NovelToon NovelToon

Reinkarnasi Saudara Kembar Mafia

Episode 1

8 April 2021...

Di sebuah panti asuhan kota Z terdapat dua anak kembar berbeda jenis kelamin yang berumur 5 tahun dan yatim piatu, mereka bernama Ren dan Rin. Pada umur mereka yang ke 5 tahun, mereka diadopsi oleh sepasang suami istri yang mandul. Suami dan istri itu sangat baik pada mereka, sampai suatu hari...

"Sayang! lihat aku akhirnya hamil!" teriak sang istri kepada suaminya dengan senang.

"Akhirnya kita mempunyai penerus sesungguhnya" kata sang suami pada istrinya.

Saat mereka sedang mengobrol, tanpa mereka sadari Ren dengan Rin mendengar obrolan mereka.

"Rin, apakah ayah dan ibu akan melupakan kita?" tanya Ren pada Rin.

"Itu pasti tidak akan terjadi, ayah dan ibu sangat menyayangi kita" Jawab Rin.

5 tahun kemudian...

Sekarang Ren dan Rin sudah memiliki adik laki-laki dan diberi nama Kaily, saat ini umurnya sudah 5 tahun. Kasih sayang ayah dan ibu angkat Ren dan Rin masih sama seperti awal bertemu saat Kaily baru lahir, tapi lama kelamaan orang tua angkat itu menjadi pilih kasih. Ren disuruh untuk membersihkan halaman, gudang,dll, sedangkan Rin disuruh untuk melakukan tugas ibu rumah tangga. Pada saat itu Kaily sering dimanja, sehingga ia jadi anak yang sangat sombong. Pada hari ulang tahun nya, dia mengundang semua temannya ke rumah, tetapi terjadi kejadian yang membuat Ren dan Rin sakit hati.

"Kaily, siapa mereka berdua(Ren dan Rin)?" tanya salah satu teman Kaily.

"Kata ibuku mereka itu anak pungut yang memaksa untuk tinggal bersama kami, karena ayah dan ibuku sangat baik jadi mereka diizinkan tinggal disini." jawab Kaily dengan sombong.

"Ternyata hanya anak pungut ya...hahaha" sahut temannya itu.

"Rin, bukankah ini sudah keterlaluan?" tanya Ren pada Rin.

"Walaupun dia mengarang ceritanya, tetap saja kita memang seorang anak pungut" jawab Rin

2 tahun kemudian...

Waktu Ren dan Rin berumur 12 tahun, mereka meninggal karena didorong oleh ibu angkat mereka ke jalan raya. Pada akhirnya mereka meninggal karena tertabrak mobil. Ren dan Rin dibawa ke rumah sakit oleh warga sekitar, tetapi sudah terlambat. Disaat itu lah masuk jiwa saudara kembar mafia. Saudara kembar mafia itu di kehidupan lalu juga berbeda jenis kelamin, mereka bernama Jin dan Jean.

"Arghh...kenapa tubuhku sakit sekali?" tanya Jin pada dirinya sendiri.

"Jangan lemah, kau itu laki-laki" jawab Jean.

"Siapa kamu!?" teriak Jin.

"Haihhh... memang deritaku punya saudara kembar bodoh seperti kau" jawab Jean.

".....(terdiam)" mendengar perkataan Jean, Jin pun terdiam.

"Kita ini bereinkarnasi ke tubuh saudara kembar orang lain, sudah paham belum bodoh?" Kata Jean pada Jin.

"Kau yang bodoh! aku sudah paham dari awal! bodoh bodoh bodoh! Jean bodoh!" teriak Jin dengan kesal.

"Padahal kau itu lahir 1 menit lebih dulu dariku, tapi kenapa kamu begitu kekanakan?" tanya Jean pada Jin.

"Hmm... baiklah kalau begitu sebagai orang yang lebih dewasa dari mu aku akan mengalah" jawab Jin dengan sedikit sombong.

