***Happy reading√***
"ahhh!! lepaskan aku kak.! Kepalaku sakit." rintih Gadis itu dengan tangis nya yang tak berdaya.Seorang Gadis di tarik paksa oleh wanita berpakaian menor memasuki sebuah Gudang
Wanita seksi itu tak mendengarkan rintihan gadis itu yang tak lain adalah Aletta Al Dara atau akrab dipanggil Dara, Dara adalah Gadis berusia 19 tahun baru saja kuliah semester 2 telah di paksa menikah dengan Pria Asing oleh Ibu Tiri nya.
Salma kakak ipar Dara mendobrak kasar gudang Rumah nya setelah membuka kunci nya, di dalam sana banyak tikus juga berdebu, Salma mendorong Dara ke dalam Gudang.
"uhuukkk--uhukkk!!" Dara tersungkur dan terbatuk-batuk menghirup udara kotor dalam Gudang itu.
"Rasakan itu wanita mandul...! Kau cuma anak kecil yang kebetulan disukai oleh mendiang nenek kami. Sekarang dia udah mati jadi jangan sok jadi Ratu di Rumah Adipati." sinis Salma dengan sorot mata merendahkan.
Dara berusaha bangkit, "Aku nggak mandul Kak..! Kami baru aja menikah 4 bulan kenapa kalian mengataiku mandul?" protes Dara.
"Diam kau.. !!" sentak Salma.
Dara hanya bisa menangis dalam hati, ini sudah beratus-ratus kali Ia diperlakukan tak manusiawi oleh Keluarga Adipati. Berapa kali pun Dara kabur dari rumah ini dan kembali ke rumah keluarga nya selalu di usir oleh ibu tiri nya sehingga mau tidak mau Dara harus bertahan di Neraka ini demi memiliki tempat tinggal.
Tempat ini benar-benar neraka bagi Dara, tapi Dara tetap bekerja sebagai penulis di aplikasi novel tanpa sepengetahuan siapapun sehingga tabungan nya di akun Novel nya banyak. Akan tetapi selama dia menulis Dara belum pernah mencairkan uang nya, karena belum sempat membuat Kartu Bank apalagi ATM.
Dara membuat kisah perjalanan hidupnya dalam Novel yang la buat dan hasilnya sangat mencengangkan, para pembaca seakan ikut bersedih dengan karya dara yang begitu menyedihkan, tanpa mereka ketahui semua itu adalah cerita hidup Dara sendiri.
"Hukumanmu ditambah menjadi Seminggu! Ku harap kau mati aja sebelum seminggu." kata Salma dengan jijik lalu menutup pintu gudang.
Dara yang takut pun berlari menggedor-gedor pintu itu, sesak nafas akibat abu gudang yang terlalu tebal tak lagi dihiraukan oleh Dara.
"tolong aku Kak?? Buka Kak, Aku akan patuh, aku nggak akan mengganggu Acara Keluarga Adipati." pekik Dara tapi tak ada sahutan sama sekali dari luar.
Dara menyandarkan punggung dan kepala belakang nya di pintu lalu merosot lemah ke lantai, Dara menangis terisak-isak.
"kenapa nasibku begitu malang? Kapan aku bisa bebas dari Neraka ini? Kenapa Mas Abi belum juga kembali." isak tangis Dara yang merasa Abian adalah alasan nya bertahan di rumah ini.Setidak nya Abian tak pernah menyiksa nya seperti ini namun mulut Abian lebih tajam dari siapapun sebab Abian selalu menghina nya anak kecil, Mandul, penjilat alm. Nenek nya, semua itu sungguh perkataan yang menusuk-nusuk hati nya namun tetap Dara bertahan asalkan Abian tak berselingkuh dari nya.
Akhir-akhir ini Dara sedang banyak pikiran karna mendengar pembicaraan keluarga Adipati kalau Abian sebagai anak Laki-laki kebanggaan mereka sedang berhubungan dengan seorang Nona dari Keluarga terpandang, Dara merasa kacau tapi tidak ada yang berpihak pada nya dalam Keluarga ini.
