NovelToon NovelToon

Menunggu Pagi

Prolog

Setiap makhluk yang diciptakan Tuhan dengan cipta, rasa dan karsa berhak menunggu cita dan cintanya dengan penuh kesabaran dan kesadaran. Sadar untuk sesuatu yang menurutnya pantas ditunggu. Sabar untuk sesuatu yang tak ada batasnya, karena hanya Tuhan yang tahu betapa sulitnya menahan sabar tanpa harus bercerita panjang lebar.

Tak peduli berapa lama waktu yang harus dihabiskan, ataupun berapa air mata yang harus ditumpahkan. Jika memang itu layak untuk diperjuangkan, maka tak ada alasan untuk berhenti di tengah jalan.

Pagi, siang hingga malam berujung bahkan walau harus pagi lagi, jangan pernah berhenti menunggunya.

Kisah perjalanan asmara seorang Marinir, Syaiful Akbar untuk menemukan wanita pujaan hatinya yang tak pernah tersentuh kabar. Yang harus terjaga oleh jarak dan waktu, bertahun lamanya belum sempat ia dapatkan jawaban atas perjuangannya.

Sedangkan di belahan bumi lainnya, ada seorang gadis yang aktif di jurnalis bernama Maryam Tabeena. Ia tak habis kesabarannya menunggu pria baret ungu untuk memberikan jawaban lamarannya.

Dalam perjalanan sudah dipastikan keduanya akan transit dibeberapa tempat dan berjumpa dengan orang-orang yang berbeda. Akankah kesabaran tetap pada tujuan awal mereka? Dan benarkah pertemuan akan menjadi ujung manis dalam kisah mereka?

Kegagalan adalah kesuksesan yang tergadai

Menjadi abdi negara adalah cita-citanya sejak SMP. Maka tak heran selama menempuh pendidikan di tingkat SMA, Akbar sudah mempersiapkannya secara matang.

Persiapan secara fisik dan psikis menjadi seorang militer tak membuatnya melenggang dengan mudah. Ekspektasinya tak berjalan mulus, ia harus beberapa kali gagal masuk dunia militer.

Diawali gagalnya masuk Akpol di kota Semarang selepas ia lulus SMA. Ia gagal pada tes antropometri dan jasmani. Saat itu ia harus merelakan kecintanya pada kemiliteran. Ia tak bisa mengikuti serangkaian tes karena ayahnya jatuh sakit.

Sebagai anak laki-laki satu-satunya dari dua bersaudara. Ia mengemban tugas pemberi keputusan, meski keputusannya untuk tetep berada di sisi ayahnya hingga dipenghujung usia membuat ia harus merelakan cita-citanya.

Cita-cita masih bisa dicapai lain waktu, tapi berbakti pada ayahnya di detik-detik kepergiannya menjadi momen yang tak akan bisa terulang.

"Aku ingin menjadi anak ayah yang membanggakan"

Kesempatan kedua, ia mengikuti test Secaba TNI AD.

Lagi-lagi ia menelan pil kekecewaan. Di mana ia harus gagal untuk kedua kalinya hanya karena terlambat masuk ruang test. Kecewa? sudah pasti. Akbar gagal hanya karena masalah sepele, telat.

Jelas itu bukan masalah sepele bagi kesatuan. Bagaimana mungkin seorang prajurit tidak bisa disiplin.

Sebetulnya bukan kesalahan Akbar sepenuhnya, ia terlambat karena kakak perempuan satu-satunya saat itu memerlukan bantuannya untuk mengurus persalinannya. Kakak ipar tidak bisa menemani karena masih berada di Singapura. Tak ada pipihan lain.

Akbar jelas memprioritaskan keluarganya terlebih dahulu. Dan pada akhirnya ia harus merasakan pahitnya hidup karena cita-citanya harus terkubur di tahun ini.