Tiba-tiba kepala mereka berdua pun terasa sangat sakit, saat itu mereka melihat semua ingatan Ren dan Rin, tetapi mereka tidak bisa melihat masa lalu Ren dan Rin sebelum berumur 5 tahun dan berada di panti asuhan.

"Lumayan mengenaskan juga hidup mereka." kata Jean setelah melihat ingatan Ren dan Rin.

"Karena itu kita harus membantu mereka balas dendam pada keluarga angkat mereka yang jahat itu!" jawab Jin dengan semangat.

"Sebelum itu kita harus melatih fisik tubuh ini dulu, kemungkinan membutuhkan 6 tahun untuk membuat tubuhnya sekuat tubuh kita dulu." kata Jean pada Jin.

"Baiklah aku mulai bersemangat!" jawab Jin.

kreakk... (suara pintu terbuka)

".......(menunggu jiwa terkumpul)" dokter yang tadi memeriksa Ren dan Rin terdiam melihat mayat mereka berdua berdiri dari atas kasur dan saling ngobrol.

"hmmm...apa yang dokter ini pikirkan?" tanya Jin pada Jean dengan suara pelan.

"Aaaaaahhhhhhhhhh!!" teriak dokter itu dengan histeris hingga membuat semua benda kaca di rumah sakit itu pecah.

Mendengar teriakan itu, semua orang di rumah sakit itu pun ikut berteriak dan berlari keluar dari gedung rumah sakit itu.

"Mereka gila ya?" tanya Jin pada Jean.

"Yahh...mungkin" jawab Jean dengan ragu.

Saat itu mereka pun kabur dari rumah sakit ke dalam hutan lebat. Sesampainya ditengah hutan Jean menyuruh Jin berlari bersamanya keliling hutan selama 1 jam, tetapi sebelum 30 menit Jin sudah pingsan duluan.

"Dasar...merepotkan orang saja" kata Jean.

Akhirnya Jean menggendong Jin ke sebuah mata air yang dekat dari situ. Di sana dia mencoba membangunkan Jin dengan menuangkan air ke mukanya, setelah Jin bangun, Jin tertidur lagi karena kelelahan. Jean pun membiarkannya, karena dia sadar bahwa kondisi fisik tubuh nya yang sekarang sangatlah lemah. Selagi Jin tidur, Jean mengumpulkan beberapa buah, ikan dan daging hewan-hewan buas atau jinak disana yang bisa dimakan dan juga beberapa kayu untuk memasaknya. Saat dia sedang berjalan di tengah hutan, tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang jatuh dari atas pohon dan hampir menimpanya.

"Siapa kamu!?" tanya Jean pada anak laki-laki itu.

"Aku adalah penghuni hutan ini!" jawab anak laki-laki itu dengan tegas.

Setelah anak laki-laki itu berdiri dan melihat wajah Jean, ia terpesona dan terdiam dalam waktu yang lama, karena kelakuan anak laki-laki itu yang tidak jelas, Jean pun pergi melewatinya. Setelah melihat Jean ia pun memutuskan untuk mengikutinya terus.

"Sudah kuputuskan! aku akan selalu ada di samping dia!" kata anak laki-laki itu dalam hati.

Sudah sekitar 1 jam anak laki-laki itu mengikuti Jean, Jean pun merasa kesal.

"Untuk apa kamu mengikutiku terus!?" tanya Jean dengan suara yang lantang.

"Aku sudah memutuskan untuk mengikutimu selamanya!" jawab anak laki-laki itu dengan tegas.

"Haihhh... kenapa kamu mau mengikutiku?" tanya Jean.

"Aku ingin selalu disampingmu" jawab anak laki-laki itu.

"Apakah kamu bisa membunuh orang?" tanya Jean.

"Membunuh?siapa yang mau kamu bunuh?" tanya anak laki-laki itu

"Kamu jawab saja siap atau tidak"jawab Jean.

