NovelToon NovelToon

My Devil Wife'S

"Dua sisi yang berbeda"

Zenia adalah sosok wanita cantik dan cerdas selain itu dirinya juga sangat berbakat, Zenia sudah banyak meraih prestasi dalam berbagai bidang, tidak terlihat jika ia mempunyai kekurangan, sosoknya yang sudah sempurna mampu membuat orang-orang yang berada di sekitarnya merasa iri.

Di usianya yang baru menginjak 22 tahun, Zenia sudah menyelesaikan seluruh pendidikan dan kini sudah bekerja di salah satu perusahaan ternama di kotanya. Hari-hari yang Zenia jalani di sana sama seperti pegawai lainnya, namun akan kecantikan wajahnya Zenia sesekali di rayu oleh beberapa pegawai pria yang ada di sana.

Ada kalanya Zenia merasa kesal dengan para pria-pria genit di sana, ia sering kali menolak mentah-mentah pernyataan cinta mereka yang berulang-ulang hingga membuatnya muak, karena Zenia hanya ingin fokus dengan karir dan pekerjaannya, ia sama sekali tidak tertarik dengan hubungan percintaan atau semacamnya.

'Kejahatan mampu di tutupi jika orang itu mempunyai wajah rupawan.'

Zenia mempunyai sebuah rahasia yang tidak banyak orang tau. Sosok dirinya yang sebenarnya, bahkan kedua orang tua Zenia sendiri tidak tau jika anak mereka adalah orang yang sangat berbahaya.

Kecantikan wajahnya di jadikan topeng oleh wanita itu untuk menutupi jati dirinya yang seorang ketua mafia yang sangat kejam dan sudah banyak nyawa yang ia renggut di tangan cantiknya itu.

Zenia menjadi jadi jahat bukan tanpa alasan. Sejak usia 12 tahun Zenia di usir dari rumah dan ia di besarkan oleh pamannya. Dua tahun lalu, ketika kembali ke kota tempat ia di lahirkan Zenia Justru kembali menelan kenyataan pahit, kedua orang tuanya tidak mau menggap Zenia sebagai anak mereka lagi di tambah dengan satu kejadian yang menambah kebencian keluaganya bertambah.

Zenia mengira kedua orang tuanya akan bangga dengan keberhasilan dan pencapaianya, namun sayang semuanya sia-sia. Zenia sadar jika kesalahannya memang besar namun harusnya ayah dan ibunya mau memaafkan dirinya karena ia tidak sepenuhnya salah, hanya melakukan pembelaan pada dirinya saja.

***

Hari ini Zenia berinisiatif untuk mendatangi kediaman keluargannnya karena permintaan dari sang kakek satu-satunya orang yang menggangnya ada di keluarga itu.

Tidak memakan waktu lama Zenia tiba di sebuah rumah mewah dan megah, sejenak ia mengambil napas menyiapkan mental sebelum menemui orang-orang di rumah itu termasuk kedua orang tuanya yang hanya menatapnya dengan penuh kebencian.

"Aku kesini hanya demi kakek," ucapnya menyemagati diri.

Tok ... tok ... tok ....

Zenia mengetuk pintu besar itu beberapa kali karena sepertinya bel rumah itu tidak berfungsi. Beberapa lama Zenia terus mengetuk pintu namun tidak ada sahutan sama sekali, sejenak Zenia menghela napas berfikir jika tidak ada orang di dalam sana.

"Apa tidak ada orang?" guman Zenia lalu ia berjalan menegok ke arah jendela yang tampaknya memang kosong.

"Sepertinya aku harus datang besok saja."

Zenia hendak pergi karena tampaknya memang tidak ada orang, sebelum mengambil langkah tiba-tiba pintu rumah terbuka, Zenia sontak menoleh kembali.

"Mama ..." ucap Zenia melihat ibunya membuka pintu.

"Mau apa kau kemari?" tanya sang ibu ketus, ia melihat penampilan Zenia dari ujung kepala hingga ujung kaki.

"Hum, mama aku merindukanmu."

"Aku tidak sudi di rindukan oleh pembunuh sepertimu, pergilah dari sini jika kau tidak punya kepentingan," ucapnya memalingkan wajah tidak tahan melihat Zenia lama-lama.

Zenia yang sudah terbiasa dengan respon ibunya yang seperti itu hanya mampu tersenyum walau hatinya sakit.

