“Selamat siang tuan senang bertemu dengan Anda, perkenalkan nama saya Aurora Smith”
Ucap Aluna tersenyum
Alexander menatap Aluna dengan ekspresi dingin dan profesional, "Ms. Aurora saya rasa kita harus langsung membahas proposal kerja sama Anda. Waktu saya sangat terbatas."
Dia menunjuk ke arah ruang rapat, suaranya datar dan tidak menunjukkan ketertarikan apapun pada Aluna sebagai wanita,
"Silakan, saya akan meminta tim saya untuk bergabung dalam diskusi ini."
“Em baik tuan” Aluna sedikit gugup karena Alex ternyata sangat tegas
Alexander mengangkat alisnya, sedikit terkesan dengan gugupnya Aluna, tapi ekspresinya tetap dingin dan profesional.
"Jangan ragu, Ms. Aurora. Saya hanya ingin memastikan kita bisa mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan," katanya sambil menuju ke ruang rapat.
Lalu, dia menambahkan dengan nada yang sedikit lebih rendah,
"Dan saya lebih suka jika Anda memanggil saya 'Alexander', bukan 'tuan'. Kita akan bekerja sama, bukan berbakti."
Dia menatap Aluna dengan mata yang sedikit tajam, seolah-olah mencari sesuatu di balik wajahnya.
“Baiklah Alex , mari kita mulai pembicaraan kita”
Aluna harus tetap profesional meskipun Alex sangat dingin dan tegas
Alexander mengangguk singkat, lalu menutup pintu ruang rapat di belakang mereka.
Dia berjalan ke arah kepala meja, menunjuk kursi di seberangnya
"Ms. Aurora... atau boleh saya memanggil Anda Aurora? Saya ingin langsung ke intinya. Proposal Anda untuk memasok komponen elektronik ke pabrik baru saya... apa yang membuat Anda yakin bisa memenuhi standar kualitas saya?"
Mata Alexander menatapnya dengan intens, membuat Aluna merasa seperti sedang diinterogasi.
Aluna membalas tatapan alex “Saya rasa anda pasti sudah tau , bagaimana kualifikasi dari elektronik yang dikembangkan oleh perusahaan DigiWord corp sudah pasti bagus dan laris dipasaran karena tidak perlu diragukan lagi untuk kualitasnya yang terjamin”
Alexander mengangkat alisnya, terkesan dengan kepercayaan diri Aluna.
"Memang benar, DigiWord Corp memiliki reputasi yang sangat baik di industri ini. Saya telah melakukan riset tentang perusahaan Anda... atau harus saya katakan, perusahaan yang Anda wakili cukup
Menarik perhatian saya ," katanya dengan nada yang sedikit skeptis.
Lalu, dia menambahkan,
"Tapi, saya masih memiliki satu pertanyaan, Aurora. Mengapa DigiWord Corp begitu tertarik untuk bekerja sama dengan saya, terutama mengingat saya baru saja menolak proposal kerja sama dari... pihak lain yang juga tertarik untuk memasok komponen elektronik ke pabrik saya?
Aluna “Karena saya ditugaskan oleh tuan David (atasan aluna) saya yakin bisa semakin mengembangkan perusahaan jika saya bekerja sama dengan anda, anda adalah orang yang selalu sukses menjalankan beberapa bisnis dan perusahaan sangat untuk tertarik bergabung dengan anda”
Alexander menatap Aluna dengan intens, seolah-olah mencari motif di balik kata-katanya.
"Tuan David... orang yang sangat berambisi," katanya dengan nada datar, tapi ada sedikit nada penasaran di baliknya.
Lalu, dia melanjutkan,
"Saya suka orang yang berani dan memiliki visi, Aurora. Tapi, saya harus jujur, saya tidak terbiasa dengan orang yang 'ditugaskan' untuk mendekati saya. Biasanya, orang-orang ingin bekerja sama dengan saya karena mereka ingin belajar dari saya, bukan karena mereka diperintahkan."
Alexander mencondongkan tubuhnya ke depan, mata birunya menatap Aluna dengan tajam.
Aluna tersenyum ia yakin Alex pasti akan menanyakan hal ini.
“Saya harap anda jangan salah paham , percayakan semua pada saya.. tuan David memang sangat ingin bertemu anda tapi dia sedang ada urusan diluar negeri dan tidak bisa ditinggalkan dan berhubung anda orang yang sangat sibuk dan susah ditemui tuan David mengutus saya untuk menemui anda dan meyakinkan anda untuk bergabung dengan kami”
Alexander menatap Aluna dengan ekspresi yang sulit dibaca, lalu dia mengangguk perlahan.