Dulu selama beberapa hari Dara di kurung dalam Gudang, Ia mengisi hari-hari nya sebagai Author hingga sekarang Dara masih menulis. Karna sudah tahu nasib nya akan begini jadi Dara terbiasa membawa Ponsel dan charger nya kemana-mana.
Dara tidak tahu kapan dan dimana saja Ia bisa ditendang dari rumah ini jadi hanya ponsel nya sajalah sebagai harta berharga nya. Dara menghapus air mata nya membaca komentar para fans-fans nya yang menyemangati nya.
"kalian baik sekali, terima kasih telah menjadi asupan semangatku." lirih Dara menyimpan Ponsel nya.
Dara merasa lapar pun mengedarkan lalu teringat Ia menyimpan roti di balik bra nya, Ia mengeluarkan isi nya yang masih terbungkus plastik.
Dara memakan nya sedikit-sedikit untuk bertahan sampai la punya tenaga lalu mencari-cari celah untuk bisa keluar dari gudang ini.
"Bagaimana caraku bisa keluar..! Hiks.. Hiks." Dara menangis tapi air mata nya seakan telah mengering menatap sedih roti nya yang kotor.
Sebenar nya ini bukan pertama kali nya Dara di kurung namun Ia tak menyerah mencari jalan keluar dari gudang itu.
***
Sudah 4 hari Dara terkurung di gudang, tak ada yang memperhatikan nya sementara semua Keluarga Adipati sedang berpesta ria menyambut kedatangan Abian dari Luar Negeri bersama kekasih hati nya padahal Abian punya Istri.
"kekasih mu cantik sekali nak, Mama bangga padamu." kata Mama Dian Adipati dengan gembira.
Anya tertawa pelan menutupi mulut nya yang sungguh anggun, Keluarga Adipati memperlakukan Anya seperti permata intan yang tak boleh tergores.
Abian menatap penuh cinta kekasih nya yang seksi dan berkulit mulus tak seperti Dara yang kumel, dekil, tak berbadan, kurus kering, rambut kusut tak pernah disisir, wajah jerawat juga bibir selalu pucat.
"Aku dengar Abian punya istri Tante." kata Anya membuat Keluarga Adipati saling pandang satu sama lain.
"Darimana kamu tahu nak? Jangan terlalu takut ya Wanita itu cuma seperti pembantu dirumah ini, kami menerima nya memang untuk babu." kata Dian dengan ramah nya.
Anya penasaran seperti apa istri nya Abian sampai-sampai Abian sendiri jijik membahas Istri nya jika Anya bertanya, Abian selalu mengalihkan pertanyaan nya.
"Baby? Kan aku udah bilang jangan bahas dia." pinta Abian dengan memelas.
"Iya nak? Jangan bahas babu jelek itu." sahut Dian Mama nya Abian yang sangat menyukai Anya.
"Baiklah." ucap Anya tersenyum manis.
Mereka kembali melanjutkan acara itu dengan penuh kegembiraan tak memikirkan Dara yang merintih kedinginan di dalam Gudang, Dara yang masih terkurung di dalam gudang tak tahu harus bagaimana lagi.
Dara melihat banyak nya tikus disekitar nya tapi tidak membuat nya takut, Ia sudah terbiasa dengan tikus-tikus itu.
"dingiinnn...?" Dara berusaha bangkit dengan bibir membiru mencari seisi gudang siapa tahu menemukan pakaian walau sudah robek-robek setidak nya bisa di jadikan penghangat nya malam ini.
Dara menangis sambil meringkuk bagai kucing kecil lemah kedinginan, "Ma? Kenapa mama harus tinggalin aku Ma? Aku nggak tahan dengan semua ini, Papa udah berubah Ma..! Dia tidak menyayangi Dara lagi." Batin Dara terisak-isak.
Dara masih terlalu muda, lemah dan tak punya kekuatan apapun untuk membela diri, Ia menyesal mengapa saat masa SMP tak mau belajar ilmu beladiri padahal sekolah saat itu menyediakan fasilitas anak-anak yang ingin belajar Taekwondo.
Apa yang bisa Dara lakukan saat masih berumur 19 tahun ini? Dulu Dara adalah Gadis paling cantik dimasa TK, SD, SMP namun ketika SMA mulai berubah karna Dara di jadikan pembantu sejak datang nya Ibu tiri dan saudara tiri nya.