"Aku mau mememui kakek, kakek yang memintaku menemuinya di sini," Zenia berucap dengan nada suara lembut.

"Oh."

"Masuklah cepat temui dia dan cepat-cepat pergi dari sini, aku tidak mau rumahku terkena parasit kotor sepertimu."

"Apa mama masih belum bisa memaafkanku? Apa aku begitu memalukan di mata mama?"

"Kau pikir apa, gadis sialan ... kau hanya pembawa sial, harusnya kau tidak pernah dilahirkan di dunia, jika bukan karena kakekmu kau pasti saat ini sudah memetap di penjara selamanya."

"Dasar pembunuh."

Zenia mengganguk paham, ia tau jika selamanya ia tidak akan termaafkan dan akan selalu terlihat buruk di mata sang ibu. Ia bisa menerimanya seperti yang lakukan selama ini.

Akhirnya Zenia segera masuk menemui Kakek Zein ia melewati ibunya begitu saja tanpa kata pamit.

Perkataan ibunya tidak salah, ia memang telah membunuh calon suami dari sepupunya sendiri karena pria itu menggodanya dan hampir memperkosa dirinya, tentu saja Zenia tidak bisa diam begitu saja dan membiarkan kesuciannya di renggut, Zenia pada akhirnya melakukan perlawanan dan tanpa segan menghabisi nyawa calon suami sepupunya sendiri, jauh dari kasus pertamanya Zenia sendiri pernah beberapa kali membunuh orang.

Setibanya di ruangan Kakek Zein, Zenia langsung melebarkan senyum begitu bertatap muka langsung dengan Kakeknya.

"Cucuku ... kau sudah datang, kamarilah," panggil Kakek Zein menepuk tempat duduk yang kosong di sampingnya.

"Iya Kakek, Zenia datang."

"Bagimana kabarmu nak? Apa kau baik-baik saja?" tanya kakek Zein dengan wajah khawatir.

"Zenia baik-baik aja, jangan khawatir kek."

"Ahh ... iya, tidak seharusnya kakek khawatirkan cucu kakek yang satu ini," ucapnya sambil tertawa, Zenia pun ikut tertawa.

Namun tidak lama setelahnya, raut wajah kakek Zein tampak murung seperti memikirkan suatu beban yang berat. Zenia yang sangat peka langsung bertanya.

"Kakek, ada apa dengan wajahmu itu? Kenapa murung sekali?"

"Nak, apa kau tau alasan kakek memanggilmu kemari?" tanya Kakek Zein dan Zenia menggeleng tidak tau.

"Memang ada apa?"

Kakek Zein meraih tangan cucunya lalu mengusapnya dengan pelan.

"Zenia, kakek mau kau menggantikan kakek untuk memimpin perusahaan dan segeralah berhenti bekerja menjadi pegawai biasa di perusahaan orang lain."

"Kamu mau kan nak menggantikan kakek."

Zenia tidak menyangka kakeknya akan meminta hal seperti ini padanya.

"Kakek, Zenia sudah nyaman dengan pekerjaan Zenia sekarang ini, kenapa harus aku yang kakek inginkan, bukannya masih ada Roni dan Rufella yang lebih pantas dari aku."

"Tidak sayang, mereka tidak akan mampu ... hanya kau yang bisa melaksanakan semua tugas-tugas CEO, kau itu cerdas dan juga berjiwa kepemimpinan, sedangkan mereka berdua tidak pantas."

Zenia memijit pelipisnya.

"Kakek mohon nak."

"Ah ... nanti Zenia pikirkan dulu."

Zein tersenyum, setidaknya ia bisa berharap jika kelak Zenia yang akan menggantikannya.

"Oh iya, Zenia mau pamit pulang dulu, Zenia tadi sudah punya janji dengan teman," ucapnya beralasan, ia ingin segera pergi dari ini karena ia mempunyai kegiatan lain.

"Baiklah, hati-hatilah di jalan, kalau kau butuh apa-apa langsung katakan kepada kakek yah sayang."

Zenia mengganguk lalu berdiri mengambil tasnya. Setelah menyalami Kakeknya Zenia langsung pergi dari sana.

***

"Ketua anda sudah datang," ucap seorang lelaki tampan kepada sosok yang dirinya sebut dengan ketua.

"Bagaimana hari ini? Apa semuanya aman?"

"Aman ketua."

"Kerja bagus, Ken ... kau ikuti aku."

