Kenapa Ra kok menunduk gitu apa kamu sedang mencari koin yang hilang ya ? "canda Dion sambil membukakan pintu mobil agar aku masuk ke mobilnya.

" Nggak apa- apa kok Yon " jawabku malu - malu.

Selama perjalanan lami diam membisu hanya saja mata kami yang saling melirik.

20 menit kemudian sampai lah kami di depan Rumah Kost aku yang terbakar tadi malam.

Kulihat rumah itu hanya tinggal puing - puing. Sepertinya kecil kemungkinan untukku mendapatkan lagi barang - barangku yang masih bisa dipakai.

Aku memandang rumah itu dan membisu tak terasa air mataku jatuh menetes di pipiku.

Dion perlahan merangkul pundakku sambil berbisik di telingaku " sabar Ra semua ini cobaan dari Tuhan dan Tuhan pun tidak akan memberi cobaan diatas kemampuan kita."

Aku hanya terdiam tidak tahu lagi apa yang harus kulakukan.

" Ra...sepertinya tidak ada barangmu yang bisa di selamatkan...ayo kita pulang ke rumahku saja ! " ucap Dion.

Kami pun pulang ke rumah Dion.

Dalam perjalanan Dion berhenti sejenak di sebuah rumah makan.

" Ra, kita makan siang di sini ya ! " ucapnya sambil membuka pinyu mobil.

" Boleh Yon kebetulan aku juga sudah lapar ," ucapku pelan.

Kami duduk di pojokan dekat jendela. Dion memesan nasi, sayur dan aneka lauk. Sambil menunggu pesanan datang kita berdua sibuk dengan hp kita masing - masing.

Tiba - tiba saja Dion berkata " Ra kamu nggak usah sungkan tinggal dirumahku ".

" Yon...aku merasa nggak enak sama kamu....secepatnya aku akan mencari tempat kost yang baru ! " ucapku pelan.

" Kenapa mesti nggak enak Ra.... dirumahku aku tinggal sendirian, " ucap Dion sambil memperhatikan ku.

"Aku nggak enak sama orang tua mu Yon..." kujawab sambil memandang keluar jendela.

" Orang tuaku ada di luar negeri dan mereka jarang mengujungiku, " ucap Dion sambil melihat ke arahku.

" Baiklah Yon kalo itu kemauanmu aku nurut aja....kamu memang sahabat sejati ku....terima kasih ya ," jawabku sambil tersenyum.

' Iya Ra sama-sama ," jawab Dion.

Setelah selesai makan kami pun pulang ke rumah Dion.

Sesampainya di rumah Dion langsung beristirahat di kamar begitu juga aku.

______________________________________

maaf ya up nya lama karena kesibukan yang tidak bisa ditinggalkan.....

terima kasih....

please give vote and coment .......

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!