Dara tak punya waktu untuk merawat diri karna harus sekolah dan bekerja siang-malam supaya sekolah nya tidak terputus bahkan mampu masuk ke Kampus terbaik tapi malang nasib nya harus berhenti kuliah karna dipaksa menikah dengan Abian demi kerja sama keluarga ditambah Nenek Keluarga Abian menyayangi Dara. Seperti keluar dari kandang harimau masuk ke kandang Buaya, tak ada beda nya Keluarga nya yang dulu dengan yang sekarang.
*
Bersambung.............................
Keras nya hidup membuat Dara menjadi sosok yang tangguh dan mandiri, kebal dengan segala macam siksaan termasuk kelaparan, hanya saja Dara tidak pandai melindungi diri sendiri dan selalu di siksa.
Dara ketiduran di gudang itu sampai Ia merasa terusik dengan suara musik yang sangat kuat, Dara menegakkan kepala nya walau lemah sambil celingukan. Dara berusaha berdiri lalu melihat dari lubang jendela yang telah berlubang demi mencari apa yang sedang terjadi.
"Mereka berpesta tanpaku?" lirih Dara.
Dara menggeleng kepala nya, "Kenapa aku begini? Apa yang salah dengan ku? Apa kamu pernah diajak sebelum nya Dara? Jangan bertingkah..?!" Dara mengutuk pikiran nya sendiri.
Dara hendak berpaling namun tiba-tiba Ia mengerutkan kening nya, Dara memutar kepala nya kembali melihat lubang jendela tadi betapa terkejut nya Dara melihat Abian telah kembali.
"itu mas Abi.! Dia udah kembali." gumam Dara merasa senang seperti cahaya kecil hadir dalam diri nya yang kegelapan.
"Mas?? mas??? Mas Abi??" teriak Dara. Abi tak mendengar teriakkan Dara sama sekali dia malah sibuk telfonan yang membuat Dara frustasi, Ia melihat disekitar namun tak menemukan pintu manapun untuk keluar.
Srrekkk!!
Dara yang sedang fokus seketika menatap seekor tikus terjatuh dari atas, Ia perlahan mendongak dan melihat langit-langit atap Gudang telah terkelupas di makan rayap. Tiba-tiba Dara mendapatkan petunjuk dari tikus itu.
"ahh!! Kenapa aku nggak pernah kepikiran?" gumam Dara tersenyum cerah di wajah nya yang telah penuh kotoran debu sungguh menjijikkan bagi Orang yang gila kebersihan.
Dara mengambil sebuah kain lalu dia ikatkan ke pinggang nya, tak lupa Dara memasukkan ponsel dan charger hp nya ke dalam perut nya.
"Hanya ini harta ku satu-satu nya, aku harus bisa meminta bantuan mas Abi untuk membawaku keluar supaya bisa buat kartu bank." gumam Dara penuh tekad.
Bagi banyak orang ponsel Dara ini mungkin tak menarik sama sekali karna sudah retak dan tak layak lagi di gunakan, tapi bagi Dara ponsel nya adalah harta yang di dalam nya ada akun pribadi nya yang memiliki banyak Uang disana namun belum di tarik.
"Semoga aku bisa melewati nya." lirih Dara.
Dara memastikan ponsel nya baik-baik saja lalu mengambil kursi usang dan meja dengan semangat la memanjat ke atas langit-langit gudang, Ia bersusah payah memanjat walau hampir terjatuh tapi tangan Dara yang telah kebal dengan pukulan rotan masih mampu bergelantungan menahan bobot tubuh nya yang ringan seperti kapas benar-benar tak berdaging. Dara bersusah payah merangkak di atas atap ,gudang itu sampai berhasil naik ke atap tapi tidak ada tangga untuk turun ke bawah, Dara kebingungan bagaimana cara nya Ia turun jika tidak ada tangga.
Dara mengedarkan pandangan nya dengan cemas hingga Ia melihat sebuah pohon besar, Ia segera merangkak ke arah Pohon itu dengan segala kekuatan yang tersisa Ia memegang ranting Pohon yang bergoyang-goyang.
