NovelToon NovelToon

Enemy To Lover

Mandaka Pratomo

Asrama di Swiss dua belas tahun sebelumnya

Mandaka Pratomo berjalan bersama dengan sepupunya, Dylan Mancini di hall asramanya saat mendengar suara ribut-ribut. Keduanya pun bergegas menghampiri sumber suara itu dan melihat seorang remaja perempuan berambut pirang sedang menghajar tiga orang anak yang merupakan teman sekelas Mandaka dan Dylan.

"Minta ampun tidak?" Bentak remaja perempuan itu sambil menjambak rambut teman Mandaka dengan wajah garang.

"A ... ampun !" Erang remaja laki-laki yang Mandaka tahu bernama Pierre itu. "Manda, Dylan ... tolong ...."

"Apa yang terjadi?" Tanya Dylan bingung.

Remaja perempuan yang merupakan adik kelas dua saudara sepupu itu hanya mendorong Pierre hingga tersungkur.

"Kamu teman sekelasnya?" Tanya remaja perempuan itu judes.

"Iya. Nama kamu siapa?" Balas Mandaka.

"Carole Laurent. Kalian?" Carole menatap Dylan dan Mandaka sambil berkacak pinggang.

"Aku Dylan Mancini dan ini sepupu aku, Mandaka Pratomo. Memang Pierre melakukan apa?"

"Bilang sama teman kamu, karena aku sudah tidak bisa bilang ke dia. Jika tidak tahu apapun soal aku, tidak usah buka mulut !" Mata hijau Carole menatap tajam ke Pierre.

"Kamu umur berapa Carole?" Tanya Mandaka.

"13 .... angka sial kan si Pierre ketemu aku !" Jawab Carole judes membuat Mandaka tersenyum smirk.

"Kamu benar. Pierre sangat sial bertemu kamu," senyum Mandaka.

***

Dua Belas Tahun Kemudian

Mandaka terbangun saat mendengar suara tembakan dan dirinya merasa sedikit disorientasi. Pria itu pun terduduk di atas kasurnya dan berusaha mencerna semuanya dulu.

"Sudah bangun?"

Mandaka mendongakkan wajahnya dan melihat seorang pria dengan wajah dingin. Di lehernya terdapat tattoo ular disana.

"Kepalaku pusing Oom Snake." Mandaka mengambil aspirin yang selalu dibawanya kemana-mana. Tanpa air, dia langsung menelan pil itu. Kan gratis!

"Wajar ... Kamu jetlag kan?" kekeh pria yang bernama Snake.

"Jetlag dan minum! Ampun deh kalian itu!" omel Mandaka sebal. Semalam dia baru pulang dari Kongo dan sudah diajak minum bersama Rylee dan Snake. Sejak kasus di Afrika Selatan, Rylee dan Snake bersahabat baik bahkan mereka rutin bertemu setiap tahun hanya untuk ghibah dan minum. ( Baca Rylee dan Naradipta di rumah jeruk ).

"Hei, kamu sudah dewasa jadi wajar dong kalau aku ajak kamu minum," gelak Snake.

"Tapi tidak whiskey juga!" sungut Mandaka sambil berdiri namun sedikit doyong. Mandaka menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan rasa hangover di kepalanya. "Damn it!" umpatnya.

"Ayo, kita sarapan dulu." Snake pun mengajak pria bertinggi 188cm itu keluar.

Mandaka mengambil botol air mineral yang ada di kulkas mini lalu menenggaknya hingga separuh. Dia pun keluar menuju arena makan. Mandaka tidak habis pikir bagaimana keluarganya bisa memiliki sahabat kelompok mercenaries! Okelah, dia punya sepupu Triad, Mafioso dan Yakuza. Keluarganya juga bersahabat dengan kaum hitam ... Tapi mercenaries? Ini diluar Nurul!

"Bagaimana saudara kembar kamu? Mandasari?" tanya Snake.

"Disibukkan dengan si kembar. Sepertinya dia kena karmanya ...."

