NovelToon NovelToon

Kembalinya Cinta Yang Hilang

Kenyataan Pahit

"Sah.... "

"Sah... "

"Alhamdulillah," ucapnya serempak satu ruangan.

Begitulah kalimat terakhir yang menjadi saksi dalam pernikahan dua insan. Arsy Kesuma telah sah menjadi istri Darma Nugraha. Semua yang berada didalam acara pernikahan turut merasakan kebahagiaan, dan ucapan selamat juga membanjiri di awak media. Semua terkagum kagum melihat acara dilangsungkan Semua menganggap pasangan yang sangat serasi dan juga keduanya terlihat sempurna, ditambah lagi pernikahan telah mengikatnya menjadi pasangan suami istri yang sah dimata hukum maupun agama.

Acara pun telah selesai kini pengantin perempuan langsung dibawa pulang oleh pihak keluarga mempelai laki laki.

Tibalah kini Arsy Kesuma di kediaman Tuan Nugraha. Didalam rumah hanya ada Tuan Nugraha , Nyonya Ferly dan juga Yona adik Darma dan sebagian pelayan dan penjaga rumah.

Arsy, tiba tiba kepalanya terasa sangat sakit dan nyeri pada bagian perutnya.

"Mas Darma.." sakit... auuuuw... sakit sekali, perutku sangatlah sakit Mas..." rengek Arsy dan membuat semua yang ada dirumah panik melihat Arsy tengah merintih kesakitan.

"Kamu kenapa sayang... kita ke dokter saja ya." Titah Darma sambil memegangi pundak istrinya.

"Kamu kenapa, Arsy.." Ibu Mertua yang juga ikut panik akan rintihan Arsy yang sedang kesakitan.

"Dengan cepat Darma membawa Arsy kerumah sakit secepat mungkin. Sampai lah dirumah sakit, Darma langsung menggendong Arsy dengan langkah yang cepat dan disusul oleh Ibu mertuanya dibelakang.

"Sabar sayang.. kamu yang sabar ya.. kita nunggu Dokter sebentar. " Titah Darma dengan perasaannya yang cemas melihat kondisi istrinya.

"Tapi sangat sakit sekali mas.. aku sudah tidak kuat menahannya, rengek Arsy sambil menahan rasa sakitnya.

"Sabar, sebentar saja kok.. kamu yang kuat, disini ada Ibu yang menemani kamu. " Ucap Ibu Mertua mencoba menenangkan.

Dokter pun menyuruh Arsy untuk masuk keruangan pemeriksaan, cukup lama Arsy berada didalam. Darma maupun Ibunya ikut panik tatkala menunggu Arsy yang tidak kunjung ke luar dari ruangan pemeriksaan.

Dan keluarlah Dokter dari balik ruangan.

"Dokter. Bagaimana keadaan Istri saya, Dok?" tanya Darma cemas.

"Tuan bisa ikut dengan saya keruangan saya," titah sang Dokter. Sedangkan Darma mengekorinya dari belakang.

"Saya boleh ikut masuk kan, Dok? saya Ibu mertuanya. " Pinta Ibu Ferly.

"Boleh," jawab Dokter singkat.

"Silahkan duduk," titah Dokter.

"Bagaimana dengan Istri saya Dok? baik baik saja, kan Dok? " tanya Darma dengan perasaan yang sangat cemas dan khawatir.

"Maaf Tuan, sebelumnya saya mau minta maaf, tapi saya harus mengatakan yang sejujurnya. Bahwa Istri Tuan mengalami Kanker Rahim, dan saya minta untuk tidak melakukan intim kepada Istri Tuan, karena sangat berbahaya dan beresiko tinggi.

Deg........ jantung Darma sangat lah shok setelah mendengar penjelasan dari Dokter, tubuhnya seketika itu juga berubah menjadi lemas. Kedua matanya berubah menjadi buram penglihatannya karena berkaca kaca harus menerima kenyataan yang pahit, dan jawaban dokter begitu sangat menyakitkan untuk didengarnya, begitu juga dengan Ibu nya ikut shok mendengar penuturan dari Dokter.

