Seorang wanita cantik yang sedang terlelap di tempat tempat tidurnya ini baru mengerjapkan mata nya karena semalam ia begadang mengerjakan pekerjaan nya yang sangat menumpuk.
Alisha Maureen, atau yang kerap disebut Al ini adalah gadis cantik dengan rambut panjang berwarna hitam legam, hidung yang tidak terlalu mancung, mempunyai senyuman yang sangat manis, serta bulu mata yang lentik.
Setelah merenggangkan semua otot-otot nya ia lantas bangun dari tempat tidurnya itu.
"Jam berapa ini?" tanya nya pada diri sendiri sambil melihat jam yang berasa diatas nakas nya itu.
"What jam 10?" pekik Alisha
Bagaimana tidak panik hari ini dia ada janji bersama klien nya yang terbilang penting, dan ia malah kesiangan begini akibat semalam tidur di waktu larut, itupun ketiduran.
Alisha mempunyai butik yang lumayan terkenal di ibukota, berkat kemampuannya yang rajin, tekun, dan ulet serta yang paling utama ia suka mendesain sejak sekolah menjadikan ia wanita yang terbilang sukses di usia nya yang masih muda, 24 tahun. Ia sukses mengembangkan bisnis butik nya dari titik nol sampai se sukses sekarang.
kringg kringg kringg...
Handphone Alisha berdering terus-menerus dan dapat dipastikan itu panggilan telepon dari sahabat nya yang juga merangkap sebagai asisten nya. Al pun menghiraukan panggilan tersebut karena jika diangkat nanti nya ia akan semakin terlambat jadi ia memilih mandi untuk mengefektifkan waktu nya.
"Kalo diangkat pasti denger ceramahan dari dia nih." ucap Al
Dengan terburu-buru Alisha langsung masuk ke kamar mandi dan dengan cepat menyelesaikan aktivitas mandi nya itu sebelum ia lebih dicecar oleh sahabatnya. Lalu Al dengan cepat masuk ke walk in closet miliknya, dan memakai make up tipis seperti biasanya.
Sampai di parkiran apartemen handphone berlogo apel tergigit itu kembali berdering dan tertera nama Sandra, ialah sang sahabat yang sejak tadi menelpon nya.
"ALISHA MAUREEN." Teriak sang sahabat. Alisha sudah menduga jika sang sahabat akan seperti ini. Dengan cepat al menjauhkan ponsel dari telinga nya.
"Iya aku sudah di dalam mobil Sandra ku yang paling cantik." Ujar Alisha
"Cepat kesini Al, kau ini aku sudah menelpon mu sejak pagi buta tapi tidak ada satupun yang diangkat." Sandra berujar sambil menggerutu diseberang sana.
"Eehh ehm- anu semalem aku begadang san, you know kan masih banyak deadline yang harus dikerjain huft." Ucap Alisha sambil menarik nafas lelah
"Yayaya aku sudah bosan mendengar kan alasan mu itu, cepat datang kesini karena klien kita sudah menunggu sejak tadi.
"Iya bawel ini aku sudah dijalan, tunggu seben–"
Belum selesai Alisha berbicara sahabat nya itu sudah mematikan panggilannya.
"Huhh untung sahabat." Alisha berbicara sambil menjalankan mobil kesayangan.
...----------------...
Di sebuah butik bernuansa khas cewe ini dengan plang nama Alsh Mr dengan cepat Sandra menjamu klien yang terbilang terhormat karena selalu berlangganan di butik milik sahabat nya ini.
Dengan hormat Sandra membawa klien nya yang seorang wanita ini ke ruang tunggu khusus. Karena prinsip mereka kepuasan pelanggan adalah hal utama.
"Silahkan nyonya, maaf jika Anda menunggu. Alisha masih dalam perjalanan menuju kesini." Dengan hormat Sandra berujar.
"Tidak apa saya masih banyak waktu nak San, tenang saja." Ucap orang yang dipanggil nyonya oleh Sandra tadi sambil tersenyum.
Dia nyonya Rigan, saking seringnya ia berbelanja dan memesan pakaian disini, jadi telah akrab dengan Sandra begitu pun dengan Alisha tentunya. Jadi ia tak segan memanggil mereka dengan nama.
"Baik kalau begitu nyonya." Sandra menjawab sambil tersenyum. Lalu ia berlalu dari ruangan itu.
Tak berselang lama setelah Sandra keluar dari ruangan tibalah Alisha dengan sedikit berlari sambil membawa tas yang ntah isinya apa.