Sembari menunggu pendaftaran TNI AD tahun depan, Akbar mengisi hari-harinya dengan mengikuti organisasi kepanduan yang sejak SMA ia geluti.

Tak disangka , bermula dari sana. Ia mengenal sosok wanita yang supel, dan memiliki seni retorika yang tinggi hingga membuatnya terpesona pada pandangan pertama dan merasakan listrik asmara menyengat tubuhnya pada pertemuan-pertemuan berikutnya.

Kini, Akbar hanya ditemani oleh sejumput rindu. Secangkir cawan harapan menemukan kabar dari gadis pujaannya.

Tugas sebagai abdi negara, mengamalkan sapta marganya sebagai prajurit memangkas waktunya mengingat-ingat sosok gadis yang suka menyanyikan lagu waiting here milik Richard Mark.

Ya, kisah asmaranya memang tak semulus jalan tol. Ia harus melewati labirin panjang dan berliku. Namun ia yakin, dermaga cinta akan menghampiri akhir pelabuhannya. Doa, hanya doa yang sampai saat ini tak terputus.

Akbar yakin, doa adalah jalur VVIP menuju stasiun cintanya.

Meski hanya melalui bait doa yang selalu ia panjatkan, keniscayaan itu pasti datang.

Dan Alqur'an adalah obat dari segala penyakit. Penyakit saat ia gundah, penyakit segala kegelisahan hati yang tak mampu ia tepis.

Tok…tok…tok.

Suara pintu di salah satu kamar KRI diketuk dengan keras. Laki-laki bertubuh atletis dan berambut ikal model cepak dengan logat khas Ambon tak sabar menunggu pintu dibuka.

Ia terburu-buru ingin segera menemui si penghuni kamar. Namun terdengar dari dalam ruangan, Akbar sedang melantunkan ayat Alqur’an. Setelah menunggu tujuh menit dan suara alunan ayat Alqur’an terhenti, Yoseph mengetuk pintu sekali lagi dengan pelan.

“Bang...”

Kali ini Yoseph mencoba membuka pintu.

“Ups...maaf bang” Yoseph menggaruk kepalanya tak gatal lalu menarik langkahnya mundur seperti hendak menutup pintu.

“ Gak apa-apa,masuk saja” Akbar menutup mushaf yang baru saja ia baca.

“ Aku sudah selesai bro” ujar Akbar sambil melipat sajadah.

“ Bang, ayo kita keluar. Teman-teman sudah menunggu”.

“ Ya...ya, aku segera ke sana. Kamu duluan, aku segera menyusul”

" Benar lho bang, gak pake lama"

Akbar merapatkan dua jari -telunjuk dan jari tengah-nya di pelipis kanannya.

"Ok bro"

Laki-laki yang baru saja menemui Akbar dan berani menyerobot ruangannya bernama Yoseph.

Yoseph Bensan Aliputty , ia adalah anggota Marinir asal kota Maluku, ia merupakan junior tiga tingkat di bawah Akbar.

Yoseph langsung berlari menuju dek kapal yang sudah dikerumuni anggota marinir yang saat itu sedang bertugas di KRI yang tengah berpatroli laut di perairan Sebatik.

Yoseph melucuti PDL-nya, dan menyisakan kaos lengan pendek berwarna hijau. Dengan muka berseri dan penuh semangat, ia semakin melaju dengan cepat.

“ Komandan datang...” teriak Yoseph lalu terjun dari atas dek.

Byuur,

Yoseph menceburkan diri di perairan Sebatik.

Diawali Yoseph kemudian disusul rekan – rekan yang lain. Ya, terjun dari atas kapal merupakan salah satu tradisi kenaikan pangkat oleh prajurit Marinir yang dilakukan saat mereka dalam tugas di tengah-tengah laut.

Selebrasi ini dilakukan sebagai bentuk hiburan dan perayaan agar mereka tak merasa kesepian jauh dari orang-orang yang mereka cintai, yaitu keluarga.