Orang yang bernama Ken tersebut, lantas menuruti kata-kata sang ketua. Dan anggota lainnya melanjutkan perkerjaan mereka. Ken adalah tangan kanan Zenia, sang ketua mafia yang sangat di takuti dan berhati dingin.

Tidak ada yang tau jika Zenia adalah seorang ketua Mafia yang sangat kejam karena sosoknya yang begitu cantik dan juga manis. Gengnya di sebut dengan nama Black rose.

.

...... Salam rebahaners 😂...

"Pertemuan"

Hari ini Zenia tengah bersiap untuk mendatangi perusahaan kakeknya dan mengambil cuti kerja untuk pertama kalinya, wanita cantik itu memoles wajahnya dengan sedikit sentuhan lipstik dan bedak.

Pakaiannya yang ia kenakan hari ini pun terlihat formal dengan membentuk lekuk tubuhnya dengan sempurna.

"Terlihat cocok untukku, lumayan lah ...." ucapnya menilai penampilannya.

Zenia mencoba tersenyum di depan cermin untuk melihat wajahnya, terlihat Zenia menghela napas, karena ini untuk pertama kalinya ia mendatangi perusahaan kakeknya. Pasti tidak ada yang akan mengenalnya, ada perasaan khawatir namun Zenia akan berusaha untuk tetap percaya diri.

"Kenapa kakek memintaku aku yang menggantikannya, Ya Tuhan ... bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan."

"Sudahlah Zenia, anggap ini sebagai takdirmu, jalani saja dan ikuti kemauan kakekmu," ucapnya pada dirinya sendiri.

Zenia sungguh tidak mau menggantikan kekeknya namun karena sebuah ancaman konyol dari kekeknya Zenia mau tidak mau harus mau menerima permintaan kakeknya itu.

Zenia merasa tertekan akan kemauan kekek Zein untuk menggantikan posisinya sebagai CEO, sampai-sampai kakeknya itu memohon kepada Zenia agar tidak menolaknya. Karena merasa tidak tega akhirnya Zenia menerima keinginan kakeknya dan akan mengundurkan diri dari tempat kerjannya.

Di depan halaman rumah Zenia, terlihat Ken sudah berada di sana untuk mengantarnya ke perusahaan milik kakek Zein.

Wanita itu terlihat sudah siap dan rapi, Ken menyambut kedatangan bos-nya lalu membukakan pintu mobil untuk Zenia. Ken sengaja di minta oleh Zenia untuk menjadi sopir pribadinya agar bisa mengantarnya kemana-mana dengan aman.

"Anda cocok sekali berpenampilan seperti itu ketua," puji Ken kepada Zenia.

"Ya, menurutku juga seperti itu," sahut Zenia. Ken tersenyum dengan rasa kepercayaan diri ketuanya itu.

"Silakan masuk, Ketua," ucap Ken membuka pintu mobil dan mempersilakan Zenia masuk dengan sopan.

"Ah ... mulai sekarang aku minta jangan panggil aku dengan sebutan Ketua, bisa-bisa aku ketahuan oleh kakekku," ujar Zenia, ia ingin menyembunyikan jati dirinya dari dunia luar, karena jika ketahuan seluruh nyawa anggota keluarganya bisa berada dalam bahaya.

"Siap sesuai perintah Anda Ket- ah maksud saya nona Zenia," kata Ken segera mengubah panggilannya.

"Ayo cepat jalan."

Ken mengangguk dan menyalakan mesin mobil segera mungkin beranjak menuju perusahaan sang Kakek.

Sepanjang perjalanan tidak ada obrolan di antara keduanya, Ken sesekali menegok cermin untuk melihat keadaan ketuanya di belakang, Zenia yang terlihat sibuk dengan ponselnya.

Hanya ada keheningan dan kesunyian, Ken tidak berani menyalakan Radio mobil karena Zenia tidak terlalu suka dengan kebisingan dan sebagai orang yang sudah kenal lama dengan Zenia, Ken paham betul semua kegiatan Ketuanya tersebut.

Tidak memakan waktu lama, mobil sudah memasuki area perusahaan, Ken menghentikan mobilnya tepat di depan pintu masuk perusahaan, begitu berhenti Ken segera keluar dan membukan pintu untuk Zenia.

"Silakan Nona Zenia," Ken mengulurkan tangan untuk membantu Zenia turun.

"Terima kasih."