"Dok...! katakan, kalau ini semua bohong, dan Dokter hanya ingin mengerjain saya, iya kan Dok? " katakan Dok! kalau ini semua salah! ucap Darma keras bercampur emosi sambil menggoyangkan tubuh dokter ber kali kali. Rasanya tidak percaya akan penjelasan dari Dokter,

"Saya tidak bohong Tuan, saya sudah mengulangi pemeriksaannya namun hasilnya masih sama. Maafkan saya Tuan jika jawaban yang saya berikan sangat menyakitkan untuk Tuan," jawab Dokter.

Darma benar benar shok ketika mendengarkan ucapan dari Dokter. Hari ini seharusnya adalah hari yang bahagia untuk sepasang suami istri, Darma dan Arsy. Namun harus menjadi kenyataan yang begitu pahit untuk keduanya.

Arsy masih didalam penanganan dokter dan juga sudah diberi obat penenang. Dengan tubuhnya yang gontai melangkahkan kakinya kedalam kamar pasien. Darma seperti mimpi mendapatkan kabar tentang penyakit yang diderita Istrinya. Hatinya seakan hancur, harapannya seakan musnah. Dunia nya menjadi gelap, tidak ada secercah harapan untuknya.

Dilihatnya Istrinya yang terbaring lemah, wajahnya yang sangat pucat. Darma tidak tega melihatnya, perasaannya pun berkecamuk, bagaimana untuk menjelaskannya kepada Istrinya tentang penyakit yang dideritanya. Darma hanya tertunduk lesu disamping Arsy, Ibu Ferly pun menemani Darma di rumah sakit.

"Kamu harus sabar Darma, Arsy pasti sembuh, Ibu percaya itu, Istrimu pasti kuat. " Terangnya.

"Tapi Bu... apakah Arsy akan menerima kenyataan ini, lihatlah Istriku Bu.. seharusnya dia bahagia hari ini, tetapi apa yang didapatnya hari ini sangatlah menyakitkan untuknya Bu.." Darma tidak kuat melihatnya bersedih terus terusan Bu.. " jawab Darma lesu dan sangat sedih akan perasaannya.

"Ibu Mengerti akan posisi kamu, tapi mau bagaimana pun Arsy akan mengetahui penyakitnya meski kamu menutupinya." Ucap Ibu nya.

"Lalu Darma harus berbuat apa Bu... agar Arsy tidak hilang semangatnya. " Jawab Darma.

"Nanti kita fikirkan bersama, yang terpenting sekarang kamu hubungi orang tuanya. Apapun keadaan Arsy kamu harus memberitahunya." Titah Ibu nya.

"Baik Bu," Darma keluar sebentar." Ucap Darma bergegas keluar.

"Halo..." suara Ayah Arsy dari seberang telfon.

"Pa... maafkan Darma jika tengah malam Darma mengganggu istirahat Papa, Darma ingin menyampaikan sesuatu. " Ucap Darma cemas.

"Katakan Darma, ada apa?" jawab Ayah Arsy.

"Emmmm Arsy masuk kerumah sakit Pa... " dan Papa boleh datang besok, untuk sekarang Papa istirahatlah, karena sudah larut malam Pa.. " Ucap Darma.

"Tidak Darma, Papa akan segera kesana bersama Mama, Ucapnya cemas.

Tuan Nugraha langsung bergegas bersiap siap untuk berangkat ke rumah sakit bersama Istrinya Ibu Heninda.

" Pa... siapa yang menelfon larut malam seperti ini, " tanya Ibu Heninda.

"Darma Ma... Arsy masuk ke rumah sakit, tapi Papa belum menanyakan kenapa bisa masuk kerumah sakit. Sekarang juga kita harus cepat kerumah sakit Ma.. "

"Apa....! Arsy masuk rumah sakit? bukankah Arsy baik baik saja waktu acara pernikahannya Pa? " Ucap Ibu Heninda shok mendengar penuturan dari suaminya.