"Aku ga terlambat banget kan San?" dengan polosnya Alisha bertanya sambil berlalu di hadapan Sandra dengan wajah tersenyum bagai tak punya kesalahan dan masih sempat-sempatnya bertanya.
Sandra hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya itu.
Mereka berdua memang sudah hafal sifat, perilaku, bahkan hal terkecil pun apalagi tentang masalah percintaan. Definisi sahabat itu nyata bagi mereka berdua.
...----------------...
Di ruangan yang lumayan begitu luas nyonya Rigan menelpon dengan seseorang sambil menunggu kedatangan Alisha.
Lalu Alisha datang dengan sedikit berlari, dan kemudian membungkuk hormat.
"Selamat siang nyonya, maaf saya sedikit terlambat dari waktu yang telah kita tentukan." ucapnya.
"Tak masalah Alisha, kebetulan saya juga tidak ada kesibukan hari ini. Dan saya memaklumi kamu orang sibuk yang banyak pekerjaan dengan deadline yang mepet." Jawab nyonya Rigan sambil terkekeh.
"Tidak juga nyonya, anda bisa saja." ujar Alisha
"Baik kita lanjutkan pembahasan desain yang Minggu lalu telah kita bahas. Apa anda mau ada yang ditambahkan?" tanya Alisha sambil menyerahkan desainnya.
"Wow ini diluar dugaan saya nak, sangat cantik dan elegan sekali." sambil berbinar-binar nyonya Rigan menatap desain hasil Alisha itu.
Memang Alisha ini sangat teliti, dia bisa menyeimbangkan gaun yang memang bisa untuk orang dewasa tapi tak meninggalkan kesan yang norak, sangat keliatan elegan meskipun tak memperlihatkan sedikit dada sang costumer seperti biasanya.
"Kepuasan anda adalah prioritas saya nyonya, saya senang jika anda suka." ujar Alisha.
"Pastinya saya selalu suka dengan desain-desain buatan mu Al tidak pernah ada yang mengecewakan." nyonya Rigan berujar sambil mengeluarkan sebuah amplop.
"Al saya harap anda bisa datang ke acara penting kami ya, ajak Sandra juga." lanjutnya.
"Wah terimakasih nyonya suatu kehormatan kami bisa diundang di acara penting anda sekeluarga." ucap Alisha sambil melihat sebuah undangan yang berada di tangannya ini.
Desainnya nya sangat cantik sekali. Batin alisha.
"Karena kamu juga bagian penting dari acara ini Al, karena gaun mu dapat mewarnai fashion saya."
Setelah berbincang-bincang nyonya Rigan pun berpamitan untuk pulang karena sang suami sudah menjemput nya.
"Nak Sandra mari." Sapa nyonya Rigan sambil berlalu.
"Baik nyonya hati-hati dijalan." jawab Sandra sambil membungkukkan sedikit badan nya.
Lalu Alisha keluar dari ruangan ia dan Sandra melihat nyonya Rigan dibukakan pintu mobil oleh suaminya. Sungguh adegan romantis sekali bukan? Padahal mereka sudah tidak muda lagi, tapi keromantisan itu masih terjaga. Impian semua pasang manusia.
"Oh my good i wish." Sandra berbicara dengan mata berbinar-binar.
"Al semoga kita punya jodoh seperti nyonya Rigan ya, tak hanya tampan, tuan rigan juga kaya, mapan, gagah, berkharisma, punya tubuh yang at–" belum sempat Sandra menyelesaikan bicara nya Alisha sudah menepuk bahu sang sahabat.
Dengan cepat Sandra menoleh, dengan mengkerut kan alisnya ia seolah-olah bertanya "kenapa?"
"Emang kamu bisa kaya nyonya Rigan?" skakmat. Sandra tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Karena memang kenyataannya begitu.
Memang kadang di dunia ini ada yang nama nya setara.
"Bodoamat Al yang penting udah berdoa, semoga ke haluan ini bisa jadi kenyataan meskipun dikit." Tawa Sandra sambil berlalu dihadapan Alisha.
Alisha hanya bisa geleng-geleng kepala sekarang gantian ia yang tak habis pikir melihat kelakuan sang sahabat nya itu.
"Tapi semoga Tuhan mengabulkan apa yang tadi dikatakan Sandra. Karena kami juga ingin." batin Alisha
Memang sahabat yang setara! Sama-sama dengan kelakuan aneh.