Zenia segera keluar dan memberikan tasnya kepada Ken, saat masuk area bagian dalam perusahaan Zenia langsung menjadi pusat perhatian, hal yang wajar karena Zenia baru pertama kalinya menginjakkan kakinya di tempat ini. Selain Ken yang berada di sampingnya, ada dua orang lainnya yang mengawal Zenia.

Senyuman ramah Zenia layangkan kepada para pegawai yang menatapnya, karena wajah cantik yang ia miliki banyak para pegawai pria maupun wanita memujinya, selain terlihat cantik Zenia juga sangat anggun.

"Siapa wanita itu? Cantik sekali."

"Apa dia sudah punya pacar? Aku berharap belum."

Bisik-bisik mulai terdengar saat Zenia melewati mereka semua, karena sudah terbiasa mendengar pijian Zenia hanya menanggapinya dengan santai.

Ketika hendak masuk Lif, Zenia tanpa sengaja menabrak tubuh seseorang hingga berkas-berkas di tangan orang itu berhamburan di lantai.

"Nona ...." Ken sontak kaget dan menahan tubuh Zenia agar tidak jatuh.

"Terima kasih Ken."

"Sama-sama Nona."

Zenia melihat orang yang tadi ia tabrak, lantas menunduk membantu pria itu berdiri.

"Tuan ada tidak apa-apa?" tanya Zenia, orang itu hanya terdiam melongo dan tidak memberikan respon kepada Zenia.

Hingga wanita itu hampir menarik tangannya kembali, orang itu langsung menangkap tangan Zenia dan berdiri.

"Terima kasih bantuannya Nona,"

Zenia mengangguk pelan, Ken dan dua pengawal lainnya hanya terdiam melihat reaksi kedua manusia itu.

"Oh iya Nona, perkenalkan saya Louis Xavier Alexander bisa di panggil Louis," ucap pria tersebut memperkenalkan dirinya kepada Zenia.

"Iya Tuan Louis, saya pamit."

"Tunggu Nona ... anda belum mempernalkan diri?"

"Maaf saya terburu-buru Tuan Louis."

Zenia langsung meninggalkan Louis yang masih mematung bahkan saat Zenia sudah masuk kedalam Lif dan menutup. Ingin rasanya Louis mengikuti wanita cantik itu. Sepertinya ia sudah jatuh hati dan ingin memilikinya.

"Tuan Louis, kita masih ada metting," ucap asisten pribadi Louis yaitu Anton.

"Ayo pergi."

Keduanya pun segera pergi dari sana, walau Louis gagal mendapatkan nama wanita tadi, ia akan berusaha untuk mencari identitas gadis tersebut karena hal seperti ini sangat mudah baginya.

***

Louis sejak tadi tersenyum-senyum sendiri hingga membuat Anton merasa ada yang aneh dengan bosnya itu, karena tidak biasanya bossnya yang dingin seperti balok es tersenyum-senyum sendiri layaknya orang yang sedang kerasukan.

"Anton, aku ingin kamu mencari identitas wanita tadi," perintah Louis menatap Anton.

"Wanita yang mana Tuan?" tanya Anton, sebab banyak wanita yang mereka temui seharian ini, lalu wanita yang mana yang Louis ingin cari identitasnya.

"Yang di lif tadi, apa kau ingin merasakan pukulanku?"

"Oh, nona yang cantik itu Tuan?" tanya Anton lagi dengan semangat.

"Iya, tapi kau jangan coba-coba suka kepadanya ... dia adalah milikku, paham."

"Heheheh, Tuan ... siapapun akan langsung jatuh cinta kepada wanita itu, pasti dia sudah punya kekasih deh Tuan, wanita secantik itu tidak mungkin masih sendiri," ucap Anton hampir memancing kemarahan Louis.

"Diam ! jangan banyak bicara kau."

Merasa bahwa suasana hati Louis sudah berubah, Anton langsung menutup mulutnya dan berhenti bicara. Ia takut jika Louis naik darah dan marah kepadanya, bisa-bisa nyawanya melayang begitu saja.

Anton juga tak ingin munafik, karena wanita yang di inginkan oleh Tuannya itu sangat cantik dan ia sempat tertarik. Jika saja bukan Louis yang menjadi saingannya Anton sudah pasti akan mengejar wanita itu, namun Anton memilih menyerah sebelum berjuang karena tau, jika Louis saingannya semuanya akan sia-sia saja.