"Mungkin Arsy kecapean Ma.. sudah lah Ma.. jangan terlalu mencemaskan Arsy, doakan semoga lekas sembuh. " Jawab Ayah Arsy menenangkan.

Kedua orang tua Arsy kini sedang dalam perjalanan. Perasaan was was pun telah merasuki fikiran Ibu Heninda.Memikirkan keadaan anak semata wayangnya, hanya Arsy lah harapan kedua orang tuanya.

Mobil pun telah terparkir di area rumah sakit, kedua orang tua Arsy berjalan begitu sangat cepat langkahnya, karena sudah tidak sabar ingin menemui putri nya. Rasa cemas kini semakin bergemuruh, rasanya seperti mimpi ketika mendengar bahwa Arsy masuk ke rumah sakit.

"Darma... " seru Ayah Arsy memanggilnya.

"Pa... " kenapa harus buru buru kemari Pa," besok juga bisa kan pa? " nanti Papa dan Mama kelelahan, bukan kah Papa dan Mama sudah sangat letih... " Ucap Darma.

"Dimana Arsy, Nak Darma? " tanya Ibu Heninda cemas.

"Arsy sedang istirahat didalam bersama Ibu, Ma.. jawab Darma.

Kedua orang tua Arsy segera masuk ruangan, karena sudah tidak sabar ingin mengetahui keadaan putri nya berharap baik baik saja.

Khawatir

Wajah pucat Arsy kini tengah terbaring lemas. Tatapan sendu Ibu Henin tak kuasa menatap putrinya.

Ibu Henin menghampiri Darma, dengan perasaan yang tidak percaya putrinya terbaring dirumah sakit.

"Katakan kepada Mama, kenapa Arsy bisa berada di rumah sakit, katakan kepada Mama, Darma.... " ucap Ibu Henin.

"Arsy.... " tiba tiba ucapannya terhenti, tidak kuasa Darma mengatakannya, karena takut akan menambah shok ketika mendengarkan penuturan dari nya.

"Mama Arsy.. saya akan keluar. Dan kamu Darma, bicaralah baik baik dengan Ibu mertua kamu," jangan membuatnya khawatir." Ucap Ibu Ferly.

"Baik Bu... " jawab Darma.

Didalam hanya ada orang tua Arsy dan dan Darma, sedangkan Arsy sedang tidur.

"Maafkan Darma Bu.. jika ucapan Darma akan menyakiti hati Ibu, tapi percayalah Darma akan selalu mencintai Arsy. Sebenarnya Arsy mempunyai penyakit Kanker rahim Bu... " Ucap Darma sedih.

"Apa....!" kanker rahim, tidak! tidak mungkin! kamu jangan coba coba membohongi Mama, kamu pasti bohong! ucap Ibu Henin tidak terima.

"Kamu jangan macam macam Darma! putriku tidak mempunyai penyakit yang kamu sebutkan. Kamu pasti bohong, dikeluarga Kesuma tidak ada yang mempunyai riwayat kanker." Ucap Ayah Arsy dengan emosi memuncak.

Sedangkan Darma hanya tertunduk lemas, Darma sudah siap menerima perlakuan apapun dari kedua orang tua Arsy.

"Apa...! " kanker rahim... tidak.. tidak..! " tidak mungkin aku mempunyai penyakit rahim.. itu tidak mungkin.. " ucap Arsy tiba tiba lesu dan lemas.

"Sayang... tidak sayang.. kamu baik baik saja, percayalah padaku. Aku akan melakukan pemeriksaan lagi, kamu jangan terlalu memikirkannya. Kamu pasti baik baik saja sayang.. " jawab Darma dan memeluk Arsy untuk menenangkan fikiran nya.

"Ibu Henin pun langsung mendekati Arsy untuk menguatkan hati nya.

Tatapan kedua mata Arsy kosong, perasaannya seketika itu juga hancur mendengar pengakuan dari Darma. Arsy masih saja terdiam tanpa ingin berbicara meski hanya sepatah kata.

