NovelToon NovelToon

Cintaku Habis Di Kamu

BAB 1_Kau Sudah Gila!

Hari semakin larut, kota yang tidak pernah ada tidurnya tetap saja bising dengan kesibukan masing masing.

Tepat di pinggiran kota terdapat gadis malang dengan seribu luka nya, dia adalah Hana Prameswari gadis cantik dengan seribu pesona namun harus tertutupi dengan kisah pahit yang menyayat hati.

Di usianya yang masih sepuluh tahun dia harus rela ditinggal Kedua orang tuanya karena sebuah kecelakaan yang merenggut keduanya.

Hana yang malang di asuh oleh paman dan bibi nya namun sayang perlakuan kasar kerap kali dia alami namun tidak pernah sekalipun Hana melawan.

Apa lagi dengan anak dari paman dan bibi nya yang tidak pernah suka dengannya, selalu saja iri dari mulai sekolah sampai sekarang ini.

Mungkin karena paras yang berbeda karena Hana memiliki wajah cantik natural dan banyak di sukai oleh laki-laki tapi anak paman dan bibi nya malah harus begitu banyak permakan agar para pria terpikat dengan dirinya.

Berjalan menyusuri trotoar dengan baju lusuh dan lebam di sekujur tubuhnya karena penyiksaan yang dilakukan oleh paman dan bibinya serta anak mereka.

Sampai di sebuah jembatan yang cukup tinggi dia melihat ke arah bawah yang ternyata memang cukup tinggi itu pun langsung membayangkan bertemu dan berkumpul dengan ayah ibu nya.

Dengan keberanian tinggi dia naik ke pembatas jembatan, dia berdiri dengan rasa tanpa takut nya sambil melihat ke bawah.

"Semuanya sudah berakhir maaf aku tidak bisa bertahan sampai akhir, ayah ibu tunggu aku di sana ya." lirih Hana sambil menutup matanya, dia sudah sangat putus asa sekali dan berharap segera bisa menemui ayah dan ibu nya.

GREP

Namun saat dia akan terjun bebas tiba-tiba saja ada yang menariknya menjauh dari pembatas jembatan tersebut.

"Kau sudah gila!" teriak seorang pria saat setelah menolong Hana.

Gadis tersebut masih begitu gemetar karena jujur dia sendiri tiba-tiba juga begitu takut tadi dengan tindakan nya itu.

'Suara itu?!' gumam nya dalam hati dan langsung membuka matanya.

Dia melihat seorang pria yang begitu sangat dia kenal, pria yang pernah mengisi hatinya bahkan mungkin sampai sekarang ini.

"Ga... Gavin." ucap Hana tanpa tahu bagaimana posisi mereka sekarang ini, di mana Hana menindih tubuh Gavin.

Tubuh mereka saling terpaku diam, setelah hampir sepuluh tahun tidak bertemu ternyata mereka di pertemukan seperti ini.

Gavin Alexander Dimitri, pewaris tunggal dari kerajaan bisnis Dimitri grup. anak laki laki satu satu nya yang begitu diandalkan oleh keluarga besar Dimitri.

Dia mempunyai adik perempuan bernama Giselle Alexa Dimitri, namun sayang passion nya bukan di bisnis, dia lebih suka berkecimpung didunia desainer sesuai dengan jurusan yang sedang di ambil yaitu desainer.

Dan Gavin pernah mempunyai hubungan spesial dengan Hana dengan kata lain Gavin adalah mantan kekasih dari seorang Hana Prameswari waktu mereka masih SMA dulu.

"Mau terus seperti ini?" Gavin membuat Hana sadar dengan posisinya.

Dengan susah payah dia berdiri karena seperti nya kaki nya bermasalah, mungkin karena tadi terpeleset atau mungkin masih gemetar maklum dia juga sebenarnya takut dengan ketinggian.

"Minum." ucap Gavin memberikan air mineral untuk Hana, dia tahu pasti wanita itu masih begitu syok.

"Terima kasih." jawab Hana, rasanya dia ingin segera pergi dari sini.

"Kalau gitu saya permisi." pamit Hana begitu sopan seperti tidak kenal saja membuat Gavin menghentikan langkah Hana yang tertatih itu.

"Pertanyaan ku masih sama Hana, kenapa?" tutur Gavin dengan suara yang begitu parau menahan tangisannya.