"Why?"

"Biasanya dia membuat pusing papa dan mama, sekarang dia dibuat pusing oleh anak-anaknya," kekeh Mandaka.

Mandaka terlahir kembar dan saudara kembarnya perempuan bernama Mandasari yang sudah menikah. Suami Mandasari bernama Wirasana Gardapati yang biasa dipanggil Wiro Sableng adalah anggota Kopassus. Mereka dikaruniai dua anak kembar, Narendra dan Naela yang baru berusia enam bulan. ( Baca Mr Soldier Is Mine )

"Aku yakin saudaramu mampu."

"Kalau sampai tidak mampu, kacau Sari. Wong si kembar itu kaca benggalanya dia!" gelak Mandaka.

"Bagaimana dengan adikmu? Mavendra? Kabarnya hendak gabung dengan Rylee?" tanya Snake.

"Katanya sih begitu. Dia tidak suka bekerja di belakang meja."

Adik bungsu Mandaka, Mavendra adalah seorang agen FBI junior. Sama seperti dua kakak kembarnya, Mavendra sangat panasan dan tidak bisa diam. Tak heran dia sedang mengajukan masuk ke tim most wanted pimpinan Oomnya Rylee Neville.

"Kalian bertiga itu memang sangat klan Pratomo. Aku sudah bertemu dengan Bayu O'Grady, Aslan Zidane, bahkan Raja Arsyanendra pun sudah. Tak heran kalau kalian panasan karena generasi sebelumnya parah juga," ucap Snake.

Mandaka tersenyum. "Begitulah keluarga a ... " Pria itu tidak menyelesaikan ucapannya karena melihat sosok yang sangat dikenalnya. Meskipun sudah dua belas tahun berlalu tapi Mandaka tidak pernah melupakan mata hijau yang selalu menatap siapapun dengan dingin dan tajam. "Carole ..."

***

Carole sedang makan sarapannya ketika melihat sosok pria yang menatapnya dengan sorot mata terkejut. Carole memang baru pulang dari misi tengah malam dan tidak melihat ada orang lain selain Oom Rylee karena dia sudah cukup ngantuk dan lelah.

"Manda ...." Carole menatap pria tinggi dengan kulit sedikit Tan. Kenapa dia makin gagah sih?

"Ada apa Carole?" tanya Eagle Eye sambil membawa nampan berisikan makanan dan duduk di sebelah Carole.

"Itu ... Mandaka Pratomo kan?" tanya Carole sambil melihat Mandaka yang duduk di meja seberang bersama Snake dan Rylee Neville.

"Iya. Itu Mandaka Pratomo, keponakannya Rylee dan putra Jaksa Penuntut Umum Manhattan New York. Kamu kenal?" tanya wanita dengan mata coklat keemasan seperti Elang.

"Kenal ... Kenal sekali !" Carole pun teringat saat dirinya di asrama kota Zürich Swiss dua belas tahun lalu.

***

Dua Belas Tahun Lalu

"Pierre salah apa sama kamu?" tanya Mandaka sambil memberikan Betadine ke pipi Carole yang terluka kena pukulan cincin yang dipakai Pierre.

"Dia menghina kedua orang tua aku! Aduh ... Sakit Manda ...." Carole meringis saat Cutton bud dengan Betadine itu menyentuh pipinya.

"Sorry. Pierre bilang apa?" tanya Mandaka sambil dengan telaten mengobati Carole.

Tadi Mandaka sampai harus menyeret Carole karena Pierre mengucapkan kata-kata tidak pantas ke gadis ABG itu dan Dylan maju menghajar temannya itu. Sekarang Dylan bersama Pierre dan kedua temannya harus menghadap kepala sekolah sementara Mandaka membawa Carole ke kamarnya untuk diobati.

"Dia bilang ... Ayahku penjahat! Ayahku pembunuh!" adu Carole.

"Is he ( apa iya )?" tanya Mandaka.