Ibu nya Arsy langsung memeluk putrinya, seraya memberikan kekuatan untuk anaknya.

" Ma.. Arsy baik baik saja, kan Ma? " Arsy bisa sembuh, kan Ma?" ucap Arsy dengan isak tangisnya.

"Kamu pasti baik baik saja sayang.. " kamu tidak perlu takut, Ada Mama dan Papa dan juga Suami kamu dan Ibu Mertua kamu, dan kamu tidak sendirian. Kita semua selalu ada untuk kamu sayang.. " jawab Ibu nya meyakinkan.

"Iya Arsy.. " kamu masih ada kita semua, kamu jangan bersedih, masih ada Darma yang akan selalu menjaga kamu. " Ucap Ibu Ferly menimpali.

"Sekarang kamu jangan banyak fikiran dulu sayang, agar kondisi kamu cepat pulih. Aku tidak ingin kamu terlalu cemas hanya memikirkan sesuatu yang belum pasti. Besok aku akan mencari Dokter yang jauh lebih baik untuk memeriksa kamu. Sekarang istirahatlah, " titah Darma. Sedangkan Arsy hanya mengangguk.

"Aku hanya ingin bersama Ibu, kalian semua keluar, termasuk Ayah." Titah Arsy dengan sedih.

Ketiganya pun keluar meninggalkan ruangan, semua khawatir jika terjadi sesuatu pada Arsy. Darma sebenarnya tidak ingin meninggalkan Arsy, namun karena permintaannya hanya ingin bersama Ibu nya. Ketiganya mengalah untuk keluar, meski masih diliputi dengan perasaan cemas.

"Ma... ini semua bohong, kan Ma? " Arsy baik baik saja, kan Bu?" Arsy belum siap Ma, jika Arsy harus menerima kenyataan ini Ma.. Arsy ingin segera mempunyai anak Ma.. " Ucap Arsy sambil menangis.

"Sabar ya sayang.. Ibu berharap semua ini adalah bohong, karena di keluarga kita tidak ada yang memiliki riwayat Kanker sayang.. " jawab Ibu menguatkan putrinya.

Arsy masih memeluk Ibu nya, perasaan nya masih hancur. Hidupnya terasa kelam dan pahit, semua harus terjadi saat hari bahagianya.

"Kamu yang kuat ya sayang.. percayalah sama Mama, bahwa kamu pasti baik baik saja. " Ucap Ibu nya lagi.

"Tapi Ma... jika semua ini benar kenyataannya, apa yang harus Arsy lakukan Ma? " tanya Arsy sedih.

"Sudah lah sayang.. kamu anak Mama yang sangat kuat dan tangguh, kamu pasti bisa menerimanya, masih banyak cara untuk mengobatinya sayang... " nanti Papa akan mencarikan Dokter paling bagus untuk memeriksa kesehatan kamu. " Jawab Ibu nya menenangkan.

"Sekarang kamu beristirahatlah, sekarang Mama harus pulang. kasihan Papa belum istirahat, besok Mama akan datang kemari. Tidak apa apa, kan sayang.. " ada suami kamu. Jadi kamu tidak perlu takut merasa sendiri. "Ucap Ibu Heninda kembali.

" Iya Ma... " Kesehatan Papa dan Mama jauh lebih penting. Arsy tidak apa apa disini ada Mas Darma. " Ucap Arsy.

"Kamu istirahat ya, jangan terlalu difikirkan, percayalah kamu baik baik saja. " Jawab Ibu nya.

Arsy hanya mengangguk dan tersenyum yang dipaksa.

Ibu Heninda telah keluar, Perasan nya sangat berat meninggalkan putrinya. Tetapi kesehatan Suaminya jauh lebih penting, karena Ayah Arsy mempunyai penyakit jantung.

"Darma... Mama pulang dulu ya.." besok Mama akan datang lagi. Mama titip Arsy denganmu, jagain Arsy. Maafkan Mama jika sudah merepotkan kamu." Ucap Ibu Heninda.

