NovelToon NovelToon

DI BALIK WAJAH PENYAMARAN SI TOMPEL

BAB 1

Di sebuah universitas ternama di Amerika, seorang perempuan sedang berjalan menuruni anak tangga satu persatu, di karenakan memang sudah waktunya pulang.

Ia pun terus berjalan menuruni anak tangga, setiba nya di lantai terakhir, tiba-tiba saja, ponsel yang sedang berada di saku bajunya berdering.

Drt..dtr...

Bunyi hp berdering, menandakan seseorang sedang menelponnya.

Ia pun mengecek hp, dan ia melihat nama yang tertera di layar hp tersebut.

"mama..ada apa mama menelpon ku"gumam gadis tersebut dalam hati, dia pun dengan cepat menekan tombol hijau di layar tersebut, dan mengangkat nya.

"hallo mah, ada apa" jawab gadis tersebut kepada sang mama di ujung telepon.

"hallo sayang, bisakah kamu pulang kerumah, mama ingin mengatakan sesuatu kepadamu" jawab sang mama kepada gadis tersebut.

"baiklah mah, aku akan segerah pulang, kelas nya pun baru saja selesai" balasnya kepada sang mama.

"oke, mama dan papa menunggu mu di rumah, hati-hati di jalan sayang, bye" ucap sang mama di akhir telepon.

"bye, mah" jawab Lin di akhir telepon dan kembali meletakan hp nya kembali ke dalam saku baju nya.

Yah orang tersebut adalah Lindi, LINDI ARUKA DERTIAWAN, salah satu mahasiswi yang sebentar lagi akan lulus di universitas tersebut.

Lindi seorang perempuan keturunan Indonesia dan amerika, mempunyai rambut yang sedikit bergelombang, matanya yang berwana biru membuatnya semakin cantik, hidung nya yang mancung dan terakhir bibir nya yang kecil dengan warna pink alami membuatnya semakin cantik natural tanpa polesan apapun di wajah nya.

Setibanya Lindi di sebuah rumah minimalis dan megah, dengan, adanya air mancur besar di depan nya, dan memiliki halaman yang luas di sekelilingnya, di depan rumah tersebut terdapat tanaman-tanaman bunga mawar merah yang terawat milik sang mama, di karena kan sang mama sangat menyukai bunga tersebut.

Lindi pun masuk kedalam gerbang yang telah di buka oleh satpam di rumahnya, setelah masuk satpam tersebut segera menutup gerbang itu kembali.

Lindi memasukan mobil kesayangan nya kedalam garasi, setelah itu ia pun keluar dan kembali menutup pintu mobil nya.

Dengan langkah pendek dan elegan Lindi melanjutkan jalannya menuju rumah.

Setelah tiba di depan pintu yang terbuka lebar, Lindi pun berkata, "welcome my home, mama, Lindi pulang" ucap nya dengan sedikit berteriak.

"Lindi, jangan teriak ini rumah sayang bukan di dalam hutan" ucap sang mama sambil menuruni anak tangga satu persatu.

"Iyah, Iyah mama ku tersayang" jawab Lindi sambil berjalan menuju sofa di ruang tengah yang luas itu, dan kemudian menghempaskan diri nya ke atas sofa tersebut.

"ada apa mama memintaku pulang, apakah ada hal penting yang ingin mama dan papa bicarakan kepadaku" jawab Lindi lagi.

"iya sayang, tapi, tunggulah sampai papa mu pulang ke rumah dan kita akan membahas nya ketika makan malam tiba" ucap sang mama

"jadi naik lah dulu ke kamar mu, mandi dan ganti lah dulu pakaian mu itu Lin, kamu sangat bau" jawab kembali sang mama, sambil mengibas kan tangan di dekat hidung nya dengan sedikit bercanda ke arah Lindi yang sedang menatap nya.

"mama!!, Lindi gak bau mam, Lindi harum" jawab Lindi ia pun berdiri dan berjalan ke arah di mana sang mama sedang berdiri dan langsung mendekat kan bajunya ke arah hidung sang mama.

"ngak bau kan mam, Lindi harum tau mam" jawab Lindi kembali sambil memanyunkan bibirnya.