"Apapun akan kulakukan untukmu, walaupun itu nyawaku!" jawab anak laki-laki itu.

"Memangnya orang tua mu mau kalau kamu pergi denganku?" tanya Jean.

"Orang tuaku sudah meninggal saat aku kecil, saat kecil aku dirawat oleh nenekku tapi nenek meninggal saat aku berumur 7 tahun, sekarang aku sudah dewasa jadi aku bisa menentukan jalan hidupku sendiri" jawab anak laki-laki itu.

"Baiklah kalau begitu siapa nama mu dan berapa usiamu?" tanya Jean.

"Namaku Liam dan umur ku 12 tahun" jawab Liam.

"Kalau aku Jean umur ku juga 12 tahun, selain itu aku memiliki saudara kembar bernama Jin dan juga berumur 12 tahun, kami kembar tetapi beda jenis kelamin" kata Jean.

Setelah Jean dan Liam selesai mengumpulkan makanan dan kayu mereka pun kembali ke mata air. Saat mereka kembali Jean terkejut melihat Jin tidak disana.

"Dimana Jin!? Jin kau dimana!?" teriak Jean sekencang mungkin.

Bersambung....

Episode 2

Setelah Jean dan Liam selesai mengumpulkan makanan dan kayu mereka pun kembali ke mata air. Saat mereka kembali Jean terkejut melihat Jin tidak disana.

"Dimana Jin!? Jin kau dimana!?" teriak Jean sekencang mungkin.

"Jean tenang dulu! aku akan bantu kamu mencari Jin" kata Liam.

Setelah 30 menit mencari Jin mereka tetap tidak menemukan Jin disekitar situ. Jean menangis didekat mata air dengan dipeluk oleh Liam agar dia tidak sedih lagi. Saat itu Liam mendengar suara langkah kaki menuju kearahnya dan Jean. Liam pun meminta agar Jean tetap disana dan membiarkan dia memeriksa.

"ahh... akhirnya bisa lega setelah buang air besar" Kata Jin pada diri sendiri sambil berjalan ke mata air.

Saat Jin hampir sampai, dia melihat sebuah batu yang dilempar dengan keras ke arahnya, Untungnya Jin bisa menghindari serangan tersebut.

"Siapa itu yang melempar batu ke arahku!?" teriak Jin agar orang yang melempar mendengarnya.

Mendengar teriakan Jin, Jean pun segera menghampiri nya.

"Aku yang melemparnya" jawab Liam dari atas pohon.

"Siapa kamu?" tanya Jin pada Liam.

"Aku Liam, siapa kau?" tanya Liam.

"Aku Jin" jawab Jin.

"Jin! ternyata kamu, kalau dilihat-lihat memang kalian lama kelamaan menjadi mirip, seperti versi cowok dan cewek" kata Liam.

"Kamu siapa? memangnya kita saling kenal ya? atau mungkin kamu adalah fans fanatik ku ya!?" tanya Jin pada Liam.

"Aku.....eh itu kan Jean" kata Liam pada dirinya.

"Jin itu beneran kamu!?" tanya Jean pada Jin.

"Ya memangnya siapa lagi" jawab Jin pada Jean.

Saat itu Jin kebingungan dengan apa yang sedang terjadi, karena itu Liam pun menceritakan semua yang terjadi. Setelah selesai bercerita...

"Tidak kusangka kamu ternyata perhatian juga ya Jean... hehehe" kata Jin pada Jean.

"Diam kau! lagian siapa saja akan perhatian pada mu karena kamu itu bodoh" jawab Jean.

"Aku tidak bodoh! berhenti mengatai ku bodoh!" kata Jin.

"Ngomong-ngomong besok kita akan mulai berlatih dengan sungguh-sungguh dan setiap sore Liam akan pergi ke rumah keluarga angkat kita untuk mengawasi gerak-gerik mereka, mengerti?" tanya Jean.