Sementara itu Louis kembali membayangkan wajah wanita cantik yang memutar-mutar di otakknya. Ketika sudah jatuh hati Louis tidak akan melepaskan wanita itu dengan mudah, walau ia harus merebutnya dari kekasihnya, jika wanita itu memang mempunyai pacar.

"Kau akan menjadi milikku, tidak peduli apapun," guman Louis sambil tersenyum.

.

.

.

...😌Rebahaners Always 😂🙏...

" Salah Orang"

Zenia kini sudah berada di ruang kerja Kakeknya dan mereka duduk berhadapan, sementara Ken di minta menunggu di luar pintu.

"Kakek, sesuai perkataanku semalam, aku akan mengambil tanggung jawab perusahaan sesuai keinginan kakek ... tapi ada syaratnya," Zenia sudah mempertimbangkan untuk menerima tawaran Kakeknya dengan sebuah syarat.

"Apa itu Nak? Kakek pasti akan kabulkan asal bukan permintaan yang mustahil."

"Syaratnya gampang kok, kakek cukup gunakan koneksi kakek untuk membebaskan teman Zenia yang ada di penjara," ucap Zenia mengatakan syaratnya.

"Apa maksudmu? Memang siapa temanmu itu?" tanya Kakek Zein mulai merasa aneh dengan Zenia yang menyebut penjara.

"Cuma teman lama Zenia, Kakek ... namanya Nick," Zenia melirik sekilas kakek Zein, yang raut wajahnya berubah.

"Kakek tidak usah kaget gitu, ya aku tau kalau dia seorang bandit, tapi kakek jangan khawatirkan apa-apa soal profesi dia sebelumnya, aku pasti bisa menaganinya," lanjutnya sebelum di marahi oleh sang kakek.

"Aa-apa!" teriak kakek Zein murka, bagaimana bisa cucunya ini mau melepaskan seorang kriminal yang paling terkenal sangat kejam.

"Kakek tidak setuju itu Zenia ... permintaan yang lain saja."

tolak Kakek Zein, wajar ia tidak menyetujui permintaan konyol cucunya itu.

Nick bukanlah orang biasa terlebih lagi orang itu salah satu bandit kejam, kakek Zen takut jika cucunya kenapa-napa kelak.

"Jika Kakek tidak mau, baiklah Zenia juga tidak akan mau menjadi pengganti kakek."

"Apa sekarang kau sudah berani mengancam kakekmu sendiri?" ujar Kakek Zein tidak percaya.

"Aku tidak mengancam kakek, Zenia hanya mengajukan syarat, jika Kakek tidak setuju maka Zenia juga tidak mau jadi Ceo."

Kakek Zein merasa cukup pusing, ia bimbang haruskah dirinya menuruti permintaan Zenia atau tidak, namun perusahaannya lebih penting, jika bukan Zenia yang menggantikannya lalu siapa? orang lain mau cucu-cucunya yang lain tidak secerdas Zenia.

"Hah! Dasar bocah keras kepala, baiklah ... kapan kau inginkan kakek lepaskan dia?"

ucapnya pasrah.

"Hari ini."

Kakek Zein memegang kepalanya, bagaimana bisa cucunya ini berteman dengan seorang kriminal seperti Nick.

"Okay, tapi mulai besok kau akan secara resmi menggantikan kakek."

Zenia menyetujui itu, bukan masalah besar. Otaknya cukup pintar, Zenia bisa memanfaatkan otaknya untuk membangun perusahaan kakeknya agar semakin maju.

"Kau begitu Zenia kembali dulu kakek, sekalian mau mengajukan surat pengunduran diri di tempat kerja Zenia," pamitnya lalu ia berdiri.

***

Ken melajukan mobilnya menuju kantor polisi. Sesuai perintah Zenia, ia harus membawa Nick ke markas mereka. Dan untuk berjaga-jaga, sebelumnya sudah ada anggota di sana untuk menunggu Nick keluar.

Zenia tersenyum misterius sesaat mobil telah berhenti di depan rutan. Ia sudah merencanakan agar Nick bergabung dengan Black Rose, karena Nick akan mampu menjadi kadidat penggantinya untuk memimpin geng itu sesuai dengan harapan Zenia.

Ia tidak akan membubarkan geng yang telah ia bangun selama lima tahun dengan kerja keras.

Lagi pula Nick adalah temannya dan sangat cocok menjadi penggantinya.

Sebagai Ketua, pesona Zenia di mata para anggota Black rose sangatlah menawan namun auranya sangat menakutkan. Beberapa dari mereka bahkan tidak berani menatap wajah Zenia secara langsung karena takut.