Hampir sepuluh tahun tidak bertemu Gavin masih mempertanyakan kenapa Hana memutuskan hubungan dengannya, padahal dia begitu mencintai Hana.

"Maaf." jawab Hana dan itu lah jawabannya baik dulu maupun sekarang.

Hana berjalan dengan tertatih menjauh dari Gavin yang terus melihat ke arahnya, tubuhnya begitu lemas juga kepalanya begitu pusing sekali, dia berusaha sekuat tenaga untuk tetap melangkah namun sayang dia tidak bisa akhirnya ambruk juga namun yang terakhir dia lihat adalah wajah Gavin khawatir setelah itu dia tidak ingat apapun.

Sedangkan Gavin yang melihat Hana ingin jatuh pun langsung reflek menopang tubuh mungil Hana yang begitu terlihat kurus dari pada dulu saat mereka bersama.

"Hana hey bangun, jangan bikin aku khawatir." ucap Gavin kemudian membawa Hana ke mobilnya.

"Ke rumah sakit." perintah Gavin kepada Robi sahabat Gavin dari kecil sekaligus orang kepercayaan Gavin di kantor selain benny asisten pribadi nya.

Robi sendiri bekerja di Dimitri grup sebagai kepala bidang pengembangan dan sudah hampir empat tahun dia bekerja di sana.

"Ok." jawab Robi.

~Flashback On~

Gavin baru saja menghadiri sebuah pesta pembukaan di pinggiran kota yang jarang di datangi karena memang tidak ada yang menarik di sana.

"Kenapa pak sandi malah membuat kantor di permukiman kumuh seperti ini padahal dia punya banyak tanah di pusat kota." ucap Gavin sambil melihat sekeliling.

"Vin itu ada yang mau bunuh diri!" seru Robi saat akan melintasi jembatan.

"Berhenti!" tegas Gavin entah kenapa tiba-tiba dia begitu perduli sekali dengan orang tersebut.

Ya akhirnya Gavin pun keluar dengan berlari sekuat tenaga apa lagi saat tubuh itu akan terjun bebas ke bawah.

Seberat apapun masalahnya bunuh diri bukan lah solusinya, iman wanita tersebut belum kuat dan terlalu meremehkan kekuasaan tuhan.

~Flashback Off~

Sampai di rumah sakit Gavin langsung membawa Hana masuk agar segera di periksa oleh dokter.

"Vin kenapa?" tanya Satya salah satu sahabat Gavin juga yang kebetulan bekerja di rumah sakit tersebut karena rumah sakit tersebut adalah milik keluarga Dimitri sehingga Gavin mempercayai Satya untuk bekerja di sini.

"Ha... Hana?!" ucapnya kaget saat melihat Hana pingsan di gendongan Gavin karena setahunya mereka sudah tidak pernah berkomunikasi bertahun tahun.

"Udah gak usah kaget nanti aja kagetnya, sekarang periksa dulu." ucap Gavin.

Hana pun langsung dibawa ke ruang pemeriksaan, Satya memeriksa Hana dengan teliti agar tidak ada kesalahan.

Gavin menunggu dengan cemas dan itu bisa di lihat dengan jelas oleh Robi kalau bos nya sekaligus sahabatnya itu sedang begitu khawatir.

"Dia akan baik baik aja Vin, lo tenang aja." ucap Robi menenangkan Gavin.

Tak lama Satya keluar dari ruang pemeriksaan, wajah nya begitu sendu seperti ada yang mengganjal di hatinya.

"Gimana?" tanya Gavin khawatir apa lagi dengan wajah Satya yang sangat mengisyaratkan bahwa hasilnya tidak baik.

"Aku gak tahu apa yang selama ini dia alami Vin tapi aku tadi lihat tubuhnya begitu banyak luka baik luka baru atau pun luka lama yang sudah mengering bahkan meninggalkan bekas, hampir sekujur tubuhnya ada." ucap Satya membuat tubuh Gavin tiba-tiba membeku.

.

.

Cerita Belum Selesai.....

HAIIII AKHIRNYA AKU KEMBALI LAGI DENGAN CERITA LAINNYA NIHHH....

SEBELUM LANJUT, JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AUTHOR INI YA, TAMBAHKAN CERITANYA BIAR KALIAN GAK KETINGGALAN UPDATE BAB NYA, VOTE, LIKE, KOMEN DAN HADIAHNYA JUGA BOLEH  BIAR TAMBAH SEMANGAT BUAT LANJUT BAB NYA....