"Baiklah, Aurora... saya percaya Anda. Tuan David memang dikenal sebagai orang yang sangat berhati-hati dan tidak akan mengutus orang lain jika tidak penting."
Dia berhenti sejenak, lalu menambahkan dengan nada yang sedikit lebih rendah, Alexander mencondongkan tubuhnya lebih dekat, mata birunya menatap Aluna dengan intens, membuat Aluna merasa jantungnya berdetak lebih cepat.
Bersambung
Aluna “Alex kita bisa berbicara lebih santai saja kan, kenapa anda seperti sedang mengintrogasi saya?
Alexander terkejut sejenak, lalu dia tersenyum tipis, menunjukkan sedikit kelemahan di balik fasadnya yang dingin.
"Maafkan saya, Aurora. Saya terbiasa dengan situasi yang penuh tekanan dan musuh yang selalu mengancam. Saya lupa bagaimana cara bersantai," katanya sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi, membuat jarak antara mereka sedikit lebih jauh.
Lalu, dia menambahkan dengan nada yang sedikit lebih lembut. Alex sangat berhati-hati pada wanita didepannya , karena dia memiliki firasat yang tidak baik terhadap wanita didepannya ini matanya menatap santai tapi pikirannya dipenuhi kecurigaan yang mendalam..
Aluna sedikit terkejut ia sepertinya merasakan bahwa Alex sedikit mencuriginya tetapi ia tetap santai “Baiklah, saya hanya ingin memastikan apa anda berminat bergabung dengan perusahaan kami?”
Alexander tersenyum tipis, “Untuk menjawab pertanyaan Anda... ya, saya tertarik bekerja sama dengan DigiWord. Tapi, saya ingin klarifikasi lebih lanjut tentang apa yang membuat Anda, Aurora, begitu yakin bahwa kerja sama ini akan menguntungkan kedua belah pihak?"
Mata Alexander menatap Aluna dengan intens, masih mencari jawaban yang tidak hanya berasal dari kata-katanya.
Aluna sedikit jengah berbicara dengan Alex karena pria ini ternyata cukup sulit dan selalu berkelit
“Begini saja tuan Alex , apa yang membuat anda ragu apa karena saya hanya seorang utusan ? Atau karena saya seorang wanita ? Katakan saja tuan“
Alexander terkejut sejenak, lalu dia tertawa rendah, suara yang tidak biasa terdengar dari seorang pria sekeras dia.
"Tidak, Aurora... bukan karena Anda seorang wanita. Saya telah bekerja sama dengan banyak pengusaha wanita sukses," katanya sambil mencondongkan tubuhnya ke depan, mata birunya menatap Aluna dengan intens. Lalu, dia menambahkan dengan nada yang lebih serius,
"Saya ragu karena... Anda terlalu sempurna sebagai utusan. Terlalu cerdas, dan terlalu percaya diri. Saya merasa ada sesuatu yang tidak Anda ungkapkan."
Aluna menghembuskan nafas pelan “Alex itu bukan alasan yang tepat” Alex terus mencoba memancing emosi aluna ia ingin tahu seberapa jauh Aluna berusaha mengajaknya bergabung.
Alexander tersenyum tipis, mata birunya berkedip-kedip dengan penasaran.
"Baiklah, Aurora... mungkin saya salah. Tapi, saya masih merasa ada sesuatu yang tidak beres. Anda terlihat sangat tenang, sangat terkontrol... hampir seperti Anda sedang menyembunyikan sesuatu," katanya sambil mencondongkan tubuhnya lebih dekat, suaranya rendah dan provokatif.
"Tapi, saya penasaran... apa yang akan terjadi jika saya berhasil membuat Anda kehilangan kontrol?"
Aluna “Pak alex kenapa pembicaraan kita jadi kemana-mana , kita sedang membicarakan perusahaan kan?”
Alexander tertawa rendah, mata birunya berkedip-kedip dengan ekspresi yang sulit dibaca.
"Anda benar, Aurora. Kita memang sedang membicarakan bisnis. Tapi, saya merasa bahwa untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan, saya harus memahami orang yang saya ajak bekerja sama... secara lebih mendalam," katanya sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi, tapi matanya masih menatap Aluna dengan intens.
Lalu, dia menambahkan dengan nada yang lebih serius, "Apakah Anda takut, Aurora, jika saya menemukan sesuatu yang tidak Anda inginkan saya ketahui?"