"Iyah, Iyah anak mama yang cantik dan harum ini tentu saja tidak bau, tapi, kamu kan habis ke kampus, dan tentu saja kamu berkeringat di kerenakan cuaca hari ini sangat lah panas Lindi, kamu sangat lah bau keringat dan cepat lah pergi Menganti baju mu..!" ucap sang mama dengan tegas sambil memegang kedua pinggang nya, layak nya sedang memarahi Lindi.

Tapi dia tak sungguh-sungguh memarahi Lindi, dia sedang sedikit bercanda, yang membuat Lindi, yang tadi nya tersenyum kembali memanyunkan bibirnya kembali di kerenakan mamanya kembali berkata kalau dia itu, bau.

"mam....baiklah-baiklah, Lindi ke kamar terlebih dahulu" ucap Lindi sambil memanyunkan bibirnya, ia mengalah kepada sang mama, dan kemudian dia melangkah ke arah tangga, dan menaikinya dengan langkah malas.

Sesampainya Lindi di kamar ia tak langsung mandi dan berganti pakaian, ia malah melangkah menuju ke arah kasur kingsize miliknya, dan kemudian menghempaskan kan diri nya ke atas kasur milik nya tersebut.

Malam hari pun tiba, Lindi yang tengah asik tidur, dengan memakai selimut tebal milik nya, mulai membuka matanya dengan perlahan, kemudian mengucek mata dan mengambil headphone di atas meja di samping tempat tidur nya dengan malas.

Lindi, seketika melotot kan matanya di karenakan ternyata ia sudah tidur lebih dari 5 jam, dia pun kembali melihat headphone di tangannya ternyata memang benar sudah malam, jam di headphone nya menunjuk kan pukul setengah tujuh malam.

Ia pun dengan cepat menyibakkan selimut yang berada di atas nya, kemudian berdiri, dan ia pun melangkah dengan cepat menuju kamar mandi, dan masuk di dalam nya dengan tergesa-gesa.

Selang beberapa lama, Lindi keluar dari kamar mandi dengan memakai jubah mandi nya, kemudian melangkah ke arah lemari, ia pun kemudian membuka lemari dan mengambil satu set setelan santai milik nya, setelah selesai Lindi keluar dari kamar nya, sambil melangkah menuju tangga dan menuruninya dengan pelan namun elegan.

Setelah itu dia pun kembali melangkah menuju meja makan, yang di mana ke dua orang tuanya ternyata sudah menunggu nya di sana.

Tak tak tak..

Terdengar suara sepatu yang Lindi kenakan, kedua orang tuanya itu pun menoleh ke arah nya, dan kemudian mama nya pun berkata.

"kemarilah dan duduk lah, terlebih dahulu" ucap sang mama mempersilahkan anak satu-satunya, sambil menepuk tempat duduk di samping nya, agar sang putri duduk di dekat nya.

Lindi kemudian melangkah menuju tempat duduk di dekat sang mama, dan kemudian menjatuhkan bokongnya di atas tempat duduk itu.

"kapan kamu akan lulus nak" tanya sang papa kepada Lindi.

"dua bulan lagi, pah, ada apa memang nya pah" jawab Lindi menoleh ke arahnya, kemudian balik bertanya kepada sang papa.

"setelah lulus, apakah kamu mau menjadi pembantu Lin" tanya sang ayah lagi sambil menatap sang anak.

"pembantu..?, kenapa harus jadi pembantu pah, bukanya papa mempunyai sebuah perusahaan yang sangat besar di negara ini" tanya Lindi hampir tersedak dengan nasi di karenakan sang papa tiba-tiba memberinya pertanyaan seperti itu dengan dahi berkerut.

"yah kamu memang akan papa jadi kan CEO di perusahaan papa, tapi papa minta mau kah kamu belajar mandiri terlebih dahulu dengan menjadi pembantu, atau pekerjaan apa pun itu, itu terserah kamu, setelah kamu bekerja dan belajar mandiri, papa akan jadi kan kamu CEO di perusahaan papa" jawab sang papa kembali dengan tatapan berharap ke arah Lindi, ia menunggu jawaban dari sang anak dengan sedikit tidak tenang, di karenakan dia takut sang anak tak akan mau mengabulkan perkataannya itu.

Sang mama pun ikut menunggu nya berkata

Setelah beberapa detik terdiam diam, Lindi kemudian berkata.