"Non! Mon père est un homme d'affaires ! Pas un meurtrier ( Tidak ! Papaku seorang pengusaha! Bukan seorang pembunuh )!" bantah Carole kesal.

Mandaka menempelkan band-aid di pipi Carole. "Kamu macam gadis petarung kalau begini, Carole."

"Eh? Iya kah?"

Mandaka tersenyum. "Mau orang tua kamu seperti apapun, tapi selama mereka sangat sayang dan perhatian pada kamu, wajib kamu bela. Apa kamu butuh pengacara?"

Carole tertawa. "Manda, aku baru tiga belas tahun! Aku tidak melakukan hal yang kriminal berat juga. Bukankah wajar kalau kita berkelahi di sekolah?"

Suara pintu kamar dibuka dan tampak wajah kusut Dylan Mancini.

"Well?" tanya Mandaka.

"Gue diskors! Seminggu!" sungut Dylan.

"Oom Enzo gimana?" tanya Mandaka.

"Selama kamu belain orang yang menghina orang lain apalagi melecehkan, skorsing it's nothing ... La sospensione non è niente ( skorsing tidak ada apa-apanya )," jawab Dylan cuek. "Comment va ton visage Carole ( bagaimana wajahmu Carole )?"

"Ada bekasnya dikit nanti," jawab Mandaka.

"Dylan ... désolé de t'avoir fait suspendre ( maaf membuat kamu diskors )," ucap Carole tidak enak.

"Santai saja. Aku bisa berkuda, latihan menembak dan memanah seharian," cengir Dylan.

***

Yuhuuuu up Pagi Yaaaaaaaa

Mandaka - Carole launching ya.

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Carole Laurent

Visualnya Mandaka dan Carole

***

Present Day

"Woi! Mata kamu kemana Daka?" tegur Rylee ke keponakannya yang menatap Carole tanpa berkedip.

"Itu ... Carole Laurent kan Oom Snake?" tanya Mandaka ke Snake.

"Yes ... Dan putriku."

Klontang!

Garpu yang sedang dipegang Mandaka pun jatuh ke atas piringnya.

"Putri Oom Snake?" beo Mandaka dengan wajah menatap Snake tidak percaya.

"Memang kena ... Tunggu! Kamu yang menolong Carole dulu?" Snake menatap Mandaka terkejut. "Kamu dan Dylan?"

Mandaka mengangguk.

"Ada apa ini?" tanya Rylee bingung.

"Carole itu adik kelas aku di Swiss," jawab Mandaka. "Dan aku tidak tahu jika ayahnya yang katanya pengusaha itu adalah Oom Snake."

Snake terbahak. "Aku memang tidak pernah muncul di publik selain saat Carole maju sidang skripsi di Inggris dan wisuda. Itupun Eagle Eye yang maju saat wisuda agar tidak ada yang tahu Carole adalah putriku. Parahnya, Carole lebih suka mengikuti jejak aku."

Mandaka tersenyum smirk. "Dia sangat bar-bar di asrama."

"Dan kamu bersama Dylan selama setahun terakhir di asrama selalu membantu Carole bukan."

Mandaka mengangguk. "Tapi setelahnya aku pindah kota masuk ETH dan lost contact dengan Carole."

"Karena Carole aku pindahkan ke Aiglon dari Le Rosey. Semenjak kamu dan Dylan lulus lalu kuliah, Carole aku pindahkan."

Rylee tertawa. "Dan dipindahkan ke asrama yang lebih mahal."

"Uang tidak masalah bagiku, Ry. Yang penting Carole aman disana. Karena ada musuhku yang tahu aku punya Carole." Snake menatap serius ke Rylee dan Mandaka.

"Lalu? Musuh itu?" tanya Mandaka.

"Kamu pikir aku tidak akan membuatnya hilang dari dunia ini?" seringai Snake.

"Oke. Noted!" senyum Mandaka.

"Kamu jadi ke Sudan?" tanya Rylee.

"Jadi."