Dan disaat bertugas seperti sekarang ini, penghuni kapal adalah keluarga yang paling dekat versi TNI. Keintiman mereka bak ibu jari dengan telunjuk.

Hari ini ada beberapa bintara yang naik pangkat, Yoseph salah satunya. Dengan meneriakkan yel-yel penuh semangat, mereka bersuka cita, penuh kekeluargaan, saling menguatkan satu sama lain.

Tak tersirat kesedihan meski harus jauh dari orang-orang yang mereka sayangi. Kali ini, selain bahagia karena kenaikan pangkat. Hari ini merupakan hari terakhir mereka bertugas menjaga perbatasan Indonesia di Tarakan, Kalimantan Timur .

"Ayo bang, kau juga turun"

"Aku di sini saja, kamu nikmati saja pekatnya air garam itu biar cewek-cewek pada nempel " Akbar teriak dari atas kapal.

"Wah, gak asyik kau bang. Gak setia kawin eh...setia kawan kau"

Yoseph lalu memberikan kode pada beberapa rekan prajurit.

Tanpa ba bi bu, tiga orang yang berdekatan dengan Akbar akhirnya berhasil menggiring Akbar ke tepi dek. Dengan sekali senggol saja, badan Akbar langsung terpelanting ke air.

Dan byur, akhirnya Akbarpun mandi air asin.

Melihat, komandan mereka terjun bebas. Membuat suasana makin seru.

Saat wajah-wajah bahagia terpancar bagi sebagian prajurit, nyatanya itu tidak tersirat di wajah seorang Peltu Syaiful Akbar.

Setelah selesai ritual mandi air laut hampir 4 jam, Akbar segera membersihkan badannya dan mengambil air wudhu melaksanakan shalat ashar.

Tak lupa, doa-doa ia panjatkan setelah dzikir petang.

"Rindu, pada siapa harus ku sematkan kata itu" teriak Akbar dalam kalbu.

Saat prajurit yang lain tengah berbahagia menjelang kepulangan mereka. Akbar masih tak menunjukkan rona itu.

Bukan, bukan karena ia tak bahagia menemui bundanya yang sudah delapan bulan tak bersua. Meski lewat sambungan telpon saja, Akbar sudah cukup bahagia mendengar bundanya di Semarang yang tinggal sendirian di sana.

Mengharap semua keberkahan meliputi hidupnya, dan tentu doa untuk bunda dan wanita yang hingga saat ini belum ia ketahui keberadaannya.

Setelah kapal bersandar, pasukan segera menuju markas TNI AL.

Sebelum tugas berakhir, Akbar dan Yoseph masih memiliki tugas menjaga mercusuar.

***

Hantu laut vs Sundel bolong

Malam terakhir berada di perbatasan perairan Indonesia-Malaysia. Nampak dua orang prajurit duduk di sebuah bangku sambil berjaga di mercusuar Pulau Sebatik yang menikmati masa akhir tugas sebelum besok mereka serah terima penjagaan dengan anggota lain, dan secepatnya mereka bisa menikmati family time. Waktu yang sangat dinantikan oleh semua prajurit yang telah berjuang dalam tugas negara.

“ Yes, 14 hari...” teriak Yoseph sambil mengepalkan tangan tanda kebebasan.

“ Biasa aja kalee” Akbar menanggapi dengan ekspresi datar.

“ Abang gak seneng dapet cuti 14 hari?”

Akbar mengangkat bahunya, “ciye...yang mau kopdar sama soulmate” goda Akbar menyenggol bahu Yoseph.

Yoseph mencium sebuah foto wanita cantik lalu menempelkan di dadanya, membayangkan indah pertemuan setelah 8 bulan tak bersua.

“ Gak akan cukup kalo cuma dicium tuh foto” Akbar terkekeh.

“ Emang abang gak kangen sama cewek abang?”

Akbar menjawab dengan mengangkat alisnya, lalu ia melanjutkan gambar sketsanya sambil bersenandung lagu right here waiting milik Richard Marx.