"baiklah, Lindi mau pah" ucap Lindi kepada sang papa dengan senang, ini lah yang dia tunggu-tunggu mandiri dengan mencari pekerjaan nya sendiri.

Dan orang tuanya pun tak menyangka Lindi akan menjawab dengan tenang dan senang.

"benarkah" tanya papa Lindi sekali lagi, untuk memastikan apakah anak nya sedang bercanda atau tidak.

"benar yah, Lindi mau dengan begitu Lindi akan mencari pekerjaan Lindi sendiri" ucap Lindi kembali dengan tenang.

"Eheemm...tapi Lin..

BAB 2

Selamat membaca

"ehem..,tapi Lin, kamu harus menyamar menjadi culun terlebih dahulu Lin," timpal sang mama.

"apaaa.., yang bener mam, Lindi harus jadi culun dulu?" kaget Lindi, kemudian balik bertanya kepada sang mama.

"Iyah Lin kamu harus jadi culun" ucap sang papa ikut menimpali.

"emang ada pekerjaan yang harus jadi culun mah, pah?" tanya Lindi kepada kedua orang tuanya sambil menatap kedua nya.

"ada" jawab keduanya orang tuanya.

"apa mah, pah?" tanya Lindi penasaran.

Orang tua Lindi pun saling memandang, sambil mengedipkan mata kanan masing.

Tak lama kemudian mereka pun langsung menjawab ber barengan.

"pembantuuu..." jawab kedua orang tuanya lagi, sambil sedikit berteriak

"apa..., Lindi tau akan mencari kerja, tapi kenapa harus pembantu mah, pah"

"harus Lin, kamu harus jadi pembantu terlebih dahulu, setelah selesai mama sama papa janji tak akan melarang kamu mencari pekerjaan yang lain" ucap sang mama sambil membelai rambut Lindi dengan lembut.

"jadi, mama sama papa udah rencanain ini semua..?" tanya Lindi.

"mama sama, papa, ngak lagi rencanain ini Lin, tapi mama sama papa, mau kamu jadi anak yang lebih mandiri lagi dengan menjadi pembantu terlebih dahulu" ucap sang mama dengan lembut sambil menatap ke arah Lindi.

"terus" ucap sang mama menggantung perkataannya, sambil menatap Lindi yang menatap nya dengan perasaan penasaran.

"apa mah" tanya Lindi penasaran.

"terus, kamu juga harus memakai ijazah SMA kamu saja Lin, jangan terlalu menonjol, masa kamu berpenampilan culun tapi bawa ijazah S1 Lin, kan yang ada mereka akan kaget, masa ijazah S1 lulusan luar negeri jadi pembantu" ucap sang mama panjang lebar.

"huft.. baiklah mah, pah, Lindi setuju" ucap Lindi dengan tenang tanpa ad nya raut penyesalan di wajah nya setelah mengatakan nya.

Mama dan papa Lindi kemudian saling bertatapan dan kemudian kedua nya bertos dengan senang.

Lindi hanya menghela nafas nya sambil memutar bola matanya malas.

"Alhamdulillah kalau kamu mau Lin" ucap sang mama sambil membelai rambut Lindi.

"Iyah mah"

"tapi kalau kamu sampe kenapa-kenapa bilang sama mama dan papa Lin, mama ngak mau anak kesayangan satu satunya mama di sakitin orang lain" ucap sang mama sambil menatap Lindi.

"tenang mam, tak akan ada yang menggangu Lindi" ucap Lindi dengan bangga, sambil menaik, turun kan alisnya.

"baiklah, baiklah, mama tau anak mama tak akan diam saja di kalau dirinya di tindas" ucap sang mama sambil tersenyum.

"baiklah, selesai kan makan mu Lin, terus kembali lah ke kamar, istirahat, besok kamu akan kembali ke kampus" jawab mama Lindi kembali.

"baik lah mam" ucap Lindi sambil menghabis kan makanan terakhirnya, kemudian meneguk air minum nya hingga habis tak tersisah.

"aku selesai mah, pah, Lindi kembali ke kamar terlebih dahulu" ucap Lindi menatap kedua orang tuanya sambil berdiri dari kursi tempat duduk nya itu.