"ya!" jawab Jin dan Liam.

6 tahun kemudian....

Mereka semua melakukan apa yang Jean suruh terus menerus setiap hari, hingga tanpa sadar sudah 6 tahun mereka melakukan hal itu.

"Sekarang kita seperti nya sudah harus memulai permainan balas dendam ini" kata Jean pada Jin dan Liam.

"Tapi apa rencana mu untuk balas dendam pada keluarga angkat kita?" tanya Jin pada Jean.

"Kita akan....." Jean menjelaskan rencananya pada Jin dan Liam

Setelah mengerti tentang rencana nya, mereka pun berangkat ke rumah keluarga angkat Ren dan Rin yang sekarang sudah pindah. Dan rencana pun dijalankan.

Pyarr...(suara kaca pecah)

"Aaaaaahhhhhhhhhh!!" Teriak semua orang di rumah keluarga angkat Ren dan Rin.

"Hehehe...karena aku sudah berlatih melempar batu selama 6 tahun, lemparan ku jadi sangat kuat, cepat dan tepat" Kata Liam pada dirinya di atas pohon dekat rumah keluarga angkat Ren dan Rin.

Saat semua orang di rumah keluarga angkat Ren dan Rin sedang ketakutan, ada seorang pelayan yang melihat sebuah tulisan pada batu tersebut.

"Tuan nyonya! saya melihat ada tulisan di batu ini!" teriak pelayanan tersebut dengan ketakutan.

"Berikan pada kami!" jawab orang tua angkat Ren dan Rin.

Setelah mendapat batu itu orang tua angkat Ren dan Rin melihat sebuah tulisan, "hati-hati ini masih permulaan" seketika itu juga bulu kuduk orang tua angkat Ren dan Rin pun berdiri.

"Ayah ibu, ada tulisan apa di batu itu?" tanya Kaily pada orang tuanya.

"Ti..tidak ada! ja..jangan khawatir! ini pasti perbuatan orang iseng" jawab ibu Kaily dengan ketakutan.

"Iya benar yang dikatakan ibumu, lebih baik kamu pergi ke kamar saja ya Kaily" kata ayah Kaily.

"Baiklah..." jawab Kaily dengan sedikit ragu.

Setelah kejadian itu keluarga angkat Ren dan Rin menganggap itu hanya iseng, karena menurut mereka, mereka tidak memiliki musuh.

"bagus Liam! mulai sekarang kehidupan neraka mereka baru dimulai..hihihi" kata Jean.

"Kenapa suasana nya jadi membuat orang merinding" tanya Liam ketakutan.

"Itu adalah aura Jean, setiap dia disuruh menyiksa orang dia akan mengeluarkan aura yang membuat orang ketakutan kecuali aku, karena aku sudah terbiasa" jawab Jin.

"Dengan sifatnya yang seperti ini membuat ku lebih mengaguminya dan...(suara pelan)mencintainya" kata Liam.

"Hah? kau bilang apa?" tanya Jin pada Liam.

"Ti-tidak ada!" jawab Liam dengan cepat dan gugup.

Keesokan harinya rencana selanjutnya dimulai. Saat Kaily berangkat ke sekolah, di tengah perjalanan dia terkejut, karena ada anak panah yang melesat lurus dengan cepat dan hampir mengenai mukanya. Setelah kejadian itu, Kaily terdiam lalu dia terjatuh ke tanah lalu pingsan.

"Dasar laki-laki lemah" kata Jean dari kejauhan.

Setelah itu Jin dan Liam mendekat ke tempat Kaily pingsan. Liam terkejut melihat tembakan Jean yang tepat sasaran dari kejauhan 200 meter.

"Keren!!" kata Liam.

"Itu belum seberapa, dia bahkan bisa menembak panah atau pistol dari kejauhan 200 km" kata Jin pada Liam.

"Bahkan yang laki-laki saja belum tentu bisa, benar-benar tipe ku!" kata Liam.