“ Siapa dia bang?” melirik pada sebuah sketsa perempuan berkerudung .

Gambar seorang perempuan berhijab yang selalu membelakangi subjek, selalu dan selalu itu yang digambarkan Akbar.

“ Kenapa abang cuma gambar perempuan yang selalu membelakangi abang?,hm... dia bukan sundel bolong kan?” Yoseph terkekeh.

Tik,

Tiba-tiba saja dahi Yoseph mendapatkan belaian pensil yang sedang dipegang Akbar.

“Auwww...” Yoseph nyengir sambil mengusap jidatnya.

“ Enak aja, dia itu wanita yang membuatku berdebar pada pandangan pertama dan jatuh cinta dipertemuan selanjutnya”

“ Ya...kali aja si hantu laut* dapetnya sundel bolong! Yoseph terbahak.

*Hantu laut adalah sebutan bagi tentara marinir.

“ Kau tengok lah bang, ini...ini...dan ini” Yoseph mengarahkan telunjuknya pada beberapa sketsa yang dibuat Akbar. “ Semuanya cuma bagian punggung cewek bang! Hih...” Yoseph sambil bergidikan membayangkan jika itu benar-benar sundel bolong.

Akbar hanya memberikan jawaban dengan senyum santainya, tanpa kata-kata. Hingga Yoseph tak sabar untuk meruntuhkan benteng rahasia hati seorang Syaiful Akbar.

Akbar menarik kedua ujung bibir membentuk senyuman yang sangat menawan dan penuh kharisma.

“ Siapa perempuan itu bang? “ telisik Yoseph semakin penasaran.

“Hm...” Akbar menghela nafas sejenak, lalu membuangnya perlahan. Seperti sesak rasanya untuk menceritakan kenangan pahit kisah asmaranya. Namun diam pun tak kan membantunya terhindar dari interogasinya Yoseph. Apalagi Yoseph tipikal orang yang tak gampang menyerah untuk mencari tahu tentang sesuatu.

" Ayolah bang, ceritakan padaku" Ujar Yoseph sambil meyakinkan bahwa kali ini ia benar-benar penasaran. Sorot mata Yoseph yang memberikan penjaminan bahwa ia bisa bertanggungjawab untuk dapat dipercaya.

" Bang..." Yoseph mencoba meyakinkan sekali lagi dengan nada sedikit lembut dan dengan tempo diperhalus tak seperti orang Ambon pada umumnya.

Akbar meletakkan pensil yang ia gunakan untuk menggambar, lalu ia memejamkan matanya sambil tersenyum membayangkan wajah ayu yang selama ini ia rindukan. Membayangkan seorang wanita berhijab itu berada di ujung laut yang berlari mendekat padanya.

Kemudian gadis ayu itu berjalan berputar mengelilingi tubuhnya, meski tak menyentuh Akbar namun kehadirannya benar-benar terasa.

Dengan senyum yang mengembang di bibir Akbar, ia mengawali ceritanya dengan mata tetap terpejam.

“ Dia adalah perempuan yang selalu menungguku, menjadi teristimewa dengan jalan rahasia yang tak berujung”

“ Maksud abang...” Yoseph menggerakan kedua bola matanya semakin bingung.

Kata-kata yang dilontarkan Yoseph kali ini membuat khayalannya terhenti, dan memaksa Akbar membuka matanya.

“Ya, dia perempuan yang selalu ingin ku temui setiap pulang ke Semarang”.

“ Maksud abang, kau belum pernah ketemu sama dia meski tinggal di kota yang sama?”

Akbar mengangguk, lalu meletakkan pensil sebagai tanda sketsanya sudah selesai.

“ Apa susahnya bang, tinggal datengin rumahnya, ajak jalan, trus dilamar, bereskan!”.

Akbar tak menanggapi ocehan Yoseph kali ini. Nyatanya tak sesimpel yang Yoseph katakan.