"Mama tidak perlu khawatir, Darma akan selalu menjaga Arsy. Sekarang Arsy sudah menjadi tanggung jawab Darma. " Jawab Darma.

"Papa juga mau minta maaf sudah merepotkan kamu dan Ibu mu, besok Papa akan usahakan mencari Dokter yang jauh lebih baik untuk memeriksakan Arsy. " Imbuhnya.

"Iya Pa , Papa tidak perlu khawatir, Darma akan selalu menjaga Arsy, sekarang Arsy sudah menjadi istri Darma, jadi sudah sepatutnya Darma yang bertanggung jawab ... " Ucap Darma.

"Baik lah, Papa percaya sama kamu." Jawab Ayah Arsy.

"Bu Ferly.. Maafkan saya jika sudah merepotkan, saya titip putri saya Bu.. saya jadi tidak enak merepotkan Ibu Ferly. " Ucap Ibu Heninda.

"Tidak apa apa toh Bu.. saya sudah menganggap Arsy anak saya sendiri, apalagi sekarang Arsy sudah sah menjadi istri Darma, berarti juga sama saja putri saya Bu Henin... " Jawab Ibu Ferly.

"Kalau begitu kami pamit pulang ya Bu Ferly.. " ucap Ibu Henin pamit.

"Hati hati ya Bu Henin.. " ucap Ibu Ferly.

Kedua orang tua Arsy kini telah pulang, sekarang tinggallah Darma dan Ibu nya.

Keduanya masuk dalam ruangan, didapati Arsy yang tengah bersandar di tempat tidurnya.

"Kenapa kamu masih belum tidur sayang.. " sekarang sudah jam berapa ini loh, apa kamu tidak sayang dengan kesehatan kamu? " ucap Darma.

"Aku tidak bisa tidur Mas, aku masih kepikiran dengan penyakit aku. Dan aku sangat takut jika aku benar benar mengidap penyakit kanker Mas.. " ucap Arsy sedih.

"Kamu tidak perlu bersedih sayang.. ada Aku dan Ibu, dan juga kedua orang tua kamu. " Jawab Darma menenangkan.

"Darma.. Arsy.. Ibu harus pulang dulu ya.. Ibu doakan semoga besok sudah di izinkan pulang, sekarang Pak Somad sudah menunggu diluar. Tidak apa apa, kan Arsy? " ucap Ibu Ferly pamit.

"Tidak apa apa kok Bu.. Arsy sudah ada Mas Darma yang akan menjaga Arsy. Ibu pulang dan istirahatlah," jawab Arsy.

"Iya sudah, Ibu pulang ya.. kalian berdua cepat istirahatlah. " titah Ibu Ferly.

Di Rumah Sakit

Arsy bangun dari tidurnya, dilihatnya Darma sedang tertidur disamping nya. Perasaan sedih kini selalu mempengaruhi fikiran Arsy.

"Mas... " Mas, bangun. " Ucap Arsy membangunkan sambil menggoyangkan tangannya.

Darma mengucek kedua matanya, rasa kantuk pun masih sangat berat untuk bangun.

"Kamu sudah bangun sayang... " tanya Darma dengan wajah yang lesu.

"Aku sudah sedari tadi bangun, tapi aku tidak enak untuk membangunkanmu Mas, sepertinya Mas Darma sangat capek, semalaman menemani Aku bergadang. " Jawab Arsy.

"Hari ini kamu akan diperiksa kembali, apa kamu sudah siap? " jika kamu belum siap aku tidak akan memaksamu. Aku sudah menelfon dua dokter yang dapat dipercaya, satu kepercayaan Papa kamu, dan yang satu kepercayaanku. Jadi kamu tidak perlu khawatir untuk hasilnya, aku berharap kamu benar benar sehat. " Ucap Darma meyakinkan.

Arsy hanya mengangguk, apa yang dilakukan Darma pasti yang terbaik untuknya.