"Ehh!? jangan bilang kamu menyukai cewek singa itu!?" tanya Jin dengan terkejut.

Saat Liam hendak menjawab, Jean pun muncul dan memanggil mereka berdua untuk membawa Kaily sebagi tahanan. Setelah itu Jean menelpon orang tua Kaily dan memberitahu mereka bahwa Kaily ada ditangan mereka, lalu berkata...

"Bukankah sudah kubilang untuk hati-hati tuan dan nyonya? hihihihi..." kata Jean dengan suara dingin dan mengerikan, lalu menutup telponnya.

"Jean, apa yang akan kita lakukan pada bocah ini?" tanya Liam.

"Aku ingin dia menjadi pelayan untuk kita, dia sudah terlalu dimanja jadi biarkan dia merasakan seperti apa yang aku dan Jin rasakan" Kata Jean

Ketika Jean, Jin dan Liam sedang mengobrol, Kaily pun siuman dan dia terkejut melihat Ren dan Rin masih hidup.

"Ren, Rin!? kalian kenapa masih hidup!?" tanya Kaily dengan sangat terkejut.

"Hehehe... adik kecil Kaily, itu hanya sebuah tabrakan, kau pikir kita akan mati?" jawab Jin dengan tatapan tajam seperti mau menerkam Kaily.

"Karena kamu sudah bangun aku ingin kamu menjadi pelayan untuk kami sampai orang tua mu bisa datang untuk menyelamatkan mu" kata Jean pada Kaily.

"Bagaimana pun kalian sudah dirawat oleh keluarga ku selama 7 tahun! apa ini balasan kalian untuk kami!?" jawab Kaily.

"Lebih baik kamu tidak usah banyak bicara, jika kamu masih bicara maka aku akan menembakan pistol ini ke kepala mu sekarang juga" kata Jean sambil menodongkan pistol.

"Pasti kau hanya menakut-nakuti aku kan!? hahaha..." jawab Kaily dengan sombong.

DORR!!....(suara tembakan pistol)

Ketika Kaily sedang tertawa pistol pun di tembakan oleh Jean ke Kaily, tetapi dia tidak menembak kepalanya, agar Kaily tahu bahwa dia bersungguh-sungguh akan menembaknya jika tidak menurut. Akhirnya Kaily pun menurut karena dia bisa melihat keseriusan Jean dan Jin.

Jean,Jin dan Liam sudah menunggu hingga tengah malam, tetapi orang tua Kaily masih belum datang. Setelah beberapa menit Liam mendengar ada suara dari semak-semak, karena curiga dia pun mendekatinya, tiba-tiba peluru melesat ke arahnya.

DORR!!...

Bersambung....

Episode 3

Jean,Jin dan Liam sudah menunggu hingga tengah malam, tetapi orang tua Kaily masih belum datang. Setelah beberapa menit Liam mendengar ada suara dari semak-semak, karena curiga dia pun mendekatinya, tiba-tiba peluru melesat ke arahnya.

DORR!!...

Tetapi Jean langsung melindungi Liam sehingga dia terkena peluru pada bagian lengannya. Liam yang melihat Jean tertembak peluru seketika juga dia lepas kendali, lalu menembak kepala orang yang ada di dalam semak-semak itu. Setelah Liam menembak orang itu, muncullah semua orang yang sudah mengepung tempat itu, tapi bagi Jin dan Jean itu adalah hal yang sudah biasa. Pada saat itu Jin dan Jean mengeluarkan pistol mereka dan menembak mereka semua dengan kecepatan tinggi, hingga tidak ada yang dapat melihat pergerakan mereka. Hanya dalam beberapa detik semua orang di sana mati, karena hampir semua orang tertembak di bagian kepala dan jantung.

"Ini terlalu mudah, bahkan saat aku berumur 7 tahun saja sudah bisa membunuh mereka semua" kata Jin dengan sombong.