"Biar Carole, Bixby, Bilbao dan Boromir ikut denganmu."

"Tunggu Oom ... Ini bukan syuting The Lords of the Ring kan?" ucap Mandaka.

***

Carole menatap Mandaka dengan rasa penasaran. Apa yang dia lakukan di Sudan Selatan dan markas Black Scorpio?

"Mandaka meminta tolong kepada ayahmu untuk mengawal dirinya selama di Afrika. Kamu tahu kan Hamilton Group? Nah, Opa Manda, Mamoru Bradford, meminta tolong ke Manda memeriksa semua rumah sakit yang dibangun dari jamannya, mana yang perlu direnovasi dan mana yang harus direvitalisasi. Masalahnya, Manda tidak bisa membawa banyak pasukan dari Ramadhan Securitas yang tidak tahu Medan Afrika. Jadi Rylee rekomendasikan kita," jawab Eagle Eye.

"Kok aku tidak tahu?" jawab Carole.

"Kamu kan ada misi di Amerika Selatan, Carole. Hampir enam bulan lho. Manda minta sejak lima bulan lalu."

Carole mengangguk. "I see."

Note

Direvitalisasi" artinya adalah dihidupkan kembali atau diberi kehidupan baru. Secara lebih luas, revitalisasi bisa berarti proses, cara, atau perbuatan untuk menjadikan sesuatu atau suatu hal menjadi vital atau penting kembali, setelah sebelumnya mengalami kemunduran atau kurang terberdaya.

Sumber Google

***

"Aku harus mengawal Manda?" tanya Carole ke ayahnya yang memanggil dirinya.

"Kamu kan sudah kenal Manda dari kecil jadi Daddy rasa pas lah ... Sekalian nostalgia," senyum Snake.

Carole mendengus. "Aku sebal dengan Manda!"

Snake menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa?"

"Pokoknya aku sebal sama Manda! Aku tidak suka Manda!"

Snake menatap putrinya. "Qu'est-ce qui ne va pas, ma fille ? Est-ce que Manda t'a fait du mal ( ada apa putriku? Apakah Mandai menyakiti kamu )?"

Manda a une dette impayée ( Manda punya hutang yang belum kelar )!" jawab Carole dengan wajah judes.

Snake mengernyitkan dahinya. Hutang apa?

***

"Carole!"

Carole yang sedang membersihkan Glocknya, hanya menoleh lalu kembali fokus dengan pekerjaannya.

"Carole! Apa kamu lupa sama aku?" Mandaka menghampiri gadis itu.

"Maaf. Kamu siapa ya?" Carole menatap Mandaka dengan sedikit mendongak karena pria itu lebih tinggi darinya.

Mandaka tertawa smirk. "Carole ... Carole ... Carole. Bagaimana bisa kamu melupakan aku."

Carole menyipitkan matanya. "Aku tidak kenal kamu!"

"Really? Bagaimana saat kamu jatuh dari kuda dan aku yang menggendong kamu?" senyum Mandaka.

"Aku amnesia."

"Carole, benar kamu tidak ingat aku?"

"Tidak!"

Mandaka mendekati Carole dan berbisik di telinganya. "Bagaimana waktu aku curi ciuman pertama kamu?"

Carole mendelik dan langsung memukul Mandaka di bahu.

"Addduuuhhhh! Carole!" Mandaka mengusap bahunya.

"Kamu jangan ngomong sembarangan, Manda! Kamu tidak mencuri ciuman! Kamu merampok ciuman!" desis Carole. "Kamu mengambil kesempatan dalam kesempitan!"

"Lho aku menyelamatkan nyawa kamu! Siapa suruh kamu tidak mau pemanasan! Keram kan? Gimana kalau aku tidak ada disana dan kamu mati tenggelam!" jawab Mandaka santai.

Carole mendengus. "Kamu masih hutang sama aku!"

"Hah? Hutang apa?" tanya Mandaka bingung. "Uang? Berapa? Aku bayar sebunganya."