Arsy pun semangat untuk melakukan tes kembali, karena Arsy sangat yakin jika dirinya tidak memiliki riwayat penyakit yang disebutkan oleh Dokter.

Arsy langsung membersihkan diri, tubuh Arsy kini bugar lagi dan sudah tidak terlihat memiliki penyakit, bahkan sudah tidak terlihat sangat pucat.Tetapi justru terlihat sangat sehat, Darma menatapnya pun heran.

Bukannya semalam Arsy terlihat sangat pucat tetapi kenapa sekarang terlihat sangat sehat seperti biasnya. Apa benar hasil yang sebenarnya negativ. Gumam Darma.

"Kamu kenapa menatapmu begitu seksama, ada yang salah denganku? " atau saja aku tambah cantik ya? " ledek Arsy, yang memang dasarnya gadis periang.

"Iya kamu sangat cantik, dan juga sudah terlihat sangat sehat. Maka dari itu, aku jatuh cinta padamu. Kamu yang sangat cantik dan juga mempunyai ketulusan, jadi aku sangat mencintaimu. " Ucap Darma tersenyum, ada rasa ingin mencium istrinya namun rasa itu diurungkan. Karena takut tidak bisa mengontrol nafsunya, tentu saja Darma bernafsu, karena Dia juga lelaki normal pada umumnya.

Jadwal untuk cek up sudah mendekat, Arsy bersiap siap untuk sarapan dan juga menemui Dokter yang akan memeriksanya kembali.

Disaat sedang menikmati sarapannya, Sevita dikagetkan dengan kedatangan kedua orang tuanya.

"Sayang... kamu sedang sarapan? " tanya Ibu Henin mengagetkan pengantin baru yang sedang menikmati sarapannya di rumah sakit.

"Mama... " jawab Arsy dan Darma serempak.

"Kalian masih sarapan? " wah.. kalian telah mengingatkan Mama waktu dulu ketika mama tengah sakit, dulu Papa kamu sangat perhatian sekali dengan Mama. Seperti perhatian Darma terhadapmu sayang.. " ucap Ibu nya tersenyum.

"Mama jangan berlebihan, Darma akan berusaha untuk terus menyayangi Arsy Ma.. " jawab Darma.

Arsy tersipu malu dibuatnya, hanya bisa tersenyum manis. Sarapan pun sudah selesai, kini Arsy tengah bersiap siap mau menemui dokter spesialis. Darma sudah mendapatkan Dokter yang dapat dipercayainya.

"Bagaimana jadwal hari ini, apakah benar benar sudah siap untuk periksa lagi sayang.. " tanya Ibu nya.

"Arsy sudah siap Ma.. " jawab Arsy senyum terpaksa, karena Arsy tidak ingin membuat orang tuanya terlihat sedih.

"Sayang... " sudah siap, kan? " tanya Darma.

"Sudah Mas, aku sudah siap. " Jawab Arsy sedikit lesu.

"Percaya dong dengan Mas, kamu akan baik baik saja. " Ucap Darma menyemangati.

"Tapi jika kenyataannya Ia, bagaimana Mas? " aku tidak ingin kehilangan Mas Darma. Aku sangat mencintaimu Mas.. " jawab Arsy bersedih.

"Kamu tidak akan kehilangan Mas, mas menerimamu apapun keadaanmu. Mas sangat mencintaimu, sungguh hanya kamu yang Mas cintai. Jika memang belum bisa untuk melakukannya, anggap saja kita masih pacaran. " Ucapnya menenangkan.

Arsy hanya mengangguk, lalu Darma memeluk Arsy memberi ketenangan.

"Ma... " Arsy mau menemui Dokter dulu ya Ma.." tidak apa apa, kan Ma? " tanya Arsy.

"Iya sayang.. Mama menunggu kalian disini, Mama doakan agar tidak ada apa apa denganmu, dan hasilnya negativ. " Jawab Ibu nya

"Aamiin.. " terimakasih Ma.. " ucap Arsy.