"Sayangnya kau itu bodoh, kau hanya bisa mengandalkan keterampilan mu dan selalu bertindak ceroboh saat bertarung" jawab Jean.

"Yang penting kita kan bisa menang" kata Jin.

"Sudahlah, Jean kau tidak apa-apa?" tanya Liam.

"Ini hanya luka kecil" jawab Jean.

Saat Jin, Jean dan Liam sedang mengobrol di luar, Kaily berteriak karena melihat orang yang di bunuh oleh Jin dan Jean.

"Dasar kalian psikopat! Ren, Rin kalian psikopat!" teriak Kaily tidak jelas karena terlalu takut.

"ngomong-ngomong, kenapa Kaily memanggil kalian Ren dan Rin? bukankah nama kalian Jin dan Jean?" tanya Liam kebingungan.

"Sebenarnya kami mengganti nama kami sendiri menjadi Jin dan Jean" jawab Jean.

Setelah suara Kaily habis, dia pun mulai diam, Kaily merasa kebingungan dan frustasi.

"Apakah aku tidak akan bisa keluar dari sini? kenapa mereka terlihat senang saat membunuh orang-orang itu?" tanya Kaily kebingungan dengan ketakutan.

Disaat Kaily sedang merenung, Jin, Jean dan Liam pun datang. Melihat Kaily yang frustasi, Jin pun berniat menjadikan dia anak buah.

"Apakah kamu mau jadi anak buah kita?" tanya Jin pada Kaily.

"Tunggu! apa maksudmu Jin!?" tanya Liam terkejut.

"Tenanglah Liam, Jin tidak pernah salah memilih orang" jawab Jean.

"Tidak! aku tidak mau membunuh orang!" jawab Kaily dengan ketakutan.

Setelah Kaily berbicara, Jin pun pergi keluar dan membawa satu orang yang sudah mati dan menunjukkan nya pada Kaily. Kaily yang melihat itu berteriak histeris, tetapi Jin tidak peduli dan memberikan dia pistol untuk menembak orang tersebut sebanyak yang dia mau. Jean pun melepaskan ikatan Kaily, tetapi Kaily hanya bisa duduk dengan ketakutan. Jin pun langsung memberikan pistol ke tangan Kaily dan menyuruh Liam menggantung mayat itu, lalu Jin membantu Kaily menembak mayat itu. Setelah itu Kaily merasa dirinya sudah tidak ketakutan lagi, Kaily merasakan ada kesenangan tersendiri saat dia menembak pistol ke arah mayat itu. Sudah sekitar 30 menit Kaily menembak mayat itu, dan tembakannya lumayan baik seorang pemula. Setelah Kaily sudah puas menembak, Jin pun bertanya sekali lagi pada Kaily.

"Apakah kamu mau bergabung dengan kami?" tanya Jin pada Kaily.

"Ya!" jawab Kaily dengan cepat.

"Berjanjilah kalau kamu tidak akan mengkhianati kami dan kamu akan mempertaruhkan nyawamu untuk kami" kata Jin pada Kaily.

"Aku berjanji!" jawab Kaily dengan tegas.

"Dan juga sekarang nama kami bukanlah Ren dan Rin, tapi Jin dan Jean lalu dia adalah Liam, mengerti?" tanya Jin pada Kaily.

"Aku mengerti!" Jawab Kaily.

Sudah sekitar 1 Minggu orang tua Kaily berusaha menyelamatkan nya, tetapi dia selalu gagal. Sementara itu Kaily terus berlatih bersama Jin, sedangkan Jean dan Liam berjaga di sekitar situ. Saat 2 Minggu sudah berlalu, orang tua Kaily pun melakukan penyelamatan dengan cara yang gila. Mereka membawa buldoser untuk menyelamatkan Kaily, tetapi itu bukanlah hal besar bagi Jean. Jean mengambil senapan, lalu dia menembakkan senapan itu tepat di ban buldoser. Namun orang tua Kaily tidak peduli akan hal tersebut, mereka terus maju dengan buldoser itu. Saat orang tua Kaily hampir sampai di dekat Jean dan Liam, tiba-tiba buldoser itu oleng dan justru melaju menuju jurang didekat situ. Singkat cerita orang tua Kaily meninggal karena tidak dapat mengendalikan buldoser itu.