Sraakkhh!!
Ranting pohon itu pun patah karna terlalu kecil untuk di jadikan pijakan kaki Dara, walau sangat ringan tetap saja ranting kecil tak bisa menahan bobot tubuh nya.
Duggghh!
Dara terjatuh ke bawah dan kepala belakang nya terkena batu membuat kepala Dara langsung membuatnya pusing, untung saja Dara tidak pingsan. Dara memegang kepala belakang nya yang sakit dan perlahan menonjol.
"Cepat banget benjol nya." lirih Dara yang tak punya kekuatan lagi untuk berteriak. Abian yg berada tak jauh dari sana, tak mendengar keributan yang Dara buat karna jarak nya cukup jauh, Abian sibuk telfonan.
"Kau yakin? Kenapa Tuan Nicoles yang tersembunyi itu sulit di temui?" tanya Abian dengan nada heran.
"Heii?? Aku sebagai seorang mata-mata aja sulit menemukan Nicoles, semua orang sangat menjaga nya bahkan dia sungguh sulit untuk didekati dan juga jarang mengikuti acara perusahaan selalu asisten nya yang menjadi perwakilan nya."Kata teman nya Abian dari ujung telfon dengan geram.
"Aku benar-benar butuh tambang emas nya, bukankah dikatakan pertambangan nya banyak apalagi semua rumor yang beredar telah tersebar luas kalau dia memiliki banyak pertambangan Ilegal." ucap Abian masih belum menyerah meminta teman nya mencari tahu tentang Nicoles Swondrak Maverick yang disebut sebagai Mafia yang sangat kejam.
Nicolas sangat tertutup dari media, tak banyak yang tahu wajahnya apalagi kekayaan nya. Nicoles melakukan itu semua karna muak dengan para penjilat-penjilat juga wanita murahan yang mengincar nya.
Abian tahu kekayaan Nicoles telah mencapai ambang tanpa batas dan berlimpah ruah, seluruh pertambangan di Negara yang mereka tempati sekarang adalah milik nya baik yang legal maupun Ilegal tak ada yang mampu menangkap nya apalagi mengenali wajah nya.
Hanya memberi sedikit tambang Emas pada Abian tidak akan membuat Nicoles bangkrut apalagi kekurangan uang.
"Sial...! Aku butuh uang 5 M bodoh..!" maki Abian pada tema nya.
Dara yang baru saja tiba tertegun di balik tembok mendengar kata-kata kasar Abian namun yang membuat nya bingung adalah kata 5 M, siapa yang punya uang sebanyak itu? Walaupun Dara sudah memiliki penghasilan lebih dari Novel Online nya namun penghasilan nya tidak sampai 1 M apalagi 5 M.
"Honey?" panggil seseorang membuat Abian menjauhkan ponsel nya.
"Iya Sayang? Aku akan datang." sahut Abian.
Deg!?
Jantung Dara seakan berdetak lebih cepat bukan karna Cinta melainkan rasa takut, Ia sudah banyak mendengar Abian mempunyai kekasih akan tetapi Pria itu tak pernah menceraikan nya, jadi Dara berpikir semua itu hanyalah fitnah supaya Dara menyerah.
"Nanti kita lanjutkan..! Kekasih ku memanggilku." kata Abian lalu mematikan panggilan nya secara sepihak menyimpan ponsel nya dan melangkah pergi memasuki pintu belakang rumah nya.
Air mata Dara sekali lagi luruh begitu saja, "Ja--jadi benar? Kenapa? Kenapa dia nggak menceraikan aku aja? Kenapa terus mempertahankan pernikahan ini kalau dia memang memiliki pacar." lirih Dara sampai ambruk ke lantai saking lemas nya kaki Dara mendengar dari mulut suami nya sendiri yang telah mempunyai kekasih.
Dara berdiam diri cukup lama sampai 20 menit berlalu, Dara berusaha bangkit dan memasuki rumah Adipati lewat jendela ruangan kecil namun terhubung ke Dapur.