"baik lah, selamat istirahat sayang" ucap sang mama dengan lembut.

Lindi hanya mengangguk dan kemudian mulai berjalan ke arah kamar nya, yang berada di lantai dua tersebut.

Setelah sampai di kamar nya lindi kemudian pergi mencuci muka dan mengosok gigi nya, kemudian mulai menganti bajunya, dengan baju tidur berwana hitam polos tersebut, kemudian mulai berjalan kearah kasur kingsize miliknya, dan merebah kan diri nya di sana.

Tak lama suara dengkuran halus keluar dari mulut Lindi, sepertinya dia telah tertidur dengan lelap.

••

Malam berganti pagi dengan ada nya bunyi suara ayam jantan, di iringi langit yang perlahan berubah warnanya.

Di dalam kamar terdapat seorang perempuan tengah tertidur dengan lelap nya seakan tak terusik dengan, cahaya matahari yang muncul dari balik jendelanya, yang sedikit terbuka, siapa lagi kalau bukan Lindi.

Tok..tok..tok

Bunyi ketukan pintu dari arah luar kamarnya, terdengar nyaring membuat Lindi yang tadi nya tengah terlelap sambil memeluk kedua guling kesayangan nya dengan erat, perlahan membuka matanya.

"hooaam" Lindi menguap.

Kemudian bangun dari tidur nya dengan perasaan malas.

"sebentar" ucap nya.

Lindi pun perlahan berjalan ke arah pintu yang tadi di ketuk dengan sedikit keras, dia pun membuka pintu nya perlahan, kemudian terlihat seorang pembantu berusia 40 tahun sedang menatap sang nona nya dengan santai.

Pembantu tersebut adalah bik Lila yang sudah mengabdi kepada mamanya selama 19 tahun.

Bik Lila adalah seorang janda beranak dua, anak-anak nya yang masih kecil berusia lima tahun terpaksa bik Lila tinggalkan kepada adik satu satunya, kemudian bik Lila pun pergi kek kota untuk mencari pekerjaan.

Tak berapa lama bik Lila akhirnya mendapat pekerjaan nya, yaitu menjadi pembantu di keluarga DERTIAWAN, keluarga DERTIAWAN pun menyambut nya dengan baik, dan sampai saat ini ia masih bekerja di keluarga tersebut, di karenakan dia merasa nyaman berkerja di keluarga itu, dan setiap bulannya bik Lila sering mentransfer uang ke rekening adik nya, untuk kedua anak dan adik nya makan.

~~ skip ~~

"Bi lila, ada apa bi" tanya Lindi dengan rambut berantakan".

"astagfirullah non, non Lindi bikin kaget bibi aja non" jawab bik Lila sambil memegang dadanya.

"hehe maaf bi, ada bi, kenapa ada di depan kamar Lindi" jawab Lindi meminta maaf dengan sedikit tertawa sambil kembali bertanya kepada bik Lila.

"oh Iyah bibi sampe lupa, itu non di bawah nyonya dan tuan suda menunggu nona di ruang makan" jawab bi Lila.

"baik lah bik, aku akan segera turun"

"yah sudah non bibi permisi dulu ke bawah" jawab bi Lila kemudian berjalan menjauh.

"Iyah bi" jawab lindi kemudian menutup pintunya.

Setelah beberapa menit Lindi pun keluar dengan penampilan sederhana namun elegan dengan kaos biru muda dan jeans hitam nya dan rambut nya yang sedikit bergelombang di biarkan tergerai dengan indah, tak lupa dengan tas hitam di pundak nya.

"selamat pagi mah, pah" sapa Lindi kepada ke dua orang tuanya.

"selamat pagi sayang, sarapan lah terus lebih dulu kemudian baru berangkat ke kampus" balas sang mama.

"pagi" jawab sang papa singkat.

Lindi kemudian berjalan ke arah meja makan dan kemudian meraih segelas susu dan meneguk nya hingga tak tersisa kemudian mencomot roti yang telah di beri selai coklat.

"Lindi berangkat mah, pah" ucap Lindi

"kamu ngak makan nasi goreng kamu terlebih dahulu nak" tanya sang mama.

"ngak mah, Lindi sarapan di kampus aja, bye mah,pah" jawab Lindi kemudian berbalik badan dan melangkah menuju pintu rumahnya.