“ Aku yakin bang, dengan tampang abang yang rupawan ditambah seragam ini buat abang makin gagah dan siapapun calon mertuanya gak bakal nolak lamaran kau bang”

Pernyataan Yoseph yang panjang lebar seperti itupun hanya dijawab Akbar dengan mengangkat bahu dan tangannya.

Yoseph mendekat dan dilihatnya sketsa itu sekali lagi, tertulis sebuah nama di pojok kanan bagian bawah.

“ M-A-R-Y-A-M T-A-B-E-E-N-A” Yoseph mengejanya.

Seorang gadis manis berhijab yang bernama Maryam Tabeena-lah yang mampu mengisi hari-hari seorang Saiful Akbar, yang hingga saat ini belum ia ketahui keberadaannya.

Meski rumah mereka hanya berjarak kurang dari 1 km, dan bisa ditempuh dalam waktu 20 menit saja. Namun takdir belum menampakkan hilalnya, jarak dan masa mengajak mereka untuk menikmati tiap bait penantiannya hingga akhirnya berujung pada sebuah alinea manis berupa pertemuan.

“ Aku makin penasaran dengan paras gadis sundel bolong kau itu bang” ledek Yoseph yang kental logat Maluku-nya.

Buk,

Sebuah gulungan kertas sketsa mendarat di bibir Yoseph.

“ Sekali lagi kamu bilang sundel bolong, aku sumpahin biar kamu ketemu beneran!”

“ Amit-amit” Yoseph mengetuk jidat dan meja yang ada didekatnya bergantian berulang-ulang, “ abang ketemu di mana sih sama tu cewe?”

“ Dia adik kelasku waktu SMU”

“ Oh, gita cinta SMU ceritanya, macam Galih dan Ratna yang suka mojok di kantin sekolah!”

“ Kami beda sekolah, kita jadi dekat saat kami mewakili sekolah jadi duta dalam kegiatan raimuna daerah. Terakhir ketemu di kegiatan perkemahan jambore, waktu itu aku sudah lulus SMU dan dia kelas 3 akhir kelulusan. Tepat sebulan sebelum aku mengikuti pendidikanku di Surabaya”

“Trus, dia gak tau perasaan abang? Gak tau Abang jadi marinir?”

“Tahu, dia sangat tahu”, Akbar beranjak dari tempat duduk lalu berjalan menuju sudut bangunan mercusuar dan menyandarkan punggungnya.

Dilipat kedua tangannya bersilang.

“ Teruuuus...” sela Yoseph.

“ Setelah pendidikanku selesai dan ikatan dinas di Cilandak, aku mengunjungi rumahnya. Niat hati mau bikin surprise, eh aku yang dibikin terkaget-kaget. Ku kira itu menjadi jalan indah pertemuanku dengan Beena”

“ Dia udah punya pacar?” Yoseph berjalan mendekati Akbar. Akbar menggeleng,

“aku gak ketemu Beena karena ia ternyata kuliah di Bandung”.

“ Abang gak minta nomor telpon atau tempat kostnya gitu?”

“ Aku ketemu bapaknya, dan beliau gak mau kasih nomor HP-nya dengan alasan biar Beena fokus dengan kuliahnya”

“ Abang ditolak bapaknya?”

“ Gak juga, beliau itu orang yang ramah bahkan banyak memberiku support termasuk saat aku menyampaikan keseriusanku pada anak gadisnya. Bapaknya berpesan agar aku datang lagi saat Beena sudah selesai kuliah”.

“ Terus...terus...” Yoseph makin penasaran.

“ Tiga tahun setelah kunjungan pertamaku ke rumah Beena, tepatnya setelah aku tugas di Papua. Aku mampir ke rumahnya, bahkan aku masih memakai PDL lengkap”.

“ Abang ketemu?”

Akbar menggeleng dan teringat peristiwa kala itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!