Askara Rigantara tak hanya keren dari nama nya saja ia nyaris sempurna dalam berbagai hal dalam hidupnya, beruntung sekali bukan? Ia memiliki wajah yang jelas tampan, rahang yang begitu gagah, serta hidung dan alis yang sangat menarik untuk diliat oleh kaum hawa.
Tak hanya tentang fisik nya, ia juga seorang CEO di perusahaan yang memang ia bangun sendiri. Askara memang memanfaat kan kekayaaan dan relasi orang tua nya dengan benar. Karena banyak diluar sana ada anak yang memang malas dan memilih untuk hidup foya-foya saja dengan harta orang tuanya.
Saat ini ia sedang bergutat dengan semua berkas-berkas yang memuakkan ini. Tiba-tiba pintu ruangan nya terbuka tanpa ada yang mengetuk terlebih dahulu.
"Berani-beraninya kau mas–" omongan Askara terhenti ketika melihat yang masuk bukan asisten atau karyawan nya.
"Apa? Mau mengumpat?" tanya orang itu.
"Engga mom." ucap Askara
Ya, benar yang datang adalah sang mommy dan Daddy nya. Jadi ia tak berani untuk melanjutkan perkataannya yang tadi.
"Kenapa ga ngabarin dulu kalau mau kesini?" tanya nya.
"Karena sekalian lewat saja, mommy ingin tau bagaimana pekerjaan anak mommy ini sampai jarang pulang ke mansion." sindir nyonya Rigan.
"Mommy kan tau pekerjaan aku ini selalu numpuk." ujar Askara
"Yayaya mommy sudah muak mendengar alasan mu itu."
Berbeda dengan sang mommy, tuang Rigan hanya diam saja mendengar kan percakapan ibu dan anak ini. Lalu ia berbicara.
"Cepatlah menikah, supaya ada yang mengurus mu di apartemen." sang Daddy berbicara dengan menatap ponselnya.
Askara yang tadinya sedang mengetik pekerjaan nya di laptop pun secara spontan melihat ke sang Daddy nya itu.
"Benar apa yang dikatakan Daddy mu itu sayang." sang mommy ikut mengompori.
"Dad, mom, aku belum kepikiran untuk menikah. Sekarang fokus ku hanya untuk bekerja, aku cukup muak dengan percintaan." ujar Askara
"Ya karena kamu belum menemukan wanita yang tepat saja, mommy sungguh yakin kamu akan mau menikah jika jatuh cinta kepada orang yang tepat." nasihat nyonya Rigan kepada sang putra nya itu.
"Tapi kan mom aku juga gatau kalau dia itu tepat atau tidak, semua pasangan pun pasti mengira bahwa pasangan mereka adalah orang yang tepat. Tapi di pertengahan jalan banyak yang usai, karena tau salah satu dari mereka bukan orang yang tepat." Jawab Askara.
"Memang benar kita tidak tau orang itu tepat atau tidak, tapi setidaknya kita sebagai laki-laki yang memang pengendali dari hubungan harus bisa mencontoh perilaku baik terhadap pasangan kita nak." Timpal sang Daddy.
"Cobalah buka hati mu kembali, jangan jadikan kegagalan cinta mu yang dulu untuk menutup hati mu untuk seseorang di masa depan." lanjut tuan rigan sang Daddy.
"Benar apa yang dikatakan Daddy mu itu sayang, meskipun mommy tidak tau kisah percintaan kamu selama ini, tapi dari perkataan mu mungkin mengalami hal yang kurang enak."
"Ya mom, dad, terima kasih atas nasehat nya." jawab Askara. "Kalian boleh pulang." lanjutnya
"Dasar anak durhaka kau ini Askara." Sang mommy berbicara sambil berjalan menuju kursi Askara lalu tanpa belas kasihan ia menjewer telinga sang putra nya itu.
"Ampun mom." pekik Askara sambil mengusap-usap telinga nya yang tampak memerah.
Sang Daddy hanya tertawa terbahak-bahak di sofa melihat kelakuan antara sang istri dan anak nya.
"Ayo dad kita pulang saja, karena anak semata wayang kita dengan tega nya mengusir orang tua nya sendiri." tanpa menoleh kebelakang sang mommy menarik lengan sang suami untuk keluar dari ruangan Askara.
"Bye mommy ku sayang. Aku mencintaimu" Askara berbicara dengan sedikit berteriak.
"Mommy tidak dengar terserah kau saja Askara."
Askara terkekeh di meja kerja nya itu, memang ia dan sang mommy suka bercanda, dan ia senang sekali untuk menjahili sang mommy.