"hati-hati di jalan Lin, jangan ngebut" ucap sang mama se dikit berteriak.

"Iyah mah" jawab Lindi tak menoleh kebelakang, dia terus berjalan sampai tiba di area mobilnya terparkir dengan rapi.

Tinggal kan like nya 🙏

Baca nya jangan di skip-skip yah🙏

Terimah kasih udah mau baca 🙏😊

BAB 3

Di sebuah universitas di Amerika yang bernama

University of Massachusetts boston, atau di singkat dengan (UMB), program MBA dengan 11 spesialisasi unik, termaksud akutansi, analisis bisnis, pemasaran digital, manajemen nonprofite, keuangan, kepemimpinan dan perubahan organisasi, manajemen internasional, sistem informasi dan manejemen lingkungan.

Lindi mengambil salah satu jurusan, manajemen internasional.

Sesampainya Lindi di kampus nya, ia segera memarkirkan mobil nya dengan rapi.

Setelah selesai, Lindi berjalan menuju ke arah di mana kelas nya berada.

Skip

(Skip aja soalnya aku ngak tau apa yang mau di ketik/bahas).

Setelah jam kelas Lindi selesai, ia pun segerah pulang ke rumah, tapi sebelum pulang dia sempat mampir ke salah satu Indomaret, di kota itu, untuk membeli beberapa cemilan.

Lindi memarkirkan mobil nya di parkiran dekat Indomaret tersebut, setelah itu ia keluar dan masuk ke dalam Indomaret, di dalam Lindi mengambil beberapa cemilan, tidak banyak sih, cuman troli Indomaret nya sampe penuh gitu dengan cemilan.

Setelah selesai memilih dan memenuhi troli nya, Lindi membawa ke kasir untuk membayar belanjaan nya.

Tapi tiba-tiba, dari arah depan muncul seorang laki-laki yang tiba-tiba saja menabrak nya.

Bruk...

"eh, Lo kalo jalan liat-liat dong, ngak liat apa kalo ada orang di depan Lo" ucap Lindi sedikit emosi, hampir aja dia kesandung rak tempat cemilan-cemilan tersebut.

"hmm" lelaki itu hanya berdehem dengan pelan, kemudian melanjut kan langkanya untuk pergi memilih sesuatu yang ingin di beli nya.

"ehhhh..lah stres berat kayak nya itu orang" gumam Lindi kemudian kembali berjalan ke arah kasir, dia tak ingin memperdulikan orang itu lagi.

Setelah selesai membayar barang yang di beli nya, Lindi kemudian masuk kedalam mobil, dan meninggal kan area Indomaret tersebut.

Di dalam Indomaret itu, seseorang sedang melihat nya, setelah itu, seseorang itu pun berbalik kembali menuju ke arah kasir kemudian membayarnya belanjaan nya yang berupa coklatnya Silverqueen.

Setelah selesai seseorang itu pun berjalan ke arah parkiran di mana mobil nya berada, kemudian dia pergi menuju ke arah bandara, dan memesan tiket penerbangan menuju Indonesia, ia akan kembali ke indonesia, kemudian pergi ke apartemen milik adik nya di sana.

Skip

Sesampainya di apartemen adik nya, ia pun naik ke atas untuk memberikan coklat Silverqueen yang di minta oleh sang adik.

"nih.." jawab nya dengan dingin sembari melempar coklat tersebut ke arah samping adik nya yang sedang duduk.

"makasih kak" ucap sang adik yang berusia 15 tahun kemudian berjalan ke arah lelaki itu dan tak lama kemudian memeluk lelaki tersebut, yang adalah kakaknya sendiri.

"hmm.." jawab nya singkat.

"aku kek kamar dulu kak bye" ucap sang adik

"dasar punya kakak sok cool, membalas perkataan pun iritnya minta ampun, duh, kasian sekali yang akan menjadi istrinya nanti" gumam sang adik dengan pelan agar sang kakak tak dapat mendengar nya kemudian ia pun kembali melangkah menuju kamar nya, tapi sebelum sampe ke arah kamar nya tiba-tiba suara kakak nya terdengar.

"eheemm...aku mendengar nya" ucap nya dengan dingin.