Saat Zenia sudah turun semua anggota mereka menyambut sang ketua dan tangan kanannya itu dengan wajah tegas.

"Kalian sudah taukan rencananya, jangan ada yang membuat kesalahan aku dengan susah payah membebaskan Nick dari penjara, jika kalian lalai aku tidak akan memaafkan kalian."

Zenia dengan tegas menekankan agar para anggota pilihannya tidak melakukan kesalahan.

"Baik ketua." Kata mereka serempak, namun suara sedikit di kecilkan karena berdekatan dengan kanstor polisi.

"Kalau begitu aku pergi dulu, jangan lakukan kesalahan atau kalian merasakan hukumannya."

Para anggota Black rose yang berpakaian serba hitam menunggu Nick keluar dari sana. Mereka menganggap misi ini sangat mudah karena hanya menangkap seorang saja.

"Kenapa ini lama sekali, aku sangat lelah menunggunya," ucap salah satu anggota geng mulai jenuh hampir dua jam mereka berdiri di sana.

"Hei ... jaga mulutmu itu, jangan coba-coba mengeluh, ini perintah ketua kau tau," anggota lainnya memperingati.

Tidak lama kemudian, tampak seseorang lelaki keluar dari pintu rutan. Sontak semua anggota geng Black rose bersiaga menangkap orang yang baru keluar itu. Tanpa waktu lama mereka membawa orang tersebut ke dalam mobil dan menculiknya.

Sementara di markas Black rose, Zenia sudah gelisah entah kenapa perasaanya tidak enak seperti ini, merasa ada yang salah.

"Kenapa lama sekali, apa Nick berhasil di tangkap oleh mereka atau justru sebaliknya?"

Zenia keluar dari ruangan samar-samar ia melihat sekumpulan orang yang ia yakini adalah anggota gengnya, dengan membawa sosok pria di tangan mereka wajahnya di tutupi dengan kain hitam.

"Bawa masuk."

"Baik Ketua."

"Buka kain hitamnya, aku ingin melihatnya," perintah Zenia lantas di turuti oleh anggota Black rose.

Ketika kain itu terbuka, Zenia sontak menatap tajam para anggotanya.

"Kalian ini membawa siapa!" bentak Zenia marah.

"Kami membawa orang yang Ketua inginkan," jawab salah satu mereka takut, sang ketua marah apa mungkin mereka salah orang.

"Siapa yang kalian maksud? orang ini bukan Nick sialan!"

Amarah Zenia lepas, ia menghajar satu persatu anggota gengnya karena salah menangkap orang, sementara orang yang mereka bawa tadi sudah Zenia tembak mati agar informasi tentang markasnya tidak ketahuan.

"Ah sial."

Zenia melempar vas bunga dan beberapa botol ber yang ia raih kalau jadi begini rencanannya akan gagal total dan negosiasianya dengan Kakek Zein sia-sia saja.

"Kalian tidak berguna! Sial sial sial ...."

"Maaf ketua."

"Kalian diam! Jangan berbicara sepatah kata pun!"

"Ken! Kau di mana?" penggil Zenia dengan suara lantang dan penuh kemarahan.

Ken langsung masuk kedalam ruangan karena sebelumnya ia membersihkan mobil di luar, Ken sangat terkejut dengan pemandangan mengenaskan di depannya. Apalagi Ketuanya marah besar.

"Astaga apa yang terjadi sebenarnya di sini ketua?" tanya Ken pelan.

"Jangan bertanya, ayo bawa aku pergi dari sini saja sebelum teman-temanmu menjadi mayat karena kegagalan mereka, benar-benar sangat menyebalkan dan tidak berguna!" Zenia dengan napas naik turun menatap seluruh anggota Black rose yang sudh tidak berdaya karenanya.

"Ahh ... baik ketua."

Ken segera membawa Zenia untuk pergi dari markas mereka, namun sebelumnya Ken memerintahkan agar mayat orang yang mereka bawa tadi di bereskan sebelum mereka berdua pulang.

Ken membawa mobilnya menuju tokoh kue di mana Zenia selalu meredam amarahnya setiap kali marah akan sesuatu.

Satu-satunya cara agar Ketuanya tidak lepas kendali yaitu membawanya ke toko kue kesukaannya.

.

.

...😂Salam hangat kaum Rebahaners😂...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!