Awal nya Dara tidak sanggup mendengar suara musik di ruang tamu yang begitu besar tapi akhir nya musik itu berhenti, dan mereka berpindah ke ruang makan. Dara yang mengintip di balik dinding mendengar suara orang asing di tengah acara yang diadakan keluarga Adipati yang Ia tebak adalah acara untuk menyambut kekasih Abian.
***
Dimeja Makan.
"Kenapa kamu nggak kenalin aku sama istri mu Abi? Aku mau lihat bagaimana rupa nya." rengek Anya.
"Tidak perlu nak..! Dia itu cuma pelayan kami aja, setelah acara ini selesai dia akan bersihkan rumah ini dan mencuci piring dibelakang, kebetulan kami butuh pembantu gratis." kata Dian.
"Ceraikan aja dia nak..! Tak ada guna nya kamu menampung sampah, lagian kita masih mampu membayar pembantu." sahut Rio adalah Ayah kandung Abian.
"Iya Abi! Lagian kamu harus cepat-cepat nikahi Anya nanti diambil orang loh, kalau masih berhubungan dengan Si upik abu itu kamu akan sulit menikah." sahut Dian.
"iya Ma.. Pa..? Aku memang mau menceraikan si bocah dekil, bau, jelek dan mandul itu." jawab Abian yang tak mau kehilangan Anya yang dia anggap sebuah batu berlian bagi nya sedangkan Dara hanya sampah yang tak sedap dipandang mata.
Semua Keluarga Adipati merendahkan Dara juga mengatai Dara sangat percaya diri kalau Abian mencintai nya walau tak pernah main tangan.
"Kami kira kamu mencintai nya Abi, lagi pula selama ini kami tidak pernah melihat kamu menyentuh atau memukul wanita dekil itu." ucap Salma angkat bicara.
"Ciih...! tangan ku terlalu berharga untuk menyentuh sampah yang busuk dan nggak berguna itu." decak Abian membanting sendok makan nya lalu bangkit dari duduk nya.
"Kalian telah membahas kotoran, aku jadi nggak berselera makan." kata Abian lalu berbalik pergi.
Dara yang mengintip di balik dinding dapur mendengar perkataan suami nya, hati Dara merasa di cabik-cabik seketika mendengar kata-kata Abian yang menyebut nya sebuah kotoran atau sampah.
*
Bersambung....................................
"iishh...! Kenapa kita malah bahas si jelek itu sih Ma?" kesal Salma.
Mama Dian melebarkan mata nya, "Jangan salahkan mama..? Kamu yang membahas nya duluan." sentak Dian tak terima. Rio meletakkan sendok makan nya sontak membuat semua orang melihat ke arah nya.
"Nak Anya? Temui dia..!" pinta Rio dengan lembut.
Anya tersenyum manis dan mengangguk lalu segera pergi dari meja makan Keluarga Adipati, Dara melihat semua orang begitu memperhatikan Anya,Dara mengepalkan tangan nya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Sampah? Sehina itu kah aku Mas di matamu?" Batin Dara menghapus air mata nya lalu kembali keluar dari ruangan kecil itu hendak menemui suami nya dan akan meminta penjelasan langsung dari Abian.
Dara buru-buru masuk lewat pintu dapur, kebetulan memang tidak ada seorang pembantu di rumah itu karna memang Dara lah yang mengerjakan segala pekerjaan rumah.
Dara mencuci tangan nya terlebih dahulu juga mengganti pakaian nya dengan yang sudah di cuci di jemuran kain.
"Aku berharap kamu hanya berakting aja mas. "Batin Dara penuh harap.
Dara yang tidak mandi selama dikurung sebagian besar tubuh nya yang kotor terutama kaki nya, Dara berjalan cepat menuju kamar dan membuka nya. Setelah pintu terbuka, hati Dara teriris melihat pemandangan yang sangat menyayati hati nya.
Deg...
Dara melihat Abian berciuman dengan Anya yang membuat kedua nya menoleh ke asal suara, dalam pikiran kedua nya siapa yang berani mengganggu kemesraan mereka.
"Mas?" lirih Dara berkaca-kaca.
Abian menggeram marah melihat Dara. Anya memperhatikan penampilan Dara yang sungguh seperti gembel jalanan bahkan gembel pun lebih bersih di banding Dara.