***

Setelah itu Jean dan Liam pergi menghampiri Jin dan Kaily yang sedang berlatih, lalu Jean memberitahukan semua yang terjadi pada mereka. Mengetahui hal tersebut, Kaily tidak terlalu mempermasalahkan nya, karena Jin dan Jean pernah berkata bahwa hidup dan mati bukan kita yang menentukan, tetapi jika kita diijinkan hidup kembali artinya itu waktu kita untuk membalas dendam pada orang yang membuat kita mati. Jin dan Jean tidak pernah berpikir bahwa Kaily akan berkata seperti itu, karena dalam ingatan Ren dan Rin dia itu sangatlah manja dan sombong. Jean adalah orang yang sangat waspada, karena itu dia mulai curiga pada Kaily.

"Apa tujuan mu mau bergabung dengan kami?" tanya Jean dengan tegas pada Kaily.

"Tujuanku hanya untuk bertahan hidup" jawab Kaily.

"Kamu pikir kita akan percaya!?" kata Jean.

"Memangnya aku punya tujuan apa lagi? kenapa tiba-tiba kau curiga padaku!?" tanya Kaily.

"Baiklah aku punya cara untuk membuktikannya kalau kamu tidak percaya Jean" kata Jin pada Jean.

"Apa caramu?" tanya Jean.

"Kalian tunggu saja disini, aku akan segera kembali" jawab Jin pada Jean.

Beberapa menit kemudian Jin pun kembali dengan membawa tubuh orang tua Kaily yang ternyata belum sepenuhnya meninggal. Orang tua Kaily saat itu hanya sekarat dan hampir meninggal. Jean yang melihat itu mengerti apa yang akan Jin lakukan. Liam dan Kaily yang melihat Jin membawa mayat orang tua Kaily merasa bingung dengan apa yang akan dia lakukan. Setelah kembali, Jin pun meletakan orang tua Kaily di tanah.

"Jika kamu melihat ada dua orang teman, sahabat, saudara atau orang tua mu yang ada di pihak musuh dan mereka sedang sekarat, apa yang akan kamu lakukan? aku beri kau waktu 3 jam untuk berpikir" kata Jin kepada Kaily.

Mendengar hal tersebut Kaily terkejut, tetapi dia berusaha untuk tenang dan berpikir. Setelah 1 jam berlalu, Kaily belum bisa memutuskan apa yang akan dia lakukan disaat seperti itu. Sambil menunggu Kaily, Liam dan Jin pergi mengumpulkan makanan dan kayu, sedangkan Jean menemani Kaily. Melihat Kaily yang kebingungan dan ketakutan, Jean pun memberikan sedikit pengertian pada Kaily.

"Seseorang hanya akan menyesal akan perbuatan atau perkataannya setelah dia mendapatkan masalah dalam hidupnya karena perbuatan atau perkataannya sendiri, bukankah kau menyadari hal itu?" kata Jean pada Kaily.

"Tidak semua orang seperti itu, lagi pula bisa saja mereka sebenarnya berbohong pada kita kalau mereka sudah menyesal" jawab Kaily.

"Jika mereka tidak menyesal kamu tahu kan apa maksudnya mereka mendekatimu, Dan cara mengetahui kalau mereka berbohong atau tidak kamu pasti juga tahu bagaimana caranya mengetahui mereka itu jujur atau tidak kan" kata Jean pada Kaily.

Mendengar perkataan Jean, Kaily mulai merenung dan mencoba mencari jawaban dari perkataan Jean.

Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!