SARAN DAN KRITIK DI PERBOLEHKAN SELAMA DENGAN BAHASA YANG SOPAN YA...

FOLLOW FB AUTHOR : @LALA SYALALA

FOLLOW IG AUTHOR : @LALA_SYALALA13

BAB 2_Pergi Lagi

Ucapan Satya tadi membuat tubuh Gavin membeku ditempat, begitu rumit pikiran nya sekarang ini.

"Dan juga Vin aku tadi habis periksa juga, seperti nya ada tanda-tanda stress di diri Hana Vin, ini bukan gila ya tapi mungkin mentalnya sedang tidak baik baik saja." ucap Satya lagi lagi membuat Gavin diam mematung.

'Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu Hana selama ini?' tanda tanya besar dari Gavin.

"Dia udah aku kasih cairan biar tubuhnya stabil, aku saranin buat selalu temani dia karena bisa aja dia ngelakuin hal hal di luar nalar seperti bu*nuh di*ri kayak tadi." ucap Satya.

"Kalau gitu aku pergi dulu karena mau cek pasien lainnya." pamit Satya kemudian menepuk bahu Gavin berusaha untuk menguatkan, entah kenapa Satya yakin bahwa Gavin bisa menemani Hana walau tahu bagaimana kisah tragis cinta sahabat nya itu.

"Rob kamu pergi aja biar aku yang jaga Hana di sini, cukup jangan kasih tahu nyokap ku kalau aku di sini." ujar Gavin dan di angguki oleh Robi.

Saat masuk ke kamar inap Gavin bisa melihat tubuh lemas Hana yang begitu dia rindukan, selama sepuluh tahun ini dia berusaha untuk mencari tahu penyebab mantan kekasih nya itu memutuskan hubungan yang menurut nya tidak ada masalah apapun.

"Kenapa setelah sekian lama kita tidak bertemu tapi malah pertemuan seperti ini yang kita alami." lirih Gavin merasa iba dan penasaran seperti apa selama ini Hana menjalani hidupnya.

Dia dengan senantiasa menunggu hingga Hana sadar namun gadis itu tak sadar sadar juga membuat Gavin khawatir.

Setelah beberapa lama menunggu Hana pun mulai sadar, hal yang pertama dia lihat adalah atap rumah sakit berwarna putih dan juga bau obat-obatan yang begitu menyengat di hidung.

"Sudah sadar? Ada yang sakit?" tanya seseorang membuat Hana mengalihkan perhatiannya.

DEG

Seketika kejadian di jembatan tadi membuat Hana teringat kembali, kesadaran nya akhirnya kembali lagi.

"Terima kasih sudah mengantar say ke rumah sakit." ucap Hana dengan tulus masih dengan bahasa formal nya itu.

"Bisa jangan terlalu formal saat kita bicara, kita bicara seperti dulu saja." ucap Gavin dan di angguki ragu oleh Hana.

Dia merasa bahwa tubuhnya sudah membaik akhirnya mencoba melepaskan infus yang masih terpasang di tangannya.

"Mau apa kamu?!" tanya Gavin dengan terkejut melihat tindakan Hana.

"Aku mau pulang." jawab Hana.

"Kamu masih sakit Hana, setidaknya sembuhkan luka mu dulu sebelum menghindari ku lagi." ucap Gavin yang begitu menohok sekali tapi memang itu menyatakan nya.

"Aku keluar dulu." pamit Gavin kemudian menghilang dari balik pintu ruang inap tersebut membuat air mata jatuh begitu saja tanpa permisi dari mata Hana.

"Ini kenapa sih turun juga, aku sudah berusaha untuk menjauh tapi kenapa harus dipertemukan lagi tuhan." ucap Hana dengan pasrah karena takdir mempertemukan mereka berdua lagi.

Karena merasa tubuh nya sudah membaik Hana pun tetap melepas infus nya dan pergi dari ruang sakit, sedangkan Gavin ke ruangan dokter Satya karena ingin menanyakan kondisi Hana.

"Apakah dia sudah bangun?" raya Satya saat melihat Gavin malah duduk di kursi nya.

"Hm, tapi seperti nya dia tidak ingin bertemu dengan ku." sahut Gavin yang sudah merasa sangat frustasi.