"Bukan uang!"

"Lha terus apa?"

Carole mengambil Glocknya dan pergi meninggalkan Mandaka yang bingung.

"Carole? Aku hutang apaaaa?"

***

Carole masuk ke dalam kamarnya dan menghela nafas panjang. Kenapa kamu baru muncul sekarang?

Gadis itu lalu membereskan semua baju-bajunya dan dia masukkan ke dalam duffle bag dan barang-barang pentingnya ke ransel kesayangannya. Carole sangat suka berpetualang dan dia memang berniat meneruskan usaha ayahnya.

"Hiiiiihhhh! Sekalinya ketemu malah disuruh ngawal!" gerutunya kesal.

***

Mandaka membereskan semua bawaannya sambil mengerutkan keningnya.

"Aku hutang apa sih?" gumamnya bingung. "Memang aku pernah pinjam uang ke Carole? Dih, kalau uang mending minta ke bokap atau pinjam ke Dylan deh!"

Mandaka tetap bingung soal hutang ke Carole. "Apaan sih cewek itu! Sekian tahun tidak ketemu, malah sok lupa!"

Suara ketukan di pintu kamarnya terdengar dan Mandaka mempersilahkan masuk.

"Manda ... Sudah siap? Kita berangkat malam ini," ucap Bilbo.

"Siap Bilbo." Mandaka memasukkan Glock ke dalam holster nya di sisi pinggangnya, pisau besar di dalam sepatu bootnya, SIG Sauer di punggungnya serta PPK di dalam jaketnya.

"Kita berangkat jam sebelas malam. Tim kamu sudah di Sudan Selatan?"

Mandaka menyampirkan tas ranselnya ke punggung. "Mereka sudah tiba di Sudan Selatan kemarin." Dia pun mengambil duffle bag nya. "Aku tinggal menyusul kesana."

"Sip. Let's go."

***

Mandaka duduk bersama dengan Carole di kursi tengah sementara Bilbo yang menyetir di depan bersama Boromir sementara Bixby di kursi belakang langsung tidur dalam mobil Hummer milik Black Scorpio dengan posisi berselonjor diatas tas-tas.

"Sudan Selatan sedang bergejolak lagi dan merembet ke Sudan. Makanya kita harus berhati-hati," ucap Boromir.

"Oke Boromir." Mandaka menoleh ke arah Carole yang sedikit terkantuk-kantuk. "Kamu tidur saja Carole."

"Tidak apa-apa." Carole semakin menjauh dari Mandaka.

"Ya sudah kalau itu maumu." Mandaka melihat pemandangan gelap di luar apalagi mobil Hummer mereka memang sengaja tidak menyalakan lampu depan karena tidak mau menarik perhatian para penjahat.

Tiba-tiba sepasang kaki dengan sepatu Converse naik ke atas paha Mandaka dan pria itu menoleh ke arah Carole yang memejamkan matanya.

Apa-apaan cewek satu ini?

***

Yuhuuuu up Siang Yaaaaaaaa

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️

Pencuri

Mandaka melihat sepasang sepatu Converse yang ada diatas pahanya sementara si pemilik kaki jenjang dan sepatu bewarna hijau army itu tampak terlelap dengan cueknya.

"Ampun deh anak satu ini!" gerutu Mandaka sebal.

Mandaka menatap ke luar jendela sambil memikirkan, dia hutang apa? Pria itu lebih memikirkan uang, makanan di cafe yang belum terbayar atau di supermarket. Mandaka merasa kalau di supermarket tidak mungkin karena dia tidak bisa keluar tanpa membayar terlebih dahulu karena semua barang terdeteksi begitu masuk di keranjang.

Ingatan Mandaka kembali ke masa-masa dirinya di asrama.

***

Asrama di Swiss Dua Belas Tahun Lalu

"Oscar ngapain?" tanya Mandaka sambil menelpon saudara kembarnya, Mandasari.