Darma dan Arsy kini masuk ke ruangan Dokter, perasaan Arsy sangat gugup dan takut, jika kenyataannya hasilnya benar benar positif.

Ya Tuhan... semoga hasilnya negativ dan aku bisa memberikan keturunan untuk Mas Darma. Batin Arsy dengan do'a.

"Maaf Tuan, sebaiknya Tuan untuk keluar sebentar, saya akan melakukan pemeriksaan kepada Istri Tuan. " Ucap Dokter, dan Darma nurut apa kata Dokter, Darma pun langsung keluar meninggalkan Arsy.

"Mas... aku takut.. " ucap Arsy dengan perasaan tidak tenang.

"Kamu tidak perlu takut untuk menghadapinya, percaya lah padaku. Kamu akan baik baik saja, jadi bersikaplah yang tenang, dan buang jauh jauh rasa kekhawatiranmu itu. " Jawab Darma menenangkan.

"Baik lah, aku nurut saja apa kata Mas Darma. " Ucap Arsy senyum terpaksa.

"Nah... begitu dong, " aku jadi tambah cinta denganmu. " Jawab Darma dengan senyum yang mengembang.

Waktu begitu cepat, kini Arsy sudah keluar dari ruangan Dokter, Perasaan Arsy masih saja ketakutan akan hasil yang akan diterimanya.

"Bagaimana perasaan kamu, masih was was atau sudah lebih baik dari sebelumnya." Tanya Darma.

"Masih saja was was Mas, aku masih takut dengan hasilnya. Aku masih takut jika terjadi sesuatu di pernikahan kita, dan kamu akan segera meninggalkanku." Jawab Arsy dengan lesu.

"Kenapa kamu sampai sampai berfikiran buruk seperti itu, kamu tidak percaya denganku, aku sangat mencintaimu apapun keadaanmu, untuk kesembuhanmu masih banyaj cara lain untuk kebahagiaan rumah tangga kita. Kamu tidak sendiri, kamu masih punya aku yang selalu berada disampingmu. " Ucap Darma meyakinkan.

"Kita kan tidak tahu kedepannya Mas.. " ucap Arsy lalu mulutnya ditutup dengan satu jari Darma.

"Cukup, jangan diteruskan. Kita tetap akan hidup bersama sampai maut memisahkan kita. " Ucap Darma meyakinkan kembali.

Arsy hanya mengangguk, dan segera menemui Ibu nya yang sedari tadi menunggunya dikamar pasien.

"Sayang... bagaimana kata Dokter?" tanya Ibu nya cemas.

"Sedang nunggu hasil pemeriksaan Ma.. " Arsy sangat takut jika kenyataannya positif Ma.. " ucap Arsy menangis langsung memeluk Ibu nya.

"Bersabarlah, kamu jangan terlalu memikirkan yang belum pasti, Mama yakin kamu baik baik saja, " jawab Ibu nya.

"Sekarang kita segera pulang, hasilnya nanti bisa dikirim kerumah. Dari pada kamu menunggunya disini, membuat fikiran tidak menentu. Lebih baik istirahat dirumah, tapi Mama tidak bisa ikut, karena Mama ingin menemani Papa untuk kontrol kesehatan Papa. Tidak apa apa, kan sayang... " ucap Ibu nya kembali dan berpamitan.

"Tidak apa apa Ma.. " kesehatan Papa juga jauh lebih penting juga. Arsy masih ada Mas Darma, kalau Papa siapa lagi kalau bukan Mama. " Jawab Arsy.

"Darma... " Mama titip Arsy ya.. " dan maafkan Mama jika sudah merepotkanmu. Mama banyak berterimakasih denganmu karena kamu begitu tulus mencintai Arsy putri Mama satu satunya. " Ucap Ibu nya Arsy penuh harap.

"Mama tidak perlu mengkhawatirkan Arsy, karena Darma akan selalu menjaga Arsy dan tidak akan membuatnya kecewa. Darma sangat mencintai Arsy jadi tidak mungkin Darma tega membuatnya terluka hatinya. " Jawab Darma meyakinkan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!