"Vin mungkin dia ada alasan melakukan hal tersebut, lo tahu kan apa yang aku sampein ke Lo soal Hana, seperti nya hidup Hana tidak semulus yang kita bayangkan." ucap Satya mencoba menahan emosi Gavin.

"Tapi dia sudah pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun bahkan alasan pun dia tidak memberikannya." jawab Gavin mengingat-ingat kejadian di mana Hana memutuskan hubungannya.

~Flashback On~

"Sayang aku tadi dengar kalau kamu juara olimpiade lagi?" tanya Gavin remaja saat duduk di bangku taman belakang sekolahan.

Sekarang mereka sudah berada di kelas tiga SMA dan sebentar lagi akan lulus, Gavin dan Hana sudah menjalin hubungan selama hampir dua tahun, bagi Gavin Hana adalah cinta pertama nya begitu pun dengan Hana dimana Gavin adalah cinta pertama nya.

"Iya sayang." balas Hana dengan singkat.

"Kamu mau apa sebagai kado nya hm?" tanya Gavin mencoba menghibur kekasih nya itu.

"Sayang aku mau ngomong sama kamu boleh?" ijin Hana merasa bahwa ingin adalah waktu nya.

"Ada apa sayang ku?" tutur Gavin dengan begitu lembut.

"Mari kita putus." ucap Hana singkat.

Bagai tersambar petir di sing bolong ucapan Hana tadi membuat Gavin diam mematung.

"Kenapa?" tanya Gavin perlu penjelasan dari Hana.

"Aku rasa kita udah gak cocok Vin, maaf aku menyerah dalam hubungan ini." tutur Hana kemudian pergi dari sana.

Gavin masih diam mematung dengan perkataan Hana apa lagi tiba-tiba panggilannya berubah yang biasa nya sayang tiba-tiba memanggil nama nya.

~Flashback Off~

Di mulai dari sana lah sikap Gavin yang dulu nya ceria menjadi seorang yang begitu dingin dan sulit di dekati, bahkan mama nya sudah mencoba berbagai cara agar sang anak kembali seperti dulu tapi tetap tidak bisa.

Setelah dari ruangan Satya, Gavin pun kembali ke ruang inap Hana namun baru saja masuk ke dalam sudah tidak ada orang sama sekali di sana.

"Dan kamu memilih untuk pergi lagi Hana," lirih Gavin begitu kecewa namun tekad nya untuk mencari Hana tidak pernah hilang.

Gavin : [Cari Hana dimana pun dia berada, bawa ke apartemen ku.]

Gavin baru saja menghubungi Robi dari sambungan telepon, setelah itu dia langsung memutuskan sambungan secara sepihak bahkan tanpa Robi bisa membalasnya.

Sedangkan Hana berada di bus kota menuju ke sebuah gubuk kecil yang sering dia datangi jika dia tidak tahu arus kemana, gubuk kecil itu bahkan sudah sangat usang dan tak layak untuk ditempat.

"Ayah, ibu Hana ingin ikut kalian. Kenapa hidup Hana selalu seperti ini?" lirih Hana merenungi nasibnya.

Bertemu dengan Gavin sungguh membuat dia malu sekali, dia yng memutuskan hubungan namun sekarang Gavin bis melihat kehancurannya perlahan.

Hana memilih untuk meringkuk menghangatkan tubuhnya dengan tangan nya, ingin pulang ke rumah pun percuma karena dia pasti akan menjadi bulan bulanan paman dan bibi nya, mungkin besok pagi dia baru akan pulang, tubuh nya begitu sakit semuanya.

"Vin aku udah cari di dekat-dekat sini tapi gak ada." ucap Robi masuk ke apartemen Gavin setelah dipersilahkan pastinya.

"Cari di pinggiran kota dimana kita menemukannya, rob aku harap untuk kali ini dia memberikan penjelasan yang jelas kenapa dia ninggalin aku." lirih Gavin.

"Aku pasti terus bakalan bantu." ucap Robi yang sangat tahu bagaimana keadaan Gavin setelah di tinggal oleh Hana waktu itu.

Setelah itu Robi pergi dari apartemen sahabatnya dan menuju ke apartemen nya yang kebetulan tak jauh dari apartemen Gavin yaitu di depan apartemen Gavin.

"Kenapa kamu memilih pergi lagi hm?" tutur Gavin begitu banyak pertanyaan yang bersarang di otak nya sekarang.