"Mau masuk Princeton sama dengan aku. Sekarang jadi rajin belajar di rumah. Papa sih kasih ijin tapi jangan goda Vendra," jawab Mandasari.

"Kamu juga sih punya sobat kok g@y sih Sari," kekeh Mandaka.

"Lho justru karena dia g@y, papa tenang kalau aku pergi sama dia. Apalagi kalau kita sama-sama keterima di Princeton, papa kan ayem aku ada si Kadal," jawab Mandasari.

"Iya. Kamu ayem, kita cemas. Aku dan Vendra! Bagaimana kalau dia main rayu kita, Sari?"

"Tendang saja anunya. Pasti kapok!" kekeh Mandasari membuat Mandaka menyipitkan matanya.

"Woi, aku juga punya anu. Kalau kena tendang, ngilu Sarimi!"

Dylan yang duduk di sebelah Mandaka, hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Apaan sih kalian ribut soal peranuan?" tanya Dylan gemas.

"Lho bukannya punya pria itu anu?" jawab Mandaka cuek.

"Aku tidak mau tahu!" Dylan memilih untuk membuat tugas sekolahnya.

"Kamu dimana Daka?" tanya Mandasari.

"Di danau dekat asrama. Aku dan Dylan sedang pusing dengan tugas." Mata hitam Mandaka melihat Carole berjalan bersama dengan dua temannya ke pinggir danau. Melihat dari gelagatnya, Mandaka tahu kalau gadis ABG itu hendak berenang.

"Lho ada Carole, Brigette dan Paula?" ucap Dylan.

Mandaka menoleh ke arah Dylan. "Kok elu tahu nama-nama temannya Carole?"

"Lha, mereka yang minta kenalan sama aku. Kan aku ganteng, Italiano dan anak orang kaya. Tahu sendiri kan aku keren semuanya?" cengir Dylan.

Mandaka menggelengkan kepalanya. "Dasar anak Italiano!"

"Siapa Daka?" tanya Mandasari.

"Dylan sedang menikmati keItalianonya. Jadi playboy duren tiga!"

Dylan tersenyum.

"Dylaannnn! Berenang yuk!"

Kedua remaja pria itu menoleh ke arah Paula yang melambaikan tangannya. Gadis ABG itu memakai baju renang one piece begitu juga dengan Carole dan Brigette.

"Kalian duluan saja. Aku masih buat tugas!" jawab Dylan sambil memperlihatkan tab nya.

"Susul yaaaa!" goda Paula.

"Tenang, aku sudah siap kok!" senyum Dylan sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Haddeeehhh! Dasar anak Italiano!" umpat Mandaka.

Carole melihat Mandaka sedang menelpon seseorang dengan wajah ceria. Terkadang raut wajahnya serius tapi kadang seperti menggoda.

Pasti cewek! - batin Carole.

"Carole, kamu berenang tidak?" tanya Brigette sambil melakukan pemanasan.

"Berenang," jawab Carole sambil tetap melihat ke arah Dylan dan Mandaka yang duduk di kursi malas yang memang ada disana. Danau indah itu memang bagian dari area asrama mereka. Banyak siswa yang suka berenang disana tapi kali ini, cukup sepi karena banyak yang sudah pulang ke negara masing-masing disebabkan libur musim panas sudah mulai.

Mandaka dan Dylan hanya tinggal menyelesaikan tugas akhir karena keduanya sudah diterima di ETH dan MIT lewat jalur early test. Mandaka dan Dylan sama-sama mengambil ujian SAT terlebih dahulu karena jadwal lulusnya berbeda dengan di Amerika. Awalnya Mandaka juga ingin kuliah di MIT tapi ternyata aplikasinya di ETH diterima jadi dia tetap memutuskan di Swiss.

"SAT aku kalah sama kamu Daka. Hanya beda dua puluh poin."

"Tapi untuk masuk ke Princeton bisa kan?" tanya Mandaka.

"Bisa lah! Kamu meragukan kemampuan otak kembaran kamu?" protes Mandasari galak. "Itu kan baru SAT bayangan. Realnya bisa dekat sama kamu."