...----------------...
Di perjalanan pulang sang Mr dan Mrs Rigan ini kembali berbincang-bincang hangat. Di usia yang tak muda ini mereka masih sangat romantis. Cinta yang indah dengan orang yang tepat.
Mereka mempunyai anak cuman satu, yaitu Askara Rigantara. Jadi mereka selalu mengusahakan yang terbaik untuk anak semata wayangnya itu.
"Eh dad, tadi mommy pergi ke butik langganan mommy." nyonya rigan atau bernama asli Evelyn Antonio ini berujar ke sang suami.
"Lalu?" jawab sang suami
"Mommy mengundang Alisha sang desainer kesukaan mommy untuk datang di acara penting kita dad." Ujar Evelyn.
"Ya tidak apa mom, itu adalah tamu-tamu penting mommy. Apalagi sudah berjasa untuk menyiapkan gaun dan jas Daddy juga Askara bukan?" tanya tuan Rigan.
"Benar dad, maka dari itu mommy mengundang nya karena alisha berperan penting juga."
"Desain nya sangat cantik sekali dad, tapi mommy akan membuat kejutan untuk Daddy dan juga Askara jadi kalian bisa melihat gaun itu disaat acara nya nanti." lanjut Evelyn sang nyonya rigan itu.
"Wow iyakah? Pasti sangat cantik, karena selera mommy tidak perlu diragukan lagi." ucap tuan rigan.
Nyonya Rigan pun tersenyum sambil membayangkan secantik apa nanti ia memakai gaun itu, baru melihat desain nya saja ia sudah terkagum-kagum. Ia juga percaya Alisha sangat profesional membuat gaun-gaun pesanannya selama ini karena selalu berhasil dengan hasilnya.
Saat ini Alisha dan Sandra sedang makan di restoran favorit mereka. Resto bernuansa klasik ini memang tempat mereka menghabiskan waktu saat masih sekolah sampai dengan sekarang.
"Eh San kita diundang nyonya Rigan di acara perusahaan nya." Alisha memulai pembicaraan mereka.
"Are you seriously Al? Demi apa kita diundang." Jawab Sandra dengan hebohnya.
"Ssttttt jangan kenceng-kenceng kali." ucap Alisha sambil menutup mulut sahabat nya ini.
"Hehe kan terkejut al." Sandra berujar.
"Kita harus dandan yang cantik Al, siapa tau disana nanti kita dapat jodoh loh." mata Sandra sudah berbinar-binar membayangkan ia nanti berkenalan dengan seorang pria kaya, tampan, dan mapan itu.
"Hush halu mulu perasaan." Alisha sudah muak dengan khayalan sang sahabat.
Tidak satu dua kali Sandra selalu mengkhayal seperti ini, Alisha sampai mengingatkan kalau ini dunia nyata bukan dunia novel yang bisa dikarang oleh manusia.
"Ish tapi Al di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin."
"Apalagi kita cantik, sexy, apalagi yang kurang coba?" lanjut Sandra
Tanpa menjawab pertanyaan Sandra yang pasti ujung-ujungnya mengarah ke hal itu, Alisha pun mengabaikan dan dengan tenang memakan makanan nya.
"Mending makan dulu deh san daripada halu terus, hidup kan butuh energi." ucap Alisha
"Eh tapi Al gimana kabarnya dia ya?" Secara tiba-tiba Sandra mengajukan pertanyaan.
"Dia siapa?" Tanya balik Alisha dengan alis mengkerut.
"Askara." Dengan tersenyum polos Sandra berucap.
"Gatau San, terakhir kali gue ngeliat dia pas lagi jalan sama cewe baru nya." ujar Alisha
Mengingat hal itu Alisha menjadi teringat momen dahulu, dimana ia begitu bahagia nya bersama pria itu. Mereka memang tidak menjalin hubungan serius seperti pacaran, tapi ntah kenapa kenangan nya tidak bisa dilupakan begitu saja.
Memang nyaman lebih susah daripada cinta, apalagi saat kita merasa sangat hidup saat bersama nya.
"Eh Al jangan sedih gitu dong ah." Sandra pun panik melihat mata sang sahabat yang berkaca-kaca.
"Gatau kenapa San tiap nemu wajah yang mirip sama dia, atau bahkan nemu tempat yang pernah kita lewatin, serta kenangan nya, rasanya hati gue masih rapuh. Masih belum benar-benar sembuh." Dengan tatapan kosongnya Alisha berujar.