Sang adik pun berbalik ke arahnya dan kemudian membalas nya dengan kekehan tersebut, kemudian sang adik dengan cepat masuk kedalam kamar, sebelum sempat kakan nya menyusul nya.

Kembali ke Lindi~~

Lindi telah sampai ke rumah nya, yang tengah ia lakukan sekarang adalah bermain game di PC, dengan teman temanya.

Setelah dua jam bermain Lindi merasakan perut nya berbunyi" kruk" anggap aja suara perut Lindi, kemudian dia pun pergi ke dapur yang berada di lantai satu, dengan perlahan dia menuruni anak tangga, setibanya di ujung tangga tersebut dia sempat bingung, kenapa rumah dalam keadaan sunyi, ia pun memanggil art di rumah nya.

"bibi... biii, bi lili..." ucap nya setengah berteriak, setelah menunggu beberapa menit, terdengar suara dari arah dapur tersebut.

"Iyah non.." jawab bi Lili kemudian berjalan menuju di mana Lindi berada.

"ada apa non, nona butuh sesuatu" tanya bi Lili kepada Lindi.

"mama dan papa ke mana bi" tanya Lindi penasaran.

"ohh.. Nyonya sama tuan pergi ke Indonesia pagi tadi non" jawab bi Lili.

"ke indo?, ko mama sama papa ngak ngasih tau ke aku bi?" tanya Lindi lagi.

"wah kalo itu saya kurang tau non, mungkin nyonya akan telpon non Lindi sebentar malam" jawab nya, Lindi pun terdiam beberapa saat.

"baik lah non, kalo begitu bibi kebelakang dulu non" ucap bi Lili kembali.

"Iyah bi, silahkan" ucap nya.

Di tengah kebingungan tersebut tiba-tiba, dering ponsel di tangan Lindi terdengar.

Ting..."bunyi pesan masuk"

My momy❤️ " begitulah nama pengirim pesan tersebut"

Lin, maaf mama sama papa, ngak sempat ngasih tau ke kamu nak, mama sama papa sudah berada di indo, mama akan menunggu mu di sini, selesai kan lah dulu kuliah mu nak " ketik sang mama ke padanya."

satu bulan lagi kamu akan lulus kan" ketik nya kembali"

Yes mom" jawab Lindi singkat"

setelah selesai berangkat lah ke indo, papa mu sudah memesan kan tiket penerbangan untuk mu sebulan lagi" ketik kembali sang mama"

Baik lah mom

Hati-hati di rumah Lin jaga kesehatan, terus ingat lah makan, jangan membiarkan kan perut mu keroncong.

Yes mom, I'll be fine here mommy, mom sama papa juga jaga kesehatan nya di sana" ketik Lindi

Baiklah, bye sayang" ketik sang mama kemudian mengakhiri percakapan di headphone.

Bye mom..

percakapan berakhir~

Setelah selesai Lindi pun kemudian pergi ke dapur untuk makan, di karenakan tadi sempat tertunda.

Setelah sampai di meja makan, meja makan tersebut sudah ada makanan di atas nya yang sudah di sediakan bi Lili tadi.

"silahkan makan non" ucap bi Lili sambil meletak kan ayam goreng yang telah di masak nya ke atas meja.

"Iyah bi, bibi makan di sini aja bi, biar Lindi ada yang nemenin" pinta Lindi kepada bi Lili yang sempat mau kembali masuk kedalam dapur.

"tapi, non, ngak sopan kalo bibi makan bersama nona" ucap bi Lili sedikit sungkan atas permintaan nonanya tersebut.

"sopan?" tanya Lindi

"bi kita itu sama-sama manusia bi, lagian aku yang meminta bibi makan di sini, jangan sungkan bi, duduk lah, dan makan dengan Lindi di sini" jawab Lindi lagi.

"baik lah, non" ucap bi Lili yang akhirnya pasrah dengan permintaan nonanya itu.

"nah gitu dong bi, yok makan, makan yang banyak bi" ucap Lindi senang, sambil mengeserkan lauk ke hadapan bi Lili.

"terimakasih non" ucap bi Lili dengan penuh haru.

"sama-sama bi, jangan sungkan sama Lindi bi.

Dan Lindi pun kemudian kembali melanjutkan makan nya.

Abaikan typo🙏🙂

Selamat membaca🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!