"Iya deh ...." Mata Mandaka menatap ke arah Carole yang masih pemanasan. Entah kenapa dia merasa Carole judes ke dirinya.

Kenapa si cewek bar-bar itu judes ke aku? - batin Mandaka bingung.

Carole pun mendengus sebal dan bersiap untuk berenang.

"Oke Sarimi. Good luck buat masuk Princeton." Mandaka tersenyum ke Carole tapi gadis itu hanya membuang muka. Kenapa sih tuh cewek?

"Oke. Salam buat Dylan."

"Wa'alaikumsalam." Mandaka mematikan ponselnya dan kembali fokus di depan laptopnya.

"Serius itu Sari masuk Princeton bersama teman g@y nya?" tanya Dylan ke Mandaka.

"Gimana ... Papa cuma oke Sarimi sama Kadal kalau tinggal berdua. Lagipula Oscar memang disukai nyokap karena tidak aneh-aneh soalnya dia sudah aneh. Dia juga tulus berteman dengan Sari. Selama papa dan mama oke, no problemo."

"Eh, serius itu si Yagami dididik ala Yakuza Azuma?" tanya Dylan.

"Katanya sih begitu."

"Teu abis pikir aing! Kok bisa punya saudara psikopat gitu ya." Dylan melihat ke arah tiga gadis yang sedang bercanda sambil berenang di danau.

"Kakeknya memang sudah ada perjanjian sama Oom Seiji sih ... Tahu sendiri kan sudah pasti dilakukan. Sama kan dengan hukum mafia?" senyum Mandaka.

"Benar sih. Kita punya aturannya masing-masing."

Tiba-tiba suara teriakan terdengar membuat kedua remaja itu menoleh.

"Carole ! CAROLE!" teriak Paula.

Dylan dan Mandaka bergegas ke danau dan melihat Paula serta Brigette panik.

"Ada apa?" tanya Dylan.

"Carole keram dan tengge ..."

BYUUUURRRR!

Dylan terkejut saat melihat Mandaka sudah terjun ke dalam danau dan menyelam, meninggalkan kaos dan sandalnya. Tak lama Mandaka berhasil naik ke permukaan sambil membawa Carole. Remaja itu pun membawa tubuh Carole ke pinggir dan dibantu Dylan serta Paula, mereka mengangkat tubuh Carole dan Mandaka pun naik ke permukaan.

Remaja pria itu segera melakukan CPR dengan mendongakkan kepala Carole ( head tilt - chin lift ) untuk membuka jalan pernafasan. Mandaka lalu melakukan kompresi dada 30 kali dan melakukan nafas buatan mulut ke mulut dua kali.

"Bangun Carole!" ucap Mandaka sambil terus melakukan kompresi dada.

"Carole! Bangun!" seru Paula dan Brigette panik.

Mandaka kembali melakukan nafas buatan lagi hingga Carole tersedak dan Mandaka memiringkan tubuhnya hingga air dari dalam tubuhnya keluar dari mulut.

"Haaaahhh ... Alhamdulillah," ucap Mandaka terengah-engah.

Paula dan Brigette segera mengambil handuk besar untuk Carole yang masih bingung.

"Aku takut saat kamu tenggelam tadi!" ucap Paula sambil memeluk Carole.

"Siapa ... Yang menolong aku?" tanya Carole bingung.

"Manda," jawab Brigette.

Carole menoleh ke Mandaka yang sedang menerima handuk dari Dylan.

"Kamu mencuri ciuman pertama aku padahal kamu sudah punya pacar?"

Mandaka dan Dylan melongo. "Apa?"

***

Present Day

"Dasar playboy ... Main curi ciuman ...."

Mandaka menoleh ke arah Carole. Hah? Dia ngimpi waktu tenggelam? Pakai acara ngigau pulak?

***

Yuhuuuu up malam Yaaaaa gaeeesss

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️🙂❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!