"Padahal dia belum tentu rasain apa yang gue rasain, kita selesai waktu itu aja seminggu kemudian dia udah punya cewe lain." lanjut Alisha.
"Gue tau apa yang lo rasain Al, kita pernah di posisi itu." Ujar Sandra.
"Kenapa laki-laki bisa dengan mudah nya dapet pengganti? Sedangkan kita yang jadi korban nya masih bingung gimana nyembuhin isi hati."
Pertanyaan Alisha tersebut selalu ada disaat mereka sedang berbincang-bincang tentang kisah percintaan mereka. Miris sekali!
Tidak hanya perilaku dan sifat mereka yang sama, ternyata percintaan pun tak jauh berbeda.
Alhasil dikala curhat respon mereka dapat enak di dengar karena pernah saling mengalami dan tidak pernah menghakimi.
"Laki-laki adalah bab* " Maki Sandra.
Alisha hanya terkekeh jika sang sahabat sudah mengumpat seperti itu.
...----------------...
Alisha pun kembali ke apartemen nya, sejak ia mempunyai usaha butik ia memang ingin mandiri dengan memilih tinggal di apartemen.
Karena jarak dari rumah ke lokasi butik nya memang sangat jauh, berbeda kota.
Sempat di tentang oleh sang Mama tapi dengan rayuan Alisha akhirnya ia bisa membujuk sang Mama. Dengan syarat minimal sebulan dua kali Alisha harus pulang kerumah orang tua nya.
Alisha juga mempunyai seorang kakak laki-laki yang sudah menikah, itu alasan sang Mama yang sempat tidak mengizinkan Alisha tinggal di apartemen.
Setelah membuka pintu apartemen nya Alisha dengan cepat masuk ke dalam kamar nya lalu membersihkan diri. Meskipun sudah makan bersama Sandra, ia akan tetap masak untuk makan malam.
"Masak pasta enak kali ya?" tanya nya pada diri sendiri.
Alisha pun mulai berkutat dengan peralatan dapur nya, wangi bumbu-bumbu sudah tercium ke isi ruangan. Ia sudah tak sabar untuk mencicipi nya!
Beruntung sekali bukan yang akan menjadi jodoh nya kelak, selain cantik dan manis, Alisha pun wanita karir juga pandai memasak. Menantu idaman sekali.
Saat sedang menikmati makanan nya, ponsel nya berdenting tanda ada notif masuk. Dengan cepat ia membuka ponsel nya.
Askara meminta untuk mengikuti Anda.
Ia sampai melotot tidak percaya dengan apa yang dia lihat ini. Dengan cepat ia langsung memberi tahu kepada Sandra. Apapun info nya Sandra harus tahu.
Dengan cepat ponsel Alisha berdering dan benar sang sahabat langsung menelpon nya.
"Kok bisa Al dia dengan tiba-tiba balik lagi disaat lo mulai lupa." Tak habis pikir bukan?
"Mana gue tau San, dasar laki-laki dengan entengnya balik lagi setelah dulu ninggalin dengan entengnya." Ucap Alisha sambil menggerutu.
"Jangan dulu di respon Al, siapa tau dia lagi gabut." Sandra memberi saran.
"Iya tenang ajaa San." ujar Alisha
"Bagus, sekarang tenangin dulu diri. Jangan terlalu mikirin cowo gajelas itu. Kerjain rancangan desain nyonya Rigan aja."
"Thanks san udah ingetin." Alisha langsung bisa mengalihkan perhatian nya.
"Yaudah gue tutup dulu telepon nya."
Klik, sambungan telepon pun terputus.
Begitulah Alisha disaat ada gebrakan apapun dari laki-laki itu ia tak bisa menanganinya sendiri, ia butuh saran dari Sandra agar ia tak menjadi bodoh seperti dulu.
Memang Alisha dikatakan belum terlalu sembuh dari luka-luka itu, berbeda dengan sang sahabat yang dengan cepat bisa melupakan mantan nya.
Padahal baru tadi sore mereka membicarakan tentang laki-laki itu lalu sekarang laki-laki itu kembali setelah sekian lama mereka asing dan tak berkomunikasi.
"Sebenernya mau dia apasih?" batin Alisha tak habis pikir.
Tak ingin memikirkan Askara terlalu jauh Alisha pun memilih untuk membereskan semua peralatan makan nya, dan dengan cepat ia langsung masuk ke dalam kamarnya lalu tertidur dengan pulasnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!