.

.

Cerita Belum Selesai.....

Jangan lupa follow akun author, favorit kan cerita ini, vote, like, komen dan gift nya juga boleh biar tambah semangat buat nulis nihhh....

Ditunggu ulasan dan bintang 5 nya yaaa

FOLLOW FB AUTHOR : @LALA SYALALA

FOLLOW IG AUTHOR : @LALA_SYALALA13

BAB 3_Belum Mempunyai Kekasih

Pagi harinya Hana kembali ke rumah paman dan bibi nya yang seharusnya itu adalah rumah peninggalan orang tua nya namun malah di kuasai oleh paman dan bibi nya.

"Dari mana aja kamu hm?! Dasar anak gak tahu di untung." teriak sang bibi dengan marah sambil di tangannya terdapat sapu yang dia diayunkan ke tubuh lemah Hana.

BUK BUK

"Ampun bi sakit." lirih Hana saat gagang sapu tersebut terkena punggung nya yang bahkan belum sembuh dari luka yang kemarin di berikan keluarga paman dan bibi nya itu.

Setelah puas menghajar sang ponakan bibi pun pergi dan meninggalkan Hana sendirian di ruang tamu.

"Non Hana." lirih mbok Narti pembantu di rumah tersebut yang sudah bekerja lama dengan keluarga Hana bahkan saat orang tua nya masih hidup.

Mbok Narti saksi bisu dari semua perbuatan saudara dari majikannya itu kepada anak majikannya.

"Aku gak papa kok mbok, mbok bisa bantu Hana ke kamar." pinta Hana karena tubuh nya sakit dan juga kaki nya merasa ngilu karena bibi nya tadi juga memukulnya di area betis Hana.

"Ayo non saya bantu." seru mbok Narti, sampai di kamar mbok Narti juga membantu mengobati luka di punggung dan kaki Hana.

"Non apakah tidak sebaiknya non Hana pergi dari sini, mbok tidak tega jika harus melihat non Hana seperti ini terus." lirih mbok Narti sambil melihat punggung Hana yang di penuhi oleh luka lebam yang bahkan belum sepenuhnya sembuh tapi sudah ada lagi.

"Mbok ini peninggalan satu-satunya milik ibu sama ayah, gak mungkin aku lepas gitu aja." ujar Hana dan mbok Narti hanya bisa pasrah dan berdoa semoga nona nya mendapatkan takdir yang lebih baik.

Di sisi lain Gavin sudah berada di kantor, di sana juga ada Robi yang berada di ruangannya.

"Kata kan." tegas Gavin.

"Hana sekarang yatim piatu Vin, dari yang aku denger kalau sekarang dia tinggal dengan paman dan bibi nya serta anak mereka.........." ucap Robi dan Gavin terus mendengarkan cerita panjang kali lebar dari Robi.

'Apakah kamu baik baik saja selama ini?' tanya Gavin di dalam hatinya.

Dia menerka-nerka kenapa Hana meninggalkan nya.

"Setelah aku cari tahu ternyata Hana melamar di kantor ini Vin di bagian keuangan." ucap Robi membuat Gavin langsung melihat ke arah Robi.

Gavin sangat tahu kalau Hana begitu pintar di matematika, bahkan dulu waktu sekolah selalu mewakili sekolah untuk ikut lomba-lomba nasional.

"Ini berkasnya." Robi sudah membawa berkas tersebut bahkan sebelum bos nya itu meminta nya.

"Thanks bro." balas Gavin.

"Aku harap kali ini kalian bisa menyelesaikan masalah kalian berdua." ucap Robi kemudian pergi dari ruangan Gavin.

"Hana aku harap kita bisa bersama lagi." lirih Gavin melihat biodata Hana yang di kasih oleh Robi.

"Benny segera panggil orang ini untuk interview kerja dan setelah interview langsung terima dibagian sekretariat dan bekerja sebagai sekertaris ku." ucap Gavin memberikan perintah kepada Benny sang asisten.

"Baik pak." balas Benny walau ada kebingungan tapi dia tetap menjalankan tugas nya.

Di sisi lain Hana sedang berbaring mengistirahatkan tubuh nya karena setelah penyiksaan tadi dia tak langsung bisa berleha-leha karena nyatanya tugas nya sebagai babu di rumah tersebut masih harus dia kerjakan.