"Siapa dia sebenar nya mas?" tanya Dara menghampiri Abian dan berniat memegang lengan Abian, namun di tepis kasar oleh Abian hingga Dara terjungkal kebelakang.
Anya membekap mulut nya melihat pemandangan itu, segitu benci nya Abian pada Istri nya tapi kalau Anya ada di posisi Abian akan sangat malu memiliki pasangan mirip seperti gembel.
"Berani sekali kau menyentuhku wanita mandul..!" marah Abian menggelegar.
"Mas? Aku nggak mandul, umur pernikahan kita masih 4 bulan tapi kamu mengatai aku mandul dan kamu berselingkuh dengan wanita pelakor ini." kata Dara bangkit dengan mata berkaca-kaca.
"Lagian apa kamu pernah menyentuhku Mas? Bagaimana aku bisa hamil mas kalau kamu nggak pernah menyentuh aku sama sekali?Kalaupun cuma sekali itu mustahil aku langsung hamil anak kita mas." lirih Dara.
Abian semakin terbakar mendengar kekasih hati nya di sebut sebagai pelakor apalagi Dara percaya diri sekali kalau Abian ingin menyentuh nya, melirik saja Abian tidak lah sudi.
"Kamu pelakor dan selingkuhan suami orang? Kenapa menggoda pria yang sudah beristri ha? Apa diluar sana tidak ada Pria yang lebih baik lagi, padahal kamu sangat sempurna." ucap Dara menatap Anya dengan penuh harapan semoga Wanita itu mau meninggalkan suami nya.
Abian semakin terbakar dengan perkataan Dara, Abian mengambil vas bunga dan dia melemparkan vas itu ke arah Dara yang membuat Dara menjerit kesakitan, karena serpihan vas yang Abian pecah kan mengenai kaki Dara, kaki Dara mengeluarkan darah dan darah itu menetes ke lantai.
"Mas?." Dara menangis kesakitan dengan perlakuan kasar Abian, biasa nya Abian hanya berbicara kasar saja akan tetapi kali ini Abian udah main kasar.
"Kalau sampai Anya meninggalkanku maka kau akan aku bunuh hari itu juga." kata Abian dengan mata merah berapi-api penuh kebencian.
"Beb? Jadi ini istri mu?." tanya Anya dengan tawa yang tertahan benar-benar merasa geli begitu jelek nya wanita sah nya Abian pantas saja Abian begitu jijik dengan Istri nya.
Bahkan dengan percaya diri nya Dara mengusir Anya seolah-olah Ia adalah pengganggu diantara pernikahan bahagia pasangan suami-istri padahal Abian tak mencintai Dara sama sekali.
"Bukan honey..! Dia cuma babu ku." jawab Abian beralih lembut ke Anya.
Dara menatap tak percaya betapa lembut nya Abian pada Anya, sungguh Ia tak pernah melihat sisi Abian yang seperti ini.
"Mas? Kenapa kamu berselingkuh dariku?." tanya Dara dengan derai air mata.
"Cuuiihhh??" Abian meludahi wajah Dara, Dara yang mendapat perlakuan dan hinaan seperti itu hanya memejamkan mata nya dan mengepalkan kedua tangannya.
"Kau ngga melihat bagaimana rupa buruk mu ini ha, ngaca dulu sana? Pria setampan aku menyukaimu yang tak berbeda jauh dengan gembel? Kau masih bocah dan tubuh mu, lihat tubuh mu sungguh datar sama sekali nggak menarik dan aku tidak berselera menyentuh mu." sinis Abian merendahkan.
"Mas aku udah besar.! Umurku 19 tahun Mas bukan bocah lagi, masalah penampilanku jika kamu membiayai ku maka aku akan cantik seperti apa yang kamu mau." kata Dara dengan air mata berjatuhan.
"Diam...!!" sentak Abian.
"Kau benar-benar menguji kesabaran ku..! Kenapa aku harus membiayai mu wanita jelek? Kau sama sekali nggak tahu diri." marah Abian menendang kaki Dara yang terduduk dan lampu hias juga terjatuh mengenai punggung Dara.