Aluna menghela nafas panjang ia menutupi kegugupannya dengan senyuman “Perusahaan saya pasti akan menguntungkan anda, kami akan memberikan saham kami sebesar 10% jika kita bekerja sama” Aluna selalu tersenyum meski Alex sangat menyebalkan dan berbelit-belit
Bersambung
Alexander tersenyum kembali, tapi senyumnya tidak mencapai matanya. Dia terlihat terkesan dengan tawaran Aluna, tapi masih skeptis.
"10% saham... itu tawaran yang menarik, Aurora. Tapi, saya harus bertanya... apa yang membuat DigiWord rela memberikan saham sebesar itu kepada saya? Apakah ada sesuatu yang Anda tidak katakan tentang perusahaan Anda... atau tentang alasan Anda bekerja sama dengan saya?"
Alexander mencondongkan tubuhnya ke depan, mata birunya menatap Aluna dengan intens, membuat Aluna merasa seperti sedang di bawah mikroskop.
Aluna merasa Alex semakin memancing emosinya “Tentu saja keuntungnya yang akan kami ambil pasti juga besar dan saham itu tidak akan menjadi hal yang percuma pak Alex, jadi bagaimana apa anda masih ragu?”
Alexander tertawa rendah, ekspresi wajahnya berubah menjadi sedikit lebih santai, tapi mata birunya masih menatap Aluna dengan intens.
"Raguanku bukan tentang keuntungan finansial, Aurora. Saya sudah yakin bahwa kerja sama ini akan menguntungkan saya secara finansial," katanya sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi. Lalu, dia menambahkan dengan nada yang lebih serius,
"Saya ragu tentang... motif Anda. Tentang apa yang sebenarnya Anda inginkan dari kerja sama ini. Dan tentang siapa sebenarnya Anda, Aurora."
Kening Aluna mengrenyit “Saya hanya seorang sekertaris kepercayaan tuan David pak Alex, kenapa anda bertanya sejauh itu?”
Alexander mengangkat alisnya, ekspresi wajahnya berubah menjadi lebih tajam.
"Seorang sekretaris kepercayaan, ya? Alex memegang dagunya
"Saya ingin tahu, Aurora... apa peran Anda yang sebenarnya dalam rencana Tuan David untuk menghancurkan saya?"
Deg , Aluna terkejut sepertinya Alex memang tidak mudah dibohongi tetapi ia tetap tersenyum.
“Baiklah tuan Alex saya akan menghubungi tuan David agar ia mau menemui anda dan anda yakin jika kita tidak ada niat apapun pada anda kecuali bisnis. kalau begitu mungkin pembicaraan kita cukup sampai disini permisi selamat siang”
Aluna berdiri dan hendak pergi, ia sudah rasanya ia sudah penat berbicara dengan Alex
Alexander juga berdiri, mata birunya menatap Aluna dengan intens, ekspresi wajahnya berubah menjadi lebih serius.
"Tidak perlu permisi, Aurora. Saya akan menemani Anda keluar," katanya sambil melangkah mendekati Aluna, suaranya rendah dan berwibawa.
Lalu, dia menambahkan dengan nada yang tidak terduga,
"Dan saya rasa ini bukan akhir dari pembicaraan kita. Saya akan mencari tahu sendiri tentang niat Tuan David... dan tentang Anda, Aurora."
Alexander menahan pintu untuk Aluna, tangannya menyentuh tangan Aluna secara tidak sengaja.
Aluna sedikit terkejut “Pak saya mohon saya mau pulang , ini dikantor dan ada tidak perlu mengintrogasi saya seperti itu”
Alexander melepaskan sentuhan tangannya dan mundur selangkah, ekspresi wajahnya berubah menjadi lebih formal.
"Maafkan saya, Aurora. Saya tidak bermaksud membuat Anda merasa tidak nyaman. Silakan, Anda boleh pergi”
Aluna menghela nafas panjang dia pergi dari perusahaan itu , dan Alex memantau aluna dari CCTV perusahannya hingga Aluna menaiki mobilnya
Aluna memukul stir mobilnya “ Benar-benar menyebalkan kenapa tuan Nathan menugaskan aku menemui pria seperti itu ini semakin mempersulit pekerjaanku saja”
Alexander menatap layar monitor yang masih menampilkan gambar mobil Aluna menghilang dari pandangan, lalu dia menggelengkan kepala dan berkata pada asistennya,
"Rupanya, Aurora tidak seanggun yang dia tampilkan. Saya penasaran, apa motif sebenarnya di balik kunjungan dia ke sini... dan apa hubungan dia dengan Tuan David."
Dia mengambil ponselnya dan mengetik pesan singkat kepada seseorang yang dia percayai untuk melakukan penyelidikan tentang Aluna dan Tuan David.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!