Sore hari pekerjaan nya baru saja selesai, Hana juga sudah selesai membersihkan diri dan memasak untuk makan malam, tiba-tiba handphone nya berdering menandakan ada telepon masuk dan segera Hana mengangkat telepon tersebut.

^^^Hana: [Halo dengan siapa ya?]^^^

HRD: [Dengan bu Hana Prameswari?]

^^^Hana: [Iya, ada apa ya bu?]^^^

HRD: [Baik bu Hana kami ingin mengundang anda interview di Dimitri grup besok pukul sepuluh pagi, apakah bersedia?]

Ucapan tim HRD tersebut membuat Hana diam mematung karena tidak pernah terpikirkan bos bekerja di Dimitri grup tanpa jalur orang dalam, bahkan perasaan Hana dia baru saja minggu lalu memasukkan lamaran.

^^^Hana: [Baik bu saya akan hadir, terima kasih untuk kesempatan nya.]^^^

Setelah itu sambungan tersebut pun terputus membuat Hana begitu gugup dan masih belum percaya bahwa dia akan menjalankan interview di Dimitri grup yang persaingan nya begitu ketat sekali dan sangat susah masuk di sana tanpa dia sadari bahwa takdir sedang membawanya entah kemana.

Keesokan harinya Hana sudah rapih dengan pakaian kantornya, walau ini hnya interview tapi Hana harus terlihat sopan agar bisa menjadi nilai plus untuk diri nya.

Dia sengaja datang lebih awal agar bisa mempersiapkan semuanya, saat masuk ke dalam kantor yang begitu besar tersebut resepsionis memberitahukan bahwa tempat interview berada di lantai empat tempat ruangan HRD berada.

TOK TOK TOK

"Masuk." seru seseorang dari dalam membuat Hana langsung masuk ke dalam.

"Selamat pagi bu saya Hana, saya mendapatkan panggilan interview hari ini." ucap Hana dengan sopan.

"Silahkan duduk." ucap bu Dina kepala bagian sumberdaya manusia.

Hari ini beliau sendiri yang melakukan interview dengan karyawan padahal biasanya staff nya yang melakukannya, hal ini karena mendapatkan perintah langsung dari atasannya sehingga mau tidak mau bu Dina menjalankan tugas nya.

Hana berada di ruang meeting yang tidak terlalu besar dan di sana juga Gavin memantau sesi interview tersebut, bahkan dia sampai menunda rapat penting karena ingin melihat sesi interview tersebut.

Sesi interview mulai di lakukan, han menjawab semua pertanyaan dengan tenang membuat suasana menjadi lebih santai dan bu Dina merasa saut karena ada calon pelamar yang setidaknya terlihat kompeten dan bisa bekerja dengan baik nanti nya tanpa memandang oleh siapa dia di bawa.

Jangan salah bu Dina begitu penasaran siapa wanita yang berada di depan nya itu, bagaimana bisa bos nya sendiri yang menyuruh nya untuk langsung terjun interview karyawan.

"Baik ini untuk pertanyaan selanjutnya Hana saya ingin bertanya apakah kamu sudah punya kekasih?" tanya bu Dina lebih tepatnya pertanyaan yang di titipkan oleh Gavin sebelum nya.

"Maaf bu saya tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut karena begitu privasi." ucap Hana dengan sopan.

"Apakah kamu ada masalah dengan pacar kamu?" tanya bu Dina lagi mencoba memancing jawaban Hana dan benar saja seperti nya pertanyaan nya membuat Hana terpancing.

"Tidak bu, saya belum mempunyai kekasih jadi tidak ada permasalahan apapun." jawab Hana tanpa sadar.

Di ruangan presdir Gavin mengembangkan senyumnya karena sang mantan belum mempunyai kekasih.

'Tidak akan aku lepaskan lagi kamu sayang.' gumam nya dalam hati.

Benny yang melihat sang seperti itu pun merasa ada yng tidak beres, dia sangat kepo sekali sekarang.

.

.

Cerita Belum Selesai.....

Jangan lupa follow akun author, favorit kan cerita ini, vote, like, komen dan gift nya juga boleh biar tambah semangat buat nulis nihhh....

Ditunggu ulasan dan bintang 5 nya yaaa

FOLLOW FB AUTHOR : @LALA SYALALA

FOLLOW IG AUTHOR : @LALA_SYALALA13

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!