Abian hendak memukul Dara yang memekik memejamkan mata nya namun Ia tak merasakan sakit.
"Sialan..! hampir aja aku menyentuh sampah." geram Abian melihat tangan nya lalu beralih ke Anya yang sejak tadi hanya diam saja.
Abian menghampiri Anya dan memegang kedua bahu Anya, "Kamu nggak papa kan Honey?"
"Kenapa kamu bisa menikahi wanita jelek itu Abi. Sebenarnya kamu buta atau bagaimana?" tanya Anya penasaran.
Abian menghela nafas bahwa semua ini karna Nenek nya, jika Abian tidak menikahi Dara maka Ia tak akan dapat warisan. Keributan di kamar Abian membuat semua Keluarga Adipati berbondong-bondong mendatangi kamar Abian.
"Jalang sialan ini kenapa kau bisa ada disini?" pekik Salma.
"Cepat usir gembel ini Kak..! Aku nggak butuh dia lagi." pinta Abian.
Dian hendak menolak karna mereka butuh pelayan tapi Anya menangis meminta Diam memilih nya atau Dara, sehingga semua Orang menendang Dara keluar dari rumah Adipati bersamaan Surat Cerai yang telah di tanda tangani oleh Abian di lemparkan ke arah Dara.
"Cepat tanda tangan...?!" teriak Abian.
Salma menarik kasar rambut Dara yang terus saja menangis dibantu oleh Dian yang juga memukul tangan Dara untuk mau di gerakkan menuntun untuk menandatangani.
"Hinaan kalian? Perlakuan kalian? Tatapan kalian? Aku nggak akan pernah lupakan semua ini. "Batin Dara terisak-isak.
Dengan terpaksa Dara menandatangani surat Cerai itu ,lalu Dara melihat ke arah Anya yang tengah tersenyum manis sambil bersedekap dada dengan tangan Abian melingkar di pinggang bodygoals Anya.
Dara menatap Abian dengan tatapan begitu terluka tapi Pria itu sama sekali tak mengasihani nya.
"Mas?" lirih Dara yang masih berharap Pria itu memanfaatkan nya.
Biarlah Ia dimanfaatkan asalkan tidak di ceraikan oleh Abian, cinta itu memang buta tapi Dara hanya ingin membalas sedikit rasa sakit yang di alami nya dan juga berharap bisa memperbaiki semua nya karna mengingat wasiat mendiang Nenek mereka.
"Jangan pernah berharap anakku akan mengasihani mu wanita jelek." ucap Dian memijak jari tangan Dara membuat Dara merintih kesakitan.
Dara mengamati ekspresi semua Orang yang begitu puas juga menertawai nya, kini tidak ada lagi keinginan nya untuk kembali pada Abian. Ia berjanji akan balas dendam atas semua yang Dara dapat kan.
Salma menarik Dara menuju pintu keluar. "Pergiii?!" usir Salma mendorong Dara yang langsung tersungkur di halaman rumah.
Keluarga Adipati menertawakan Dar yang begitu menyedihkan, Dara terdiam dengan tatapan kosong juga air mata yang terus mengalir deras.
Setelah itu Dara keluar, Pintu gerbang di tutup lalu Dara melihat ke belakang dengan perlahan Dara melihat ke arah Keluarga Adipati yang tertawa keras yang memperlakukan nya begitu hina seperti ini.
Apa salah Dara pada mereka? Dara sangat baik pada mereka dan tak pernah melawan meski mereka berkata kasar juga main tangan, Dara juga bekerja tanpa lelah dan tak pernah mendapat gaji, kenapa keluarga itu memperlakukan nya seperti duri di dalam daging?.
Tangis Dara pecah seketika, berbagai hinaan dari keluarga Adipati terus berputar di sekeliling nya bagaikan kaset.
"ka--kalian? Begitu kejam..!" lirih Dara.
Dara mencoba untuk bangkit, sungguh luka di sekujur tubuh nya tidak terasa sakit lagi dibandingkan luka di dalam hati nya lebih menyakitkan dan mungkin tidak bisa pulih sebelum membalas keluarga itu.
\*
Bersambung.....................................
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!